Anda di halaman 1dari 38

BAB XIII

Sejarah Pemikiran Ekonomi dan Bisnis Islam (EBI)


Intelektual Muslim Indonesia

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN HOS COKROAMINOTO


Biografi HOS Cokroaminoto381
HOS Cokroaminoto lahir dengan nama lengkap Raden Hadji Oemar Said
Tjokroaminoto yang kemudian dikenal dengan HOS Cokroaminoto. Ia lahir di
Ponorogo, Jawa Timur pada 16 Agustus 1882. Ayahnya bernama RM Tjokroamiseno
yang bekerja sebagai seorang pejabat pemerintahan. Sementara kakek HOS
Cokroaminoto bernama RM Adipati Tjokronegoro dikenal sebagai Bupati
Ponorogo.
Karena anak seorang pejabat pemerintahan maka sejak kecil HOS
Cokroaminoto mulai mengenyam pendidikan di sekolah Belanda yang khusus
diperuntukkan untuk orang Belanda dan para pejabat pemerintahan. Dalam biografi
HOS Cokroaminoto yang ditulis dalam buku Memoria Indonesia Bergerak diketahui
bahwa Cokroaminoto menyelesaikan pendidikannya di OSVIA (Opleiding School
Voor Inlandsche Ambtenaren). Sekolah tersebut dikenal dengan Sekolah
Administrasi Pemerintahan yang mencetak para pega- wai-pegawai pemerintahan
kolonial Belanda di Magelangpada 1902.
Setelah lulus dari OSVIA, HOS Cokroaminoto kemudian bekerja sebagai juru
tulis patih di Ngawi. Tak lama kemudian ia diangkat sebagai pembantu utama
Regen (Bupati) atau Patih di Ngawi. Di sini ia melihat kesewenang-wenan- gan
orang Belanda terhadap kaum pribumi. Sejak kecil ia sudah mengerti akan jiwa
nasionalisme. HOS Cokroaminoto diketahui menikah dengan Raden Ajeng
Soeharsikin. Ia merupakan putri dari wakil bupati Ponorogo yang bernama Raden
Mas Mangoensomo. Dari pernikahannya ini, ia dikaruniai anak bernama Siti Oetari
dan Harsono Tjokroaminoto.

381 https://www.biografiku.com/biografi-hos-cokroaminoto/. Diakses pada Selasa, 1


Desember 2020
Pada bulan September tahun 1905, HOS Cokroaminoto berhenti dari
jabatannya sebagai seorang Patih bagian dari pegawai Belanda. Alasannya ia tidak
puas dengan pekerjaannya karena dianggap sebagai budak di hadapan orang belanda
dan kesewenangan kaum Belanda terhadap kaum pribumi lainnya. Keputusan HOS
Cokroaminoto ini ditentang oleh keluarga dan mertuanya yang menginginkannya
menjadi seorang birokrat. Walaupun begitu, Cokroaminoto tetap pada
keputusannya.
HOS Cokroaminoto kemudian pindah ke Surabaya. Disana ia melanjut- kan
pendidikannya di Burgerlijke Avondschool (Sekolah Teknik Mesin). Ia juga bekerja
di Firma Coy & CO dari tahun 1907 hingga 1910. Tahun berikutnya, ia kemudian
bekerja sebagai seorang teknisi yang kemudian diangkat sebagai ahli kimia di pabrik
gula di wilayah Rogojampi, Jawa Timur. Sembari bekerja, HOS Cokroaminoto juga
rajin menulis artikel padaan Bintang Surabaya. Ia bekerja di Pabrik Gula hingga
tahun 1902. Selanjutnya ia kembali ke Surabaya dan bekerja di biro teknik.
Pada 1912, Haji Samanhudi yang dikenal sebagai pendiri dari Sarekat Dagang
Islam mengajak HOS Cokroaminoto bergabung. HOS Cokroaminoto sejak awal
menyukai Sarekat Dagang Islam karena visi dari perkumpulan tersebut.
Sarekat Dagang Islam berdiri pada 1905 merupakan perkumpulan peda- gang-
pedagang Islam yang bertujuan menentang politik Belanda yang membi- arkan
banyaknya masuk pedagang asing hingga kemudian menguasai sendi pere-
konomian rakyat kala itu. Ketika HOS Cokroaminoto bergabung pada 1912, ia
kemudian mengubah nama nama Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam.
Tujuannya agar Sarekat Islam tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi saja
melainkan juga pada bidang politik.
Di bawah kepemimpinan HOS Cokroaminoto, Sarikat Islam diakui oleh
pemerintah kolonial Belanda dan memiliki badan hukum yang jelas. Dalarr.
kongresnya, Sarekat Islam bertujuan ingin merdeka, memiliki pemerintahar. sendiri
dan menyatukan seluruh bangsa Indonesia. Lambat laun pengikut Sarekat Islam
semakin banyak. Hal ini dikarenakan HOS Corkroaminoto mampu memengaruhi
massa melalui pidato-pidatonya.
Ketika pindah ke Surabaya, HOS Cokroaminoto bersama dengan istriny;
membuka indekos yang menampung para pemuda pribumi. Di rumah HOS
Cokroaminotolah kemudian tinggal Ir. Soekarno, Kartosuwiryo, Musso, Alimir.
Darsono hingga Semaun. Ir. Soekarno, Kartosuwiryo, Musso, Alimin, Darsono.
Semaun hingga Tan Malaka menganggap HOS Cokroaminoto sebagai gum besar
mereka. Di rumah itu, mereka akrab satu sama lain dan belajar banyan mengenai
semangat kebangsaan dari HOS Cokroaminoto.
Ir. Soekarno memilih berhaluan nasionalis kelak melahirkan pancasiL sebagai
ideologinya, Kartosuwiryo memilih berhaluan Islam kelak melahirkan DI/TII
menentang Soekarno. Kemudian Musso, Alimin, Darsono dan Semaun
memilih berhaluan komunis dan membentuk PKI yang kemudian melakukan
pemberontakan di Madiun.
Pada akhirnya, Sarekat Islam yang dipimpin oleh HOS Cokroaminoto
terpecah menjadi dua yakni SI Putih dan SI Merah yang disusupi oleh paham
komunis yang dibawa oleh Sneevliet dari Belanda. Semaun, Darsono, Alimin dan
Tan Malaka bergabung dengan SI merah. Sementara HOS Cokroaminoto lebih
condong berpihak pada SI Putih. Darsono dan Semaun kemudian dikeluarkan dari
Sarekat Islam atas desakan dari Abdul Muis dan Haji Agus Salim. Setelah
dikeluarkannya Semaun dan Darsono membuat Alimin dan Tan Malaka kecewa.
Perpecahan yang semakin meruncing membuat SI merah yang berkedudukan di
Semarang kemudian berganti nama menjadi Sarekat rakyat.
Setelah mengeluarkan Darsono dan Semaun dari Sarekat Islam, HOS
Cokroaminoto kemudian mengubah nama SI menjadi Partai Sarekat Islam yang
bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Di kongres PSI, Cokroaminoto
sekali lagi mengubah nama partainya menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII)
yang jelas-jelas bertujuan menginginkan kemerdekaan Indonesia. Selain aktif dalam
kegiatan politik partai, HOS Cokroaminoto juga diketahui mahir dalam seni Jawa,
karawitan dan tarian. Ia juga kerap mengadakan latihan wayang orang di Taman
Seni Panti Harsoyo.
Pada 1934, HOS Cokroaminoto menghadiri kongres partai di Banjarmasin,
Kalimantan Selatan. Namun setelah menghadiri acara tersebut, ia kemudian jatuh
sakit. Tak lama setelah itu, HOS Cokroaminoto kemudian wafat pada 17 Desember
1934 di Yogyakarta. Ia kemudian dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta.
Selama hidupnya, HOS Tjokroaminoto sangat besar pengaruhnya bagi awal
pergerakan kemerdekaan Indonesia dan juga bagi kaum pribumi kala itu. Ia juga
menjadi guru sekaligus inspirasi bagi tiga tokoh besar Indonesia yakni Ir. Soekarno,
Musso, dan Kartosuwiryo.
Karena pengaruhnya yang begitu besar ia bahkan sebut-sebut sebagai “Ratu
Adil”. Bahkan Belanda menyebut HOS Cokroaminoto sebagai De ongekvoonde
koning van Java yang berarti Raja Jawa yang tidak dinobatkan. Di tahun 1961, atas
jasa-jasa dan perjuangan HOS Cokroaminoto terhadap Indonesia, maka pemerintah
Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Indonesia kepadanya.
Karya HOS Cokroaminoto
HOS Cokroaminoto termasuk seorangpenulis yangcukup produktif, tulisan-tu- lisan
beliau dimuat dalam surat kabar, maupun tulisan yang ditulis menjadi sebuah buku.
Beberapa tulisan HOS Cokroaminoto yang didokumentasikan dalam bentuk buku
adalah sebagai berikut:382

382 Didin Putra Mahardi, Pemikiran Ukonomi Sosialis Haji OemarSaid Cokroaminoto, Tesis pada Program
Megister Prodi Ekonomi Syariah Pascasarjana IAIN Ponorogo 2020, tidak
a. Moeslim Nationale Onderwijs (1917)
b. Islam dan Sosialisme (1924)
c. Memeriksai Alam Kebenaran (1928)
d. Tarich Agama Islam (1931)
e. Tafsir Program Asas dan Tandhim Partai Syarikat Islam Indonesia (1931)
£ Reglement Umum Bagi Umat Islam (1934)
Pemikiran EBIHOS Cokroaminoto
a. Sistem Ekonomi Islam
Cokroaminoto dikenal sebagai tokoh nasional yang beraliran sosialisme reigius
(Islam), Ada dua alasan mengapa Cokroaminoto meluncurkan gagasan sosialisme
berdasarkan Islam. Sosialisme Islam yang digagas oleh Cokroaminoto memiliki
dasar yang berbeda dengan sosialisme yang digagas oleh Karl Marx. Ajaran Marx
tentang materialisme historis yang menjadi dasar sosialisme ilmi- ahnya.
Dipakainya kata “Islam” dalam bangunan pemikirannya selain untuk tujuan
pragmatis-empiris, juga untuk memberi dimensi yang lebih mendalam kepada cita-
cita sosialisme religius, yaitu dikukuhkannya dasar moral cita-cita
kemasyarakatan.383
b. Kepemilikan
Mengenai kepemilikan, pandangan Cokroaminoto amat berbeda dengan
konsep kepemilikan sosialisme. Menurutnya, ada dua peraturan mengenai
kepemilikan harta benda dalam sosialisme, yaitu pertama, bahwa kepunyaan
(eigendom) atas alat-alat produksi hendaknya diserahkan ke dalam perikatan hidup
bersama (gemeenschap). Kedua, perikatan hidup bersama tersebut hendaknya
menetapkan apa dan bagaimanakah harus dikeluarkan atau dibagikan barang-
barang tersebut.
Cokroaminoto tidak setuju dengan konsep kepemilikan sosialisme di atas,
baginya sosialisme berdasar Islam tidak mengatur mengenai kepemilikan harta
benda individu. Yang diatur dalam Islam adalah perilaku cara mendapatkan harta
dan penggunaannya. Asas “sebesar-besarnya keselamatan bagi sebanyak-banyak-
nya orang” menjadi asas yang harus dipatuhi. Singkatnya, kepemilikan harta benda
merupakan hak masing-masing orang. Namun hal yang berbeda bila menyangkut
kepemilikan tanah. Bagi Cokroaminoto, keberadaan tanah menjadi pokok segala
hasil dan pokok semua pekerjaan industri besar. Oleh karena itu. kepemilikan tanah
harus dikuasai oleh negara. Hal ini menurutnya sesuai dengan dengan contoh yang
diberikan oleh Rasulullah ketika ia memegang kekuasaar

