Paralel C - Sesi Ganjil - Grup C - Modul HETP
Paralel C - Sesi Ganjil - Grup C - Modul HETP
BAB I
PENDAHULUAN
I.2. Tujuan
1. Untuk menentukan nilai HETP (Height of Packing Equivalent of Theoritical Plate)
atau tinggi bahan isian dalam suatu kolom berpacking
2. Untuk mengetahui perbandingan tinggi kolom bahan isian yang ekivalen terhadap
satu plate teoritis
3. Untuk menentukan jumlah plate teoritis yang dibutuhkan
I.3. Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai HETP.
2. Agar praktikan dapat mengetahui prinsip dan cara kerja HETP
3. Agar praktikan dapat mengaplikasikan prinsip HETP dalam dunia industri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 2 Distilasi
Dalam pra rencana pabrik, keberadaan kolom distilasi sebagai salah satu alat vitas pada
tahap pemisahan, menjadi bagian yang hampir selalu ada dalam rancangan proses lengkap.
Pemahaman secara khusus mengenai alat ini dinilai sangat penting dan penting khususnya
bagi insinyur desain agar penguasaan perancangan dan akurasi hasil perhitungan desain dapat
dipertanggung jawabkan.
Pemisahan campuran liquid dengan distilasi bergantung pada perbedaan volatilitas antar
komponen. Komponen yang memiliki relative volatility yang lebih besar akan lebih mudah
pemisahannya. Uap akan mengalir menuju puncak kolo sedangkan liquid menuju ke bawah
kolom secra counter-current (berlawan arah). Uap dan liquid akan terpisah pada plate atau
packing. Sebagian kondensat dari condenser dikembalikan ke puncak kolom sebagai liquid
untuk dipisahkan lagi,sebagian liquid dari dasar bolom diuapkan pada reboiler dan
dikembalikan sebagai uap.
Distilasi didefinisikan sebagai sebuah proses dimana campuran dua atau lebih zat
liquid atau vapor dipisahkan menjadi komponen fraksi yang murni, dengan pengaplikasian
dari perpindahan massa dan panas. Teori prinsip distilasi yaitu pemisahan komponen-
komponen dari campuran liquid melalui distilasi bergantung pada perbedaan titik didih
masing- masing komponen. Juga bergantung pada konsentrai komponen yang ada.
Campuran liquid akan memiliki karakteristik titik didih yang berbeda. Oleh karena itu, proses
distilasi bergantung pada tekanan uap campuran liquid. Berikut adalah hal-hal penting
berkaitan dengan tekanan uap :
a. Input energy menaikkan tekanan uap.
b. Tekanan uap berkaitan dengan proses mendidih.
c. Liquid dikatakan mendidih ketika tekanan uapnya sama dengan tekanan udara sekitar.
d. Mudah atau tidaknya liquid untuk mendidih bergantung pada volatilitasnya
e. Liquid dengan tekanan uap tinggi (mudah menguap) akan mendidih pada temperature
yang lebih rendah.
f. Tekanan uap dan titik didih campuran liquid bergantung pada jumlah relative komponen-
komponen dalam campuran.
g. Distilasi terjadi karena perbedaan volatilitas komponen-komponen dalam campuran
liquid.
Proses pemisahan secara distilasi dengan mudah dapat dilakukan dengan terhadap
campuran,dimana antara komponen satu dengan komponen yang lain terdapat dalam
campuran :
a. Dalam keadaan standar berupa cairan , saling melarutkan menjadi campuran homogenya
b. Mempunyai sifat penguapan relative (α) cukup besar
c. Tidak membentuk cairan azeotrope
Pada proses pemisahan secara distilasi, fase uap akan segera terbentuk setelah sejumlah
cairan dipanaskan. Uap dipertahankan kontak dengan sisa cairannya (dalam waktu relative
cukup) dengan harapan pada suhu dan tekan tertentu, antara uap dan sisa-sisacairan akan
berada dalam kesetimbangan, sebelum campuran dipisahkan menjadi ditilat dan residu.
2. Distilasi Batch
3. Distilasi Vakum
a. Raschig rings
Gambar II.9 Rasching Rings
Rasching ring biasanya terbuat dari logam seperti baja karbon atau dari
non-logam karbon hitam. Hal ini biasanya lebih tebal daripada jenis random
packing yang lainnya. Jenis packing ini menawarkan duarbility korosi tinggi.
