Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“DESIGN PENELITIAN KUALITATIF (ETNOGRAFI)”

Dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti mata kuliah “Riset Dalam Bimbingan dan
Konseling”

Dosen Pengampu : Dr. Satrio Budi wibowo, S.Psi, M.A

Disusun Oleh ( Kelompok 7 ) :

Andi Ghozali Putra 19130068


Aji Satria 19130072
Anisa Umi Rahmawati 19130023
Baharudin Yusuf Budiman 19130024
Rio Aditya Saputra 19130078
Ririn Kurniati 19130040

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBUNGAN DAN KONSELING
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, penggenggam setiap kejadian dan
penyempurna setiap kebahagiaan sehingga penulis berhasil menyelesaikan tugas akhir ini.
Shalawat beserta salam tercurah kepada Rosul tercinta Muhammad SAW yang patut diteladani
segala perkataan maupun perbuatan-Nya.

Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Jazim Ahmad, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Metro.
2. Bapak Drs. Partono, M.Pd, selaku Ketua Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
yang telah memberikan bantuan dan dukungan.
3. Bapak. Agus Wibowo, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling yang
telah memberikan bantuan dan dukungan.
4. Bapak Dr. Satrio Budi Wibowo, S.Psi, M.A, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Riset
Dalam BK.
5. Orang tua yang selalu mendukung baik materi maupun doa.
6. Seluruh teman - teman Prodi Bimbingan dan Konseling semester 5nyang telah memberikan
bantuan dan dukungan.

Makalah ini dapat digunakan sebagai penunjang dalam Mata Kuliah Riset Dalam BK
dengan judul “Design Penelitian Kualitatif (Etnografi)”. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritikdan saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Atas segala
perhatiannya penulucapkan sekian dan terimakasih.

METRO, 27 September 2021

KELOMPOK 7

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 4

A. Latar Belakang .......................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan .........................................................................................4

D. Integrasi Ayat...............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 6

A. Pengertian Etnografi ................................................................................... 6

B. Pengumpulan Data Etnografi.......................................................................7

C. Penyajian Data.............................................................................................9

BAB III PENUTUP .............................................................................................14

A. Kesimpulan ...............................................................................................14

B. Kritik Dan Saran........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Etnografi merupakan suatu metode penelitian ilmu sosial. Penelitian ini sangat percaya
pada ketertutupan, pengalaman pribadi,dan partisipasi yang mungkin, tidak hanya pengamatan,
oleh para peneliti yang terlatih dalam seni etnografi. Para etnografer ini sering bekerja dalam tim
yang multidisipliner. Di mana titik fokus penelitiannya dapat meliputi studi intensif budaya dan
bahasa, bidang atau domain tunggal, ataupun gabungan metode historis, observasi, dan
wawancara. Pada awalnya etnografi berakar pada bidang antropologi dan sosiologi. Namun para
praktisi dewasa ini melaksanakan penelitian etnografi dalam segala bentuk. Ahli etnografi
melakukan studi persekolahan, kesehatan masyarakat, perkembangan pedesaan dan perkotaan,
konsumen dan barang konsumsi, serta arena manusia manapun.

Perlu dicatat bahwa penelitian etnografi ini juga dapat didekati dari titik pandang
preservasi seni dan kebudayaan, dan lebih sebagai suatu usaha deskriptif daripada usaha analitis.
Biasanya para peneliti etnografi memfokuskan penelitiannya pada suatu masyarakat, namun
tidak selalu secara geografis saja, melainkan dapat juga memerhatikan pekerjaan, pangangguran,
dan aspek masyarakat lainnya. Beserta pemilihan informan yang mengetahui dan memiliki suatu
pandangan  atau pendapat tentang berbagai kegiatan masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana metode pengumpulan data etnografi (kronologi)?
2. Bagaimana penyajian data etnografi?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui metode pengumpulan data etnografi
2. Mengetahui penyajian data etnografi .

