Anda di halaman 1dari 9

KESIMPULAN PEMICU 1 BLOK 11

1. Jenis jenis bahan cetak dikelompokkan menjadi 2 yaitu bahan cetak non-elastic dan
elastic.
Bahan cetak Non-elastis terdiri dari :
- Impression Plaster , bahan ini akan memberikan suatu cetakan yang rigid dan
mempunyai sifat yang rapuh dan relatif mudah fraktur (patah, pecah).
- Impression Compound, termasuk dalam thermoplastic material yang dalam
penggunaannya harus dilembekkan terlebih dahulu dengan air panas atau
dipanaskan diatas panas api.
- Zinc Oxide Eugenol merupakan suatu semen tipe sedatif yang lembut, biasanya
disediakan dalam bentuk powder dan liquid.
- Impression Wax adalah campuran dari beberapa macam bahan organic dengan
berat molekul dan kekuatan rendah serta bersifat termoplastik. Terdiri dari 2 yaitu
Corrective wax dan Occlusal (Bite) Wax

Bahan cetak Elastis terdiri dari :

- Hidrokoloid
a. Reversible (Agar), bisa digunakan untuk mencetak mulut penuh yang terdapat
undercut yang parah
b. Irreversible (Alginate) adalah bahan cetak yang paling banyak digunakan dalam
kedokteran gigi. Alginate digunakan untuk membuat semua jenis cetakan tetapi
tidak cukup akurat untuk membuat fixed cast restorations.
- Elastomer : bahan cetak yang fleksibel dan menyerupai karet setelah proses
setting time (pengerasan) berlangsung. Elastomer meliputi bahan cetak polisulfid,
polieter, silikon kondensasi dan yang berpolimerisasi dengan penambahan.
2. Jenis bahan cetak yang dalam pengerasannya merupakan reaksi kimia meliputi :
- Plaster of Paris, Setting reaction plaster of Paris terjadi melalui reaksi hidrasi
karena dalam reaksinya membentuk hidrat kristal padat
- Zinc Oxyde Eugenol (ZOE), Bahan cetak bersifat rigid atau irreversible yang
mengeras melalui reaksi kimia dan merupakan hasil reaksi antara oksida seng dan
eugenol.
- Irreversible hydrocolloid (Alginate), Pengaturan hidrokoloid alginat adalah
proses cross-linking asam alginat dengan ion kalsium
- Polysufide (polisulfida), Polisulfida mengeras melalui proses polimerisasi
kondensasi yang terjadi sejak awal pengadukan. Komponen utama dari polisulfid
merupakan polimer polisulfid yang memiliki gugus utama mercaptan (-SH).
- Silikon Kondensasi, merupakan hasil reaksi ikatan silang antara ortosilikat dan
ujung dari group hidroksil dimetilsilikon
- Silikon tipe adisi, merupakan reaksi adisi yang basis polimer ujungnya adalah
group vinil dan berikatan dengan silane, dengan pengaktifnya garan platinum.
- Polyether, Bahan cetak ini tidak menghasilkan produk sampingan, memiliki
keuntungan cepat mengeras, tidak memiliki rasa, hidrofobik rendah, kestabilan
baik, pengisian dapat ditunda, dan waktu penyimpangan cukup lama (dua tahun).
3. Jelaskan bahan-bahan cetak yang dipergunakan pada kasus di atas!
Bahan cetak yang dipergunakan pada kasus yakni Ireversible Hidrokoloid
(alginat) untuk pencetakan anatomis dan juga bahan cetak elastomer khususnya
silicon adisi pada pencetakan fisiologis.
- Ireversible Hidrokoloid (alginat)
Alginate merupakan bahan cetak yang paling sering digunakan sebagai bahan
cetak untuk pencetakan anatomis atau pencetakan awal.
- Bahan cetak elastomer
Bahan cetak elastomer dapat mencetak jaringan keras dan lunak rongga mulut
dengan akurat, termasuk undercut dan daerah interproksimal Secara kimiawi, ada
tiga jenis elastomer yang digunakan sebagai bahan cetak yaitu polisulfid, polieter
dan silicon (kondensasi dan adisi).
Bahan cetak silikon adisi atau sering disebut juga sebagai polivinil
siloksan atau vinil polisiloksan, telah menjadi bahan cetak yang digunakan
secara luas untuk pembuatan restorasi indirek seperti mahkota, jembatan,
veneer, inlay, onlay, restorasi dukungan implant, gigi tiruan lepasan baik
yang sebagian maupun penuh.
4. Jelaskan bahan desinfektan yang dipergunakan pada setiap jenis bahan cetak!
Desinfeksi hasil cetakan dilakukan segera setelah pengambilan cetakan biasanya
dilakukan pembersihan hasil cetakan dengan membasuhnya dengan air mengalir
untuk menghilangkan air liur atau darah yang melekat pada hasil cetakan. Untuk