Jenis packing ini tersedia dalam variabel seperti ukuran (mm): 25, 38 dan 50.
Raschig ring yang dibuat khusus dari karbon grafit atau digunakan dalam
aplikasi khusus menuntut korosi baik dan thermal shock resistance. Mereka
paling tahan terhadap asam, alkalis dan sebagai pembersih pada temperatur
tinggi. Raching ring memiliki penggunaan yang luas karena harganya yang
murah dan disediakan oleh vendor dalam berbagai ukuran dan bahan. Namun
demikian, akhir – akhir ini penggunaan rasching ring secara bertahap mulai
digantikan oleh pall ring yang lebih efisien walaupun harganya lebih mahal.
b. Pall rings
d. Intalox Saddle.
Gambar II.15 Rasio Refluks Minimum Dan Jumlah Trays Tak Terhingga Dengan Metode
Mc Cabe-Thieele.
(Treybal, 1981)
Bxb
4. ( )
D xd r
= Refluks referensi
Dimana i adalah komponen dan r adalah referensi yang dipilih sesuai persyaratan komponen
dalam definisi volatilitas relative Jadi metode SB dan FUG adalah metode metode penentuan
dan desain. Kedua metode bekerja paling baik saat campuran hampir ideal Metode Fenske-
Underwood-Gilliland cocok untuk desain kolom baru dengan spesifikasi berikut :
1. Nilai untuk R/ Rmin
2. Pembagian yang diinginkann pada komponen referensi (Biasanya dipilih sebagai kunci
berat)
3. Pembagian yang diingina pada satu komponen lainnya (Biasanya kunci mudah)
(Perry, 2008)
II.2.10 Refluks
Refluks adalah teknik destialsi yang melibatkan kondensasi uap dari berbaliknya
kondensat ini kedalam sistem asalnya, ini digunakan dalam distilasi industri laboratorium.
Refluks juga digunakan dalam bidang kimia untuk memasok energi pada reaksi untuk waktu
yang panjang, fungsi refluks adalah memperbesar L/V di enriching section, sehingga
mengurangi jumlah equilib rium stage yang diperlukan untuk product quality. Refluks
dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi
jumlah zat yang ada. Pada umumnya reaksi – reaksi senyawa oraganik adalah lambat, maka
campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan
baik pada pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu, agar campuran tersebut reaksinya dapat
berjalan cepat, dengan jalan pemanasan, tetap jumlahnya, tetap reaksinya dilakukan secara
refluks. Pada proses pemisahan secara distilasi, peningkatan efesiensi pemisahan dapat
dilakukan dengan cara mengalirkan kembali sebagian produk hasil puncak dan hasil dasar
masuk kembali kedalam kolom. Cara ini dikenal sebagai operasi distilasi dengan system
refluks (Fatimura, 2014).
Kondisi refluks total ini juga dapat diartikan membutuhkan ukuran kondensor,
reboiler, dan diameter menara yang tidak terbatas untuk laju umpan yang diberikan. Jika
volatilitas relatif campuran biner mendekati konstan, ekspresi analitik berikut oleh Fenske
dapat digunakan untuk menghitung jumlah minimum langkah teoritis N ketika kondensor
total digunakan. Kondisi refluks total ini juga dapat diartikan membutuhkan ukuran
kondensor, reboiler, dan diameter menara yang tidak terbatas untuk laju umpan yang
diberikan.
Jika volatilitas relatif z dari campuran biner mendekati konstan, ekspresi analitis
Tollowing oleh Fenske dapat digunakan untuk menghitung jumlah minimum langkah teoritis
N, ketika kondensor total digunakan.
X D 1−X w
Nmin =
log
( )
1− X D X ............................................... (12)
w
log αi
Gambar II.16 Refluks Total Dan Jumlah Trays Minimum Dengan Metode Mccabe Thiele
(Treybal, 1981)
II.2.12 Perbedaan Refluks Total dan Parsial
Refluks total adalah semua hasil atas (distilat) dikembalikan ke kolom distilasi
sebagai refluks. Dalam keadaan refluks total jarak antara garis operasi dengan kurva
kesetimbangan y versus x adalah paling jauh, sehingga jumlah pelat teoritis menjadi
minimum. Pada operasi dengan refluks total, maka jumlah tahap minimum. Sedangkan untuk
0<R<∞ operasi distilasi berlangsung pada refluks parsial (Setyadji, 2007).