4
D. INTEGRASI AYAT
QS An nur 35

ُّ َ‫ ۗ ٍة ا‬B‫اج‬ ْ ‫بَا ۗ ٌح اَ ْل ِم‬B‫ص‬ ْ ‫ا ِم‬BBَ‫ ٰكو ٍة فِ ْيه‬B‫وْ ِر ٖه َك ِم ْش‬BBُ‫ ُل ن‬Bَ‫ض َمث‬ ‫هّٰللَا‬
 ‫ا‬BBَ‫ ةُ َكاَنَّه‬B‫اج‬
َ ‫لز َج‬ َ ‫بَا ُح فِ ْي ُز َج‬B‫ص‬ ِ ۗ ْ‫ت َوااْل َر‬ ِ ‫ُ نُوْ ُر السَّمٰ ٰو‬
‫ا ۗ ٌر‬Bَ‫هُ ن‬B‫ُض ۤ ْي ُء َولَوْ لَ ْم تَ ْم َس ْس‬
ِ ‫ۙة يَّ َكا ُد زَ ْيتُهَا ي‬Bٍٍۙ َّ‫د ِم ْن َش َج َر ٍة ُّم ٰب َر َك ٍة َز ْيتُوْ نَ ٍة اَّل شَرْ قِيَّ ٍة َّواَل غَرْ بِي‬Bُ َ‫ي يُّوْ ق‬
ٌّ ‫َكوْ َكبٌ ُد ِّر‬
‫اس َوهّٰللا ُ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء َعلِ ْي ٌم‬ ‫هّٰللا‬ ۤ ‫هّٰللا‬
ِ ۗ َّ‫ۙ نُوْ ٌر ع َٰلى نُوْ ۗ ٍر يَ ْه ِدى ُ لِنُوْ ِر ٖه َم ْن يَّ َشا ۗ ُء َويَضْ ِربُ ُ ااْل َ ْمثَا َل لِلن‬

Artinya: Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya,
seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam
tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan
minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak
pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.
Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang
yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETNOGRAFI
Penelitian etnografi termasuk dalam metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur kuantifikasi,
perhitungan statistik, atau bentuk cara-cara lainnya yang menggunakan ukuran angka. Kualitatf
berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik
fakta. Kualitas, nilai atau maknahanya dapat diungkapkan atau dijelaskan melalui linguistik,
bahasa atau kata-kata.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pemecahan masalahnya dengan
menggunakan data empiris. Metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Kata etnografi berasal dari bahasa yunani “ethos” yang artinya suku bangsa dan
“graphos” yang artinya sesuatu yang ditulis. Menurut Juliansyah Noor etnografi adalah uraian
dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. Etnografi merupakan proses dan hasil
dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengaatan yang cukup panjang
terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan ini peneliti terlibat dalam keseharian hidup
responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Menurut
Creswell, Etnography is a qualitative strategy in which the researcher studies an intact cultural
group in a natural setting over a prolonged period of time by collecting primarily observational
and interview data.
Menurut Emzir, etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang berfokus pada makna
sosiologi melalui observasi lapangan tertutup dari fenomena sosiokultural. Para peneliti etnografi
memfokuskan penelitiannya pada suatu masyarakat (tidak selalu secara geografis, juga
memerhatikan pekerjaan, pengangguran, dan masyarakat lainnya), pemilihan informan yang
mengetahui yang memiliki suatu pandangan/ pendapat tentang berbagai kegiatan masyarakat.
Para informan tersebut diminta untuk mengidentifikasi informan-informan lainnya yang

6
mewakili masyarakat tersebut. Informan-informan tersebut diwawancarai berulang-ulang,
menggunakan informasi dari informan-informan sebelumnya untuk memancing klarifikasi dan
tanggapan yang lebih mendalam terhadap wawancara ulang. Proses ini dimaksudkan untuk
melahirkan pemahaman-pemahaman kultural umum yang berhubungan dengan fenomena yang
sedang diteliti.
Jadi, penelitian etnografi adalah salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti
melakukan studi terhadap budaya kelompok dalam kondisi yang alamiah untuk mempelajari dan
menggambarkan pola budaya satu kelompok tertentu dalam hal kepercayaan, bahasa, dan
pandangan yang dianut bersama dalam kelompok itu melalui observasi dan wawancara.

