Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENERAPAN METODE SINGLE DAN DOUBLE SMOOTING MOVING AVERAGE


DALAM PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK MEUBEL JENIS COFFEE TABLE
PADA JAVA FURNITURE KLATEN

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Teknik Proyeksi Bisnis
Dosen Pengampu: Dwi Widi Pratito S.N., SE.MM

DISUSUN OLEH :

1.
2.
3.
4.
5.

UNIVERSITAS SEMARANG
2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan perekonomian yang terjadi pada saat ini menjadi pusat perhatian
tersendiri dalam dunia bisnis hal ini disebabkan adanya krisis global yang melanda di
berbagai Negara di dunia, dampak dari krisis global juga melanda perindustrian dibidang
meubel. Salah satu contoh permasalahan didalam perindustrian meubel yaitu dibidang
permodalan, hal ini menyebabkan perusahaan harus mampu untuk mengelola keuangan agar
tidak terjadi kerugian. Untuk dapat mengelola masalah keuangan atau permodalan tersebut
perusahaan perlu adanya suatu perencanaan yang optimal, diantaranya yaitu tentang
tindakan perencanaan, baik perencanaan produksi ataupun perencanaan permintaan.
Perencanaan permintaan secara umum lebih dikenal dengan peramalan, peramalan
merupakan perhitungan yang objektif dan dengan menggunakan data-data masa lalu, untuk
menentukan sesuatu dimasa yang akan datang (Sumayang, 2003 : 24). Namun dalam
kaitannya dengan dunia perindustrian, perancanaan permintaan dikenal dengan forecase
permintaan, forecase permintaan merupakan forecase tentang jumlah produk yang akan
dipesan atau diminta pada periode yang akan datang. Forecase tersebut diperoleh dari data
permintaan produk pada periode sebelumnya. Dengan adanya peramalan tersebut, maka
perusahaan dapat mencapai tujuan serta pengambilan keputusan dalam produksinya namun
dalam kegiatan peramalan memerlukan penerapan metode-metode, hal ini bertujuan agar
bisa meminimalkan kesalahan peramalan.
Java Furniture adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri meubel
yang berlokasi di Pakis, Kecamatan Wonosari, Klaten. Coffee Table merupakan salah satu
hasil produk Java Furniture yang lebih mendominasi dibandingkan dengan produk lain hal
ini disebabkan order Coffee Table tiap bulannya selalu diterima oleh perusahaan tidak
seperti produk lain yang belum pasti ada order pada tiap bulannya, selain itu jika dilihat dari
segi harga produk Coffee table lebih murah dari produk lainnya hal ini disebabkan
penggunaan bahan baku yang digunakan dalam proses produksinya relative lebih sedikit
serta lebih mudah atau singkat dalam pengerjaannya dibandingkan dengan yang lainnya.
Melihat ketertarikan konsumen dan kemudahan dalam proses produksinya serta adanya
order setiap bulannya maka perusahaan akan lebih mudah dalam pencapaian target
permintaan perbulannya, dalam hal ini perusahaan akan menerapkan peramalan dalam
target permintaan produk menggunakan metode smooting moving average single dan
double.
B. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar hasilnya dapat memberikan manfaat yang sesuai
dengan apa yang dikehendaki.
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui berapa peramalan permintaan Coffee Table pada Java Furniture pada
tahun 2020 dengan metode Single Smooting Moving Average dan Double Smooting
Moving Avarage

C. Ruang Lingkup Pembahasan


Java Furniture merupakan perusahaan yang memproduksi produk meubel mulai dari
pembelian kayu, pengolahan kayu atau proses, produksi sampai dengan finishing bahkan
sampai ke tahap packing.
Usaha Perorangan ini memulai usahanya sejak 2003 terletak di desa Pandanan, Wonosari,
Klaten.
Usaha ini didirikan dan dipimpin oleh Bapak Muh Nur Fajti, ST, saat ini telah menjadi
market leader dalam pemasaran meubel di Klaten dan sekitarnya dengan omset harian
sekitar 300 juta rupiah.
Dengan omset harian yang besar, Java Furniture mendapatkan keuntungan yang cukup
untuk diversifikasi usaha dalam perdagangan meubel. Tetapi untuk mempertahankan core
bussiness-nya sekaligus sebagai antisipasi peluang dan kondisi pasar di masa mendatang,
Java Furniture membuat produk meubel jenis coffe , yang ditujukan terutama untuk pasar
ekspor.
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN TINJAUAN TEORITIS