diterbitkan, hal. 81
383 Cahyono Bayu Aji, Pemikiran Ekonomi Islam Indonesia (Studi Pemikiran Cendekiawan Muslim Indonesia Era
Pra-Kemerdekaan-Orde Baru, Al-Muamalat Jurnal Hukum Ekonomi Syariah. Vol II, No. 02.
Tahun 2017, hal. 41-43
negara.
c. Riba
Mengenai riba, Cokroaminoto amat menentang riba. Riba yang dimaksud-
kan oleh Cokroaminoto tidak sebatas pada woeker saja, yaitu tingkat bunga yang
ringgi, namun riba dalam pengertian Cokroaminoto adalah memakan keuntun- gan
oranglain {meewaarde). Termasuk meewaarde di antaranya adalah memakan hasil
pekerj aan orang lain, tidak memberikan bagian keuntungan yang seharusnya
menjadi bagiannya orang yang turut bekerja dan semua pekerj aan yangserupa itu.
Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa Cokroaminoto menarik lebih jauh
larangan riba tidak hanya sebagai tambahan atas pinjaman (bunga), namun ia
melihat hakikat dari larangan riba yang berupa penghisapan terhadap orang lain
(zulm). Dalam menjelaskan mengenai riba, Cokroaminoto berupaya memad- ukan
konsep riba dalam Islam dengan konsep meewaarde Karl Marx untuk menentang
kapitalisme. Menurutnya, keuntungan meewaarde adalah dilarang sekeras-kerasnya
oleh agama Islam karena termasuk dalam perbuatan memakan riba.
Dari konsep meewaarde dan riba ini, Cokroaminoto berkesimpulan bahwa
agama Islam memerangi kapitalisme sampai kepada “benihnya”. Larangan riba ini
merupakan implementasi dari prinsip dasar atau asas persaudaraan. Berdasarkan
asas yang menyatakan segala makhluk Tuhan itu adalah saudara dan harus saling
tolong-menolong satu sama lain, maka Islam melarang dengan keras memakan riba
atau pemungutan rente (bunga) dalam bentuk apa pun juga.
Kapitalisme yang secara nyata-nyata menyebabkan kerusakan dunia dan
matinya sifat peri-kemanusiaan, timbulnya ialah dari benih pemaknaan “meewaarde”
atau riba. Dengan larangan ini, maka Islam mencegah munculnya kapitalisme,
memerangi kapitalisme mulai dari benihnya dan membinasakan kapitalisme sampai
pada akarnya.
d. Zakat
Mengenai zakat, Cokroaminoto menjelaskan zakat dan sedekah sebagai
implementasi dari asas persaudaraan dan kedermawanan. Menurutnya, perin- tah
tentang kedermawanan dalam aturan Islam memiliki dasar sosialistik, yaitu pertama,
membangun rasa rida mengorbankan diri dan rasa melebihkan keper- luan umum
dari pada keperluan diri sendiri. Kedua, membagi kekayaan sama rata di dalam dunia
Islam, lantaran menjadikan pemberian zakat sebagai salah satu rukun Islam. Ketiga,
menuntun perasaan orang, supaya tidak menganggap kemi- skinan itu satu
kehinaan, supaya orang anggap kemiskinan itu lebih baik daripada kejahatan.
Sebagian orang suci dalam Islam lebih memilih hidup miskin.
BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN MOHAMMAD HATTA
Biografi Mohammad Hatta384
Moh Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 11 Agustus 1902 ini saisi satu
proklamator kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Hatta merupakan aal kedua dari
pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleha. Kakeknya seorsag ulama besar dan
ternama di Sumatera Barat pada masa itu yang bernama Sytxr Abdurrachman atau
Syekh Batu Hampar. Selepas usia remaja, Hatta me:.: , galkan tanah Minang untuk
melanjutkan studi ke Sekolah Tinggi Dagang Prni Hendrik School, Batavia.
Ia lalu hijrah ke Belanda untuk bersekolah di Handels Hogeschool (seki-
rangnamanya Universitas Erasmus Rotterdam) pada September 1921. Hatta nr i di
negeri itu dengan menumpang kapal Tambora milik Rotterdamse Lloyd I negeri
Belanda pula ia mengenal dan sempat memimpin organisasi pergera_-_n- yang
memiliki cita-cita merdeka dari kolonialisme.
Karena aktivitas politiknya itu Hatta sempat mendekam di ruang tahanan.
Tak hanya fokus soal pergerakan, semasa di Eropa pula, Hatta memperdalirr ilmu
koperasi. Dia disebut mengunjungi sejumlah negara Skandinavia di antarr- nya
Denmark demi mencari tahu soal koperasi.
Di bawah pimpinan Hatta, Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda sudar
merumuskan lima prinsip ekonomi. Salah satu di antaranya, “Memajukan koperasi
pertanian dan bank-bank rakyat”. Pada Juli 1932, Hatta kembali ke Tanah Ai:
Semangatnya di bidang politik tak memudar bahkan makin berkobar.
Beberapa kali pemerintah kolonial Belanda menangkap lalu mengasingkar.
Hatta ke daerah-daerah terpencil. Perjuangan tanpa kenal lelah itu membuahkan
hasil. Bersama Sukarno, Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17
Agustus 1945. Dia pun didapuk menjadi \Vakil Presiden Pertama Republik
Indonesia mendampingi Presiden Sukarno.
Meski aktif di politik, Hatta tak melupakan dunia ekonomi. Salah satunva
mendorong gerakan koperasi. Bahkan untuk jasanya itu, Hatta diberi gelar Bapak
Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung, Jawa Barat
tanggal 17 Juli 1953.
Berikut fakta soal biografi Mohammad Hatta secara singkat termasuk
kiprahnya membangun gerakan koperasi di Indonesia: a. Berkali-kali menjalani
masa pembuangan
Hatta pernah menjalani masa pembuangan di Tanah Merah Boven Digoe! di
pedalaman Papua, sebuah tempat pengasingan tahanan politik yang didirikar.
pemerintah kolonial Hindia Belanda pada 1927. Selama 10 bulan Hatta berada di
daratan yang dikepung rawa-rawa itu. Ia kemudian dibuang ke Pulau Banda
384 https://news.detik.com/berita/d-5090362/biografi-moh-hatta-yang-belajar-ilmu-
koperasi-sampai-ke-denmark, akses Selasa, 14 Juli 2021
Neira, Maluku pada 1936. Hatta meninggalkan Banda pada 1 Februari 1942. Setelah
Indonesia merdeka pun Hatta kembali mengalami masa pembuangan. Pasca agresi
militer Belanda II pada Desember 1948, Hatta dan sejumlah pemi- mpin republik
diasingkan ke Mentok, Pulau Bangka sampai Juli 1949.
b. Kaul Hatta tak menikah sebelum Indonesia merdeka
Meutia Farida Hatta dalam buku Seratus Tahun Bung Hatta menuliskan fokus
Hatta muda memang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Bahkan, dia sempat
bersumpah tidak akan menikah sebelum Indonesia merdeka. Akhirnya usai
kemerdekaan, Hatta menjatuhkan pilihannya pada Rahmi, putri pasangan Abdul
Rachim dan Anni. Abdul Rachim juga merupakan kawan dekat Bung Kamo.
Sukarno juga yang mendatangi rumah keluarga Abdul Rachim dan mela- markan
Rahmi untuk Hatta. Pernikahan kemudian digelar pada 18 November 1945, di
sebuah villa di Megamendung, Bogor. Sebagai mas kawin, Hatta memberikan buku
yang ditulisnya saat dibuang di Digul pada 1934, “Alam Pikiran Yunani”, Pasangan
Mohammad Hatta dan Rahmi dikaruniai tiga orang anak perempuan. Meutia,
Gemala Ra’biah, dan Halida.
c. Naik haji dengan uanghasil menulis buku
Sekretaris pribadi Hatta, Iding Wangsa Wijaya menuliskan pengalamannya
mendampingi proklamator saat perjalanan menunaikan ibadah haji pada Juli 1952
dalam bukunya Mengenang Bung Hatta. Kala itu Bung Hatta mengajak
sekretarisnya, istrinya, Rahmi Hatta dan dua saudara perempuannya.Presiden
Sukarno sebenarnya menawarkan rombongan Hatta menggunakan pesawat terbang
dengan biaya yang ditanggung pemerintah. Hatta menolak tawaran itu. “Bung Hatta
menginginkan agar keberangkatannya menunaikan ibadah haji bukan dalam
kedudukannya sebagai wakil presiden, melainkan sebagai rakyat biasa,” kata
Wangsa.
Wangsa Wijaya menuturkan seluruh biaya berasal dari kantong pribadi Bung
Hatta. “Saya masih ingat benar, bahwa kami semua diberangkatkan Bung Hatta
dengan uang hasil honorarium buku yang terbit di Belanda,” ujar Wangsa. Buku itu
berjudul Verspeide Geschriften berisi kumpulan karangan Bung Hatta dalam bahasa
Belanda. Bung Hatta juga memperoleh honorarium penerbitan beberapa buku di
Indonesia. Honor yang terkumpul terbilang besar untuk untuk ukuran masa itu.
d. Belajar koperasi sampai ke Denmark
Saat menuntut ilmu di Belanda, Hatta sudah memiliki pemikiran bahwa
koperasi merupakan salah satu alat untuk membangun dan meningkatkan pere-
konomian rakyat Indonesia. Zulfikri Suleman dalam buku Demokrasi untuk
Indonesia: Pemikiran Politik Bung Hatta menyebut untuk mematangkan konsep
koperasi Hatta bersama kawannya Samsi pada 1925 mengunjungi Denmark dan
negara Skandinavia mempelajari masalah perkoperasian.
e. Retaknya hubungan dengan Bung Karno
Hatta marah besar saat Sukarno memutuskan berpaling dari Fatmawati dan
menikahi Hartini pada Januari 1953. Dia tak dapat menerima Bung Karno
menduakan Fatmawati. Bertahun-tahun Hatta memilih menghindari pertemuan
dengan Hartini. Puncak perseteruan dua sahabat ini terjadi pada 1956, ketika
Sukarno mencanangkan Demokrasi Terpimpin dan ingin membubarkan semua
partai politik. Hatta mengecam konsep itu dengan menyebutnya bentuk kedik-
tatoran. Tanggal 20 Juli 1956, Hatta akhirnya mengirimkan surat ke DPR yang
berisi permintaan mundur dari jabatan wakil presiden.
f. Diberi gelar Bapak Koperasi Indonesia
Sebagai seorang ahli ekonomi, Hatta aktif memberi ceramah dan menulis
berbagai artikel bidang ekonomi dan koperasi. Dia juga berperan mendorong
gerakan koperasi di Indonesia. Atas jasa-jasanya dan pemikirannya, saat Kongres
Koperasi Indonesia di Bandung, Jawa Barat tanggal 17 Juli 1953, Hatta diberi gelar
Bapak Koperasi Indonesia.
Pada tanggal 15 Agustus 1972, Presiden Soeharto menyampaikan kepada Bung
Hatta anugerah negara berupa Tanda Kehormatan tertinggi “Bintang Republik
Indonesia Kelas I” pada suatu upacara kenegaraan di Istana negara. Bung Hatta,
Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, wafat
pada 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Dr Tjipto Mangunkusumo, Jakarta, pada usia 77
tahun dan dikebumikan di TPU Tanah Kusir pada 15 Maret 1980.385
Karya Mohammad Hatta
Mohammad Hatta adalah orang yang sangat produktif, aktif dan memiliki kecer-
dasan spiritual serta intelektual yang memadai. Dengan kecerdasannya, setiap
pemikirannya selalu ia bukukan. Sudah lebih dari 40 buah buku karangan Hatta
yang dibukukan. Buku yang ditulis dan pertama kali diterbitkan tahun 1926 semasa
di Den Haag Belanda Berjudul “Economische Werelbouw En Macthtstegen Stellingen”
dan karya lain yang terkenal adalah “ Portrait of a Patriot”, adapun karya-karya lain di
antaranya adalah
a. L’ Indonesie et Son Probleme de’t Independence (Indonesia dan Masalah
Kemerdekannya tahun 1928.
b. IndonesiaMerdeka (Indonesia Vrijs) tahun 1928.