B. PENGUMPULAN DATA ETNOGRAFI


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang diperlukan (Sugiyono, 2015: 308). Menurut Kuswarno (2011: 33), teknik pengumpulan
data yang paling utama dalam penelitian etnografi adalah observasi-partisipasi dan wawancara
terbuka serta mendalam yang dilakukan dalam jangka waktu yang relatif lama, karena penelitian
etnografi bukanlah kunjungan singkat dengan daftar pertanyaan terstruktur seperti pada
penelitian survei.
a. Observasi partisipan
Observasi partisipan merupakan penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang
memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek penelitian dalam lingkungannya, dan
selama itu data yang berbentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku
tanpa gangguan (Bogdan dalam Moleong, 2012: 164). Sedangkan, menurut Stainback dalam
Sugiyono (2015: 310) “In participant observation, the researcher observes what people do,
listen to what they say, and participates in their activities”. Yang artinya,  dalam observasi
partisipan, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengar apa yang mereka ucapkan,
dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.

7
Dengan demikian, observasi partisipan merupakan teknik pengumpulan data di mana
peneliti terlibat secara penuh dengan masyarakat yang sedang diamati. Untuk menjadi seorang
pengamat yang baik membutuhkan sebuah keterampilan istimewa yang memungkinkannya
untuk menangani berbagai persoalan, seperti potensi kebohongan dari masyarakat yang amati,
manajemen kesan, dan potensi ketersingkiran sang peneliti dalam lingkungan yang sedang
diamati (asing).
b. Wawancara terbuka dan mendalam
Wawancara terbuka dan mendalam disebut juga wawancara tak terstruktur, yang artinya
wawancara yang bebas, di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2015:
318). Metode wawancara terbuka dan mendalam ini memerlukan kemampuan mendengar yang
baik, akurat, dan tepat agar apa yang didengarnya dapat dimanfaatkan sebagai informasi
penelitian. Selain itu, metode ini mempunyai keunikan yang menguntungkan, yaitu wawancara
ini tidak menghasilkan kesimpulan, tetapi memerlukan keberlanjutan. Oleh karena itu, penting
kiranya untuk tetap menjadi hubungan baik dan kontak dengan subjek penelitian.
1. Teknik Analisis Data
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa langkah penelitian etnografi adalah
“Alur Penelitian Maju Bertahap”, yang mana dimulai dengan suatu fokus yang luas, kemudian
mulai menyempit pada langkah ketujuh untuk penyelidikan intensif atas beberapa domain
terpilih. Garis putus-putus dalam kotak menunjukkan perubahan dalam fokus ini, garis putus-
putus menegaskan bahwa fokus yang luas dan sempit terjadi secara simultan, tetapi dengan
penekanan yang lebih besar pada satu atau berbagai tahap penelitian yang lain. Dalam alur
penelitian tersebut terlihat bahwa analisis data pada penelitian etnografi terdiri atas analisi
domain, analisis taksonomi, dan analisis komponensial. Untuk lebih jelasnya dapat dijelas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a.    Analisis domain
Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambar yang umum dan
menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau obyek penelitian. Data diperoleh dari grand
tour  dan minitour question, yang mana hasilnya berupa gambaran umum tentang obyek yang
diteliti, yang sebelumnya belum pernah diketahui. Dalam analisis ini informasi yang diperoleh

