Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR KESEHATAN MASYARAKAT

PRAKTIKUM ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

OLEH

MELISA

J1A119274

REGULER D

DOSEN PENANGGUNGJAWAB:

LADE ALBAR KALZA, S.KM., M.P.H

NAMA ASISTEN:

ANUGRAH DWI PUTRI

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Praktikum Dasar AKK ini dapat
terselesaikan. Laporan Praktikum Dasar AKK ini dibuat untuk keperluan
pemenuhan tugas perkuliahan pada mata kuliah Praktikum Dasar Kesmas.

Rasa terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing Praktikum


Dasar AKK yang selalu memberikan dukungan serta bimbingannya dan juga rasa
terima kasih kepada asisten praktikum yang telah meluangkan waktu dan
pemikirannya dalam mengarahkan kami menyusun laporan ini sehingga Laporan
Praktikum Dasar AKK ini dapat disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga laporan ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa
tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami juga menyadari bahwa Laporan
Praktikum Dasar AKK ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya laporan selanjutnya yang lebih baik lagi.

Kendari, 5 Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Tujuan Praktikum...........................................................................................2

C. Manfaat Praktikum.........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

A. Pengertian Analisis Biaya Satuan (Unit Cost)................................................3

B. Metode Analisis Biaya Satuan (Unit Cost).....................................................3

BAB III METODOLOGI.........................................................................................7

A. Metode Pelaksanaan.......................................................................................7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................9

A. Step-Down Method.........................................................................................9

B. Double Distribution Method...........................................................................9

C. Activity Based Costing (ABC) Method.........................................................10

BAB V PENUTUP.................................................................................................13

A. Kesimpulan...................................................................................................13

B. Saran.............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Step Down Method.....................................................................................9


Tabel 2. Double Distribution Method......................................................................9
Tabel 3. Activity Based Costing (ABC) Method....................................................10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Setiap orang
mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau. Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan
sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh
masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
[CITATION Put13 \l 1057 ].
Unit cost adalah hasil dari total biaya dibagi jumlah unit pelayanan.
Agar perbandingan dapat dilakukan, ukuran efisiensi harus sebagai unit cost.
Biaya satuan adalah biaya yang diperlukan atau yang dikeluarkan untuk
menghasilkan satu satuan produk (barang atau jasa). Perhitungan biaya satuan
(unit cost) bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai perencanaan
anggaran, pengendalian biaya, penetapan harga, penetapan subsidi serta
membantu pengambilan keputusan. Proses perhitungan tersebut memiliki
tujuan agar efisiensi dan kinerja setiap instalasi, poli maupun komponen
dalam proses pelayanan di institusi penyedia pelayanan kesehatan dapat di
monitor dengan baik [ CITATION Sau19 \l 1057 ].
Hal tersebut dilakukan agar keseimbangan antara pendapatan dengan
biaya produksi rumah sakit dapat direncanakan dengan sebaik mungkin
sehingga kegiatan pelayanan kesehatan kepada pasien dapat dilakukan secara
optimal, tepat guna dan terjangkau bagi masyarakat. Perhitungan satuan biaya
(unit cost) dilakukan dengan menggunakan berbagai metode berupa step
down, double distribution, dan activity based costing [CITATION Sug13 \l
1057 ].

1
2

B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui analisis biaya satuan (unit cost) dengan metode step-
down.
2. Untuk mengetahui analisis biaya satuan (unit cost) dengan metode double
distribution.
3. Untuk mengetahui analisis biaya satuan (unit cost) dengan metode activity
based costing.

