Makalah Fisika - Muhammad Aldi Ferdiansyah - 2120201042 (P8)
Makalah Fisika - Muhammad Aldi Ferdiansyah - 2120201042 (P8)
Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya elektron (muatan listrik) yang mengalir melalui suatu titik
dalam rangkaian listrik tiap satuan waktu. Aliran muatan listrik itulah yang sering disebut
tegangan listrik karena terjadi akibat adanya perbedaan potensial listrik. Arus listrik
dapat diukur dalam satuan Coulomb per detik (C/s) atau satuan Ampere yang diambil
dari nama seorang ahli fisika Perancis Andre Marie Ampere (1775-1836). Nilai arus 1 A =
1 C/s. Arus listrik mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif. Hal itu disebabkan
karena kutub positif memiliki potensial yang lebih tinggi dibandingkan dengan kutub
negatif. Dan sebaliknya, elektron bergerak dari kutub negatif ke positif.
I = V x Qe x n x A
Keterangan : V = kecepatan elektron (m/s)
Qe = muatan elektron (1,6 x 10-19C)
N = jumlah elektron per satuan volume
A = luas penampang kawat (m2)
Contoh soal :
Jadi, muatan listrik yang melewati rangkaian itu adalah 720 coloumb
Jadi, kuat arus yang mengalir melalui seutas kawat selama 2 menit adalah 4 A
B. Hukum Ohm
Hukum Ohm berbunyi bahwa :
“ Kuat arus yang mengalir melalui suatu penghantar sebanding dengan beda potensial
antara ujung-ujung penghantar, asal suhu penghantar tersebut tidak berubah”
Perbandingan tegangan (V) dengan kuat arus (I) adalah tetap dan disebut dengan
Secara umum, hukum Ohm dinyatakan dengan rumus :
V =I x R
R = hambatan (ohm)
Satuan hambatan listrik dalam SI adalah volt per ampere (V/A) atau disebut (Ω)
Contoh soal :
Diketahui :V =4V
I = 200 Ma = 0,2 A
V 4
Jawab : a) R=I = 0,2 = 20 Ω
b) Asumsikan R konstan
V 6
I =R = 20 = 3 Ma
Pada suatu rangkaian mengalir arus sebesar 2 A. Jika tegangan pada ujung-ujung
kawat pada rangkaian diketahui 25 V, hitunglah hambatan kawat tersebut!
Diketahui :I =2A
V = 25 V
Ditanya : R?
Jawab : V = I x R
25 = 2 x R
R = 12,5 Ω
Hambatan listrik
Besar hambatan suatu kawat penghantar tergantung pada :
1) Jenis kawatnya, yakni hambatan jenisnya (ρ)
2) Panjang kawatnya (ℓ)
3) Luas penampang kawatnya (A)
l
R=ρ= A
C. Tegangan Listrik
Tegangan listrik disebut juga dengan beda potensial listrik, yaitu selisih potensial antara
dua ujung rangkaian listrik. Tegangan listrik dibedakan menjadi dua, yaitu tegangan
listrik searah dan tegangan listrik bolak-balik.
Sumber tegangan yaitu tempat diperolehnya arus listrik yang disebut juga gaya gerak
listrik atau ggl. Contonya batu baterai.
GGL adalah tegangan pada ujung-ujung baterai saat baterai tidak dihubungkan ke beban
atau alat yang diberi nama epsilon yang satuannya Volt.
Pada setiap sumber tegangan terdapat :
- Elektroda positif (anoda)
- Elektroda negatif (katoda)
- Elektrolit
Amperemeter dan voltmeter memiliki komponen dasar galvanometer sehingga dapat membuat
amperemeter dan voltmeter dari galvanometer dengan menambahkan hambatan kecil yang
disebut hambatan shunt . Galvanometer adalah alat pengukur kuat arus yang sangat lemah
dimana cara kerjanya sama dengan amperemeter, voltmeter, dan ohmeter.
E. Daya Listrik
Daya listrik adalah kemampuan suatu peralatan listrik untuk melakukan usaha akibat adanya
perubahan kerja dan perubahan muatan listrik tiap satuan waktu.Untuk menentukan daya yang
diubah tersebut, maka daya P merupakan kecepatan perubahan energi, dapat dituliskan dalam
persamaan sebagai berikut:
Kecepatan perubahan energi pada hambatan R dapat dituliskan dengan menggunakan hukum Ohm
dalam dua cara:
1. Susunan Batuan
2. Pemilahan
3. Komposisi Mineral
4. Sementasi
5. Kompaksi
6. Angularitas
7. Bentuk Butir atau Sphericity
H. Permeabilitas
Berdasarkan jumlah fasa yang mendibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Permeabilitas absolute (Kabs)
b. Permeabilitas efektif (Keff)
c. Permeabilitas relatif (Krel)