385 https://bctemas.beacukai.go.id/profil/mohammad-hatta/. Diakses pada Selasa, 14 Juli 2021


c. Tujuan dan Politik PNI, tahun 1931. Bersamaan ini pula selama memimpin PNI
Baru, di Jakarta ia sempat menulis buku dengan judul “Krisis Ekonomi dan
Kapitalisme" pada 1934.
Di samping beberapa karya tersebut ada banyak karya lain yang berupa buku,
artikel dan makalah serta naskah pidato yang telah disadur, dicetak dan diterbitkan
oleh beberapa tokoh nasional sekarang dan penerbit, di antaranya sebagai berikut: 386
1) Rasionalisasi, Surabaya, 1939
2) Mencari Volkend Bond dari Abad ke Abad, Bukittinggi: Penyiaran Ilmu, 1939.
3) Bank dalam Masyarakat Indonesia, Bukittinggi: Bank Nasional, 1942.
4) Beberapa PasalEkonomi, Jakarta: Balai Pustaka, 2 Jilid, Jilid I, Cet. Ke-4, tahun
1950 dan Jilid II, Cet. Ke-2,1951.
5) Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta: Kementerian Penerangan, 1950.
6) Kooperasi Jembatan ke Demokrasi Ekonomi, Jakarta: Kementrian Penerangan, 1953.
7) Dasar Politik Luar Negeri Republik Indonesia, Jakarta: Tintamas, 1953.
8) Meninjau Masalah Kooperasi, Jakarta: Pembangunan, 1954.
9) Verspreide Geschriften, Jakarta: Van deer Peet, 1952.
10) PengantarkeJalan Ekonomi Perusahaan, Jakarta.: Pembangunan, 1955.
11) Pengantar ke Jalan Ilmu dan Pengetahuan, Jakarta: Pembangunan, 1954.
12) Indonesia’s Foreign Policy, in Foreign Affairs, No. 3, April, 1953.
13) Kooperasi dan Pembangunan, Jakarta: Kementerian Penerangan, 1956.
14) The Cooperativ Movement In Indonesie, Ithaca, New York: Cornel University
Press, 1956.
15) Lampau dan Datang, Jakarta: Djembatan, 1956.
16) Meninjau Sumatera Tengah, dalam Pikiran Rakyat, 3 Juni 1957 dan 24 Juni 1957.
17) Meninjau Tugas Kita, 8 Juli 1957.
18) Pembentukan Tugas dan Konstitusi, Pikiran Rakyat: bulan 17 April 1957.
19) Rakyat Terpaksa Menderita akibat Tindakan Gila-gilaan, Indonesia Raya, 27
Desember 1957.
20) MariMemperbaiki Nasib Sendiri, 9 Maret 1957.
21) The Cooperative Movement in Indonesia, Ithaca, New York: The Modern
Indonesian Project Sontheast Asia Program: Cornel University Press, 1957.
22) Diatas Jalan yang Salah, Pikiran Rakyat, 13 Agustus 1957.
23) Islam Masyarakat Demokrasi dan Perdamaian, terj. L. E. Hakim, Jakarta: Tintamas,
1957.

386 Deliar Noer, Mohammad Hatta: Hat! \uram Bangsa (Jakarta: Kompas, 2012), hal. 759-761
24) Kumpulan Pidato-Pidato Selama Berkunjung di RRC, Peking: Kedutaan Besar
Republik Indonesia. 1957.
25) Indonesia Between The Power Bloes, in Foreign Affairs, No. 3 April 1958.
26) 25 Tahun Koperasi, 1958.
27) Pendidikan Menengah Koperasi, Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Koperasi, 1958.
28) DemokrasiKita, Jakarta: Panji Masyarakat, I960.
29) Ekonomi Ter pimp in, Jakarta: Fasco, 1960.
30) Colonialism and War Danger, Asian Survey, Nopember, 1961.
31) Persoalan Ekonomi Sosialis Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1963.
32) NuzululQur’an, Bandung: Angkasa, 1966.
33) Pancasila Jalan Lurus, Bandung: Angkasa 1966.
34) Peranan Pemuda Menuju Indonesia Merdeka, Bandung: Angkasa, 1966.
35) Teori Ekonomi, Politik Ekonomi dan Orde Ekonomi, Jakarta: Tintamas, 1967.
36) Pendidikan Nasional Indonesia, Bogor: Melati, 1968.
37) Sekitar Proklamasi 17Agustus 1945, Jakarta: Tintamas, 1969.
38) Perkembangan Koperasi di Indonesia, 1970-an.
39) Abadi Indonesia Raya, Jakarta: Kompas, Pedoman, 14 November 1970.
40) Sesudah 25 Tahun, Jakarta: Djambatan, 1970.
41) The Putera Reports: Problem in Indonesia Japanese Wartime Cooperation, terj.
William. H. Federick, Ithaca New York: Cornel Modern Indonesia Project,
1971.
42) Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun, Jakarta: Kumpulan Karangan,
Koperasi Pegawai Negeri, 1971.
43) Ekonomi Berencana, Jakarta: Gunung Agung, 1971.
44) Mimpi dan Kenyataan, 10 Agustus 1972.
45) Merata, Jakarta: Yayasan Idayu, 1972.
46) ApaBenar? April 1972.
47) SoalHak Recall, Jakarta: Kompas, 8 Maret 1973.
48) Masihkah negara Republik Indonesia Berdasarkan Pancasila, Jakarta: Kompas, 1
Maret 1973.
49) Participation in The Struggle For Indonesche Independence, Yogyakarta, 1974.
50) Prinsip Ekonomi dan UjungPandang. Hasanudin University Press, 1974.
51) Menuju negara Hukum, Jakarta: Yayasan Idayu, 1975.
52) Indonesia Merdeka, Jakarta: Bulan Bintang, 1976.
53) Bagaimana Caranya Membangun Koperasi Kembali, Jakarta: Pidato pada
Musyawarah Kerja Dewan Koperasi Indonesia di Istana negara, 8 Januari 1976.
54) Uraian Pancasila, Jakarta: Yayasan Idayu, 1975.
55) Pengertian Pancasila, Jakarta: Idayu Press, 1977.
56) Permulaan Pergerakan Nasional, Jakarta: Idayu Press, 1977.
57) BungHatta Menjawab, Jakarta: Gunung Agung, Peny. Zainul Yasni, 1978.
58) Memori, Jakarta: Tintamas, 1979.
59) Ekonomi Indonesia, dalam ISLD, 15 Juni 1979.
60) Ilmu danAgama, Jakarta: Yayasan Idayu, 1980.
61) Nama Indonesia (Penemuan Komunis), Jakarta: Yayasan Idayu, terj. Bagus Siagian,
1980.
62) Alam Pikiran Yunani 1941-1950, Jakarta: Tintamas, 3 Jilid, 1982.
Dari sekian karya Hatta, yang j adi momentum terpenting adalah pledoinya di
hadapan Pengadilan Den Haag negeri Belanda pada 9 Maret 1928. Dan di antara
salah satu sekian karya, merupakan cerminan sikap Hatta dalam memahami dan
melihat pertarungan ideologi kapitalisme dan sosialisme serta komunisme, yaitu
pada karya yang diberi judul “Indonesche Vrijs” (Indonesia Merdeka).
Pemikiran Mohammad Hatta
Pemikiran Mohammad Hatta tentang Ekonomi Islam di Indonesia tercermin dalam
kontribusi beliau dalam pembentukan Undang-Undang Dasar 1945 yang terkait
dengan model ekonomi yang akan dibangun di Indonesia, yaitu pada Pasal 33.
Bunyi pasal 33 UUD 1945 sebagai berikut:
Ayat (1) berbunyi; Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan.
Ayat (2), berbunyi: Cabang-cabangproduksi yangpenting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara,
Ayat (3) menyebutkan; Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besamya kemak- muran rakyat,
Ayat (4), berbunyi: Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanju- tan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional, dan
Ayat (5); berbunyi: Ketentuan lebih lanjut mengenaipelaksanaan pasal ini diatur
dalam undang-undang.
Ciri-ciri sistem ekonomi Indonesia menurut pasal 33 UUD 1945 sebagaimana
dapat disimpulkan dari penjelasan pasal 33 ayat 1, 2, 3, adalah sebagai berikut: 387
a. Koperasi merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang beroperasi dalam
wilayah cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak.
b. Alat-alat produksi yang sangat penting dan menguasai hajat hidup orang

387 Itang, Pemikiran Ekonomi Koperasi Mohammad Hatta; Kelevaminja dengan Etika Ekonomi Islam (Serang:
Laksita Indonesia, 2016), hal. 97
banyak dikuasai negara, peranan pemerintah dalam perekonomian lebih
menitikberatkan sebagai pengawas dan mengatur.
c. Penentuan harga lebih banyak diserahkan kepada mekanisme pasar.
d. Perekonomian didasari dengan jiwa gotong royong dan kekeluargaan. Keempat
ciri tersebut apabila dikaitkan dengan ajaran Islam maka akar.
menemukan relevansinya, penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Koperasi merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang beroperasi dalarr


wilayah cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak Dari
rumusan di atas tampak terlihat bahwa koperasi merupakan bentui-: dalam
kegiatan-kegiatan usaha ekonomi dan sosial. Bentuk kerja sama semacar- ini dalam
konsep Islam jauh sebelumnya telah ada yaitu dikenal dengan syirkah Dasar hukum
dibolehkannya syirkah, terdapat dalam QS Shad: 24

“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka
berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang- orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlv: mereka ini. Dan Daud mengetahui bahwa
Kami mengujinya; maka ia rnemint.: ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan
bertaubat.”

“Aku ini ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah seorang mereka tidak
mengkhianati temannya. Apabila salah seorang telah berkhianat terhadap temannya aku
keluar dari antara mereka.” (HR Abu Daud, yang disahihkan oleh Al-Hakim, dari Abu
Hurairah.)
Koperasi yang diciptakan Mohammad Hatta merupakan bentuk syirkah baru
yang banyak sekali manfaatnya, di antaranya memberikan keuntungan kepada para
anggota, memberi lapangan pekerjaan kepada para karyawannnya, memberi
bantuan keuangan dari sebagian hasil usaha koperasi untuk kepent- ingan sosial dan
hajat hidup orang banyak. Konsep semacam ini sesuai dengan ajaran Islam.
Mohammad Hatta tidaklah terlalu awam terhadap ajaran Islam, sebagaimana waktu
kecil telah dibina oleh pamannya, Syekh Arsyad pimpinan
Surau batu Hampar. Maka tidak berlebihan kalau pikiran-pikirannya diwarnai oleh
ajaran Islam. Seperti koperasi, para ulama menamakan sebagai syirkah baru yang
disebut dengan syirkah ta’awuniyah.388

b. Alat-alat produksi yang sangat penting dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai negara, peranan pemerintah dalam perekonomian lebih
menitikberatkan sebagai pengawas dan mengatur.
Alat-alat produksi yang sangat penting dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai negara, peranan pemerintah dalam perekonomian lebih meni- tik
beratkan sebagai pengawas dan pengatur. negara mempunyai peranan penting
untuk menguasai produksi-produksi yang dapat menyelamatkan hajat hidup orang
banyak. Sementara kegiatan ekonomi yang dilaksanakan swasta yang tidak punya
peranan penting bagi masyarakat, tugas pemerintah mengawasi, mendorong dan
membimbingnya. Konsep semacam ini sesuai dengan konsep ajaran sistem ekonomi
sosialis Barat. Aliran ini muncul untuk memperbaiki sistem kapitalis yang
membawa dampak buruk bagi perekonomian rakyat, yaitu kurang menghargai
tenaga kerja sehingga menumpuknya kekayaan tanpa kerja, pendapatan tidak
merata, monopoli, tidak ada keseimbangan dan lain-lain. Gerakan sosialisme
mempunyai pengaruh yang cukup menggetarkan sendi- sendi kapitalisme. Kaum
sosialis memperkenalkan suatu sistem perekonomian yang lebih menitik beratkan
kepada kepentingan dan kesejahteraan masyarakat bersama. Gerakan ini berhasil
dilaksanakan di Barat, karena keberhasilannya maka Mohammad Hatta mempunyai
ide untuk menerapkannya di Indonesia.389

Campur tangan negara dalam wilayah cabang-cabang produksi yang penting:


bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara, ini
untuk mencegah agar kekayaan jangan hanya beredar di kalangan orang-orang kaya
saja. Hal ini selaras dengan firman Allah dalam QS Al-Hasyr: 7

“Apa saja harta rampasan (faijyang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda)
yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat,
anak-anakyatim, orang-orangmiskin dan orang-orang
388 Ibid., hal. 100
389 Ibid., hal. 102

yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-.-z'^r kaya saja di antara
kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimala t Dan apayangdilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepajk Allah. Sesungguhnya Allah amatkeras
hukumannya.”