C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah mengetahui cara menghitung
biaya unit cost dengan menggunakan metode Step Down, metode Double
Distribution, dan metode Activity Based Costing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Analisis Biaya Satuan (Unit Cost)


Unit cost adalah hasil dari total biaya dibagi jumlah unit pelayanan.
Agar perbandingan dapat dilakukan, ukuran efisiensi harus sebagai unit cost.
Biaya satuan adalah biaya yang diperlukan atau yang dikeluarkan untuk
menghasilkan satu satuan produk (barang atau jasa). Dalam analisis biaya
rumah sakit untuk perhitungan biaya satuan perlu diketahui secara rinci jenis-
jenis produk/jenis pelayanan yang dihasilkan oleh unit-unit produksi
[ CITATION Sau19 \l 1057 ].
Perhitungan unit cost memiliki peran penting, diantaranya digunakan
untuk penetapan tarif, informasi tentang unit cost digunakan untuk
perencanaan anggaran, pengendalian biaya, subsidi, dan sebagai informasi
dalam membuat keputusan. Perhitungan unit cost memiliki tujuan supaya
efisiensi dan kinerja setiap instalasi, poliklinik maupun komponen dalam
proses pelayanan di instansi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
dapat dimonitor dengan baik sehingga perhitungan unit cost bermanfaat untuk
memperkuat pertahanan rumah sakit dalam persaingan bisnis yang ketat
[ CITATION Pro16 \l 1057 ].

B. Metode Analisis Biaya Satuan (Unit Cost)


1. Metode Step Down
Metode step down adalah salah satu metode penghitungan biaya
satuan (unit cost) dengan cara mendistribusikan biaya unit penunjang ke
unit lain dan unit produksi. Pendistribusian biaya dilakukan secara terus-
menerus, diawali dengan biaya penunjang unit yang terbesar. Biaya unit
penunjang tersebut mendukung unit penunjang dan produksi lainnya.
Selanjutnya dilakukan pendistribusian unit penunjang lain yang biayanya
terbesar kedua. Proses pendistribusian dilakukan hingga seluruh biaya
yang ada pada unit penunjang habis distribusi ke unit produksi. Metode
ini dapat digunakan untuk menganalisis biaya operasional puskesmas

3
4

sehingga mendapatkan biaya riil yang dibutuhkan untuk dijadikan bahan


informasi dalam penetapan besaran tarif satuan unit pelayanan kesehatan
puskesmas [ CITATION Sha20 \l 1057 ].
Metode penurunan mengakui adanya hubungan/kaitan antar unit
penunjang. Kaitan antara sesama unit penunjang dan antara unit
penunjang dengan unit produktif ini harus terlebih dahulu ditentukan.
Dalam metode ini, dilakukan distribusi biaya unit penunjang lain dan unit
produksi. Caranya, pendistribusian biaya dilakukan secara berurutan,
dimulai dengan unit penunjang yang biayanya paling besar. Unit urutan
kontribusinya terbesar diletakkan pada biaya tertinggi dalam tatanan
untuk alokasi ini. Kemudian, yang terkecilnya akan diletakkan pada
urutan paling bawah [ CITATION Sha20 \l 1057 ].
2. Metode Double Distribution
Double distribution adalah salah satu metode untuk melakukan
perhitungan biaya satuan dengan cara mengalokasikan biaya dari unit
pendukung ke unit produksi. Perhitungan biaya unit dengan metode ini
dilakukan dengan membagi semua biaya yang dilakukan di unit produksi
yang telah dijumlahkan dengan biaya dari unit pendukung pada langkah
alokasi yang kedua dengan beberapa besaran pelayanan rupiah yang
dibagikan dari umit produksi [CITATION Hil15 \l 1057 ].
Langkah awal yang dapat dilakukan adalah biaya yang berasal dari
unit pendukung yang dialokasikan ke unit pendukung lainnya. Setelah itu
biaya yang berasal dari hasil distribusi dialokasikan ke unit produksi.
Jika perhitungan dengan langkah pertama sudah dilakukan maka hasil dari
beberapa unit pendukung telah dialokasikan untuk unit produksi, namun
demikian beberapa masih tetap di unit pendukung. Hal ini maksudnya
adalah ada biaya yang masih berada di unit pendukung, yaitu biaya yang
didapatkan dari unit pendukung lain. Biaya yang tetap berada di unit
pendukung inilah yang akan dialokasikan ke unit produksi, sehingga tidak
ada lagi biaya yang tetap berada di unit pendukung [ CITATION Wul19 \l
1057 ].
5

