Anda di halaman 1dari 22

Digitalisasi Pemasaran di Era Pandemi

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Bisnis Kelas F

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Gusti Jalu Wiga Sampurna 210810201130


2. Bagus Fajar Abdillah 210810201132
3. Jadwa Jaifar Hidayatullah.G.S 210810201136
4. Iltizam Dian Muhammad 210810201139
5. Jeni Kartika Rahim 210810201145

Dosen Pengampu :

Sudaryanto,SE.,MBA.,Ph.D. 196604081991031001

Prodi S1 Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Jember

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T. atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang berjudul “Digitalisasi Pemasaran di Era Pandemi” dengan lancar. Makalah ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran di matakuliah Pengantar Bisnis.

Keberhasilan penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak terutama
Bapak Sudaryanto selaku Dosen Pembimbing matakuliah Pengantar Bisnis kelas F. Dengan
terselesaikannya makalah ini penulis mengucapkan terimakasih kepada beliau yang telah
membimbing kami dalam menempuh matakuliah ini, serta yang telah memberikan tugas
makalah ini.

Mengingat keterbatasan kemampuan penulis, penulis sadar bahwa penulisan makalah


ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu adanya saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Jember, 29 November 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
I . PENDAHULUAN.................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................4
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
1.4 Manfaat.............................................................................................................................5
II. PEMBAHASAN....................................................................................................................6
2.1 Manajemen Pemasaran.....................................................................................................6
2.2 Konsep Manajemen Pemasaran........................................................................................7
2.3 Fungsi Manajemen Pemasaran.........................................................................................9
2.4 Tujuan Manajemen Pemasaran..................................................................................10
2.5 Adaptasi Manajemen Pemasaran di Era Pandemi..........................................................12
2.6 Perbedaan Media Pemasaran Antara Sebelum dan Sesudah Pandemi...........................14
2.7 Dampak Pandemi pada Media dan Strategi Pemasaran Yang Ada................................17
2.8 Bagiamana pemasaran menjadi lebih unggul ketika pandemi daripada sebelum pandemi
..............................................................................................................................................18
III. PENUTUP..........................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
I . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Menurut Kotler dan Amstrong (2012)
"Marketing as the process by which companies create value for customers and build strong
customer relationships in order to capture value from customers in return", artinya
menyatakan bahwa pemasaran sebagai proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat menangkap nilai dari pelanggan
sebagai imbalan. Pemasaran adalah sebuah strategi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mempromosikan penjualan dari produknya. Proses pemasaran tersebut dapat berupa
periklanan,penjualan, dan pengiriman produk kepada konsumen. Semakin menarik atau unik
pemasaran dari sebuah produk,semakin tertarik pula konsumen untuk membelinya.
Di era modern saat ini, terutama dengan mulai diterapkannya Industri 4.0, pemasaran
online mulai menyeruak secara besar-besaran. Bahkan saat ini,pemasaran online menjadi
aktivitas wajib yang perlu dilakukan oleh seluruh pelaku usaha. Medianya pun sangat
beragam, mulai dari website, Iklan aplikasi, terutama social media. Perlu strategi yang sesuai
agar pemasran secara online ini dapat menjaring secara tepat target pasar dari perusahaan
atau merk bisnis tertentu. Menurut Coviello,Milley,dan Marcollin (2001), berpendapat bahwa
digital marketing merupakan penggunaan media internet dan teknologi interaktif lainnya
untuk menghubungkan konsumen dan perusahaan serta dapat secara langsung berbagi
informasi dan komunikasi.
Lalu bagaimana perkembangan pemasaran digital di masa pandemi seperti sekarang?
Seperti yang kita tau pandemi covid-19 merampas banyak kebebasan hidup masyarakat dunia
dan merubah gaya hidup manusia. Pembatasan kontak fisik membuat masyarakat beradaptasi
dengan mencari solusi untuk tetap menjalankan ekonomi yang sempat macet di awal
pandemi. Online marketing dan online marketing, menjadi solusi bagi para pelaku bisnis.
Pemasaran digital dianggap cukup efektif untuk meningkatkan angka penjualan.
Berdasarkan semua hal yang telah dijelaskan pada semua paragraf sebelumnya,
makalah ini akan membahas mengenai Perbedaan media pemasaran antara sebelum dan
sesudah pandemi.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang  di atas, permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan
sebagai berikut.

1.2.1 Apa yang dimaksud manajemen pemasaran?


1.2.2 Apa konsep dari manajemen pemasaran?
1.2.3 Apa saja fungsi manajemen pemasaran?
1.2.4 Apa saja tujuan manajemen pemasaran?
1.2.5 Bagaimana manajemen pemasaran beradaptasi di era pandemi?
1.2.6 Bagaimana perbedaan media pemasaran antara sebelum dan sesudah pandemi?
1.2.7 Bagaimana dampak pandemi bagi media dan trik pemasaran yang ada?
1.2.8 Bagiamana pemasaran menjadi lebih unggul ketika pandemi daripada sebelum
pandemi?

1.3 Tujuan
Tujuan analisis ini adalah untuk menjabarkan :
1.3.1 Definisi, konsep,fungsi,tujuan dari Pemasaran produk
1.3.2 Perbedaan,dampak, dan perubahan dari sistem pemasaran produk di era pandemi

1.4 Manfaat
Manfaat dari analisis ini, diantaranya:
1.4.1 Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan bagi ilmu
Pengantar Bisnis
1.4.2 Secara praktis, hasil analisis ini dapat digunakan sebagai tambahan materi
ataupun dapat menambah wawasan bagi pembaca.
II. PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan dipaparkan pembahasan mengenai Digitalisasi Pemasaran di era Pandemi
2.1 Manajemen Pemasaran
Pemanasaran merupakan kegiatan atau aktivitas yang bertujuan guna mengidentifikasi
dan juga menemukan kebutuhan manusia. Secara singkatnya pemasaran bisa diartikan
sebagai “meeting needs profitably” yaitu bagaimana perusahaan dapat melayani kebutuhan
konsumen dengan cara yang menguntungkan bagi konsumen dan perusahaan. Sehingga
nantinya dapat membuat individu ataupun kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan serta inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk
yang bernilai kepada pihak lainnya atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian
produk atau jasa mulai dari produsen hingga konsumen.