Memperhatikan kecenderungan manusia yang suka memperoleh hars atau


keuntungan banyak untuk diri sendiri, maka guna menjamin hak-fcak para pekerja
terhindar dari penindasan para pemilik kerja, negara dibenarkic mengeluarkan
peraturan perundang-undangan centang ketenagakerjaan ysa| memenuhi syarat-
syarat keadilan, tidak berkecenderungan memihakkepada pan pekerja dan
merugikan para pemilik kerja. Dasar hukum campur tangan negm itu ialah
maslahah mursalah yang merupakan salah saru metode ijtihad di luar m Al-Qur’an
dan sunnah, dengan tetap berpegang pada jiwa ajaran kedua sumber hukum Islam
tersebut. Atas dasar maslahah mursalah, negara dibenarkan unr_i menguasai sektor-
sektor produksi yang menjadi hajat orang banyak.
c. Penentuan harga lebih banyak diserahkan kepada mekanisme pasar.
Penentuan harga lebih banyak diserahkan kepada mekanisme pasar Sister:
perekonomian Indonesia pada hakikatnya adalah sistem ekonomi pasar, di mans
penentuan harga lebih banyak diserahkan kepada mekanisme pasar. Sedangkm
kebijakan pemerintah baru dapat diterapkan bila keadaan perekonomian tidak
balance. Dalam hal peranan pemerintah dan penyerahan penentuan harga pam
mekanisme pasar, sistem ekonomi Indonesia menurut pasal 33 UUD 1945 boleh
dikatakan hampir serupa dengan sistem ekonomi kapitalis. Hanya tidak terlaL
bebas, masih ada pengawasan dari pemerintah. Dalam perlakukan konsumer. sistem
ekonomi Indonesia tidak adanya sifat sentimental. Lebih tepat lagi sistem ekonomi
Indonesia merupakan warna dari sistem ekonomi sosialis. 390

Dalam pandangan Islam pasar adalah suatu tempat yang signifikan di dalam
proses bermuamalah. Implementasinya bahwa ketentuan harga lebih banyak
diserahkan pada mekanisme pasar. Sebab ketentuan harga itu hasil kesepakatar.
antara kedua belah pihak antara penjual dan pembeli dengan memperhatikan etika.
Masing-masing mengetahui kebutuhan dan fasilitas barang {supply and demand)
hingga tercipta rida sama rida. Firman Allah dalam QS Al-Nisa’: 29
390 Ibid.. 105-108

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.”

Ayat ini mengajarkan bahwa perdagangan yang dilakukan suka sama suka
termasuk cara perolehan harta yang sah. Islam memberikan i’tibar kepada para
pedagang agar pedagang kota tidak diperbolehkan mencegat para penghasil dari
desa di pinggiran kota, dengan tujuan membeli barang dengan harga murah dan
menjualnya di kota dengan harga yang lebih mahal. Tindakan semacam ini
merupakan eksploitasi, para pedagang kota hendaknya membiarkan para penghasil
desa mengetahui harga pasar dan dapat menghubungkan langsung dengan para
konsumennya. Sebagaimana hadis:

“Dari Ibn Abbas r.a., dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kalian cegat
kajilah dagang (sebelum mereka sampai di pasar) dan janganlah orang kota menjualkan untuk
orang desa. Dia (Thawus) berkata: Aku bertanya kepada Ibn Abbas: Apa arti sabda beliau
janganlah orang kota menjualkan untuk orang desa? Dia menjawab: Janganlah
seseorangmenjadiperantara baginya.” d. Perekonomian didasari dengan jiwa gotong royong
dan kekeluargaan.

Perekonomian didasari dengan jiwa gotong royong dan asas kekeluargaan


Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 berbunyi: “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan". Usaha bersama yang dimaksud di sini adalah
gotong royong. Gotong royong merupakan perilaku sosial yang konk- rit dalam
kehidupan bangsa Indonesia, yang dilakukan secara turun temurun dari warisan
nenek moyang.391 Gotong royong yang bersifat sosial merupakan bentuk menolong
yang dilakukan masyarakat. Dalam hal ekonomi tolongmenolongyang dilakukan
masyarakat. Dalam hal ekonomi maupun sosial ajaran tolong menolong Islam itu
sudah sejak lama, sebagaimana firman Allah QS Al-Maidah: 2

391 Ibid., hal. 107


“Dan tolong-menolonglah kamu dalarn (mengerjakan) kebajikan dm takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Lay. bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
Gotong royong dan kekeluargaan adalah suatu sistem yang tidak dapsc
dipisahkan dalam perekonomian Indonesia. Seperti dalam koperasi merupa.-LLr
usaha bersama (gotong royong atas asas kekeluargaan.

Dalam implementasinya, gagasan ekonomi Mohammad Hatta yang terang-


kum dalam UUD 45 Pasal 33 yang telah dijelaskan ciri-cirinya di atas melahirkz:
dua hal:
a. Sistem ekonomi kerakyatan
Sistem ekonomi kerakyatan yang dimaksud di sini adalah membanr-~
ekonomi nasional yang mengutamakan kemakmuran rakyat, bukan kemakmunr
segelintir orang. Kemakmuran yang dicita-citakan adalah kemakmuran unr_t semua
orang, produksi dikerjakan semua orang, dan kepemilikan dari semua ases adalah
untuk semua orang.
Poin-poin penting mengenai konsep ekonomi kerakyatan yang digas^. Hatta
yaitu392
1) Sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan serta kemakmuran dalarr
bermasyarakat di mana kegiatan perekonomian harus dilakukan o.ez seluruh
rakyat Indonesia dengan cara menciptakan semangat kekeluargaa.-. gotong-
royong dan tidak ada campur tangan dari bangsa kolonial, hal in: dimaksud
agar rakyat Indonesia terbebas dari belenggu penjajah.
2) Ekonomi kerakyatan sudah sesuai dengan Pancasila yang menjadi dassr negara,
sebab konsep ini bersumber dari budaya leluhur yang menjadi jhra pada setiap
butir dalam pancasila serta pembukaan Undang-Undang Dasac
1945.

3) Ekonomi kerakyatan diterapkan melalui koperasi masih relevan unr_i


diimplementasikan dan dikembangkan sampai sekarang karena amaruc dari
koperasi sebagai sokoguru dan tulang punggung ekonomi bar.rs berperan
strategis dalam hal pemulihan kondisi ekonomi bangsa.
b. Koperasi

Dalam koperasi terdapat adanya asas kekeluargaan atau semangat ukhiiwsd di


mana kemajuan, kepentingan, dan kemakmuran adalah menjadi tanggun; jawab
bersama. Ini artinya bahwa perekonomian Indonesia harus disusun sebacu usaha
bersama (al-ta’awun) berdasarkan atas asas kekeluargaan dan kerja sama.

392 Aan Nur Hasim Ashari, Pemikiran Mohammad Hatta Tentang Ekonomi Kerakyatan Perstenjf Ekonomi Islam
Mohammad Abdul Mannan, Skripsi Jurusan Ekonomi Syariah Fakulaas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri Ponorogo 2020, Ticaa Diterbitkan.hal. 33

Oleh karena itu, di dalam diri masing-masing pelaku ekonomi yang ada, baik
berupa perusahaan negara, koperasi dan perusahaan swasta, harus ada semangat
kebersamaan dan kekeluargaan serta kerja sama tanpa itu maka tujuan dan cita- cita
pembangunan tidak akan dapat tercapai.

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN SYAFRUDDIN PRAWIRANEGARA


Biografi Syafruddin Prawiranegara393
Syafruddin Prawiranegara, atau juga ditulis Sjafruddin Prawiranegara (lahir di
Serang, Banten, 28 Februari 1911, meninggal di Jakarta, 15 Februari 1989 pada
umur 77 tahun) adalah pejuang pada masa kemerdekaan Republik Indonesia yang
juga pernah menjabat sebagai Presiden/Ketua PDRI (Pemerintah Darurat Republik
Indonesia) ketika pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta jatuh ke tangan
Belanda saat Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948.
Tokoh yang lahir di Anyar Kidul yang memiliki nama kecil “Kuding”, yang
berasal dari kata Udin pada nama Shariffudin. Ia memiliki darah keturunan Sunda
dari pihak ibu dan Sunda Minangkabau dari pihak ayah. Buyutnya dari pihak ayah,
Sutan Alam Intan, masih keturunan raja Pagaruyung di Sumatera Barat, yang
dibuang ke Banten karena terlibat Perang Padri. Ia menikah dengan putri
bangsawan Banten, melahirkan kakeknya yang kemudian memiliki anak bernama
R. Arsyad Prawiraatmadja. Ayah Syafruddin bekerja sebagai jaksa, namun cukup
dekat dengan rakyat, dan karenanya dibuang oleh Belanda ke Jawa Timur.
Syafruddin menempuh pendidikan ELS pada 1925, dilanjutkan ke MULO di
Madiun pada 1928, dan AMS di Bandung pada 1931. Pendidikan tingginya
diambilnya di Rechtshoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) di Jakarta (sekarang
Fakultas Hukum Universitas Indonesia) pada 1939, dan berhasil meraih gelar
Meester in de Rechten (saat ini setara dengan Magister Hukum).
Sebelum kemerdekaan, Syafruddin pernah bekerja sebagai pegawai siaran
radio swasta (1939-1940), petugas pada Departemen Keuangan Belanda (1940-
1942), serta pegawai Departemen Keuangan Jepang. Setelah kemerdekaan
Indonesia, ia menjadi anggota Badan PekerjaKNIP (1945), yang bertugas sebagai
badan legislatif di Indonesia sebelum terbentuknya MPR dan DPR. KNIP diser- ahi
kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan Garis-garis Besar Haluan negara.

Syafruddin adalah orang yang ditugaskan oleh Soekarno dan Hatta untuk
membentuk Pemerintahan Darurat RI (PDRI), ketika Presiden Soekarno dan Wakil
Presiden Mohammad Hatta ditangkap pada Agresi Militer II, kemudian diasingkan
oleh Belanda ke Pulau Bangka, 1948. Syafruddin menjadi Ketua Pemerintah
Darurat RI pada 1948. Atas usaha Pemerintah Darurat, Belanda

393 https://initu.id/biografi-singkat-syafruddin-prawiranegara/. Diakses pada Selasa 1


Desember 2020

terpaksa berunding dengan Indonesia. Perjanjian Roem-Royen mengakh- iri upaya


Belanda, dan akhirnya Soekarno dan kawan-kawan dibebaskan car kembali ke
Yogyakarta. Pada 13 Juli 1949, diadakan sidang antara PDRI dengaz Presiden
Sukarno, Wakil Presiden Hatta serta sejumlah menteri kedua kabir.tr Serah terima
pengembalian mandat dari PDRI secara resmi terjadi pada 14 Jut 1949 di Jakarta.
Syafrudin Prawiranegara pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menttr.
Menteri Keuangan, dan Menteri Kemakmuran. Ia menjabat sebagai \XY-i_ Menteri
Keuangan pada 1946, Menteri Keuangan yang pertama kali pada 19-rr dan Menteri
Kemakmuran pada 1947. Pada saat menjabat sebagai Menrtr Kemakmuran inilah
terjadi Agresi Militer II dan menyebabkan terbentuknva PDRI.
Seusai menyerahkan kembali kekuasaan Pemerintah Darurat RI, ia men i- bat
sebagai Wakil Perdana Menteri RI pada 1949, kemudian sebagai Menttr. Keuangan
antara tahun 1949-1950. Selaku Menteri Keuangan dalam Kabm;: Hatta, pada bulan
Maret 1950 ia melaksanakan pengguntingan uangdari nilai Rp 5 ke atas, sehingga
nilainya tinggal separuh. Kebijaksanaan moneter yang banyak dikritik itu dikenal
dengan julukan Gunting Syafruddin. Syafruddin kemudirr. menjabat sebagai
Gubernur Bank Sentral Indonesia yang pertama, pada 1951 Sebelumnya ia adalah
Presiden Direktur Javasche Bank yang terakhir, yang kemudian diubah menjadi
Bank Sentral Indonesia.
Pada awal tahun 1958, PRRI berdiri akibat ketidakpuasan terhadap pemer-
intah karena ketimpangan-ketimpangan sosial yang terjadi dan pengaruh komu- nis
(terutama PKI) yang semakin menguat. Syafruddin diangkat sebagai Preside.-. PRRI
yang berbasis di Sumatera Tengah. Pada bulan Agustus 1958, perlawanur. PRRI
dinyatakan berakhir dan pemerintah pusat di Jakarta berhasil menguauz kembali
wilayah-wilayah yang sebelumnya bergabung dengan PRRI. Keputusar Presiden RI
No.449/1961 kemudian menetapkan pemberian amnesti dan aboliss bagi orang-
orangyang tersangkut dengan pemberontakan, termasuk PRRI.
Karya Syafruddin Prawiranegara
Syafruddin Prawiranegara adalah seorang penulis yang sangat produktif. Bidanz
tulisannya juga lintas tema seperti bidang Ilmu Agama, Ekonomi dan PolicA
berbentuk brosur dan artikel. Sejak tahun 1946-1985 Syafruddin Prawiranegurr
menghasilkan kuranglebih 86 buah buku, antara lain:394
a. Tinjauan Tentang Politik Ekonomi dan Keuangan
b. Peranan Hak-Hak Asasi Manusia dalam Kehidupan Politik
c. Ekonomi dan Keuangan
d. Pedoman Untuk Menjalankan Dakwah Islamiyah di Indonesia

e. Dan lain-lain.