3. Metode Activity Based Costing (ABC)


ABC merupakan suatu pendekatan kalkulasi biaya satuan yang
memfokuskan pada aktivitas sebagai obyek biaya yang fundamental dan
menggunakan biaya dari aktivitas sebagai dasar untuk mengalokasikan
biaya ke obyek biaya yang lain seperti produk, jasa atau pelanggan ABC
Sistem membebankan cost ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi
terhadap aktivitas [ CITATION Rah17 \l 1057 ].
Metode Activity Based Costing (ABC) adalah suatu metode
perhitungan yang sederhana untuk menentukan harga pokok produk/jasa
dengan dasar bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya itu timbul,
bukan dari produk dan produklah yang mengkonsumsi aktivitas. Dalam
Activity Based Costing (ABC), biaya-biaya tidak dapat langsung
ditentukan melalui aktivitas yang dilaluinya dan biaya untuk masing-
masing aktivitas tesebut kemudian dibebankan produk atas dasar
konsumsi yang masing-masing produk pada aktivitas [ CITATION Nur21
\l 1057 ].
Activity based costing system atau sistem biaya berdasarkan
aktivitas dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pendekatan perhitungan
biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di
perusahaan. Sistem penentuan biaya pokok berbasis aktivitas (activity
based costing system) ialah sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-
aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Sistem ini
menggunakan dasar pemikiran bahwa produk atau jasa perusahan
diperoleh melalui pelaksanaan aktivitas dan aktivitas tersebut
membutuhkan cost [ CITATION Rah17 \l 1057 ].
Sistem activity based costing dapat menyediakan informasi
perhitungan biaya yang lebih baik dan dapat membantu manajemen
mengelola perusahaan secara efisien serta memperoleh pemahaman yang
lebih baik atas keunggulan kompetitif, kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Sehingga dengan metode activity based costing dapat
6

menyajikan informasi harga pokok produk/jasa secara cermat dan akurat


bagi kepentingan manajemen [ CITATION Nur21 \l 1057 ].
Manfaat Pengimplementasian Activity Based Costing, yaitu
[ CITATION Yun19 \l 1057 ]:
a. Jumlah biaya yang tidak langsung signifikan telah dialokasikan
dengan hanya menggunakan satu atau dua pool biaya saja.
b. Semua atau sebagian besar biaya tidak langsung diidentifiasi sebagai
biaya tingkat unit output.
c. Produk memerlukan beragam permintaaan akan sumber daya karena
perbedaan volume, tahap-tahap pemrosesan, ukuran batch atau
kompleksitas.
BAB III
METODOLOGI

A. Metode Pelaksanaan
1. Waktu dan Tempat
Praktikum Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) dilakukan
mulai tanggal 21 juni 2021 hingga 3 juli dan dilakukan bimbingan selama
beberapa hari. Praktikum AKK ini dilakukan secara daring di rumah
masing-masing. Hari pertama, praktikan diberikan bimbingan perkenalan
materi melalui drive google yang dikirim via grup whatsapp. Hari ke dua,
dilakukan bimbingan via zoom meeting tentang perhitungan biaya dengan
metode step down dan double distribution oleh asisten dosen. Kemudian
untuk praktikum mengenai Activity Based Costing diberikan panduan
dalam bentuk drive google yang dikirim melalui grup whatsapp dan
dibimbing oleh asisten dosen melalui contact personal via whatsapp.

2. Metode Daring
Praktikum Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) ini juga
dilakukan secara daring melalui zoom meeting dan whatsapp grup
dikarenakan pandemi Covid-19 yang memaksakan praktikum ini
dilakukan secara daring di rumah masing-masing praktikan.
3. Bimbingan Virtual
Praktikum Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) diberikan
bimbingan virtual melalui zoom meeting dan grup whatsapp oleh asisten
dosen.
4. Latihan Perhitungan Soal
Praktikum Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) ini
diberikan latihan soal perhitungan biaya dengan menggunakan metode
Step Down, Double Distribution dan Activity Based Costing untuk
memudahkan kami sebagai praktikan dalam mengerjakan tugas praktikum
yang diberikan.