Para ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran, berikut pengertian dari beberapa ahli
tentang definisi pemasaran.

a) William J. Stanton (2001) Pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari berbagai


kegiatan bisnis/ usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga
barang/ jasa, mempromosikan, mendistribusikan dan memuaskan konsumen.
b) Kotler and Amstrong (2009) Pemasaran merupakan proses managerial yang orang-
orang di dalamnya mendapatkan yang diinginkan melalui penciptaan/pertukaran
produk yang ditawarkan dan nilai produknya kepada orang lain.
c) American Marketing Association Marketing adalah aktifitas organisasi, serangkaian
elemen dan proses menciptakan, mengkomunikasikan, mengantarkan, bertukar
penawaran yang memberikan nilai untuk pelanggan, klien, mitra dan masyarakat.
d) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Tahun 2008 Pemasaran ialah proses, cara,
perbuatan dalam memasarkan barang dagangan dan menyebarluaskan di tengah
masyarakat pada umumnya.

Dari definisi diatas dapat ditarik garis besar bahwasanya pemasran ialah kegiatan atau
tndakan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kita bisa
membedakan definisi pemasaran melalui sudut pandang sosial atau manajerial. Definisi
pemasaran dari perspektif sosial artinya yaitu pemasaran menunjukan peran pemasran dalam
masyarakat sosial dengan definisi bahwa pemasran adalah suatu proses sosial dimana
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan yang inginkan melalui
kegiatan penciptaan, penawaran, dan secara bebas bertukar nilai produk dan layanan dengan
orang lain.

MANAJEMEN PEMASARAN

Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,


mengimplementasikan segala kegiatan yang terdiri dari kegiatan mengkoordinir,
mengorganisaikan, dan mengarahkan, serta mengawasi ataupu mengendalukan kegiatan
pemasaran dalam suatu organisasi atau perusahan sehingga dapat tercapai tujuan dari
organisasi atau perusahaan tersebut secara efisien dan efekif.

Menurut Kottler dan Keller,


Marketing management as the art and science of choosing target marketand getting,
keeping, and growing customer through creating, delivering, and communicating superior
customer value. Pemasaran adalah sebuah seni, karena obyek pemasaran adalah manusia,
dimana setiap individu mempunyai karakter/keinginan berbeda, sehingga diperlukan seni
komunikasi, seni pendekatan dan seni rayuan yang berbeda-beda untuk memenangkan hati
manusia.

Menurut Philip Kotler/Armstrong.


Manajemen pemasaran ialah analisis, perencanaan, pelaksanaan, serta  pengendalian
atas program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, serta mempertahankan
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai
sasaran organisasi.

2.2 Konsep Manajemen Pemasaran

1. Produksi (Production)
Konsep produksi digunakan oleh berbagai perusahaan yang percaya bahwsannya
konsumen mengngunkan produk dengan terjangkau dan mudah diapatkan, sehingga mudah
untuk dipasarkan. Perusahaan yang menganut konsep produksi melakukan kegiatan produksi
dalam jumlah yang besar untuk menimalisir biaya produksi.
Dengan begitu mereka bisa menekan modal dan biaya produksi dengan dilaukannya
produksi masal. Konsep ini dapat menjadi sukses penerapannya apabila permintaan pasar
lebih tinggi daripada produk yang ditawarkan.
2. Produk (Product)
Konsep produk didasari oleh asumsi bahwasannya konsumen lebih menyukai produk
berkualitas. Jadi harga dan ketersediaan produk tidak terlalu berpengaruh atau berdampak
pada keputusan pembelian.
Perusahaan yang menggunakan konsep manajemen pemasaran produk akan
melakukan kegiatan produksi barang dengan kualitas terbaik dan dibanderol dengan harga
yang lebih tinggi.
Menurut Basics, konsep yang satu ini mempunyai kekurangannya tersendiri karena
perusahaan yang hanya fokus pada kualitas biasanya akan mengabaikan faktor penting
lainnya.
Misalnya, harga, ketersediaan, hingga kegunaannya.
Sehingga, meskipun kualitas produk sangat baik, tapi jika pelanggan lebih peduli pada
harga tentu saja bisa berakibat mereka tidak tertarik untuk membeli produk tersebut.
3. Penjualan (Selling)
Berbeda dari dua konsep manajemen pemasaran sebelumnya yang berfokus pada
produk, konsep manajemen pmeasaran penjualan berfokus pada pemasaran penjualan produk.
Konsep ini meyakini bahwa produk apapun, terlepas dari kualitas, harga, ataupun permintaan
pasar dapat dipasarkan apabila perusahaan menjual secara agresif.
Konsep ini tidak mementingkan hubungan dengan konsumen dan cenderung hanya
mengutamakan target penjualan dan juga keuntungan yang diperoleh saja. Karena itu,
perusahaan cenderung mengabaikan kepuasan pelanggan dan loyalitas konsumen.
4. Pemasaran (Marketing)
Selanjutnya Konsep manajemen pemasaran, konsep yang satu ini menjadikan
konsumen sebagai pusat perhatian. Yaitu perusahaan akan lebih memfokuskan pada
kebutuhan konsumen dan berusaha untuk memahami apa yang diinginkan pasar.Tak jarang
juga, perusahaan akan melakukan riset terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan
memproduksi dan memasarkan produk.
Perusahaan yang menggunakan konsep ini bisa memiliki nilai lebih dibandingkan
kompetitornya dan membuat konsumen menjadi lebih loyal kepada satu brand.
5. Pemasaran Sosial (Societal Marketing)
Konsep manajemen pemasaran ini terbilang lebih baru dibandingkan dengan beberapa
konsep sebelumnya. Selain memfokuskan kepada konsumen, konsep pemasaran sosial juga
menekankan kepentingan konsumen dan masyarakat secara umum.
Perusahaan yang menggunakan konsep ini akan mempertimbangkan filosofi
kesejahteraan sosial dalam praktik pemasaran produk mereka. Jadi, selain fokus pada
keuntungan, perusahaan juga akan berusaha mengimbangi kebutuhan dan kepuasan
pelanggan serta melakukan tanggung jawab sosial.