394 Noer Deliar, A.dministrasi Islam di Indonesia (Jakarta: Rajawali, 1983), hal. 109-110
Pemikiran EBI Syafruddin Prawiranegara

Sebagai seorang ekonom dan praktisi ekonomi di pemerintahan yang beragama


Islam, pemikiran ekonomi Syafruddin Prawiranegara juga menyentuh aspek nilai-
nilai dan konsep ekonomi dalam Islam, yaitu
a. Sistem ekonomi Islam

Syafruddin Prawiranegara menempatkan sistem ekonomi Islam berada di


cengah-tengah antara sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Bagi
Syafruddin Prawiranegara, dasar sistem ekonomi Islam tidak berbeda dengan dasar
sistem ekonomi yang berlaku di negara-negara bukan Islam. Kesamaannya
menyangkut dua hal. Pertama, kesamaan tujuan, yaitu mencari kepuasan dari
berbagai keperluan hidup masyarakat, baik individu maupun keseluruhan. Kedua,
kesamaan prinsip, disebut juga motif ekonomi, yaitu tiap individu atau masyarakat
tidak akan mau bekerja lebih berat dan lebih lama daripada semesti- nya untuk
memenuhi keperluan-keperluan hidupnya. Yang berbeda dari kedua sistem
ekonomi itu adalah keperluan-keperluan yang haras dipenuhi kedua sistem
tersebut. Perbedaan itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor geografis,
adat dan agama. Ia mendefinisikan sistem ekonomi Islam sebagai sistem ekonomi
yang terjadi setelah prinsip ekonomi yang menjadi pedoman kerjanya, dipengaruhi
dan dibatasi oleh ajaran-ajaran Islam.395
b. Kepemilikan

Mengenai kepemilikan, Syafruddin Prawiranegara berpandangan bahwa


tujuan kepemilikan dalam Islam bukanlah mengejar kemakmuran akan barang dan
benda, melainkan mencari rida Allah Swt. Harta benda dalam Islam hany- alah alat
belaka untuk memungkinkan manusia hidup dan berbakti kepada Tuhannya. Tidak
boleh kekayaan kebendaan menjadi tujuan hidup. Manusia dalam konteks ekonomi
Islam merupakan homo economicus dan homo religious.396 Artinya, hak milik selain
merupakan hak pribadi, juga mempunyai fungsi sosial. Hak milik individu dan hak
milik kolektif sama diakuinya oleh Islam tetapi tidak boleh mempergunakan hak itu
dengan sewenang-wenang, dengan tidak memperhatikan kepentingan orang-orang
yang kurang mampu. Dengan demikian, Islam tidak memberi alasan untuk
timbulnya kapitalisme yang kejam yang tidak mengenai perikemanusiaan.
c. Riba dan bunga

Mengenai riba dan bunga, Syafruddin Prawiranegara memiliki pemikiran yang


berbeda dengan para ulama dan ekonom Muslim pada umumnya. Ia tidak
menganggap bunga bank sebagai riba. Menurutnya, bila ada yang mengatakan
395 Sjafruddin Prawiranegara, Agama dan Bangsa: Pembangunan dan Masalah-Masalahnya, Kumpulan
Karangan Terpilih jilid I, II, III (Jakarta, Pustaka Jaya, 2011), hal. 301
396 Ibid, hal. 136
bunga merupakan riba, maka pendapat para ulama itu disebabkan karena mereka
kurang mengerti rentang bunga sebagai alar untuk memperbesar produksi
masyarakat.397
Syafruddin Prawiranegara menafsirkan riba sebagai suatu sistem eksploitatif,
baik di bidang produksi, distribusi maupun konsumsi. Syafruddin Prawiranegara
mengkritik pendapat yang menafsirkan QS Al-Baqarah: 275 seolah-olah setiap
bentuk perdagangan adalah halal. 398 Bagi Syafruddin Prawiranegara, meskipun
perdagangan merupakan aktivitas yang halal, namun bila dilakukan dengan
keterpaksaan menjadi sesuatu aktivitas yang dilarang. Perdagangan yang melaku-
kan praktik-praktik kecurangan merupakan penghisapan dan merupakan riba juga.
Memperoleh keuntungan melalui perdagangan dibenarkan Allah tetapi dengan
syarat bahwa perbuatan ini dijalankan atas dasar sukarela dan ketulusan hati kedua
belah pihak.
Ia berpandangan bahwa yang dihalalkan Allah adalah jual beli yang bersih,
yaitu transaksi yang berdasar suka sama suka ( ‘an tamdhin) antara penjual dan
pembeli, yang tidak bertujuan mengambil hak orang lain di luar izin dan kemau-
annya, serta dan terhindar dari perilaku batil dan curang, bebas dari segala unsur
penipuan ataupun penyalahgunaan kekuasaan baik politik, ekonomi dan lainnya.
399

Syafruddin Prawiranegara menyimpulkan bahwa riba adalah segala keun-


tungan yang diperoleh berdasarkan transaksi atau perjanjian di mana salah satu
pihak menyalahgunakan kedudukan ekonominya yang kuat untuk mengambil
keuntungan yang melewati batas dari pihak lawannya yang lemah. Sehingga bila
ada transaksi yang bukan berdasarkan suka sama suka, tetapi karena pihak yang satu
terpaksa menyetujui karena tidak ada alternatif lain, maka keuntungan yang
diperoleh oleh ekonomi yang kuat itu adalah riba. 400 Riba adalah segala macam
keuntungan yang pada lahirnya sah menurut hukum, tetapi pada hakikatnya
merupakan “exploitation de I’homepar I’home” secara halus, tidak dengan paksaan
fisik.401
d. Zakat

Sementara itu, dalam membahas mengenai zakat, Syafruddin Prawiranegara


memulai pandangannya dengan analisis kelas. Ia mengkritik doktrin sosial- isme-
marxisme yang menganjurkan penghapusan perbedaan kelas dengan revolusi. Bagi
Syafruddin, selama ada manusia di dunia ini, maka selama itu pula tetap akan ada
golongan kaya dan miskin. Islam tidak menganjurkan untuk memperuncing
perbedaan dan pertentangan kelas dalam masyarakat. Islam
397 Ibid., hal. 363
398 Ibid., hal. 375
399 Ibid., hal. 376
400 Ibid., hal. 320
401 Ibid., hal. 321

menerima perbedaan kelas, namun di sisi yang lain juga menganjurkan untuk
berbagi melalui zakat.
Zakat bagi Syafruddin Prawiranegara merupakan perintah bagi kaum
hartawan untuk meringankan beban kaum miskin dan tertindas. Pembayaran zakat
merupakan perbuatan ihsan dari yang kuat ekonominya untuk kepentin- gan
kepentingan yang lemah ekonominya guna memperkuat dan memperbaiki syarat-
syarat hidup yang lemah itu.402

Persoalan mengenai zakat yang perlu diangkat saat ini adalah aturan zakat
yang muncul pada abad 7 Masehi belum tentu sesuai dengan kondisi masyarakat
mutakhir saat ini. Menurut Syafruddin Prawiranegara, peraturan zakat yang seperti
itu hanya cocok untuk masyarakat yang sederhana, jumlah penduduknya tidak
terlalu banyak, lapangan usahanya terutama dari pertanian dan peternakan. Selain
itu belum mengenai uang kertas, hanya sedikit uang perak dan emas. 403 Untuk itulah
perlu dibuka penafsiran baru mengenai zakat terkait dengan kondisi masyarakat
modern dewasa ini, di mana kondisinya berbeda dengan masyarakat yang hidup
pada abad ke-7 Masehi.
BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN AM SAEFUDDIN
Biografi AM Saefuddin
Ahmad Muflih Saifuddin atau masyhur dikenal dengan AM Saefuddin, lahir di desa
Kudukeras, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon pada 8 Agustus 1940. 404
Setelah melalui pendidikan Madrasah Diniyah dan pendidikan umum, ia
memperoleh kesarjanaan Sosial Ekonomi IPB tahun 1966 dan Doktor Ekonomi
Pertanian Universitas Justus Liebig, Jerman Barat, tahun 1973. Sejak mudanya ia
aktif dalam kepengurusan PII dan HMI serta organisasi kemasyarakatan lainnya. Ia
mendirikan dan membina berbagai lembaga swadaya masyarakat antara lain
Lembaga Studi Agama & Filsafat, Pusat Pengembangan Agribisnis, Lembaga
Pengembangan Usaha Kecil, Pusat Pengembangan Sumber Daya Wanita, Yayasan
Rahmi, Yayasan Muslimin Indonesia, Yayasan Rumah Sakit Islam, dan lain-lain.

Dalam bidangprofesi, iapernah menjadi Ketua Departemen Sosial Ekonomi


IPB, Staf Ahli Biro Pemasaran & Koperasi Bappenas, Penasihat Kantor Pusat Bank
Indonesia dalam Proyek-proyek Pengembangan Pengusaha Kecil bekerja sama
dengan Bank Dunia. Sebagai dosen ia aktif dalam kegiatan pendidikan, penelitian
dan pelayanan pada masyarakat. Pernah menjabat Rektor Universitas Ibnu Khaldun
Bogor. Jabatannya kemudian sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Ibnu Khaldun
Bogor, Associate Professor pada Fakultas Pascasarjana IPB dan Anggota TNPP
Departemen Koperasi.

402 Ibid., hal. 44


403 Ibid., hal. 238
404 Dawam Rahardjo dkk. (ed), Islam Indonesia: Menatap Masa Depan (Jakarta: Perhimpunan
Pengembangan Pesantren dan Masyarakat/P31Vl), 1989, hal. 265
la menekuni juga pengabdian sebagai muballigh. Sangat gemar menghadir.
dan menyampaikan makalah pada pertemuan-pertemuan antara lain The Seconc
World Conference on Religion and Peace di Gent Belgia, The First Internationa.
Conference on Islamic Economics di Makkah Saudi Arabia, Seminar Koperas;
Pertanian di Praha Cekoslowakia. Mengikuti Workshops dan Seminar ten tan;
Reintegration and Rural Development dan tentang University and The Thir; World
di Jerman Barat, University Didactics di Kassel, tentang Ekonoir.: Pertanian di
Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. Juga forum-forum keis- laman di masjid
Kampus, di desa, di kota dan di luar negeri.405

Kesibukannya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup beragamt.