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan


Sejarah singkat perkembangan perusahaan meubel Java Furniture merupakan suatu
perusahaan yang sangat sederhana karena dalam memproses produksi masih menggunakan
alat-alat tradisional dan menggunakan tenaga kerja yang sedikit dan modalnya tidak terlalu
besar. Bahkan pada waktu itu perusahaan belum mampu memproduksi meubel sendiri,
tetapi membeli meubel setengah jadi dari supplier, yang kemudian dilanjutkan oleh
perusahaan tersebut dengan proses finishing. Pada perusahaan Java Furniture ini,
merupakan bentuk usaha yang berupa perseorangan, dimana bentuk perusahaan
perseorangan mempunyai arti suatu bentuk badan usaha yang pemiliknya terdiri dari satu
orang dan orang ini bertanggung jawab terhadap semua resiko dan aktivitas usaha yang
dijalankan.
Modal perusahaan berasal dari harta pemilik, sumber modal lainnya diperoleh dari
penjualan, modal perusahaan dengan kekayaan pribadi pada perusahaan perseorangan atau
perseorangan dalam likuidasi tidak ada, artinya, karena segala harta kekayaan pemilik
menjadi tanggung jawab atau jaminan dari semua utang perusahaan perseorangan, oleh
karena itu, sering perusahaan perseorangan disebut dengan pengusaha yang mempunyai
tanggung jawab tidak terbatas.
Perusahaan Java Furniture berdiri pada tahun 2003 oleh Muh Nur Fajri,ST yang
terletak di desa Pandanan, Wonosari, Klaten. Pada pertengahan tahun 2003, perusahaan
tersebut memulai memproduksi meubel sendiri mulai dari pembelian kayu, pengolahan
kayu atau proses, produksi sampai dengan finishing bahkan sampai ke tahap packing.
Akhimya dengan tekad usaha dan kerja keras Java Furniture ini terus berkembang
pesat hingga akhirnya perusahaan ini menambah area produksi atau cabang produksi yang
terletak di jalan raya Solo - Yogyakarta atau tepatnya, di desa Ngaran, Klaten ini dilakukan
karena permintaan yang terus meningkat.
Menurut pemilik Java Furniture, usaha ini didirikan dengan tujuan:
a. Untuk memenuhi dan melengkapi kebutuhan masyarakat akan meubel.
b. Untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
c. Untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
d. Untuk dapat meningkatkan devisa negara, sebab hasil produksi ini mampu diterima diluar
negeri.
2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka hubungan yang mengatur wewenang dan


kegiatan pengaturan kerja supaya segala sesuatu yang menjadi tujuan organisasi akan
mudah tercapai dalam hal ini atasan mempunyai hak untuk memberikan perintah dan
mengambil keputusan terhadap bawahannya. Sehingga kegiatan organisai tersebut dapat
berjalan lancar dan dapat menjalankan tugas dengan baik.

Struktur organisasi Java Furniture menggunakan bentuk struktur organisasi line atau garis,
dimana saluran wewenang dan tanggung jawab penuh ada pada kepala bagian produksi.
Tugas masing-masing bagian dalam struktur organisasi Java Furniture adalah sebagai
berikut:

a. Direktur

1) Memimpin perusahaan ke dalam atau ke luar perusahaan.

2) Mengambil keputusan yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan.

3) Menentukan kebijakan perusahaan.

b. General Manager

1) Memimpin seluruh pekerjaan perusahaan perusahaan dan bertanggung jawab atas


jalannya perusahaan.

2) Memegang fungsi perencanaan global dengan penetapan tujuan, misi dan visi
perusahaan.

3) Memegang fungsi pengawasan atas semua pekedaan.

4) Membuat keputusan yang tidak dapat dilakukan oleh karyawan pada tingkat di
bawahnya.

c. Personalia

1) Menyeleksi karyawan yang ingin bekeda di perusahaan Java Furniture.

2) Menghitung besarnya gaji dan upah karyawan.

3) Mengevaluasi keda karyawan.

d. Logistik ( Manajer Quality Control )


1) Menyelenggarakan suatu system prosedur pengendalian kualitas di seluruh bidang yang
membutuhkan.

2) Melakukan koordinasi dengan manajer / karyawan yang setingkat dengannya.