7
8

5. Bimbingan Asisten Dosen


Praktikum Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) ini
dibimbing oleh asisten dosen dengan waktu bimbingan mulai dari jam
08.00 - 21.00 WITA melaui contact personal via whatsapp.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Step-Down Method
Tabel 1. Step Down Method

Pusat Biaya/Alokasi Biaya Biaya Yang Di Alokasikan Admin Dapur Laundry TOTAL COST UNIT COST
Admin 45.756.111 45.756.111
Dapur 22.278.056 6.536.587 28.814.643 PERBANDINGAN DENGAN
Laundry 21.078.056 6.536.587 1.568.144 29.182.787 DOUBLE DISTRIBUSI
P. Umum 234.820.611 19.609.762 15.485.421 13.468.979 283.384.772 35.871 35.918 47
P. Anak 186.000.267 13.073.175 11.761.079 15.713.808 226.548.329 37.758 37.697 (62)
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan step down method
dengan variabel atau pengalokasian pusat biaya yaitu admin dengan
pengalokasian biaya sebesar 45.756.111, dapur dengan pengalokasian biaya
28.814.643, laundry dengan pengalokasian biaya 29.182.787, P.umum
dengan pengalokasian biaya 234.820.611 dan P.anak dengan pengalokasian
biaya 186.000,267.
Dalam pengalokasian ini yang paling banyak yaitu P.umum dan P.anak
karena P.Umum dan P.anak merupakan pusat biaya produksi sehingga banyak
mendapatkan pemasukan biaya dengan unit cost p.umum yaitu Rp. 35.871
dan p.anak yaitu Rp. 37.758

B. Double Distribution Method


Tabel 2. Double Distribution Method
Menghitung Menggunakan Double Distribution
ALOKASI BIAYA TAHAP 1
ADMIN 10.168.025 5.084.012 5.084.012 15.252.037 10.168.025 45.756.111
LAUNDRY 0 0 0 9.728.334 11.349.722 21.078.056
DAPUR 2.084.496 1.042.248 1.042.248 10.292.201 7.816.862 22.278.056
SUB TOTAL 12.252.521 6.126.261 6.126.261 35.272.572 29.334.609
TOTAL COST TAHAP I 12.252.521 6.126.261 6.126.261 270.093.183 215.334.876
ALOKASI BIAYA TAHAP II
ADMIN 7.351.513 4.901.008 12.252.521
LAUNDRY 2.827.505 3.298.756 6.126.261
DAPUR 3.481.832 2.644.429 6.126.261
SUB TOTAL 13.660.849 10.844.193
UNIT COST TAHAP II 283.754.032 226.179.069
UNIT COST PELAYANAN 35.918 37.697

9
10

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode double


distribution pengalokasian biaya yang dilakukan dengan melalui 2 tahap,
dapat diketahui bahwa pada tahap satu semua variable atau kategori dianalisis
semua sehingga mendapatkan hasil untuk admin total biaya tahap 1 yaitu
12.252.521 hasil ini didaptakan dari semua kategori yang mendapatkan
pengalokasian biaya dari admin diantaranya admin, dapur dan laundry. Total
biaya tahap 1 untuk admin yaitu 6.126.261dan dapur pengalokasian biaya
yaitu 6.126.261, P.umum yaitu 270,093,183 dan P.anak yaitu 215,334,876.

Pengalokasian biaya tahap 2 yang mendapatkan alokasi biaya dari pusat


yaitu P.umum dan P.anak dimana alokasi biaya tahap 2 untuk P.umum yaitu
283.754.032 hasil ini didapat dari penjumlahan alokasi tahap 1 dengan sub
total pengalokasian tahap 2 dengan unit cost Rp. 35,918. Untuk P.anak biaya
pengalokasian tahap 2 yaitu 226,179,069hasil ini didapat dari penjumlahan
hasil alokasi biaya p.anak pada tahap 1 dengan sub total alokasi biaya p.anak
tahap 2 dengan unit cost Rp. 37,697.