menghilangkan bakteri, virus, atau jamur ini hasil cetakan perlu didesinfeksi dengan
bahan anti-mikroba yang dikenal dengan sebutan desinfektan.
Berikut bahan desinfeksi cetakan:
 Glutaraldehid, merupakan desinfektan kelompok aldchid yang memiliki sifat
bakterisid, fungisid dan dapat membasmi virus dan telah efektif sebagai
desinfektan bahan cetak.
 Sodium hipoklorit, merupakan bahan desinfektan yang aman dan banyak
digunakan dan bersifat bakterisid
 Hydrogen peroksida
 Alkohol
 Lodofor
 Fenol
Penggunaan desinfektan ini disesuaikan dengan bahan cetak yang akan
didesinfeksi.
- Untuk cetakan alginat direkomendasikan untuk mempergunakan klorin kompon
atau iodofor.
- Untuk bahan cetak polisulfid dan silicon dipergunakan glutardehid, klorin
kompon, iodofor atau fenol.
- Untuk polieter dipergunakan klorin kompon atau iodofor sedang untuk bahan
cetak seng oksid egenol dipergunakan glutardehid atau iodofor. Bahan cetak
kompon didesinfeksi dengan iodofor atau klorin kompon.
5. Jelaskan prosedur pengambilan cetakan anatomis pada kasus!
- Persiapan
o Siapkan bowl (mangkuk karet) dan spatula cetak; sendok cetak untuk
rahang bergigi (ukuran disesuaikan dengan besar rahang model anatomi);
masker dan sarung tangan; bahan cetak alginat normal setting dan air
dingin (sesuai takaran pabrik).
o Meja kerja dialasi dengan lap kerja dan kertas koran.
o Atur posisi head phantom tegak dengan posisi kepala sejajar dengan tubuh
penderita (tiang head phantom).
o Atur ketinggian head phantom. Posisikan head phantom supaya saat
mencetak rahang bawah, mulut penderita sejajar dengan bahu operator dan
saat mencetak rahang atas, mulut penderita sejajar dengan siku operator.
o Tentukan ukuran sendok cetak yang sesuai dengan besar model anatomi
- Manipulasi Material Cetak
o Ukur perbandingan powder (bahan cetak alginat) dan liquid (air)
menggunakan sendok takar dan gelas ukur sesuai dengan takaran pabrik
sehingga sesuai untuk ukuran rahang yang akan dicetak.
o Tuangkan air ke dalam mangkuk karet terlebih dahulu lalu campur dengan
bahan cetak alginat untuk menghindari terjebaknya gelembung-gelembung
udara dalam adonan bahan cetak.
o Aduk bahan cetak dan air dengan gerakan angka 8 sambil adonan ditekan
ke tepian mangkuk karet (vigourous hand mixing) hingga adonan terlihat
homogen (adonan sewarna, konsistensi lunak dan permukaannya halus).
Perhatikan working time dan setting time bahan cetak.
o Aplikasikan adonan ke dalam sendok cetak RA. Aplikasikan adonan ke
dalam sendok cetak melalui bagian palatal (posterior) kemudian
menyusuri bagian oklusal gigi ke arah anterior sendok cetak.
- Proses mencetak
o Posisi operator saat mencetak RA (Sesuai kasus), operator berdiri sedikit
di belakang dan sisi kanan penderita
o Lakukan pencetakan pada rahang atas (RA).
o Setelah adonan mengeras (bila dicek dengan kuku jari, tidak memberi
bekas kuku), lepaskan sendok cetak dari mulut head phantom. Cuci bersih
pada air mengalir untuk menghilangkan kotoran/saliva yang menempel.
o Amati hasil cetakan anatomis, lihat porositas dan detail cetakan, apakah
ada bagian yang terlalu tertekan ataupun ada landmark anatomi yang tidak
tercetak (misal: ridge, peripheral, frenulum).
o Hasil cetakan alginat disimpan dalam lap lembab.
6. Jelaskan prosedur pengambilan cetakan fisiologis pada kasus!
Prosedur pengambilan cetakan fisiologis pada kasus dilakukan dengan metode double
impression two stage/two-step dengan plastic spacer. Prosedur pengambilan cetakan
fisiologis pada kasus:
- Mempersiapkan alat dan bahan
Alat yang perlu dipersiapkan yaitu: sendok cetak sediaan (impression trays),
spatula, glass plate, cartridge, plastic spacer, dan syringe gun. Sendok cetak untuk
cetakan fisiologis umumnya dibentuk dari resin akrilik swapolimerisasi (self-
cured autopolymerizing) dengan tebal sekitar 2-3 mm untuk menghindari distorsi
bahan cetak.
Bahan yang perlu dipersiapkan yaitu: putty (base dan katalis), wash (base dan
katalis)
- Teknik pencetakan fisiologis