3) Menyelenggarakan suatu system dan prosedur pengadaan bahan mentah, barang setengah
jadi, bahan jadi, bahan pendukung proses produksi serta peralatan lain yang dibutuhkan oleh
perusahaan.

f. Manajer Produksi

1) Menyelenggarakan suatu sistem dan prosedur pengerjaan barang-barang sesuai dengan


permintaan yang meliputi persiapan-persiapan dan pembuatan bahan mentah sampai
penyelesaian akhir, pengepakan dan pengiriman.

2) Menyelenggarakan prosedur pengadaan dan pengecekan barang peralatan di tingkat


bagian produksi.

3) Melakukan pengendalian dan pengawasan pekerjaan sehingga sesuai dengan permintaan

4) Melakukan koordinasi dengan karyawan/manajer yang setingkat dengannya.

g. Sekretaris

1) Menyelenggarakan suatu system dan prosedur keuangan yang meliputi fungsi


pemasukan, pengeluaran dan akuntansi.

2) Menyelenggarakan suatu system dokumentasi seluruh kegiatan yang berhubungan


dengan keuangan perusahaan

3) Melakukan koordinasi dengan karyawan/manajer yang setingkat dengannya.

h. Marketing

1) Menyelenggarakan suatu sistem dan prosedur penjualan atas hasil produksi perusahaan.

2) Bertindak selaku penerima pesanan pembuatan barang oleh pembeli.

3) Bertindak selaku sales person perusahaan yang berusaha menjual hasil produksi
perusahaan kepada calon pembeli.

4) Melakukan koordinasi dengan karyawan/manager yang setingkat dengannya.

i. Bagian Penggergajian Memotong bahan mentah sesuai dengan pola yang telah ditentukan.
j. Bagian Pengopenan Memilih bahan baku kayu sesuai kualitasnya kemudian dimasukkan
ke dalam open kayu dengan suhu 100 derajat, open kayu tersebut dibuat dengan kapasitas
900 kayu.

k. Perakitan Memasangkan bagian-bagian pola menjadi produk mentah yang sesuai dengan
pesanan.

l. Bagian Sanding (Pengamplasan)

1) Memilih kualitas barang setengah jadi

2) Memberikan dasar bagi proses selanjutnya

m. Bagian Finishing (Penyemprotan)

1) Memilah kualitas barang setengah jadi.

2) Memberikan dasar pewarnaan dan proses akhir.

3) Menghasilkan barang setengah jadi.

n. Service Kayu

1) Memperbaiki kualitas barang setengah jadi yang kurang baik.

2) Membuat sampel produk.

o. Bagian Packing (Pembungkusan)

1) Pengepakan barang jadi dengan memberikan pencegahan kerusakan sebagai proses akhir.

2) Mengangkut barang siap jual kedalam container.

p. Security

1) Menjaga ketertiban perusahaan.

2) Menjaga keamanan perusahaan.

3) Menjaga kenyamanan perusahaan.

3. Bentuk Badan Usaha

4. Bidang Usaha

5. Daerah Pemasaran
A. Tinjauan Teoritis

Pengertian prediksi menurut Eddy Herjanto (2008 : 78) mendefinisikan : “Prediksi adalah
proses peramalan di masa datang dengan lebih mendasarkan pada pertimbangan intuisi,
dalam prediksi juga sering digunakan data kuantitatif sebagai pelengkap informasi dalam
melakukan peramalan”.

pengertian peramalan menurut Roger G. Scroeder (2003 : 205) mendefinisikan :


“Forecasting is the art and science of prodicting future events“. Artinya : “Peramalan adalah
seni dan ilmu dalam memprediksi kejadian di masa yang akan datang.”

Jay Heizer dan Barry Rounder yang telah diterjemahkan “Peramalan adalah seni dan ilmu
dalam memprediksi kejadian masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu
dalam menentukan kejadian yang akan datang dengan pendekatan matematis.”

Dari uraian yang telah dipaparkan peneliti maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
peramalan adalah ilmu atau seni yang digunakan sebuah manajemen dalam memprediksi
kejadian di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu yang diolah
menggunakan metode-metode tertentu.