C. Activity Based Costing (ABC) Method


Tabel 3. Activity Based Costing (ABC) Method

Pember Pember
BTL Pember
Jahit Jahit Jahit sihan sihan Suction Intubasi
Primer DC sihan Pemeriksa
URAIAN Luka Luka Luka Luka Luka Resusitasi Jalan Jalan
per Shock Luka an EKG
Kecil Sedang Besar Sederha Sangat Nafas Nafas
tindakan Kotor
na Kotor
    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

BL   175.587 199.936 201.930 48.089 53.036 66.373 79.902 147.661 5.909 94.353 84.671
BTL:                        

P1 296 296 296 296   296 296 296 296 296 296 296

P2 443 443 443 443   443 443 443 443   443 443

P3 893 893 893 893   893 893 893 893   893 893

P4 591 591 591 591   591 591 591        

P5 1.035 1.035 1.035 1.035                


11

P6 1.035 1.035 1.035 1.035   1.035 1.035 1.035        

P7 739 739                    

P8 591                   591 591

P9 1.182                   1.182 1.182

P 10 1.182       1.182              

P 11 1.330       1.330              

P 12 887       887              

P 13 887       887              

P 14 1.035       1.035              

P 15 887       887              

P 16 739         739            

P 17 887           887          

P 18 1.182             1.182        

P 19 739               739      

P 20 739               739      

P 21 739               739   739 739

P 22 591                 591    

P 23 443                 443    

P 24 1.035     1.035                

P 25 739                   739  

P 26 591                     591

P 27 739   739                  

UNIT COST 180.618 204.967 207.257 54.296 57.032 70.517 84.342 151.509 7.239 99.236 89.407
12

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan activity based costing


untuk semua variable atau kategori untuk jahit luka kecil biaya satuan (unit
cost) yang di dapat yaitu Rp. 180.618, jahit luka sedang Rp. 204.967, jahit
luka besar yaitu Rp. 207.257, DC shock yaitu Rp. 54.296, pembersian luka
sederhana yaitu Rp. 57.032, pembersihan luka kotor yaitu Rp. 70.517,
pembersian luka sangat kotor yaitu Rp. 84.342, resusitas yaitu Rp. 151.509,
pemeriksaan EKG yaitu Rp. 7.239, saction jalan nafas yaitu Rp. 99.236 dan
intubasi jalan nafas yaitu Rp. 89.407. Hasil biaya satuan dari setiap kategori
didapat dari jumlah semua klasisikasi aktivitas dari aktivitas 1 sampai
aktivitas 27.
13
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Step Down Method
dengan variabel pusat biaya diperoleh hasil yaitu Admin dengan
pengalokasian biaya sebesar Rp. 45,756,111, dapur dengan pengalokasian
biaya sebesar Rp. 28,814,643, laundry dengan pengalokasian biaya sebesar
Rp. 29,182,787, P. Umum dengan pengalokasian biaya Rp. 234,820,611 dan
P. Anak dengan pengalokasian biaya sebesar Rp. 186,000,267. P. Umum dan
P. Anak mendapatkan pengalokasian paling banyak. P. Umum dan P. Anak
merupakan pusat biaya produksi sehingga banyak mendapatkan pemasukan
biaya dengan unit cost P. Umum yaitu Rp. 35,918 dan P. Anak yaitu Rp.
37,697.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan double distribution
method alokasi biaya terdapat 2 (dua) tahap. Pada tahap pertama, variabel
Admin, Dapur dan Laundry, P. Umum dan P. Anak dianalisis kemudian
diperoleh hasil untuk admin total biaya tahap pertama admin yaitu 12,252,521
hasil ini diperoleh dari semua variabel yang mendapatkan pengalokasian
biaya dari admin, dapur dan laundry. Kemudian untuk variabel dapur sebesar
Rp. 6,126,261, laundry sebesar Rp. 6,126,261, P. Umum yaitu Rp.
270,093,183 dan P. Anak yaitu Rp. 215,354,876. Alokasi biaya tahap kedua
pengalokasian biaya dari biaya pusat yang mendapatkan alokasi biaya yaitu P.
Umum dan P. Anak. Alokasi biaya tahap kedua untuk kategori P Umum
sebesar Rp. 283,754,032 hasil ini didapatkan dari penjumlahan alokasi biaya
tahap pertama dengan sub total pengalokasian tahap kedua dengan unit cost
Rp. 35,918. Selanjutnya P. Anak untuk biaya pengalokasian tahap kedua
yaitu sebesar Rp. 226,179,069 dimana hasil ini didapatkan dari penjumlahan
hasil alokasi biaya P. Anak pada tahap pertama dengan sub total alokasi biaya
P. Anak tahap kedua dengan unit cost Rp. 37,697.