2.3 Fungsi Manajemen Pemasaran


1. Analisis pasar
Tidak semua perusahaan mempunyai bagian marketing dan penjualan yang formal, akan
tetapi setiap perusahaan pasti mempunyai dan melaksanakan berbagai elemen penting yang
terdapat dalam aktivitas marketing dan penjualan yang bertujuan utama membuat konsumen
yang baru maupun yang lama tertarik kembali untuk menggunakan produk dan fasilitas yang
ditawarkan secara terus menerus.Untuk mengetahui peluang dan ancaman serta kebutuhan
dan keinginan konsumen ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses kegiatan
analisis pasar yaitu: analisis terhadap peluang dan ancaman, serta analisis perilaku konsumen.
2. Segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar ke dalam kelompok-
kelompok yang berbeda, di mana setiap kelompok mempunyai ciri yang hampir sama.
Dengan melakukan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan
sumber daya di bidang pemasaran dapat digunakan lebih efektif dan efisien.
Segmentasi pasar harus memenuhi syarat diantaranya: dapat diukur (measurable) baik
besarnya maupun luasnya serta daya beli segmen pasar tersebut, dapat
dicapai (accessible) sehingga dapat dilayani secara efektif, substansial sehingga dapat
menguntungkan jika dilayani, dan dapat dilaksanakan (actionable) dan semua program yang
telah dirancang untuk menarik dan melayani segmentasi pasar dapat efektif dan efisien.
3. Menetapkan pasar sasaran
Menetapkan pasar sasaran berarti memberikan nilai keaktifan setiap bagian kemudian
memilih salah satu dari bagian pasar atau lebih untuk dilayani. Kegiatan menetapkan pasar
sasaran meliputi: evaluasi bagian pasar (ukuran dan pertumbuhan bagian seperti data tentang
usia nasabah, pendapatan, jenis kelamin dari setiap segmen), struktural yang menarik dilihat
dari segi profitabilitas, dan sasaran serta sumber daya yang dimiliki.
4. Penempatan pasar
Perusahaan yang baru harus mampu melakukan identifikasi posisi pesaing yang ada
sebelum menentukan penempatannya sendiri. Kotler (1992) menerangkan ada dua pilihan
yaitu:
1) Menempatkan diri di sebelah salah satu pesaing yang ada dan berjuang untuk mendapatkan
bagian pasar. Pimpinan bisa melakukan ini jika merasa perusahaan itu bisa membuat produk
yang unggul, pasarnya luas, dan memiliki lebih banyak sumber daya.
2) Mengembangkan sebuah produk yang hari ini belum pernah ditawarkan pada pasar.
Sebelum mengambil keputusan ini manajemen harus yakin bahwa secara teknis dapat dibuat
sebuah produk dengan cepat, secara ekonomis dapat dibuat sebuah produk unggul pada
tingkat harga yang direncanakan, serta jumlah konsumen yang suka produk tersebut yang
memadai.
5. Perencanaan pemasaran
Aktivitas pemasaran (marketing) yang dilakukan sebuah perusahaan penting untuk
dikoordinasikan dan diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan umumnya dan tujuan
bidang pemasaran khususnya.
Alat koordinasi dan pengarahan pemasaran tersebut adalah planning pemasaran. Terlepas dari
jenis gaya manajemen apa yang dianut oleh sebuah perusahaan dalam melakukan
perencanaan harus melaksanakan empat tahapan sebagai berikut:
1) Menetapkan misi perusahaan
2) Mengenali unit-unit bisnis strategis perusahaan, menganalisis dan mengevaluasi portofolio
bisnis yang ada
3) Mengenali arena bisnis baru yang akan dimasuki.

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa perencanaan pemasaran bertujuan untuk