8
belum mendalam, masih dipermukaan. Namun sudah ditemukan domain-somaun atau kategori
dari situasi sosial yang diteliti. Untuk menemukan domain dari konteks sosial/obyek yang diteliti
bisa dilakukan dengan melakukan hubungan semantik antar kategori, yang meliputi jenis, ruang,
sebab akibat, rasional, lokasi untuk melakukan sesuatu, cara mencapai tujuan, fungsi, urutan,
serta atribut atau karakteristik.
b.    Analisis taksonomi
Analisis taksonomi merupakan analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul
berdasarkan domain yang telah ditetapkan. Dengan demikian, domain yang telah ditetapkan
menjadi cover term oleh peneliti sehingga dapat diurai secara rinci dan mendalam melalui
analisis taksonomi ini. Hasil dari analisis taksonomi dapat disajikan dalam bentuk diagram kotak,
diagram garis dan simpul, serta out line.
c.    Analisis komponensial
Pada analisis komponensial yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain bukanlah
keserupaan dalam domain, tetapi jutru yang memiliki perbedaan atau yang kontras. Data ini
dicari melalui observasi dan wawancara secaar terseleksi. Dengan teknik pengumpulan data yang
bersifat trianggulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada setiap elemen
akan dapat ditemukan.

C. PENYAJIAN DATA
Menurut Creswell (2012:468) beberapa karakter yang bisa menggambarkan penelititan
etnografi, diantaranya yaitu tema budaya, kelompok berbagi budaya, pola perilaku bersama,
keyakinan dan bahasa, penelitian lapangan, keterangan atau pengaturan, dan refleksi peneliti

1. Tema budaya

Etnografer biasanya mempelajari tema budaya yang berasal dari antropologi budaya.
Etnografer tidak berani meneliti sembarangan apa yang mereka lihat. Sebaliknya, mereka tertarik
menambah pengetahuan tentang budaya dan mempelajari tema spesifik dari budaya
tertentu.Tema budaya dalam etnografi bersifat umum dan tidak dimaksudkan untuk
mempersempit penelitian, sebaliknya menjadi lensa yang memperluas pandangan peneliti pada
saat awal memasuki lapangan untuk mempelajari kelompok, dan mereka mencari manifestasi
dari hal tersebut.

Tema-tema budaya dapat ditemukan dari teks-teks pengantar antropologi budaya


(Wolcott dalam Creswell, 2012: 468), menemukan melalui kamus konsep antropologi budaya

9
dan pendekatan lain adalah untuk menemukan tema budaya dalam studi etnografi dalam
pendidikan. Biasanya penulis mengumumkannya dalam judul atau pada awal laporan penelitian.

2. Kelompok budaya (culture sharing group)

Etnografer mempelajari kelompok budaya di satu lokasi. Dalam mempelajari suatu


kelompok, etnografer mengidentifikasi satu situs (misalnya, ruang kelas SD), mencari kelompok
di dalamnya (misalnya, kelompok membaca), dan mengumpulkan data tentang kelompok
(misalnya, mengamati saat kegiatan membaca). Ini membedakan etnografi dari bentuk-bentuk
penelitian kualitatif lainnya (misalnya, penelitian narasi) yang berfokus pada individu, bukan
kelompok. Sebuah kelompok budaya dalam etnografi adalah dua atau lebih individu yang telah
berbagi perilaku, keyakinan, dan bahasa.

Kelompok-kelompok seperti ini biasanya memiliki karakteristik tertentu. Sebuah


kelompok dapat bervariasi dalam ukuran, tetapi individu-individu dalam kelompok perlu
bertemu secara teratur dan berinteraksi selama periode waktu (misalnya, 2 minggu sampai 4
bulan) untuk mengembangkan pola-pola berperilaku, berpikir, atau berbicara. .Kelompok ini
sering mewakili kelompok yang lebih besar, seperti kelompok membaca dalam kelas kelas tiga.

Seringkali, ahli etnografi mempelajari kelompok yang asing bagi mereka untuk bisa
melihat mereka dalam cara yang “segar” dan berbeda, seolah-olah mereka sangat luar biasa dan
unik" (LeCompte dkk, dalam Creswell, 2012:469).