13
14

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan activity based


costing untuk semua variable atau kategori untuk jahit luka kecil biaya satuan
(unit cost) yang di dapat yaitu Rp. 180.618, jahit luka sedang Rp. 204.967,
jahit luka besar yaitu Rp. 207.257, DC shock yaitu Rp. 54.296, pembersian
luka sederhana yaitu Rp. 57.032, pembersihan luka kotor yaitu Rp. 70.517,
pembersian luka sangat kotor yaitu Rp. 84.342, resusitas yaitu Rp. 151.509,
pemeriksaan EKG yaitu Rp. 7.239, saction jalan nafas yaitu Rp. 99.236 dan
intubasi jalan nafas yaitu Rp. 89.407. Hasil biaya satuan dari setiap kategori
didapat dari jumlah semua klasisikasi aktivitas dari aktivitas 1 sampai
aktivitas 27.

B. Saran
Penulis berharap dapat mengembangkan dan memperbaiki laporan ini
menjadi lebih baik lagi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA

Hilfi, L., & dkk. (2016). Perbedaan Perhitungan Unit Cost dengan Menggunakan
Metode Activity Based Costing (ABC) Dan Metode Double Distribution
(DD) Untuk Pasien TB Paru Kategori 2 Di Instalasi Rawat Jalan Dan
Rawat Inap Rumah Sakit Paru. Jurnal Kebijakan Kesehatan, 1(2), 63-70.

Nurcahyo, A. B., Pangemanan, S. S., & Pangerapan, S. (2021). Penerapan


Activity Based Costing dalam Menentukan Harga Pokok Kamar Jle's
Hotel Manado. Jurnal EMBA, 9(2), 228-234.

Proqua Consulting. (2016). Unit Cost Berbasis Clinical Pathway dan Cost
Containment dengan Metoda Activity Based Costing. Surakarta: Hospital
Management Training & Consulting.

Putra, R. S., & dkk. (2016). Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Perjenis Tindakan
berdasarkan Relative Value Unit (RVU) Pada Bagian Persalinan RSUD
Ajjapange Kabupaten Soppeng Tahun 2011. Jurnal AKK, 2(1), 35-40.

Rahmaniar, D., & Rochmah, T. N. (2017). Analisis Biaya Satuan Metode Activity
Based Costing (ABC) dalam Evaluasi Tarif Pelayanan Di Klinik Spesialis
Bedah Saraf Rumah Sakit "X" Surabaya. Jurnal Manajemen Kesehatan,
3(1), 76-87.

Saudin, A. (2019). Perhitungan Biaya Satuan Unit (Unit Cost) SPP Bulanan Di
MI Darul Ulum Brengkok Brondong paciran Lamongan. Jurnal
Manajemen Pendidikan, 1(2), 33-47.

Shafasty, A. (2020). Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost) dengan Menggunakan


Step Down Method sebagai dasar Penentuan Pola Tarif Di Blud
Puskesmas Jambukulon Tahun 2018. Yogyakarta: PSA Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN.

Sugiyarti, A. T., & dkk. (2016). Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Dengan
Metode Activity Based Costing (ABC) (Studi Kasus di Poli Mata RSD
Balung Kabupaten Jember). Jurnal Pustaka Kesehatan, 1(1), 7-14.
16

Wulandari, A. (2019). Analisis Perhitungan Unit Cost dengan Menggunakan Step


Down Method dalam Pelayanan Persalinan Normal Di Puskesmas Rawat
Inap Yogyakarta. Yogyakarta: PSA Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Yogyakarta.

Yuniati. (2019). Analisis Metode Activity Based Costing dan Metode Tradisional
terhadap Penentuan Harga Jual Kopi Bubuk Menurut Perspektif Ekonomi
Islam. Lampung: FEBI Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Anda mungkin juga menyukai