memberikan pendekatan yang sistematis dan rapi bagi perusahaan dengan cara:
1) Menyeimbangkan dan menyelaraskan kegiatan pemasaran yang menjamin tercapainya
tujuan dan sasaran.
2) Mengunakan cara-cara berusaha di bidang pemasaran secara insentif dan optimal.
3) Pengendalian yang cepat, tepat, dan teratur atas catatan, gagasan atau pemikiran serta
usaha-usaha atau aktivitas pemasaran dalam perusahaan.
2.4 Tujuan Manajemen Pemasaran
A. Menciptakan demand atau permintaan
Tujuan manajemen pemasaran salah satunya adalah menciptakan permintaan (demand)
melalui berbagai cara. Membuat cara yang berhubungan untuk mengetahui selera konsumen
dan preferensi konsumen terhadap barang atau jasa yang diproduksi untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.
B. Meningkatkan keuntungan
Tim pemasaran merupakan satu-satunya tim yang menghasilkan pendapatan untuk
perusahaan. Keuntungan yang cukup harus diperoleh sebagai hasil dari penjualan barang atau
jasa yang ingin memuaskan. Apabila perusahaan tidak menghasilkan keuntungan, maka
perusahaan tersebut tidak akan mampu bertahan. Selain itu, keuntungan juga diperlukan
untuk pertumbuhan dan menganekaragamkan perusahaan.
C. Menciptakan pelanggan baru
Perusahaan didirikan untuk menjual produk atau jasa kepada pelanggan. Oleh sebab itu,
konsumen adalah dasar dari sebuah bisnis perusahaan. Konsumen lah yang memberikan
pendapatan kepada perusahaan dan menentukan apa yang akan dijual perusahaan.
Menciptakan konsumen baru itu artinya mengeksplorasi dan mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan secara lebih luas. Jika suatu perusahaan ingin maju dan bertahan dalam bisnis,
menciptakan pelanggan baru menjadi hal yang krusial. Maka perlu analisis dan memahami
keinginan konsumen.
D. Memuaskan pelanggan
Menciptakan konsumen baru tidak cukup. Perusahaan harus mengembnagkan dan
mendistribusikan produk (barang atau jasa) yang memenuhi ekspektasi pelanggan untuk
memberikan kepuasan. Jika konsumen tidak puas, maka bisnis tidak akan dapat
menghasilkan pendapatan untuk memenuhi biaya dan untuk mendapatkan pengembalian
modal yang wajar. Konsumen atau pelanggan yang puas bukan berarti hanya membeli barang
atau jasa sesuai dengan kebutuhan konsumen. Mereka juga akan melakukan rekomendasi
pada orang-orang terdekat mereka dan bisa membuat barang atau jasa yang dipasarkan
semakin dikenal oleh banyak orang.
E. Mencitrakan produk yang baik di mata publik
Membangun citra produk yang baik di masyarakat menjadi tujuan manajemen pemasaran
lainnya. Apabila tim pemasaran menyediakan barang dan jasa berkualitas kepada konsumen
dengan harga yang wajar, tentu akan menciptakan citra yang baik pada konsumen.

2.5 Adaptasi Manajemen Pemasaran di Era Pandemi


Tidak bisa dipungkiri, pandemic COVID-19 berdampak terhadap semua sector-sektor
kehidupan. Setiap aktivitas atau kegiatan yang dirasa dapat menimbulkan kerumunan pun
dilarang. Kebijakan PPKM pun dilaksanakan oleh pemerintah, demi menghentikan ataupun
mengurangi penyebaran virus COVID-19. Bahkan dalam pelaksanaannya, nama dari
pembatasan social ini berubah-ubah, mulai dari PSBB, PPKM, PPKM Mikro, hingga PPKM
level 1-4. Tentu hal ini membawa pengaruh positif dan negative terhadap masyarakat.
Dampak positifnya adalah kemacetan menjadi tereduksi siginfikan, polusi udara yang
menurun drastic dikarenakan berkurangnya kendaraan bermotor yang beroperasi di jalan,
sehingga kualitas udarapun meningkat signifikan, hingga mempererat hubungan dengan
keluarga atau sanak saudara dikarenakan kita harus selalu menetap di rumah. Selain itu,
penggunaan teknologi digital pun semakin meningkat.

Tetapi pandemic COVID-19 ini juga membawa dampak negative yang mungkin
sebagian besar masyarakat rasakan. Kebijakan pembatasan social yang dilaksanakan oleh
pemerintah membuat masyarakat harus mengurangi sebagian besar aktivitasnya yang
berhubungan dengan dunia luar. Para pedagang, pengusaha kecil, atau masyarakat yang
kehidupannya tergantung dengan jalanan sangat merasakan dampak dari pandemic COVID-
19 ini. Para pedagang ataupun pengusaha kecil, yang pendapatannya tergantung dengan
seberapa banyak pembeli dalam sehari, pada masa pandemic seperti ini mereka pasti sangat
kesulitan memperoleh pelanggan, bahkan pendapatan mereka bisa saja minus. Pandemic
covid-19 ini telah berdampak besar terhadap aktivitas ekonomi. Sebagian besar aktivitas
perekonomian pun hampir mandeg. Tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia pun ikut
merasakan dampak luar biasa dari COVID-19 ini.

Tidak hanya perusahaan kecil, perusahaan menengah, hingga perusahaan besar pun
ikut merasakan dampak dari pandemic ini. Apabila mereka tidak sensitive dan tidak segera
merubah pola pemasaran mereka, bukan tidak mungkin perusahaan mereka akan mengalami
kegagalan dalam pemasaran hingga menyebabkan kebangkrutan. Oleh karena itu, perlu ada
adaptasi dalam manajemen pemasaran mereka di era pandemic seperti ini. Manajemen
perusahaan harus kembali lagi menganalisis pasar sasaran (Target Market), mengevaluasi
kebutuhan konsumen, mengembangkan produk barang dan jasa yang sesuai dengan apa yang
konsumen inginkan, hingga mengevaluasi kembali cara mereka dalam memasrakan dan
mendistribusikan produk mereka agar dapat lebih menekan biaya pengeluarannya. Dengan
begitu, para pengusaha dapat mempertahankan usahanya di tengah pandemic yang tidak
diketahui kapan berakhirnya ini.

Di tengah perubahan tren pembelian produk barang dan jasa yang terjadi selama
pandemic ini, pihak manajemen perusahaan harus jeli dalam melihat peluang dan
menganalisis apa yang sebenarnya konsumen atau masyarakat inginkan. Pihak manajemen
perusahaan sebaiknya mengacu pada Konsep Pemasaran, di mana dalam konsep ini,
keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran serta memberikan pelayanan (service) yang lebih baik daripada
pesaingnya. Pada hakekatnya, konsep pemasaran selain menginginkan volume penjualan
yang besar, tetapi keuntungan yang diperoleh perusahaan harus diperoleh melalui kepuasan
konsumen. Kepuasan dan kepercayaan konsumen sangat penting dalam kondisi seperti ini.
Karena di tengah terbatasnya pendapatan sebagian masyarakat, menjaga kepuasan dan
kepercayaan sangat penting dilakukan agar konsumen tidak beralih kepada produk lain.