3. Kepemilikan bersama atas pola-pola tingkah laku, keyakinan, dan bahasa

Etnografer mencari pola tingkah laku, keyakinan, dan bahasa dari suatu kelompok yang
telah mengadopsi suatu budaya dari waktu ke waktu. Tujuan untuk menemukan pola-pola
tingkah laku, keyakinan, dan bahasa yang dimiliki bersama ini mengimplikasikan dua poin
penting. Pertama, kelompok yang diteliti harus memiliki/menganut pola-pola bersama yang
dapat dideteksi oleh peneliti. Kedua, setiap anggota kelompok yang diteliti sama-sama
mengadopsi setiap tingkah laku, keyakinan, dan bahasa maupun kombinasi ketiga unsur itu. Pola
tersebut dalam etnografi terdiri atas interaksi sosial yang cenderung tetap sebagai aturan yang
dipahami dan merupakan tujuan bersama, dan salah satu dari kombinasi dari tingkah laku,
keyakinan, dan bahasa.

a) Tingkah laku : tindakan yang dilakukan oleh seorang individu dalam sebuah
kelompok/latar kultural.

b) Keyakinan : bagaimana individu berfikir tentang atau memahami sesuatu dalam


sebuah latar kultural

c) Bahasa : bahasa dalam etnogafi merujuk pada bagaimana individu berbicara


dengan orang lain dalam sebuah latar cultural

10
4. Penelitian lapangan (fieldwork)

Etnografer mengumpulkan data dengan menghabiskan waktu di tempat di mana mereka


tinggal, bekerja, atau bermain. Untuk memahami pola terbaik dari suatu kelompok budaya,
etnografer menghabiskan waktu yang cukup lama dengan kelompok tersebut. Pola-pola tersebut
tidak dapat dengan mudah dilihat melalui kuesioner atau dengan pertemuan singkat. Sebaliknya,
etnografer pergi "ke lapangan," tinggal bersama atau sering mengunjungi orang-orang yang
sedang dipelajari, dan perlahan-lahan belajar cara-cara budaya di mana kelompok berperilaku
atau berpikir. “Lapangan” (field) dalam etnografi berarti bahwa peneliti mengumpulkan data
dalam lingkungan di mana partisipan berada dan di mana pola-pola budaya dapat dipelajari.
Data-data yang dikumpulkan etnografer dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu:

a) Data Emic

Informasi yang diberikan langsung oleh para partisipan. Data ini sering disebut sebagai
konsep-konsep tingkat pertama, yang berbentuk bahasa lokal, pemikiran-pemikiran, cara-cara
berekspresi yang dimiliki/digunakan secara bersama-sama oleh para partisipan (Schwandt dalam
Creswell, 2012:471)

b) Data Etic

Informasi berbentuk interpretasi peneliti yang dibuat sesuai dengan perspektif para
partisipan. Data ini sering disebut sebagai konsep-konsep tingkat kedua, yaitu ungkapan-
ungkapan atau terminologi yang dibuat peneliti untuk menyatakan fenomena yang sama dengan
yang diungkapkan para partisipan (Schwandt dalam Creswell, 2012:471).

c) Data Negoisasi

informasi yang disetujui bersama oleh para partisipan dan peneliti untuk digunakan
dalam penelitian. Negoisasi dapat terjadi dalam tahapan yang berbeda-beda selama pelaksanaan
penelitian, seperti saat menyetujui prosedur memasuki lokasi penelitian, saling menghormati,
dan mengembangkan rencana untuk memberikan informasi kembali.

Selama berlangsungnya penelitian lapangan, etnografer menggunakan berbagai teknik


untuk mengumpulkan data. Tabel 14.3, yang merupakan daftar komposit dari LeCompte dan
Schensul (1999) dan Wolcott (2008), menampilkan bentuk pengumpulan data kualitatif dan
kuantitatif. Teknik observasi dan wawancara terstruktur populer di kalangan ahli etnografi.