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yakni sebagai dosen, pendiri Pesantrer.
Ulul Albab, Pesantren Tarbiyatun-Nisa, Pesantren Huffazh Anak-anak Nurt;.
Qur’an, dan Pesantren Ummul Quro. la aktif dalam politik praktis, berwawasar. luas
dan kritis. Ia terpilih menjadi anggota DPR/MPR-RI periode 1992-9 - dari Fraksi
Persatuan Pembangunan; menjadi anggota Komisi X DPR-RI yang
membidangimasalah-masalah RISTEK/BPPT/BPIS, BAPPENAS, Lingkungar.
Hidup, BATAN, LIPI, BPS, BAKOSURTANAL, LAPAN, dan anggota Majelis
Pertimbangan Pusat Partai Persatuan Pembangunan 1995-1999.406
Karya AM Saefuddin
AM Saefuddin adalah seorang intelektual dan cendekiawan muslim yang produktif.
Banyak karya-karya pemikirannya di bidang sosial-ekonomi-politik yang
dibukukan dan dimuat dalam media cetak yang tersebar luas di masyarakat. Buku-
bukunya yang diterbitkan antara lain:407
1) Ij tihad Politik Cendekiawan Muslim
2) Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam
3) Ekonomi dan Masyarakat dalam PerspektifIslam
4) Desekularisasi Pemikiran: Landasan Islamisasi
5) Ekonomi dan Masyarakat
6) Pemasaran Hasil Perikanan
7) Pemikiran Ekonomi Islam {penerjetnah)
8) Antologi Sosial Ekonomi
9) Islam Disiplin Ilmu (ID1) Ekonomi
10) Islam Disiplin Ilmu Pertanian
11) IDI-Sosiologi

12) IDI-Antropologi

405 AM. Saifuddin, Desekularisasi Pemikiran lumdasan Islamisasi (Bandung: Mizan, 1990), hal. 5
406 Ibid, hal. 189
407 AM. Saifuddin, IjtihadPolitik Cendekiawan Muslim (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),
hal. 189
408 IDI-Manajemen
409 Ada Hari Esok untuk Indonesia Emas, Fenomena Kemasyarakatan
Pemikiran EBI AM Saefuddin
Beberapa pokok pikiran AM Saefuddin mengenai ekonomi Islam adalah
1. Sistem Ekonomi Islam
Menurut AM Saefuddin, sistem ekonomi tertentu, dalam hal ini adalah sistem
ekonomi Islam, haruslah tersusun dari seperangkat nilai-nilai yang dapat
membangun kerangka organisasi kegiatan ekonomi menurut kerangka referen-
sinya. Perangkat nilai-nilai ini di satu pihak akan berdasarkan pandangan filsa- fat
tentang kegiatan ekonomi, dan di pihak lain interaksi nilai-nilai ini akan
membentuk perangkat nilai dasar dan nilai instrumental bagi kegiatan ekonomi
yang dikehendaki oleh sistem.408
2. Konsep Kepemilikan
AM Saefuddin merumuskan beberapa ketentuan dalam hal kepemilikan
sebagai nilai dasar dalam konsepsi ekonomi Islam. Nilai dasar kepemilikan memiliki
beberapa ketentuan, yaitu pertama, kepemilikan terletak pada memiliki
kemanfaatannya dan bukan menguasai secara mutlak sumber-sumber ekonomi.
Seorang Muslim yang tidak memproduksi manfaat dari sumber-sumber yang
diamanatkan Allah akan kehilangan hak atas sumber-sumber tersebut. Kedua,
kepemilikan terbatas pada sepanjang umurnya selama hidup di dunia, dan bila
orang itu mati, harus didistribusikan kepada ahli warisnya menurut ketentuan
Islam. Ketiga, kepemilikan perorangan tidak dibolehkan terhadap sumber-sumber
yang menyangkut kepentingan umum. Sumber-sumber ini menjadi milik umum
atau negara. Yang termasuk sumber-sumber milik umum ini adalah sumber air
minum, hutan, laut dan isinya, udara dan luar angkasa. 409
3. Riba dan Bunga Bank
Mengenai persoalan riba dan bunga, AM Saefuddin memandang bunga adalah
termasuk sebagai riba. Sistem ekonomi ribawi, menurutnya hanya akan menuntun
manusia pada kerusakan dan krisis ekonomi. Sistem ekonomi ribawi adalah bencana
bagi manusia, yang tidak saja merusak iman dan akhlak, tetapi juga merusak
kehidupan ekonomi dan sosial dalam masyarakat yang ditimbulkan oleh sifat loba,
tamak, egois, curang dan spekulatif.
AM Saefuddin meyakini bahwa Islam tidak akan tegak bersama tegaknya
sistem ekonomi ribawi di mana pun. Islam sebagai suatu sistem yang lengkap, maka
ketika mengharamkan praktik riba, Islam akan menegakkan seluruh sistem- nya
tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi, sosial dan kemanusiaan tanpa kecuali.
Dalam perbankan misalnya, penghapusan segala bentuk riba dilakukan

408 AM Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 1987), hal.
58
409 Ibid., hal. 81-82

bukan dengan cara menutup bank yang ada, melainkan membersihkan bank- bank
tersebut dari praktik riba.410 4. Zakat
Tentang zakat, menurut AM Saefuddin, zakat merupakan nilai instrumental
ekonomi Islam. Zakat memainkan peranan penting dan signifikan dalam distribusi
pendapatan dan kekayaan serta berpengaruh nyata pada tingkah laku konsumsi.
Lebih lanjut, AM Saefuddin melihat zakat yang dikelola oleh negara akan
mendorong terjadinya peningkatan produktivitas yang dibarengi dengan
pemerataan pendapatan.411 Ini meyakini bahwa negara bisa mengambil manfaat
besar untuk kepentingan pembangunan dalam spektrum yang lebih luas karena
akumulasi hasil zakat. Zakat dapat menjadi instrumen yang sangat solutif dan
sustainable di tengah masalah kemiskinan umat.
Dengan berdasar pada sejumlah keunggulan zakat tersebut, AM Saefuddin
berpandangan bahwa sudah selayaknya zakat digunakan sebagai instrumen dalam
pembangunan ekonomi, terutama di daerah-daerah yang telah memiliki sistem
penerapan zakat secara luas. Untuk mewujudkan dan membangun sistem yang
mampu mendukung pembangunan kemandirian ekonomi dengan zakat, AM
Saefuddin mengajukan tiga langkah strategi, yaitu
a. Free financing access, yaitu akses pendanaan secara luas dan tanpa jaminan
bagi mereka yang tidak mampu. Tujuannya adalah menciptakan
entrepreneurship, bukan sekadar ketersediaan lapangan pekerjaan. Targetnya
bukan sekadar menaikkan status kaum fakir menjadi muzaki, namun idealnya
harus lebih jauh dari itu, yaitu benar-benar berdaya secara ekonomi.
b. Pengelolaan zakat perlu menerapkan prinsip profit and loss sharing (PLS).
Seluruh pembiayaan yang diberikan dalam strategi pertama mutlak dilakukan
dengan prinsip PLS yang menjamin keadilan dalam berbagi risiko maupun
keuntungan. Sistem dengan prinsip PLS juga mengedepankan antara sektor
moneter dan sektor riil. Berbeda dengan sistem bunga yang dapat
menggandakan uang secara semu, sistem PLS menjamin sinerginya pergerakan
uang dengan pembangunan ekonomi secara nyata. Hal ini menjamin bahwa
penerapan prinsip PLS secara menyeluruh dalam perekonomian akan
memberikan kontribusi derivatif berupa penyerapan tenaga kerja dan
peningkatan pendapatan masyarakat.
c. Mengoptimalkan zakat dan menjadikan sebagai investment safety net. Kerja
sama antara Lembaga Amil Zakat (LAZ) dengan Lembaga Keuangan Syariah
(LKS) amat diperlukan. LAZ dapat menjadi penjamin dana bagi LKS yang akan
disalurkan sebagai zakat produktif. LAZ akan menjamin

410 Ibid., hal. 82


411 Ibid, hal. 87

dana kepada LKS apabila dalam proses penyalurannya mengalami kerugian


• *41?

investasi.

Selain itu AM Saefuddin juga mengeluarkan wacana kewajiban pembayaran


zakat di Indonesia yang tidak hanya mengikat untuk orang Islam saja, namun juga
berlaku untuk non-Islam. Dasar pertimbangannya adalah kemanfaatan zakat
tidaklah eksklusif bagi umat Muslim saja, tidak memandang perbedaan agama. Spirit
yang harus disadari adalah peran dan fungsi zakat yang sangat konstruktif untuk
kepentingan negara dan masyarakat luas karena dapat dijadikan instrumen utama
kebijakan fiskal suatu negara.413

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN MUHAMMAD SYAFI’I ANTONIO


Biografi Muhammad Syafi’i Antonio
Muhammad Syafi’i Antonio lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 12 Mei 1965. Nama
aslinya adalah Nio Cwan Chung. Dia adalah WNI keturunan Tionghoa. Sejak kecil
mengenal dan menganut ajaran Konghucu, karena ayahnya seorangpendeta
Konghucu. Selain mengenal ajaran Konghucu, Syafi’i Antonio juga mengenal ajaran
Islam melalui pergaulan di lingkungan rumah dan sekolah. Syafi’i Antonio sering
memerhatikan cara-cara ibadah orang-orang Islam. Syafi’i Antonio juga sempat
memeluk Kristen Protestan dan berganti nama dari Nio Cwan Chung menjadi Pilot
Sagaran Antonio.
Meskipun demikian, Syafi’i Antonio tetap ingin memperdalam pengeta-
huannya tentang Islam. Untuk mengetahui kelebihan Islam daripada agama-ag-
ama lainnya, termasuk agama yang dia anut saat itu, Syafi’i Antonio melakukan
studi komparatif dengan pendekatan sejarah, alamiah, dan nalar atau rasional.
Berdasarkan tiga pendekatan itu, hanya Islam yang menurutnya benar-be- nar
agama yang mudah dipahami ketimbang agama lain. Islam mengajarkan ketauhidan
dan memiliki kitab suci Al-Quran yang penuh mukjizat, baik ditin- jau dari bahasa,
tatanan kata, isi, berita, keteraturan sastra, data-data ilmiah, dan berbagai aspek
lainnya. Setelah melakukan perenungan untuk memantap- kan hati, maka di saat
berusia 17 tahun dan masih duduk di bangku SMA, Syafi’i Antonio putuskan
memeluk agama Islam atas bimbingan KH Abdullah bin Nuh Al-Ghazali pada 1984.
Keputusan tersebut tentu saja mendapat tanta- ngan keras dari keluarga. Bahkan dia
sempat dikucilkan dan diusir dari rumah. Dengan kesabaran dan tetap berperilaku
santun terhadap keluarga, akhirnya membuahkan hasil dan tidak lama kemudian
ibundanya menyusul menjadi pengikut Nabi Muhammad saw.

Kesungguhan Syafi’i Antonio untuk menjadi muslim kafah dia tunjukkan


dengan mengikuti berbagai diskusi agama Islam dan mempelajari bahasa Arab di

412 Ibid., hal. 97-100


413 Ibid., hal. 110

Pesantren Al-Nidzom, Sukabumi, di bawah pimpinan KH Abdullah Muchtar.