Dalam bukunya Pengestu Subagyo (Forecasting Konsep dan Aplikasi tahun 2004). Metode
peramalan moving average dilakukan dengan mengambil sekelompok nilai pengamatan
yang kemudian dicari rata-ratanya, lalu menggunakan rata-rata tersebut sebagai ramalan
untuk periode berikutnya. Istilah rata-rata bergerak digunakan, karena setiap kali data
observasi baru tersedia, maka angka rata-rata yang baru dihitung dan dipergunakan sebagi
ramalan.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Single Moving Average
Single Moving Average adalah suatu metode peramalan yang dilakukan dengan mengambil
sekelompok nilai pengamatan, mencari nilai rata-rata tersebut sebagai ramalan untuk
periode yang akan datang. Metode Single Moving Average mempunyai karakteristik khusus
yaitu :
a. Untuk menentukan ramalan pada periode yang akan datang memerlukan data historis
selama jangka waktu tertentu. Misalnya, dengan 3 bulan moving average, maka ramalan
bulan ke 5 baru dibuat setelah bulan ke 4 selesai/berakhir. Jika bulan moving averages bulan
ke 7 baru bisa dibuat setelah bulan ke 6 berakhir.
b. Semakin panjang jangka waktu moving average, efek pelicinan semakin terlihat dalam
ramalan atau menghasilakan moving average yang semakin halus. Persamaan matematis
single moving averages adalah sebagai berikut :
Ft+1 = Xt+Xt-1+Xt-2……….+ Xt-n+1
N
Ft+1 = ramalan untuk period eke t+1
Xt =data pada periode ke t
N = jangka waktu rata- rata bergerak

Pembahasana single movin average pada Java Furniture

Tabel Permintaan Coffe Table Tahun 2019

Periode ke Bulan Penjualan(unit)


1 Januari 300
2 Februari 360
3 Maret 400
4 April 320
5 Mei 290
6 Juni 470
7 Juli 350
8 Agustus 415
9 September 530
10 Oktober 410
11 November 520
12 Desember 490

Perhitungan menggunakan 4 bulan moving average ramalan bulan januari 2020 diitung
sebagai berikut:
F1 = X12 + X11 + X10 + X9
4
= 490 + 520 + 410 + 530
4
= 487
Jadi perkiraan permintaan yang terjadi di bulan januari 2020 sebesar 487

2. Double Moving Average


Salah satu cara untuk meramalkan data time series yang memiliki kecenderungan
trend adalah menggunakan double moving average atau ratarata bergeran ganda. Menurut
Makridakis (1992:78) dasar metode ini adalah menghitung rata-rata bergerak (moving
average) sebanyak dua kali. Bila deret data menunjukkan trend, maka moving average
tunggal akan menghasilkan sesuatu yang menyerupai kesalahan sistematis dan kesalahan
sistematis ini dapat dikurangi denga menggunakan perbedaan antara nilai rata-rata bergerak
tunggal dan nilai rata-rata bergerak ganda.
Menurut Nasapi dkk (2014) Jika data time series yang diamati merupakan suatu deret
secara tetap meningkat tanpa unsur kesalahan random yang menghasilkan trend liner
meningkat, maka dapat di gunakan metode double moving averages. Dalam metode ini
pertama–tama dicari moving average, hasil ramalan ditaruh pada bulan terakhir, kemudian
dicari moving average lagi dari moving average yang pertama, baru kemdian dibuat
forecast, (Sidik, 2010). Menurut Makridakis (1992) orde 4x4, memiliki MAPE lebih kecil
dari pada orde 3x3, secara umum, makin besar orde dari rata – rata bergerak yaitu jumlah
nilai data yang digunakan untuk setiap rata – rata, maka pengaruh penghalusan data akan
semakin besar. Jika digunakan sebagai ramalan, tidak banyak memperhatikan fluktuasi
dalam deret data. Berikut merupakan persamaan yang digunakan pada metode Double
Moving Average yang ditunjukkan pada (2.2), (2.3), (2.4), (2.5), (2.6).
Untuk nilai SMA S’t+1 = Xt+X’t−1+X’t−2+⋯.+Xt−𝑁−1 ........(2.2)
N
Untuk nilai DMA S”t = S’t+S’t−1+S’t−2+⋯.+S’t−𝑁−1 .........(2.3)
N
Untuk nilai konstanta 𝛼t = 2S’t-S”t ....................................(2.4)
Untuk nilai kecenderungan bt = 2 (S’t -S”t ) ................................(2.5)
𝑁−1
Untuk nilai ramalan Ft+m = 𝛼t + bt ..................................(2.6)