5. Deskripsi, Tema, dan Interpretasi

Peneliti etnografi mendeskripsikan dan menganalisis kelompok budaya dan membuat


interpretasi tentang pola dari segala yang dilihat dan didengar. Selama pengumpulan data,
etnografer mulai membentuk sebuah penelitian. Kegiatan ini terdiri dari menganalisis data untuk

11
deskripsi dari individu dan tempat kelompok budaya, menganalisa pola perilaku, keyakinan, dan
bahasa, dan mencapai beberapa kesimpulan tentang makna dari mempelajari orang-orang dan
lokasi/tempat (Wolcott, dalam Creswell, 2012:472).

Dalam etnografi deskripsi diartikan sebagai uraian terperinci tentang individu-individu


atau lapangan penelitian yang digunakan untuk menggambarkan fenomena yang terjadi pada
kelompok yang diteliti. Deskripsi tersebut harus terperinci dan menyeluruh. Deskripsi harus
mampu menggugah seluruh indera pembaca sehingga mereka merasa seolah-olah hadir di
lapangan penelitian dan berinteraksi dengan para partisipan..

Perbedaan antara deskripsi dan tema kadang kadang sulit dibuat. Yang dapat dijadikan
untuk menentukan tema adalah bahwa tema dihasilkan dari interpretasi atas fakta-fakta tentang
orang dan aktivitas. Fungsi tema adalah untuk membuat informasi atau fakta bermakna. Dalam
etnografi, tema-tema yang dihasilkan selalu mengungkapkan pola-pola tingkah laku, pikiran,
atau bahasa yang dimiliki secara bersama-sama oleh para partisipan.

nterpretasi dalam etnografi yaitu etnografer menarik kesimpulan tentang apa yang telah
dipelajari. Fase analisis adalah yang paling subjektif. Peneliti terkait dengan diskripsi dan tema
dari apa yang telah dipelajari, yang sering merefleksikan beberapa kombinasi dari peneliti untuk
membuat penilaian pribadi, kembali ke literatur tentang tema budaya, dan menimbulkan
pertanyaan lebih lanjut berdasarkan data . Hal ini juga mungkin termasuk dalam hal menangani
masalah yang muncul selama kerja lapangan yang membuat hipotesa sementara.

6. Konteks atau Pengaturan

Peneliti menyajikan deskripsi, tema, dan interpretasi dalam konteks atau dari kelompok
budaya. Konteks dalam etnografi adalah pengaturan, situasi, atau lingkungan yang mengelilingi
kelompok/budaya yang dipelajari. Hal ini berlapis-lapis dan saling terkait, yang terdiri dari
faktor-faktor seperti sejarah, agama, budaya, politik, ekonomi, dan lingkungan (Fetterman dalam
Creswell, 2012: 473). Konteks juga bisa berupa lokasi fisik (seperti sebuah sekolah, keadaan
gedung, warna dinding kelas, atau suara yang ada), sejarah seperti pengalaman yang berkesan,
kondisi kepribadian seseorang, dan kondisi sosial individu seperti profesi, pendapatan, mobilitas
geografis.Kondisi ekonomi juga dapat mencakup tingkat pendapatan, kelas pekerja, atau sistem
pendanaan seseorang.

7. Refleksi Peneliti

Dalam etnografi, refleksivitas merujuk pada kesadaran dan keterbukaan peneliti untuk
membahas bagaimana dia dapat menjalankan perannya sambil tetap menghargai dan
menghormati lapangan dan para partisipan. Karena penelitian etnografi menuntut peneliti tinggal
dalam jangka waktu yang relatif lama di lapangan, peneliti harus memikirkan dampaknya
terhadap lapangan dan para partisipan. Itulah sebabnya mengapa peneliti harus bernegoisasi
dengan orang-orang penting di lapangan ketika akan memasuki lapangan itu. Dalam penulisan

