Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2021/2022 GANJIL

MATA KULIAH FARMAKOGNOSI II

Nama : Wastanti
Nim : 202051165
Prodi : Farmasi
Kelas : Reguler Malam (Jumat, 20:30)
Dosen : Apt. Hendry Candra Dewanto, M.Farm.
Jadwal Ujian : Selasa, 30 November 2021 (18:30)

1. Jelaskan dengan lengkap, apakah pentingnya belajar Farmakognosi II jika dikaitkan dengan
peran Farmasis.

Jawaban :

Sebagai seorang farmasis kita wajib mengetahui sejarah perkembangan obat mulai dari
peradaban kuno hingga sekarang menjadi suatu spesialisasi dari ilmu pendidikan farmasi.

Jadi sebagai seorang farmasis mempunyai peran untuk mengetahi dan memahami tentang ilmu
farmakognosi yaitu ilmu pengetahuan yang menyelidiki bahan–bahan baik berasal dari
tumbuh-tumbuhan maupun hewan dan juga beberapa mineral yang mempunyai khasiat sebagai
obat. Serta farmasis harus mempunyai pengetahuan mengenai sejarah, kultivasi,pengumpulan,
seleksi, penyiapan, pemyimpanan, identifikasi,evaluasi, pengawetan, penggunaan, dan
distribusi bahan alamiah untuk pengobatan sehingga dapat menciptakan produk farmasi yang
baik dan berkualitas,

2. Sebutkan dan jelaskan mengapa suatu tumbuhan mempunyai simplisia yang diambil pada
bagian tumbuhan tertentu saja, tidak pada seluruh tumbuhan tersebut.
Jawaban :
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia terbagi menjadi 3 golongan yaitu simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia
mineral. Yang akan dibahas pada artikel ini adalah simplisia nabati.

Pada beberapa simplisia nabati hanya bagian tertentu saja yang dapat digunakan sebagai obat
dan tidak semua bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai obat dikarenakan tidak semua pada
bagian tanaman yang mengandung khasiat sebagai obat (tidak berkhasiat) atau tidak dapat
dimanfaatkan sebagai pengobatan (tidak mempunyai efek untuk pengobatan suatu penyakit
tertentu).

Contoh

• Amilum (pati), contoh : Amylum Oryzae (pati beras) sebagai bahan penolong
sediaan obat (pati yang diperoleh dari biji)
• Bulbus (umbi lapis), contoh : Alii Sativi Bulbus (bawang putih) sebagai antikoleterol
(umbi lapis)
• Caulis (batang), contoh : Tinosporae Caulis (batang bratawali) sebagai antipiretik,
tonikum, antidiabetes (batang dan kulit batang)
• Cortex (kulit kayu), contoh : Cinnamomi Cortex (kulit kayu manis) sebagai karminativa,
penghangat lambung, dicampur dengan adstringensia lainnya untuk obat mencret (kulit
bagian dalam yang diperoleh dari anak batang yang telah dipangkas)
• Flos (bunga), contoh : Caryophylli Flos (cengkeh) sebagai stimulansia, obat mulas,
menghilangkan rasa mual dan muntah (anak daun)
• Folium (daun), contoh : Sauropi Folium (daun katuk) sebagai pelancar keluar ASI, obat
bisul (daun)
• Fructus (buah), contoh : Coriandri Fructus (ketumbar) sebagai bumbu masak,
karminativa (buah yang masak dan kering)
• Herba (seluruh tanaman, contoh : Phyllanthi Herba (meniran) sebagai diuretika
(semua bagian di atas tanah)
• Lignum (kayu), contoh : Santali Lignum (kayu cendana) sebagai diuretika,
karminativ, antispasmodic (kayu)
• Radix (akar), contoh : Panacis Radix (ginseng) sebagai amara dan stimulansia (akar)
• Rhizoma (rimpang), contoh : Curcumae Rhizoma (temu lawak, koneng gede) sebagai
kolgoga, antispasmodic (kepingan akar tinggal)
• Semen (biji), contoh : Coffeae Semen (biji kopi) sebagai antidotum, antipiretik, diuretic,
dan obat luka (biji yang telah disangrai dari buah masak)
• Thallus (bagian dari tanaman rendah), contoh : Usneae Thallus (kayu angin) sebagai
astringensia, anti scabies (seluruh thallus, berbentuk benang, pada umumnya bulat
memanjang,bercabang-cabang berwarna abu-abu
• Tubera (umbi), contoh : Merremeriae Tuber (bidara upas) sebagai ekspektoransia,
antiseptika mulut (irisan-irisan umbi akar)

Anda mungkin juga menyukai