Keterangan :
Xt : Nilai data pada periode ke-t (bulanan)
S’t+1 : Nilai rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (bulan)
S’’t : Nilai rata-rata bergerak ganda pada waktu t (bulan)
N : Banyaknya data masa lalu 𝛼t : Konstanta untuk m periode (bulan) ke muka
bt : Komponen kecenderungan
Ft+m : Nilai ramalan untuk t bulan ke depan

Tabel Ramalan dengan 3 Bulan Moving Average

Perio Penjual S' S' b Forecast


de Ke Bulan an t 't at t ( Ft)
1 Januari 300 - - - - -
2 Februari 360 - - - - -

35
3 Maret 400 3 - - - -

36
4 April 320 0 - - - -
-
33 35 32 1
5 Mei 290 7 0 3 3 -
6 Juni 470
36 35 36 8 310
0 2 8

37 35 38 1
7 Juli 350 0 6 4 4 376

41 38 44 3
8 Agustus 415 2 1 3 1 399

Septemb 43 40 45 2
9 er 530 2 4 9 7 474

45 43 47 2
10 Oktober 410 2 2 2 0 486

Novemb 48 45 51 3
11 er 520 7 7 7 0 492

Desemb 47 47 47
12 er 490 3 1 6 3 547

3. Pengukuran kesalahan Peramalan

Sebuah notasi matematika dikembangkan untuk menunjukkan periode waktu yang


lebih spesifik karena metode kuantitatif peramalan sering kali memperlihatkan data runtun
waktu. Huruf Y akan digunakan untuk menotasikan sebuah variabel runtun waktu meskipun
ada lebih dari satu variabel yang ditunjukkan. Periode waktu bergabung dengan observasi
yang ditunjukkan sebagai tanda. Oleh karena itu, Yt menunjukkan nilai dari runtun waktu
pada periode waku t .

Notasi matematika juga harus dikembangkan untuk membedakan antara sebuah nilai
nyata dari runtun waktu dan nilai ramalan. Â akan diletakkan di atas sebuah nilai untuk
mengindikasi bahwa hal tersebut sedang diramal. Nilai ramalan untuk Xt adalah 𝐹̂t .
Ketepatan dari teknik peramalan sering kali dinilai dengan membandingkan deret asli
X1,X2, ... dengan deret nilai ramalan𝐹̂1,𝐹̂2, ...

Beberapa metode lebih ditentukan untuk meringkas kesalahan (error) yang dihasilkan
oleh fakta (keterangan) pada teknik peramalan. Sebagian besar dari pengukuran ini
melibatkan rata-rata beberapa fungsi dari perbedaan antara nilai aktual dan nilai
peramalannya. Perbedaan antara nilai observasi dan nilai ramalan ini sering dimaksud
sebagai residual.

Persamaan dibawah ini digunakan untuk menghitung error atau sisa untuk tiap periode
peramalan.

𝑒𝑡 = 𝑋𝑡 − 𝐹̂ 𝑡 … … … … … … … … … (2.7)

Keterangan :

𝑒 : error ramalan pada periode waktu t

𝑋 : nilai aktual pada periode waktu t.

𝐹̂ : nilai ramalan untuk periode waktu

Satu metode untuk mengevaluasi metode peramalan menggunakan jumlah dari


kesalahan-kesalahan yang absolut. Mean Absolute Deviation (MAD) mengukur ketepatan
ramalan dengan merata-rata kesalahan dugaan (nilai absolut masing-masing kesalahan).
MAD paling berguna ketika orang yang menganalisa ingin mengukur kesalahan ramalan
dalam unit yang sama dengan deret asli.

MAD = 1 𝑛 ∑|𝑋𝑡 − 𝐹̂ 𝑡 | … … … … … … … … (2.8)

Mean Squared Error (MSE) adalah metode lain untuk mengevaluasi metode
peramalan. Masing-masing kesalahan atau sisa dikuadratkan. Kemudian dijumlahkan dan
dibagi dengan jumlah observasi. Pendekatan ini mengatur kesalahan peramalan yang besar
karena kesalahan-kesalahan itu dikuadratkan. Suatu teknik yang menghasilkan kesalahan
moderat mungkin lebih baik untuk salah satu yang memiliki kesalahan kecil tapi kadang-
kadang menghasilkan sesuatu yang sangat besar. Berikut ini rumus untuk menghitung
MSE :

𝑀𝑆𝐸 = 1 𝑛 ∑(𝑋𝑡 − 𝐹̂ 𝑡) 2 𝑛 𝑡=1 … … … … … … … . . (2.9)

Anda mungkin juga menyukai