12
laporan, peneliti juga menyadari bahwa interpretasi yang dibuatnya dipengaruhi oleh latar
belakang budayanya sendiri sehingga interpretasi dan kesimpulannya bersifat tentatif sehingga
tetap terbuka untuk didiskusikan kembali. Oleh karena itu, dalam laporan itu peneliti perlu
menunjukkan posisi dan sudut pandang yang digunakannya dalam menginterpretasi (Denzin,
dalam Creswell 2012:474). Menjadi reflektif juga berarti bahwa kesimpulan penulis bersifat
tentatif (sementara) tidak meyakinkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan baru. Penelitian
ini mungkin diakhiri dengan pertanyaan-pertanyaan yang meminta jawaban atau beberapa
pandangan dari sudut pandang pembaca untuk mempertimbangkannya.

Sedangkan menurut Nobuo Shimahara (dalam Gall dkk, 2003:486) mengidentifikasi tiga
karakteristik utama dari penelitian etnografi, yaitu:

1. Fokus dalam menemukan pola budaya dalam perilaku manusia

2. Fokus pada perpektif emic dari partisipan/budaya

3. Fokus mempelajari setting alami di mana budaya diwujudkan

13
BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
Penelitian etnografi adalah salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti
melakukan studi terhadap budaya kelompok dalam kondisi yang alamiah untuk mempelajari
dan menggambarkan pola budaya satu kelompok tertentu dalam hal kepercayaan, bahasa,
dan pandangan yang dianut bersama dalam kelompok itu melalui observasi dan wawancara.
Penelitian etnografi jarang menggunakan prosedur linear. prosedur penelitian etnografi
bersifat siklus, bukan bersifat urutan linear dalam penelitian ilmu sosial. Prosedur siklus
penelitian etnografi mencakup enam langkah: (1) pemilihan suatu proyek etnografi, (2)
pengajuan pertanyaan etnografi, (3) pengumpulan data etnografi, (4) pembuatan suatu
rekaman etnografi, (5) analisis data etnografi, dan (6) penulisan sebuah etnografi.
Seorang etnografer harus transparan dalam pengumpulan data, bertanggung jawab, dan
menjaga batasan terhadap sesuatu yang diteliti. Penelitian etnografi menghasilkan
pemahaman yang mendalam, tetapi perspektif pengkajian kemungkinan dipengaruhi oleh
kecenderungan budaya peneliti.

B.       Kritik dan Saran


Alhamdulillah kami panjatkan sebagai implementasi rasa syukur kami atas selesainya
makalah Metodologi Penelitian Pendidikan tentang Penelitian Etnografi ini. Namun, dengan
selesainya bukan berarti telah sempurna, karena kami sebagai manusia, sadar bahwa dalam
diri kami tersimpan berbagai sifat kekurangan dan ketidak sempurnaan yang tentunya sangat
mempengaruhi terhadap kinerja kami.
Oleh karena itu, saran serta kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami
perlukan guna penyempurnaan dalam tugas berikutnya dan dijadikan suatu pertimbangan
dalam setiap langkah sehingga kami terus termotivasi ke arah yang lebih baik dan semoga
makalah kami ini bermanfaat bagi kita semua.

14
DAFTAR PUSTAKA
https://dosen.perbanas.id/penelitian-kualitatif-pendekatan-etnografi/
Emzir. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali
Pers.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara.

Jaswo dan Nur Hafid. 2013. Desain Penelitian Etnografi.


Kudus: http://pascasarjanastainkds.blogspot.co.id/2013/10/desain-penelitian-
etnografi.html. diakses pada tanggal 16 Maret 2016 pukul 13:21.

Masyhuri dan Zainuddin. 2008. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif.


Bandung: Refika Aditama.

Maulana, Rizky. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Penerbit Lima Bintang.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah.
Jakarta: Kencana.

Sugiyono. 2013. Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis dan Disertasi. Bandung: Penerbit


Alfabeta.

15

Anda mungkin juga menyukai