Demi mendapat kepercayaan dari masyarakat di tengah kondisi pandemic seperti ini,
para pengusaha harus meyakinkan para konsumen bahwa perusahaan yang mereka pimpin
mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam mencegah penyebaran virus COVID-19 ini.
Hal ini bisa dilakukan dengan gencar melaksanakan himbauan kepada masyarakat dalam
pencegahan penyebaran virus Covid-19 ini, seperti misalnya melakukan 3M, yaitu
menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Hal ini perlu dilakukan untuk
meyakinkan konsumen bahwa produk barang dan jasa yang perusahaan tawarkan terjamin
kehigienisannya sehingga kosumen tidak perlu ragu apabila ingin membeli/menggunakan
produk barang/jasa dari perusahaan tersebut. Dengan berhasilnya perusahaan dalam merebut
hati dan kepercayaan konsumen, maka bukan tidak mungkin perusahaan dapat bertahan dan
bersaing di tengah kondisi pandemic seperti ini.

Para pengusaha juga harus menganalisis dan mengevaluasi kebutuhan masyarakat di


era pandemic seperti sekarang ini. Dengan jeli melihat peluang, maka para pengusaha pun
dapat bertahan di masa pandemic. Sebagai contoh, pada masa pandemic Covid-19 ini,
masyarakat sangat membutuhkan persediaan masker dan juga hand sanitizer untuk pemakaian
sehari-harinya. Dengan melihat peluang ini, maka para pengusaha dapat memulai untuk
memproduksi masker yang memiliki kualitas baik dan efektif dalam penyaringan udara dari
luar. Pengusaha juga bisa memulai untuk memproduksi hand sanitizer yang memiliki
kemampuan membunuh kuman dan bakteri yang menempel di tangan kita. Dengan kejelian
pengusaha dalam melihat peluang di tengah merosotnya perekonomian dunia, bukan tidak
mungkin perusahaan dapat bertahan dan bahkan mencapai keuntungan yang maksimal
dengan menganalisis kebutuhan konsumen.

Perusahaan juga perlu memperhatikan pendapatan kosumen. Sebagai akibat dari


pandemic virus covid-19 ini, pendapatan masyarakat yang berfluktuasi, khususnya yang
bukan merupakan pegawai negeri, akan mengalami kemerosotan pendapatan sehingga daya
belinya akan sebuah produk barang dan jasa akan semakin berkurang. Dengan
memperhatikan hal seperti ini, manajemen perusahaan juga harus menghadirkan produk
barang dan jasa yang memiliki harga terjangkau/bersaing dengan produk perusahaan lain.
Pihak manajemen dari perusahaan harus berusaha sebaik mungkin dalam mengefisiensikan
proses produksi, distribusi, hingga pemasaran demi menekan harga jual produk barang dan
jasa. Bahkan apabila perlu, perusahaan juga sebaiknya melakukan ‘perampingan’ dalam
proses produksi, yaitu dengan memberhentikan karyawan yang bekerja kurang baik, menjual
peralatan seperti mesin, dll, demi mempertahankan kehidupan perusahaan.

Berbagai hal harus dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam beradaptasi di
masa pandemic covid-19 seperti ini. Hal ini sangat penting dilakukan, dan harus menjadi
tantangan bagi pihak manajemen perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan. Sensitive dan jeli dalam melihat peluang merupakan sebuah keharusan bagi
perusahaan. Perusahaan harus menganalisis kembali tentang apa yang menjadi kebutuhan
konsumen di masa seperti ini dan bagaimana cara menciptakan produk barang dan jasa yang
sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Hal ini merupakan masalah yang umum
terjadi dalam perekonomian, seperti yang dipelajari dalam ekonomi makro, yaitu how, what,
and whom. Dampak pandemic yang luar biasa terhadap perekonomian ini harus dapat diatasi
dengan manajemen yang baik. Selain demi mempertahankan perusahaan, juga harus
dipikirkan tentang kesejahteraan masyarakat di era pandemic ini.
2.6 Perbedaan Media Pemasaran Antara Sebelum dan Sesudah Pandemi
Dalam era pandemic virus covid-19 seperti sekarang ini, kebijakan pemerintah yaitu
pembatasan social telah mempengaruhi keberlangsungan kehidupan perusahaan. Apabila
pada masa sebelum pandemic para konsumen, terutama orang-orang yang awan akan
teknologi, akan lebih senang membeli produk barang dan jasa dengan langsung mendatangi
toko/tempat di mana produk barang dan jasa tersebut ditawarkan. Begitu pula pedagang atau
pengusaha yang kebanyakan masih mengandalkan penjualannya melalui toko fisik/offline.
Caffe, restoran, barbershop, lebih bertumpu dengan penjualan/pelayanan secara fisik, yaitu
konsumen mendatangi langsung tempat usaha mereka. Tetapi di masa pandemic seperti ini,
kebijakan pembatasan social yang diterapkan oleh pemerintah demi mencegah
penularan/penyebaran virus covid-19 telah menghambat kegiatan penjualan/pelayanan para
pengusaha.