Meskipun dia kuliah di ITB dan IKIP, tapi kemudian pindah ke IAIN Sharif
Hidayatullah. Itu pun tidak lama karena dia melanjutkan sekolah ke University of
Yordan (Yordania). Selesai studi SI di Yordania, la melanjutkan program S2 di
International Islamic University (HU) di Malaysia, khusus mempelajari ekonomi
Islam. Dan kemudian menyelesaikan gelar doktor di bidang perbankan dan
keuangan mikro di University of Melbourne tahun 2004 lalu. Ia sempat bergabung
dengan Bank Muamalat, bank dengan sistem syariah pertama di Indonesia. Dua
tahun setelah itu, ia mendirikan Asuransi Takaful, lalu berturut- turut reksa dana
syariah. Kemudian ia mendirikan Tazkia Group yang memiliki beberapa unit usaha
dengan mengembangkan bisnis dan ekonomi syariah yang salah satunya adalah
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia. Dedikasinya terhadap perkembangan
ekonomi dan perekonomian umat Islam inilah yang membuatnya kini dikenal
sebagai salah satu dari sedikit ekonom Islam Indonesia.
Karya Muhammad Syafi’i Antonio
Muhammad Syafi’i Antonio termasuk intelektual ekonomi Islam yang cukup
produktif. Beliau aktif menulis artikel di berbagai jurnal, opini di berbagai media
dan telah menghasilkan banyak buku, di antaranya
1) Bank Syariah dari Teori Ke Praktik
2) Muhammad saw. The Super Leader Super Manager
3) Sukses Besar Dengan Intervensi Allah
4) Asma’ul Husna for Success in Business and Life
5) Syariah Marketing
6) Kapita Selekta Pendidikan Islam
7) Apa dan Bagaimana Bank Islam
8) Bank Syariah: Suatu Pengenalan Umum
9) Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan
10) Ensiklopedia Leadership & Manajemen Muhammad saw
11) Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah
12) Asuransi dalam Perspektif Islam
13) Ensiklopedia Peradaban Islam
14) Prinsip Operational Bank Islam
15) PengelolaanWakafSecara Produktif

16) Bisnis dan Kewirausahaan


Pemikiran EBI Muhammad Syafi’i Antonio
Pemikirannya tentang sistem ekonomi khususnya perbankan, setidaknya dilatar-
belakangi oleh faktor-faktor yang dapat dikelompokkan sebagai intern dan ekstern.
Faktor intern yang muncul dari latar belakang pendidikannya sendiri, antara lain
pergulatannya dengan diskursus pemikiran barat dan timur sekaligus, lawatan yang
ia lakukan di berbagai belahan dunia Islam tentang perbankan
syariah membawa keinginan yang kuat untuk menciptakan sendiri perbankan
syariah di negaranya. Sedangkan faktor ekstern (di luar Islam), adalah semakin
terbukanya pintu secara legal terhadap lembaga keuangan syariah dengan terbit-
nya UU No. 7 tahun 1992 yang diperbarui dengan UU No. 10 tahun 1998 tentang
landasan legal perbankan syariah di Indonesia. Selain itu runtuhnya paham
konvensional tentang ekonomi atau death of economic dan pencarian alter- natif
sistem ekonomi yang lain.414
Pemikiran Syafi’i Antonio dalam konsep perbankan syariah tidak dapat
dipisahkan dari pemahaman dia terhadap riba terlebih kaitannya dengan bunga
bank. Sebab bagaimanapun juga, keberhasilan perbankan syariah sekarang ini
adalah hasil dari interpretasi riba kaum neo-revivalis yang berkaitan dengan bunga
bank konvensional.415

Kalau dicermati lebih dalam, sampai saat ini kita tidak mendapatkan
pemikiran Muhammad Syafi’i Antonio yang bersifat baru dan berbeda dengan
pendapat terdahulu sehingga pemikirannya lebih pada melakukan reaktualisasi
fikih muamalah tentang sistem ekonomi Islam maupun sub sistem lembaga finan-
sial lainnya dalam konteks keindonesiaan.
a. Perbankan Syariah dan Polittical Will
Menurut Syafi’i Antonio, perbankan Islam hanyalah sub-unit dari unit
finansial, demikian juga unit finansial merupakan bagian dari sub-sistem ekonomi,
sedangkan sub-sistem ekonomi merupakan bagian integral dari sistem Islam yang
mahaluas. Pembangunan sub-unit perbankan tidak akan berjalan dengan baik
seandainya tidak didukung oleh unit-unit dan sub-sub sistem lainnya, seperti sub-
sistem pendidikan (tarbiyah) dan sub-sistem politik. Karena izin bank syariah tidak
akan keluar tanpa political will yang afirmatif, demikian juga bank syariah akan
kehilangan nasabah bila umatnya tidak ditarbiyah untuk bermuamalah secara
Islami.416
Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua
gerakan renaissance Islam modern: neo-revivalis dan modernis. Tujuan utama
pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai upaya
kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya
berlandaskan Al-Qur’an dan sunnah.417

Meski bergerak lambat dalam perkembangan ekonomi syariah, saat ini


Indonesia menjadi negara dengan jumlah bank dan lembaga keuangan yang
berlandaskan sistem syariah terbanyak di dunia. Hal ini terbukti dengan hadirnya

414 Ahmad Dwi Haryoso, Studi Pemikiran Syafi’i Antonin Tentang Murabahah Perspektif Hukum Islam
(Semarang: IAIN Walisongo, 2005), hal. 46-47
415 Ibid., hal. 76
416 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2011),
hal. ix
417 Ibid., hal. 18

33 bank, 46 lembaga asuransi, dan 17 mutual fund yang menganut sistem syari-
ah.418 “Lambatnya pergerakan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dise-
babkan adanya dualisme antara kaum ulama dan para ekonom yang sibuk pada
bidangnya masing-masing. Ulama hanya bergaul pada masalah akidah, ibadah,
munakahat, dan jinayah. Pengetahuan mengenai mualamah dan transaksi bisnis
sangat minim. Sementara para ekonom, ahli di bidang fiskal, moneter, dan masalah
finansial lainnya, namun minim mempelajari syariah,” papar Syafi’i.

Diakuinya, “meski banyak bank berlogo Syariah, dalam kenyataannya belum


mampu menghidupkan sektor perekonomian masyarakat kecil. “Dinamakan
syariah, apabila rukun dan syarat Islam terpenuhi. Namun, apabila masih melupa-
kan pengusaha kecil dan hanya membantu pengusaha kaya, bukan Islam namanya
kata Syafi’i Antonio.419
b. Good Governance = Manajemen Berbasis Syariah
Manajemen Syariah itu universal kata Syafi’i, karena manajemen itu lebih
kepada soft skill, lebih kepada kebiasaan, norma, dan strategi. Karena melihat
keempat hal ini, maka peluangnya terbuka luas. Terutama dari sisi SDM, sisi
operasi, dari sisi pemasaran, dan keuangan. Ini yang standar-standar saja, dan ini
semua bisa dimasukan oleh norma manajemen. Hal itu juga seperti dikatakan dalam
Al-Qur’an, hadis, rukun Islam, rukun Iman dan sepanjang sejarah mereka memiliki
kebijakan itu. Bahkan dalam ritual-ritual seperti doa, salat, puasa bisa sangat
berpengaruh ke dalam efektivitas manajemen terutama untuk pengem- bangan
SDM, serta untuk manajemen keuangan dapat lebih transparan.

Untuk efektivitasnya, diperlukan adanya norma perusahaan, apa yang dise-


but langkah-langkah strategis, serta ada yang disebut visi dan misi, maka dari situ
dituangkan dalam peraturan kerja kemudian dipadukan dengan sistem manual,
yang berasal dari keahlian paling dasar dan hal yang bersifat kuantitatif, serta nilai-
nilai yang diadopsi, sehingga ujung-ujungnya bisa kuantitatif. Asalnya normatif
kemudian diikat dengan Standard Operating Procedures (SOP), ujun- gnya bisa
menjadi kuantatif. Sebagai contohnya kita melakukan pemasaran, kita harus jujur,
tidak boleh berbohong, kita harus menyampaikan apa adanya, ini sesuatu yang soft.
Mengandalkan kejujuran dan apa yang dituangkan dalam brosur, jangan berbicara
di luar kandungan yang asli. Dan jika terjadi proses diskon dari harga, harus benar
manajemen keuangannya, kemudian ditransfer ke dalam lembaga keuangan syariah.
Dan jika dipublikasikan di media, jangan membuka aurat. Ituk an semua norma tapi
menjadi sesuatu yang konkret dengan satu aturan yang bernama manajemen. Syafi’i
optimis bahwa penerapan mane- jemen syariah bisa diwujudkan di masa depan.
Menurut dia, good business is a

418 Seminar “Kekonstruksi Pemikirtm Ekonomi Syariah dan ImplementasinycT Di Bale Rumawa
Universitas Padjadjaran, Bandung (Rabu 18/02/2009)
419 Ibid.

values best business. Seperti yang sering disebut-sebut, Good Governance, sesung-
guhnya itu adalah bagian dari manajemen yang berbasis Syariah.
c. Konsep Murabahah

Dalam kamus ekonomi Islam, istilah murabahah merujuk pada jual beli barang
pada harga asal (harga pokok) dengan tambahan keuntungan yang telah
disepakati.420 Sedangkan Muhammad Syafi’i Antonio mengartikan murabahah
sebagai pembelian barang dengan pembayaran ditangguhkan. Pembiayaan mura-
bahah adalah pembiayaan yangdiberikan kepada nasabah dalam rangka pemenu-
han kebutuhan produksi (inventory). Pembiayaan murabahah mirip dengan kredit
modal kerja yang biasanya diberikan oleh bank-bank konvensional, karena
pembiayaan murabahah berjangka waktu di bawah 1 tahun. 421 Murabahah sebagai
jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan
menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahan.422

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN ADIWARMAN AZWAR KARIM


Biografi Adiwarman Azwar Karim
Ir. H. Adiwarman Azwar Karim, S.E., M.B.A., M.A.E.P., lahir di Jakarta pada 29
Juni 1963. Pendidikan tingkat SI ia tempuh di dua perguruan tinggi yang berbeda,
IPB dan UI. Gelar Insinyur dia peroleh pada 1986 dari Institut Pertanian Bogor
(IPB). Pada tahun 1988 Adiwarman berhasil menyelesaikan studinya di European
University, Belgia dan memperoleh gelar M.B.A. setelah itu ia menyelesaikan
studinya di UI yang sempat terbengkalai dan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi
pada 1989. Tiga tahun berikutnya, 1992, Adiwarman juga meraih gelar S2-nya yang
kedua di Boston University, Amerika Serikat dengan gelar M.A.E.P. Ketika kuliah
di Boston, Adiwarman menulis Tesis tentang Bank Islam di Iran. Selain itu ia juga
pernah terlibat sebagai Visiting Research Associate pada Oxford Centre for Islamic
Studies.

Kesempatan belajar di Amerika Serikat memberinya kesadaran baru. Ilmu


ekonomi Islam yang ia pelajari di Amerika Serikat sangat berbeda dengan yang ia
dapat di Indonesia. Kebanyakan, pelajaran ekonomi Islam di Indonesia masih
berkutat pada penjelasan ekonomi menurut Al-Qur’an dan hadis, belum sampai
pada bagaimana menerapkannya. Sedangkan di Amerika Serikat, ilmu ekonomi
Islam dibahas menggunakan perhitungan matematika dan prinsip-prinsip

420 Ahmad Subagyo, Kamus Istilah Ekonomi Islam (Jakarta: Elexmedia Komputindo, 2009), hal. 61
421 Muhammad Syafi’i Antonio dan Karnaen Perwataatmaja, Apa dan Bagaimana Bank Sjariah
(Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992), hal. 25
422 Bandingkan Dengan Konsep Murabahah Versi Adiwarman Azwar Karim. Lihat.
Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: Rajawali Press,
2006), hal 113-119

ekonomi modern sehingga relevan sekali jika diterapkan seperti ilmu ekonomi
konvensional.
Pada 1992 Adiwarman masuk menjadi salah satu pegawai di Bank Mu’amalat
Indonesia (BMI), setelah sebelumnya sempat bekerja di Bappenas. Karier
Adiwarman di Bank ini awalnya sebagai staf Litbang, 6 tahun berikutnya dipercaya
memimpin BMI cabang Jawa barat. Jabatan prestisius yang pernah ia duduki adalah
sebagai Wakil Direktur. Namun dalam pada perkembangan berikutnya Adiwarman
memilih keluar dari BMI, dengan maksud untuk lebih dapat berpartisipasi dalam
pengembangan bank syariah secara lebih luas. Pasca keluar dari BMI, Adiwarman
mendirikan perusahaan konsultan yaitu “Karim Business Consulting”.