II.2.13 Aplikasi
Pada skala industri, distilasi memiliki banyak aplikasi, seperti pemisahan minyak
mentah menjadi fraksi (bensin, solar, minyak tanah, dll), pemurnian air dan desalinasi,
pemisahan udara menjadi komponen-komponennya (misalnya, oksigen, nitrogen, dan argon),
dan distilasi hasil fermentasi solusi atau produksi minuman suling dengan kandungan alkohol
tinggi. Distilasi mengalami perkembangan yang sangat besar karena industri petrokimia, dan
karena itu adalah salah satu yang paling penting teknologi dalam sistem pasokan energi
global. Pada dasarnya, semua
bahan bakar transportasi melewati setidaknya satu kolom distilasi dalam perjalanan
dari minyak mentah ke bahan bakar yang siap digunakan, dengan puluhan ribu kolom
distilasi beroperasi di seluruh dunia. Mengingat yang diramalkan menipisnya bahan bakar
fosil dan beralih ke sumber energi terbarukan seperti biomassa, bahan bakar transportasi yang
paling mungkin adalah etanol, metanol, atau turunannya. Sintesis bahan bakar alternatif
biasanya mengarah untuk campuran berair yang memerlukan distilasi untuk memisahkan
etanol atau methanol dari air (Kiss, 2013).
Kolom berpacking banyak dijumpai didalam industri baik untuk proses distilasi maupun
absorbsi. Contoh proses distilasi didalam industry adalah kilang minyak. Secara fundamental semua
proses-proses distilasi dalam kilang minyak bumi adalah sama. Semua proses distilasi memerlukan
beberapa peralatan yang penting seperti Kondensor dan Cooler, Menara Fraksionasi, Kolom
Stripping. Dalam pra rencana pabrik, keberadaan kolom distilasi sebagai salah satu alat vitas pada
tahap pemisahan, menjadi bagian yang hampir selalu ada dalam rancangan proses lengkap.
Pemahaman secara khusus mengenai alat ini dinilai sangat penting dan penting khususnya bagi
mahasiswa agar penguasaan perancangan dan akurasi hasil perhitungan disain dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah. (Komariyah, 2009).
II. 3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi operasi kolom distilasi ditentukan oleh beberapa
faktor, diantaranya:
1. Kondisi Feed
Keadaan campuran dan komposisi feed mempengaruhi garis operasi dan jumlah stage
dalam pemisahan. Itu juga mempengaruhi lokasi feed tray.
2. Kondisi Refluks
Pemisahan semakin baik jika sedikit tray yang digunakan untuk mendapatkan tingkat
pemisahan. Tray minimum dibutuhkan di bawah kondisi total refluks, yakni tidak ada
penarikan destilat.
(Komariah, 2009)
3. Kondisi Aliran Uap
Kondisi aliran vapour yang tidak baik dapat menyebabkan :
a. Foaming
Ekspansi liquid karena adanya aliran vapour atau gas, foaming berlebihan dapat
menyebabkan penumpukan liquid dalam tray.
b. Entrainment
Liquid yang terbawa oleh vapour ke tray diatasnya dan sebabkan oleh laju aliran
vapour yang tinngi. Hal ini bersifat merusak karena efisiensi pemisahan
berkurang.