Pertama bahan putty diaduk menggunakan tangan lalu diletakkan di sendok cetak
fisiologis lalu dimasukkan ke dalam mulut dengan selapis spacer pada permukaan
putty. Spacer yang dapat digunakan polyethylene spacer ( plastic wrap),
prefabricated stainless steel coping, atau mengerok putty dan menyediakan tempat
untuk bahan wash. Ketika sudah mengeras maka bahan putty segera diangkat dan
dibiarkan setting diluar mulut. Ketika sudah berpolimerisasi, spacer dilepaskan
sebelum mencetak dengan menggunakan bahan wash yang diinjeksikan ke gigi
geligi ( baik yang dipreparasi/ yang tercetak di bahan putty tadi) kemudian
dicetakkan kembali ke mulut pasien. Bahan wash yang digunakan akan lebih
banyak pada metode ini tetapi semua gigi akan tercetak dengan detail yang baik.
7. Jelaskan klasifikasi dental wax! (drg rusfian)
Dental wax dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu pattern wax (inlay, casting,
dan baseplate wax), processing wax (boxing, utility, dan sticky wax), dan impression
wax (bite registration dan correction waxes).
A. Pattern Wax, digunakan untuk membuat model restorasi gigi seperti mahkota atau
gigi tiruan sebagian yang akan dicasting (dicor) menggunakan teknik lost-wax.
Pattern wax terdiri dari inlay wax, casting wax, dan baseplate wax.
o Inlay Wax, digunakan untuk membuat pola lilin untuk crown, inlay,
ataupun bridge.
o Casting wax digunakan untuk membuat metallic framework (kerangka
logam) dari gigi tiruan sebagian dan lengkap
o Baseplate wax digunakan untuk membentuk kontur gigi tiruan,
mendapatkan vertical dimension rahang saat pembuatan gigi tiruan
lengkap dan untuk menahan posisi gigi tiruan sebelum gigi tiruan diproses
di akrilik
B. Processing Wax
Processing wax digunakan dalam pembuatan model, cetakan, dan dalam
penyolderan (soldering). Processing wax terdiri dari:
o Boxing wax digunakan untuk membentuk bagian dasar model gipsum dan
digunakan dalam pengambilan dan penuangan cetakan.
o Utility wax digunakan untuk mengadaptasi pinggiran sendok cetakan
untuk menyesuaikan cetakan dan membantu kenyamanan pasien.
o Sticky wax digunakan untuk melekatkan potongan logam atau resin
sementara pada posisinya atau untuk menyegel plaster splint ke stone cast
dalam proses pembentukan permukaan porselen.
C. Impression Wax
o Corrective impression wax digunakan bersama dengan bahan cetak
lainnya dalam proses pembuatan cetakan edentulous.
o Bite-registration wax digunakan untuk artikulasi yang akurat dari model-
model tertentu dari lengkungan yang berlawanan
8. Jelaskan sifat-sifat base plate/modelling wax!
- Temperature transisi solid-solid
Ketika temperatur wax meningkat, transisi solid-solid terjadi ketika  bentuk lattice
kristal stabil dimulai untuk merubah bentuk heksagonal yang berada di bawah
titik cair wax
- Flow
Merupakan sifat yang sangat penting terutama pada pembuatan inlay. Flow
tergantung pada :
 Temperatur yang digunakan pada wax
 Besarnya kekuatan yang dikenakan pada wax
 Lamanya kekuatan yang dikenakan pada wax Flow akan meningkat dengan
temperatur yang tinggi di atas temperatur transisi solid-solid.
- Thermal Ekspansi
Koefisien thermal ekspansi linear untuk baseplate wax antara 200x10 -6/0C dan
390x10-6/0C pada suhu 25-370C. Spesifikasi ADA No. 24 membatasi ekspansi
wax sampai 0,8% pada suhu 250C dan 400C.
- Tekanan Residual
Tekanan residual baseplate wax yang terdapat pada pattern wax gigi tiruan
disebabkan pendinginan yang berbeda. waktu dan temperatur mempengaruhi
hilangnya tekanan residual.
9. Jelaskan jenis dental wax yang digunakan pada kasus!
Jenis dental wax yang digunakan pada kasus adalah