Kontribusi Adiwarman dalam pengembangan perbankan dan ekonomi syariah


di Indonesia bukan saja sebagai praktisi, tetapi juga sebagai intelektual dan
akademisi. Ia menjadi dosen tamu di sejumlah perguruan tinggi ternama seperti UI,
IPB, Unair, IAIN Syarif Hidayatullah dan sejumlah perguruan tinggi swasta untuk
mengajar perbankan dan ekonomi syariah. Di beberapa perguruan tinggi tersebut ia
juga mendirikan Shariah Economics Forum (SEF), suatu model jaringan ekonomi
Islam yang bergerak di bidang keilmuan.
Karya Adiwarman Azwar Karim
Adiwarman Azwar Karim termasuk penulis yang produktif, baik berupa buku
maupun artikel. Beberapa buku yang telah diterbitkan antaralain: 423
1) Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer (berisi kumpulan artikelnya di Majalah
Panji Masyarakat)
2) Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
3) Ekonomi Mikro Islami
4) Ekonomi Makro Islami
5) Bank Islam, Analisis Fikih dan Keuangan

Di luar karya yang disebutkan di atas, Adiwarman telah menulis lebih dari 50
artikel tentang ekonomi Islam dalam berbagai forum nasional dan internasi- onal.
Pemikiran EBI Adiwarman Azwar Karim
Menurut Adiwarman, Ekonomi Islam bukan merupakan kawasan ilmu yang berdiri
berada di titik tengah untuk mengakomodasi Kapitalisme dan Sosialisme. Ekonomi
Islam mempunyai karakteristiknya sendiri, hatta pada sisi kesamaan tertentu dalam
mekanismenya dengan ekonomi konvensional. Membicarakan ekonomi Islam
seperti dalam berbagai buku-buku dan tulisan Adiwarman karim ternyata bukan
hanya soal Bank syariah tetapi mencakup ekonomi makro, ekonomi mikro,
kebijakan fiskal hingga konsep pembangunan. Dalam pandangan 423
https://id.wikipedia.org/wild/Adiwarman_Karim . Diakses padajum’at 16 Juli 2021

penulis, pemikiran Adiwarman ten tang ekonomi Islam jauh lebih komprehensif
daripada Syafi’i Antonio. Berikut ini pokok-pokok sumbangsih dan pemikiran
Adiwarman karim dalam Ekonomi Islam.
a. Tentang bank syariah
Meskipun kosa kata fikih Islam tidak mengenal kata “Bank”, tetapi sesung-
guhnya bukti-bukti sejarah menyatakan bahwa fungsi-fungsi perbankan modern
telah dipraktikkan oleh umat Islam, bahkan sejak zaman Nabi Muhammad. Praktik-
praktik fungsi perbankan ini tentunya berkembang secara berang- sur-angsur dan
mengalami kemajuan dan kemunduran di masa-masa tertentu, seiring dengan naik
turunnya peradaban umat Muslim. Dengan demikian, masih menurut Adiwarman
dapat dikatakan bahwa konsep bank bukanlah suatu konsep yang asing bagi umat
Muslim, sehingga proses ijtihad untuk merumuskan konsep bank modern yang
sesuai dengan bank syariah tidak perlu dimulai dari nol.424

Pengembangan perbankan Syariah harus didukung oleh SDM yang mema-


dai, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Menurut Adiwarman, sistem yang
baik tidak mungkin dapat berjalan bila tidak didukung oleh sumber daya insani
yang baik pula.425 Adiwarman juga tidak menutup mata bahwa di bank Syariah
masih ada beberapa penyimpangan-penyimpangan. Baik dari sisi manajemen
maupun syariahnya. Kata beliau: “Kalau kita tidak pernah mencoba, kita tidak tahu
mana yang mesti diperbaiki. Itulah tugas kami di Dewan Syariah Nasional (DSN).
Kalau diketahui ada penyimpangan-penyimpangan kami suruh memper- baiki.”
b. Sosialis atau kapitalis tak masalah asal berbasis syariah
Pakar ekonomi syariah, Adiwarman Azwar Karim, mengatakan, pilihan
meng- gunakan sistem ekonomi kapitalis atau sosialis sesungguhnya tak masalah
asalkan semua berbasis syariah. “Apa pun sistem ekonominya, kapitalis atau sosialis,
asalkan berdasarkan syariah, bagus-bagus saja,” kata Adiwarman saat menjadi
narasumber pada Halaqah Pra-Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta.
Secara teori, katanya, kapitalisme atau sosialisme sama menghendaki keadilan
dan kesejahteraan rakyat. Namun, dalam praktiknya kedua sistem besar tersebut
sering kali mengalami banyak masalah. Anggota Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia itu menjelaskan, terdapat tiga pilar dalam sistem ekonomi syariah.
Pilar Pertama, meninggalkan seluruh unsur-unsur yang dihukumi haram menurut
syariat Islam. “Tinggalkan dulu semua yang diharam- kan oleh Islam; misalnya:
riba,” katanya.

Pilar kedua, papar Adiwarman, prinsip keseimbangan antara sektor riil

424 Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: Rajawali Press,
2006), hal 27
425 Ibid.

dengan sektor keuangan. Dalam sistem ekonomi kapitalis faktor ini sering kali
menjadi masalah. Dikatakannya, dalam sistem ekonomi kapitalis, pada titik tertentu
ketidakseimbangan antara sektor riil dan sektor keuangan mengakibat- kan ‘bubble
economy’ yakni keadaan ekonomi yang besar dalam perhitungan kuantitas moneter
namun tak diimbangi sektor riil. “Kondisi seperti ini tidak akan terjadi dalam sistem
ekonomi syariah,” katanya. Pilar ketiga yaitu prinsip proses transaksi jual-beli yang
adil, tidak menguntungkan satu pihak merugikan pihak yang lain. Berbeda dengan
sistem ekonomi kapitalis yang lebih mengedepankan prinsip perdagangan bebas
yang memungkinkan terjadinya ketidakadilan.
c. Ekonomi mikro islami
Ekonomi dalam kajian keilmuan dapat dikelompokkan ke dalam ekonomi
mikro dan makro. Ekonomi mikro menurut Adiwarman mempelajari bagaimana
perilaku tiap-tiap individu dalam setiap unit ekonomi, yang dapat berperan sebagai
konsumen, pekerja, investor, pemilik tanah atau resources lain. Ekonomi mikro
menjelaskan how and why sebuah pengambilan keputusan dalam setiap unit
ekonomi.

Mengapa belajar ekonomi islam? Salah satu tujuannya menurut Adiwarman


adalah bagaimana kita menerapkan prinsip-prinsip ekonomi mikro islami dalam
pengambilan keputusan agar mendapat solusi terbaik, yaitu solusi yang akan
menguntungkan kita dan tidak menzalimi orang lain. 426 Sayangnya dalam buku ini,
Adiwarman tidak menjelaskan seperti apa prinsip-prinsip ekonomi mikro dalam
Islam. Justru pada salah satu bab lebih menjelaskan prinsip-prinsip umum ekonomi
Elam di antaranya Tauhid, keadilan, prinsip kenabian, dan hasil. 427 Baik pada buku
Ekonomi mikro islami maupun bukunya yang lain, dia menambahkan tiang-
tiangperekonomian Islam seperti: kepemilikan multijenis, Kebebasan bere- konomi
selama tidak melanggar syariah dan socialjustice.
d. Sejarah pemikiran ekonomi Islam

Adiwarman menulis buku yang tergolong masih langka kajiannya yakni


tentang Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. 428 Dia berpandangan bahwa kelang-
kaan kajian sejarah sangat tidak menguntungkan, 429 karena sepanjang sejarah Elam,
para pemikir dan pemimpin Muslim sudah mengembangkan berbagai gagasan
ekonominya sedemikian rupa sehingga mengharuskan kita untuk menganggap
mereka sebagai para pencetus ekonomi Elam yang sesungguhnya.

426 Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Mikro Islami (Jakarta: Rajawali Press, 2007), hal 5-6
427 Ibid., hal 34
428 Bandingkan Dengan Buku Karnaen A. Perwataatmadja dan Anis Byarwati, jejak Kekam
Ekonomi Islami: Kefleksi Peristiwa dan Pemikiran Ahli Sepanjang Sejarah Kekhalifahan (Jakarta: Cicero
Publishing, 2008)
429 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Depok: Rajagrafindo Persada,
2001), hal Vii-Viii
Konsep ekonomi para cendekiawan muslim di masa lalu itu berakar pada
hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis disertai analisis yang
menarik. Menampilkan pemikiran ekonomi para cendekiawan muslim bagi
Adiwarman akan memberi 2 kontribusi positif bagi umat:
1) Membantu menemukan berbagai sumber pemikiran ekonomikontemporer
2) Memberikan kemungkinan kepada kita untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih baik mengenai perj alanan pemikiran ekonomi Islam selama ini. 430
Menurut Dawam Rahardj o dalam kata pengantar bagi bukunya Adiwarman,
dengan membaca sejarah kita bisa mengambil kesimpulan bahwa perkembangan
Islam pada masa awalnya menuju kejayaannya, ternyata bukan hanya berupa
perkembangan politik dan militer saja, melainkan perkembangan ekonomi juga
memainkan peranan yang penting dalam menopang peradaban. 431 Tidak lupa juga
Dawam mengingatkan kepada ekonom muslim bahwa sumber teori ekonomi Islam
adalah syariah. Karena itu dalam upaya menyusun pemikiran ekonomi, para sarjana
ekonomi muslim modern, hendaknya berusaha menggali dari Kitab kuning
(turats).432

Terakhir, dari buku inilah kita bisa memahami pendekatan seperti apa yang
digunakan oleh Adiwarman karim. Pendekatan sejarah sangat kental dalam berb-
agai tulisan Adiwarman. Dalam setiap tulisannya terutama buku, Adiwarman selalu
berupaya menjelaskan fenomena ekonomi kontemporer dengan merujuk pada
sejarah Islam klasik, terutama pada masa Rasulullah. Di samping itu ia juga
mengelaborasi pemikiran-pemikiran ulama klasik dan mencoba merefleksikan- nya
dalam konteks kekinian, tentu saja menurut perspektif ekonomi. Selain pendekatan
sejarah, Adiwarman juga menggunakan pendekatan fikih. Dalam pandangannya,
fikih tidak hanya berbicara pada aspek ubudiyah semata tetapi juga aspek muamalat.
Di bidang mumalah ia berpegang pada kaidah fikih:

“Pada dasarnya, segala sesuatu dalam muamalah boleh dilakukan sampai ada dalil (Al-
Qur’an dan hadis)yangmengharamkannya.”

Jadi yang perlu dilakukan hanya mengidentifikasi hal-hal yang dilarang


(haram), kemudian menghindarinya. Selain yang haram-haram itu dalam muamalat
kita boleh melakukan kreativitas (baca: ijtihad).433

430 Ibid.
431 Dawam Rahardjo, “Sejarah Ekonomi Islarri’ dalam Buku Adiwarman Azwar Karim, Sejarah
Pemikiran Ekonomi Islam (Depok: Rajagrafindo Persada, 2001), hal. xv
432 I hid., hal. xiii
433 Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, hal. 9
Penulis juga menangkap kesan kuat bahwa di berbagai buku-bukunya,
Adiwarman menghindari melakukan islamisasi ekonomi dengan cara mengam- bil
teori-teori ekonomi Barat lalu dicari ayat Al-Qur’an dan hadisnya. Hal ini
ditegaskan oleh Adiwarman sendiri ketika diwawancarai oleh wartawan majalah
Hidayatullah: “Soal pendekatan saya terpengaruh oleh pendekatan interplyty.
Pendekatan ini melarangkita melakukan Islamisasi ekonomi dengan caramengam-
bil ekonomi Barat lalu dicari ayat Al-Qur’an dan hadisnya. Ini tidak benar, karena
itu memaksakan Al-Qur’an dan hadis cocok dengan pikiran manusia. Ekonomi
Islam bukan ekonomi konvensional lalu ditempeli Al-Qur’an dan hadis.”
e. Gadai emas syariah
Adiwarman mengkritik fenomena lonjakan kegiatan gadai emas syariah akhir-
akhir ini di industri perbankan syariah di tanah air. Menurut Adiwarman,
modifikasi top up ini pertama kali diperkenalkan ilmunya oleh BRI Syariah. Setelah
ini berkembang luas, barulah kemudian BI melihat pertumbuhan dari gadai emas di
bank syariah ini luar biasa cepatnya.
Produk gadai emas syariah ketika diluncurkan sekitar tahun 2007, relatif tidak
ada masalah. Masalah baru muncul ketika nasabah melakukan modifikasi yang
namanya top up, atau gadai ulang. Saat sudah jatuh tempo, nasabah tidak membayar
uangnya, tapi dia melakukan gadai ulang. Jadi emasnya tidak jadi dite- bus. Sekali
menaruh emas misalnya 100 gram, sehabis itu setiap empat bulan sekali dia dapat
uang karena melakukan gadai ulang. Artinya bisa mendapat pinjaman terus
menerus dengan hanya menaruh 100 gram emas. Kondisi inilah yang lama
kelamaan membuat arah dan tujuan awal dari kegiatan gadai syariah melenceng
dari ruh fatwa no. 25 dan no. 25 DSN MUI. Untuk mencegah layanan gadai emas
syariah menjadi jauh dari ruh fatwanya, pakar ekonomi Islam satu member- ikan
solusi yaitu, pembatasan frekuensi gadai ulang maksimum 3 kali.

Anda mungkin juga menyukai