c. Weeping/Dumping
Kejadian ini disebabkan oleh aliran vapor yang rendah. Pressure yang dipaksa
oleh vapour tidak cukup untuk menjaga liquid dalam tray. Weeping yang
berlebihan dapat menyebabkan dumping atau liquid dalam semua tray akan jatuh
kedasar kolom distilasi (melalui suatu efek domino) dan kolom harus direstart
d. Flooding
Flooding disebabkan oleh aliran vapour yang berlebihan, menyebabkan liquid
yang dimasukkan dalam vapour memnuhi kolom, mengakibatkan suatu
peningkatan di hambatan pada liquid datasnya
(Fatimura, 2014)
II.4 Sifat bahan
II.4.1 Aquadest
A. Sifat Fisika
1. Rumus molekul : H2O
2. Specific gravity : 1,0 gr/cm3
3. Titik Didih : 100oC
4. Titik Beku : 0oC
5. Warna : Tak berwarna
B. Sifat Kimia
1. Rumus Molekul : H2O
2. Berat Molekul : 18,02 gr/mol
(Perry, 1999 “Water”)
C. Fungsi
Sebagai bahan pelarut dan sebagai pengisi kondensor
II.4.2 Ethanol
A. Sifat Fisika
1. Fase : Cair
2. Warna : Tidak berwarna
3. Titik didih : 78,4℃
4. Densitas : 0,789 gr/ml
5. Kelarutan : dapat larut dalam air
B. Sifat Kimia
1. Rumus Molekul : C2H6O
2. Berat Molekul : 46,07 gr/mol
(Perry, 1999 ‘Ethyl Alcohol”)
C. Fungsi
Sebagai bahan yang di distilasi atau dimurnikan dalam percobaan
II.5 Hipotesa
Pada percobaan kolom berpacking (HETP) diharapkan dapat memperoleh jumlah stage
atau jumlah plate yang ideal pada kolom distilasi. Dimana semakin banyak jumlah plate
maka nilai HETP semakin kecil, semakin besar konsentrasi alkohol yang digunakan maka
semakin besar nilai equivalen dari HETP.
II.6 K3 Alat Skala Industri
Countercurrent packed column tower secara prinsip dioperasikan berdasarkan sifat
absorpsi partikel cair (liquid) ketika berinteraksi dengan partikel padat atau gas.
Efektifitas liquid dalam sistem countercurrent packed column tower menjadi salah satu
pertimbangan utama dalam mendesainnya untuk mereduksi gas-gas emisi. Penggunaan
countercurrent packed column tower dalam periode waktu tertentu dapat menurunkan
pH pada air absorban yang digunakan. Dengan menggunakan parameter perubahan pH
dan pengukuran efisiensi penyisihan (removal), maka akan diketahui efektifitas kinerja
sistem alat yang paling optimal untuk mengabsorpsi emisi gas yang dihasilkan dari
pembakaran. Dalam desain absorber untuk emisi gas, perpindahan massa optimum
dapat dicapai pada kondisi sebagai berikut:
Tersedianya daerah kontak yang luas, terjadinya pencampuran yang baik antara
gas dan cairan, tersedianya waktu kontak yang cukup antar fase, tingkat solubilitas atau
kelarutan yang tinggi dari kontaminan di dalam absorber. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan packing antara lain:
1. Packing harus bisa memberikan luas permukaan basah yang besar per satuan volume
dari ruang yang berisi packing, agar terbentuk luas interface yang besar untuk
terjadinya kontak antara fase gas dan cairan. Sehingga ukuran media packing sangat
berpengaruh.
2. Packing harus memiliki rongga volume yang besar, agar pressure droppressure drop
yang terjadi tidak berlebihan dan dapat pula menimbulkan aliran yang besar.
3. Packing harus memiliki sifat pembasahan yang baik (mudah dibasahi) dan harus
dipilih secara efektif ditinjau dari segi ketahanan terhadap korosi
4. Packing harus memiliki bulk density yang rendah (menyangkut sistem penahan atau
pondasi packed tower) dan sedapat mungkin memilih harga yang relatif murah.
(Cahyonugroho, 2009)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Air
2. Ethanol
III.2 Alat
1. Packed column 9. Labu ukur
2. Thermometer 10. Gelas ukur
3. Kondensor 11. Beaker glass
4. Heating mantel 12. Plastisin
5. Labu leher tiga 13. Selang
6. Neraca analitik 14. Pipet
7. Piknometer 15. Corong kaca
8. Erlenmeyer 16. Statif dan klem
Beaker
Neraca Analitik Gelas ukur Thermometer
glass
Packed column Erlenmeyer
Piknometer Labu ukur
Heating mantel Labu leher tiga
Selang Corong kaca
2
1
3
1
Keterangan:
1. Thermometer
2. Kondensor
3. Selang
4. Packing
5. Erlenmeyer
6. Labu Leher Tiga
III. 4 Prosedur
DAFTAR PUSTAKA