A. Inlay wax
Inlay wax merupakan wax gigi yang digunakan untuk membuat pola restorasi inlay,
mahkota, dan gigi tiruan cekat yang terbuat dari logam. Inlay wax disusun dari
campuran beberapa jenis wax untuk mendapatkan sifat-sifat yang sesuai dengan
aplikasinya yang spesifik.

B. Baseplate wax/ modelling wax


Fungsi utama modelling wax (malam model) adalah untuk mencatat hubungan rahang
dalam pembuatan gigi tiruan. Modelling wax digunakan untuk membentuk kontur
gigi tiruan lengkap setelah penyusunan gigi artifisial. Modelling wax atau malam
model juga digunakan sebagai malam pola pada pembuatan gigi tiruan lengkap, alat-
alat ortodontik, dan protesa lain yang menggunakan konstruksi plastik

10. Jelaskan sifat-sifat dental wax yang digunakan pada kasus!


- Sifat Baseplate wax :
o Temperature transisi solid-solid
Ketika temperatur wax meningkat, transisi solid-solid terjadi ketika  bentuk lattice
kristal stabil dimulai untuk merubah bentuk heksagonal yang berada di bawah
titik cair wax
o Flow
Merupakan sifat yang sangat penting terutama pada pembuatan inlay. Flow
tergantung pada :

 Temperatur yang digunakan pada wax


 Besarnya kekuatan yang dikenakan pada wax
 Lamanya kekuatan yang dikenakan pada wax Flow akan meningkat dengan
temperatur yang tinggi di atas temperatur transisi solid-solid.
o Thermal Ekspansi
Koefisien thermal ekspansi linear untuk baseplate wax antara 200x10 -6/0C dan
390x10-6/0C pada suhu 25-370C. Spesifikasi ADA No. 24 membatasi ekspansi
wax sampai 0,8% pada suhu 250C dan 400C.
o Tekanan Residual
Tekanan residual baseplate wax yang terdapat pada pattern wax gigi tiruan
disebabkan pendinginan yang berbeda. waktu dan temperatur mempengaruhi
hilangnya tekanan residual.
- Sifat Inlay wax :

o Memiliki kontraksi termal rendah.


o Tidak meninggalkan residu bila dibakar.
o Pola malam harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan restorasi yang
akan dibuat.
o Tidak mengalami perubahan dimensi.
o Dapat dihilangkan tanpa meninggalkan residu.
o Inlay wax harus memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat baik
terhadap model atau permukaan die, dan harus bebas dari distorsi, flaking,
atau chipping selama persiapan pola. Wax juga harus dapat hancur,
menguap, dan dihilangkan sepenuhnya dari cetakan selama prosedur
pembakaran atau penghilangan wax.

Anda mungkin juga menyukai