Para pengusaha harus beradaptasi dengan kondisi seperti ini, terutama dalam hal
pemasaran produk barang dan jasanya. Para pengusaha harus dapat menyesuaikan dengan era
teknologi sekarang ini yang semakin canggih. Mereka harus mempelajari teknologi yang
akan digunakan sebagai media pemasarannya agar dapat mempertahankan usahanya. Begitu
pula dengan para konsumen. Mereka juga harus bisa beradaptasi di masa yang serba canggih
ini agar mereka tidak kewalahan dan kebingungan dalam membeli produk barang dan jasa
apabila pemerintah menerapkan kebijakan-kebijakan yang mengharuskan penerapan
teknologi masa ini. Teknologi yang canggih di masa sekarang ini sebenarnya dapat
memudahkan para pengusaha dalam memasarkan produknya. Konsumen juga semakin
mudah dalam melakukan pembelian produk barang dan jasa. Pada masa pandemic seperti
sekarang, penggunaan teknologi semakin gencar dilakukan.

Pemerintah pun menerapkan kebijakan-kebijakan dalam menghadapi pandemic,


seperti contohnya pada restoran harus melayani pelanggan secara take away, pembatasan jam
operasional perusahaan/usaha, pembatasan jumlah konsumen yang mendatangi tempat usaha
secara langsung, dan lain-lain. Tentu perusahaan harus beradaptasi dengan hal-hal seperti ini.
Penggunaan teknologi oleh para pelaku usaha merupakan cara yang terbaik, dan bahkan
harus dilakukan oleh setiap pengusaha demi mempertahankan keberlangsungan kehidupan
usaha/perusahaan mereka. Para pengusaha harus memanfaatkan penggunaan media social
dengan maksimal dalam memasarkan produk barang dan jasa mereka. Dengan gencar dalam
promosi melalui media social, usaha mereka akan cepat diketahui dan dikenal oleh para calon
konsumen, bahkan dengan media social, jangkauan konsumen mereka akan menjadi semakin
luas.

Jangkauan kosumen yang semakin luas dapat menambahkan keuntungan dari


perusahaan. Tanpa adanya teknologi, hal seperti ini akan sukar dilaksanakan dan memakan
biaya yang sangat tinggi. Para pengusaha juga harus gencar dalam menawarkan promosi-
promosi yang dapat menarik minat para calon konsumen. Seperti contohnya memberikan
potongan harga, memberikan produk secara gratis apabila konsumen membeli produk dalam
jumlah tertentu, memberikan gratis ongkir, dan lain-lain. Dalam masa pandemic sekarang,
pemerintah juga gencar dalam menerapkan kebijakan take away. Para pengusaha juga harus
memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam proses take away tersebut, seperti
memberikan ruang tunggu yang nyaman bagi para pelanggan. Dengan pemasaran produk
barang dan jasa secara digital seperti masa sekarang, sebenarnya perusahaan dapat menekan
biaya-biaya pengeluaran untuk pemasaran mereka.

Apabila sebelumnya perusahaan dalam menawarkan produk barang dan jasa mereka
secara offline, mereka akan mengeluarkan biaya-biaya yang cukup tinggi untuk iklan,
mengadakan pameran, dan lain-lain agar dapat berkomunikasi dan lebih dikenal oleh para
calon konsumen, maka pada era pandemic seperti ini, mereka bisa berkomunikasi,
menanggapi, dan memberikan feedback kepada para konsumen secara lebih rutin lagi dengan
memanfaatkan fitur media social seperti live instagram, yang tentunya memakan biaya yang
jauh lebih rendah dibanding melakukannya secara offline. Dengan efisiensi dalam
pengeluaran biaya seperti ini, maka para pengusaha dapat meningkatkan kualitas produk
barang dan jasa mereka, yang hal tersebut akan menguntungkan bagi konsumen. Oleh karena
itu, para pengusaha harus kreatif dalam menjawab tantangan pandemic ini. Pengusaha harus
melihat kondisi ini sebagai peluang dalam promosi produk mereka.

Para pengusaha juga dapat memanfaatkan aplikasi belanja online seperti shoppe,
bukalapak, atau membuat online marketplace-nya sendiri dalam memasarkan produknya.
Dengan hal itu, maka mereka harus meningkatkan layanan delivery-nya kepada pelanggan
dengan lebih baik. Dengan menciptakan online marketplace, maka konsumen juga turut
dimudahkan dalam proses pembelian produk. Mereka hanya memerlukan smartphone untuk
dapat memesan produk yang mereka inginkan, dan tinggal menunggu produk tersebut datang
ke rumah mereka. Mereka pun dapat menghemat waktu dan biaya yang digunakan dalam
proses pembelian suatu barang. Dalam kondisi yang serba online ini, kedua belah pihak, baik
pengusaha maupun konsumen dapat merasakan keuntungan yang tidak dapat dirasakan
apabila kegiatan jual-beli dilakukan secara offline. Pengusaha dapat menghemat biaya
pengeluarannya dan konsumen akan dimudahkan dalam proses pembelian.

2.7 Dampak Pandemi pada Media dan Strategi Pemasaran Yang Ada

Pandemi yang sedang berlangsung memberi artian bahwa media dan strategi
pemasaran yang ada mengalami dampak yang luar biasa besar, hal ini tidak lepas dari minat
dan daya beli masyarakat yang jatuh akibat pandemi. Menurut catatan Badan Pusat Statistik
atau BPS, tren inflasi di Indonesia berakhir di bulan Juni 2020 dan untuk pertama kalinya
Indonesia mengalami deflasi sejak awal tahun 2020 (tingkat inflasi turun dari 0,32 persen di
bulan Mei menjadi 0,18 persen di bulan Juni). Penurunan ini mengindikasikan turunnya daya
beli masyarakat akibat pandemi.

Penurunan daya beli masyarakat ini secara langsung mengurangi minat masyarakat
untuk membeli suatu produk karena dengan keterbatasan biaya maka masyarakat akan
semakin menimbang dan menitikberatkan pengeluaran pada barang-barang kebutuhan primer
sehingga para pelaku bisnis didorong untuk berinovasi dan menyesuaikan diri dengan situasi
yang terjadi sebagai dampak dari pandemi. Inovasi-inovasi ini bisa berdampak pada media
dan strategi pemasaran yang sudah ada, seperti contoh:

 Media Cetak

Media cetak adalah media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan dengan sejumlah
kata, foto atau gambar, baik dalam warna maupun hitam-putih. Contoh dampak yang
ditimbulkan digitalisasi pada media cetak adalah restoran rumahan. Restoran rumahan yang
media pemasarannya adalah spanduk yang diletakkan didepan gerai, dan brosur-brosur
selebaran akan kesulitan mencari konsumen karena turunnya jumlah masyarakat yang
bepergian dan masyarakat yang khawatir akan kehigienisan dari tempat tersebut akan
mempengaruhi makanan yang dijual, jadi pemilik usaha memutuskan untuk melakukan
digitalisasi dalam rangka mempertahankan usahanya, digitalisasi ini berbentuk menyediakan
makanan melalui media sosial, aplikasi daring, dan pesan antar dengan dilengkapi jaminan
mutu dan higienitas sebagai bentuk adaptasi pada keresahan konsumen yang takut apabila
harus datang langsung ke tempat penjual.

 Televisi

Televisi adalah sarana untuk melakukan promosi yang paling banyak menarik banyak
pelanggan. Media promosi yang satu ini bisa menampung banyak iklan. Contoh dampak yang
ditimbulkan digitalisasi pada media televisi adalah berubahnya televisi menjadi perpanjangan
tangan tidak langsung dari para pelaku usaha skala kecil hingga besar dari berbagai jenis
produk yang menjajakan usahanya dalam platform jual beli online yang beriklan di televisi,
hal ini bisa terjadi karena pandemi dan digitalisasi pemasaran memicu banyaknya usaha kecil
menengah yang muncul dan ikut bersaing dalam pasar melalui media sosial dan situs jual-beli
daring, hal ini bisa terjadi karena media sosial yang dibawa oleh arus digitalisasi berbeda
dengan televisi yang hanya bisa mempromosikan produk dari pelaku usaha yang mampu
membayar, media digital dapat digunakan siapa saja untuk mengiklankan produknya dan
membuka peluang yang sama bagi pelaku usaha manapun dan dimanapun untuk menjajakan
produknya di berbagai media sosial dan membuka persaingan yang sama bagi semua pelaku
usaha sehingga dalam perkembangannya media televisi juga mulai dirambah oleh para
pengiklan yang berupa platform jual-beli daring.

 Media internet

Media promosi terkinin yang bisa Anda gunakan adalah dengan menggunakan media
internet. Untuk melakukan promosi menggunakan media ini, bisa menggunakan media sosial
seperti website, WA, BBM, Facebook maupun Instagram ataupun media jual beli daring
seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan Shopee. Berbeda dengan media lain, media
internet merupakan kunci dalam digitalisasi pemasaran di era pandemi, karena dengan media
internet para pelaku usaha bisa tetap melakukan usahanya di kala pandemi dengan membuka
pintu untuk menjajakan produknya pada platform media sosial dan jual-beli yang tidak
terbatas pada korporasi besar, bisa menghilangkan batasan berupa jarak dan waktu, serta
membuka peluang komunikasi dua arah antara produsen dan konsumen yangng sangat
dibutuhkan produsen untuk memilih produk apa yang cocok di suatu pasar dan bagaimana
cara mengembangkan dan memperbaiki produk-produk yang sudah ada.

Inovasi-inovasi bertahan di era pandemi ini berjalan selaras dan bahkan


mengakselerasi strategi digitalisasi pada bisnis-bisnis yang ada.

2.8 Bagiamana pemasaran menjadi lebih unggul ketika pandemi daripada sebelum
pandemi
Pemasaran menjadi lebih unggul daripada sebelum pandemi ini bisa terjadi dengan
adanya dorongan untuk beradaptasi melalui digitalisasi di bidang pemasaran. Sekarang para
pemilik usaha bisa dengan bebas memasarkan produknya dengan cara mereka masing-masing
melalui platform-platform digital yang nantinya bisa diakses dan dipilih secara bebas oleh
konsumen. Media-media digital juga tidak membutuhkan modal yang sebanyak media-media
cetak tetapi dengan cakupan pasar yang lebih luas dan akan terus meluas seiring dengan
makin terjangkaunya akses internet di Indonesia (dilihat dari data BPS tahun 2019 yang
menunjukkan peningkatan dari 21,98 persen pada tahun 2015 menjadi 47,69 persen pada
tahun 2019) karena tidak terbatas pada letak geografis. Dari sisi komunikasi antara
konsumen dan produsen tentu digitalisasi pemasaran akan membawa dampak yang lebih
besar daripada sebelum pandemi karena dengan digitalisasi komunikasi dua pihak antara
konsumen dan produsen berlangsung secara lancar sehingga apabila konsumen ingin
memberi masukan atau kritik pada cara pemasaran suatu produk bisa langsung ditanggapi dan
dilakukan evaluasi oleh produsen.

Jadi memang benar pemasaran lebih unggul ketika pandemi jika dibandingkan dengan
sebelum pandemi karena pandemi sendiri memaksa para pelaku usaha untuk berkembang
dalam menarik minat konsumen dan memberikan kebebasan pada konsumen melalui media
digital. Secara singkat dengan digitalisasi selama pandemu pelaku usaha dapat dengan bebas
memasarkan produknya melalui platform digital manapun dan itu tidak terbatas pada usaha
berskala besar saja tetapi juga usaha-usaha berskala kecil, meraih pasar yang lebih luas
karena tidak adanya keterbatasan letak geografis dalam hal perdagangan secara digital, dan
bisa berkomunikasi langsung dengan pelanggan terkait strategi pemasaran maupun produk-
produk hasil produksi usaha itu sendiri. Digitalisasi pemasaran membuka peluang-peluang
yang sebelumnya didominasi usaha-usaha skala besar dan menghapus hambatan berupa
keterbatasan biaya pemasaran serta keterbatasan letak geografis.
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebijakan pembatasan social yang dilaksanakan oleh pemerintah membuat


masyarakat harus mengurangi sebagian besar aktivitasnya yang berhubungan dengan dunia
luar. Pandemic covid-19 ini telah berdampak besar terhadap aktivitas ekonomi. Sebagian
besar aktivitas perekonomian pun hampir mandeg. Perlu adanya adaptasi dalam manajemen
pemasaran para pelaku usaha di era pandemic seperti sekarang. Manajemen perusahaan harus
kembali lagi menganalisis pasar sasaran (Target Market), mengevaluasi kebutuhan
konsumen, mengembangkan produk barang dan jasa yang sesuai dengan apa yang konsumen
inginkan, hingga mengevaluasi kembali cara mereka dalam memasrakan dan
mendistribusikan produk mereka agar dapat lebih menekan biaya pengeluarannya.

Para pengusaha harus dapat menyesuaikan dengan era teknologi yang semakin
canggih. Mereka harus mempelajari teknologi yang akan digunakan sebagai media
pemasarannya agar dapat mempertahankan usahanya. Begitu pula dengan para konsumen.
Mereka juga harus bisa beradaptasi di masa yang serba canggih ini agar mereka tidak
kewalahan dan kebingungan dalam membeli produk barang dan jasa apabila pemerintah
menerapkan kebijakan-kebijakan yang mengharuskan penerapan teknologi masa ini.

Meskipun terdapat banyak hambatan dalam perubahan era pemasaran yang mulanya
konvensional menuju digital, namun efek atau keuntungan yang diberikan baik kepada pelaku
usaha dan konsumen juga banyak.Dalam kondisi yang serba online ini, kedua belah pihak,
baik pengusaha maupun konsumen dapat merasakan keuntungan yang tidak dapat dirasakan
apabila kegiatan jual-beli dilakukan secara offline. Pengusaha dapat menghemat biaya
pengeluarannya dan konsumen akan dimudahkan dalam proses pembelian.
Pemasaran menjadi lebih unggul daripada sebelum pandemi, ini bisa terjadi dengan
adanya dorongan untuk beradaptasi melalui digitalisasi di bidang pemasaran. Sekarang para
pemilik usaha bisa dengan bebas memasarkan produknya dengan cara mereka masing-masing
melalui platform-platform digital yang nantinya bisa diakses dan dipilih secara bebas oleh
konsumen. Media-media digital juga tidak membutuhkan modal yang sebanyak media-media
cetak tetapi dengan cakupan pasar yang lebih luas dan akan terus meluas seiring dengan
makin terjangkaunya akses internet di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Mifta,Rizka.2020. “Dalam praktikya,manajemen pemasaran penting untuk kamu lakukan


terutama untuk para pengusaha.”,https://www.brilio.net/serius/17-pengertian-manajemen-pemasaran-
menurut-para-ahli-jelas-dan-lengkap-200420t.html ,Diakses pada 29 November 2021

Rahmawati.2016. Manajemen Pemasaran.


https://feb.unmul.ac.id/uploads1manajemen/files/Buku-Rahmawati-Manajemen-Pemasaran.pdf
,Diakses pada 29 November 2021

Shinta,Agustina.2010.Manajemen Pemasaran. Malang : Universitas Brawijaya Press.


http://eprints.stiperdharmawacana.ac.id/157/1/Manajemen-Pemasaran-Agustina-Shinta.pdf. Diakses
pada 29 November 2021

Ekonomi Bunghatta.2020. “5 Konsep penting dalam Manajemen Pemasaran”,


https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/1512-5-konsep-penting-dalam-manajemen-
pemasaran-dan-contoh-strateginya , Diakses pada 29 November 2021

Kotler, P. dan K. L. Keller. 2009. Marketing Management. Penerbit: Pupper Saddle


River, N.J. : Pearson Prentice Hall
Faridah, Y. Lamsah. Dan Periyadi. 2019. Manajemen Pemasaran. Penerbit:
Deepublish
Dwi, S. S., E. S. Soegoto, dan S. Suherman. 2014. Aplikasi Alat Manajemen
Pemasaran dalam Proses Pengembangan Produk. Yogyakarta: Penerbit Anda
Hidayat, Khomarul (2020). Perusahaan perlu lakukan adaptasi sesuai perubahan
perilaku konsumen di masa pandemic. https://industri.kontan.co.id/news/perusahaan-perlu-
lakukan-adaptasi-sesuai-perubahan-perilaku-konsumen-di-masa-pandemi. {Diakses pada 26
November 2021}.
Nabila, Mutiara (2020). Hadapi Covid-19, Strategi Pemasaran Pengembang Harus
Beradaptasi. https://ekonomi.bisnis.com/read/20200416/47/1228015/hadapi-covid-19-
strategi-pemasaran-pengembang-harus-beradaptasi. {Diakses pada 26 November 2021}

Maulana,Firmansyah.2021. “Daya beli menurun,bahaya untuk pemulihan ekonomi”,


https://lokadata.id/artikel/daya-beli-menurun-bahaya-untuk-pemulihan-ekonomi ,Diakses
pada 29 November 2021

Putradi,Chris.2021. “Macam-macam media promosi dalam pemasaran produk.”,


https://mgt-logistik.com/macam-macam-media-promosi/ ,Diakses pada 29 November 2021

Badan Pusat Statistik. 2020. “Statistik Telekomunikasi Indonesia 2019” ,


https://www.bps.go.id/publication/2020/12/02/be999725b7aeee62d84c6660/statistik-
telekomunikasi-indonesia-2019.html ,Diakses pada 29 November 2021

Anda mungkin juga menyukai