Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

ILMU BUDAYA DASAR


PENCAK SILAT
ACARA 3

DISUSUN OLEH

Nama : ENGGAR DEISTYA NINGRUM

NIM : 22386

Kelas : SPA A

Co.Ass: LATIF HIDAYATI

JURUSAN : EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS : PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA

2021
I. ACARA 3 : PUKULAN DAN TANGKISAN
II. HARI DAN TANGGAL : 05 NOVEMBER 2021
III. TUJUAN :
a. Pukulan :
1. Melatih dasar-dasar melakukan serangan dengan tangan.
2. mengenal macam-macam pukulan.
b. Tangkisan :
1. Melatih dasar-dasar melakukan belaan dengan tangan yang baik
dan benar.
2. Mengenal macam-macam teknik tangkisan.
IV. TINJAUAAN PUSTAKA :

Pencak silat memiliki arti dari dua kata yang menyusunnya. Pencak
berarti gerak dasar bela diri yang memiliki peraturan. Sedang silat
memiliki arti gerakan bela diri yang paripurna dan bersumber dari rohani.
Versi kedua, menurut Thomas A. Green dalam bukunya yang
berjudul Martial Arts of the World: An Encyclopedia of History and
Innovation Martial Arts of the World: An Encyclopedia of History and
Innovation, pencak lebih sering digunakan di Pulau Jawa bagian tengah
dan timur. Sementara kata silat digunakan di Sumatera, Semenanjung
Malaya, dan Kalimantan.
Seiring perkembangannya, terbentuk definisi baru untuk olahraga ini.
Masih menurut Green, pencak digunakan untuk mengunggulkan unsur
seni dan keindahan gerakan. Dan silat merupakan inti ajaran bela diri
dalam sebuah pertarungan.
Olahraga pencak silat merupakan seni bela diri tradisional asli produk
Kepulauan Nusantara. Olahraga ini juga tersebar dan dikenal luas di Asia
Tenggara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Filipina
Selatan, dan Thailand Selatan.
Dari sisi sejarah, olahraga pencak silat hampir mirip dengan olahraga
renang. Ia ada lebih dulu sebelum dikonsep menjadi sebuah olahraga.
Mengapa demikian? Karena pencak silat dan renang merupakan satu
aktivitas yang diperlukan untuk bertahan hidup dan menghadapi tantangan
alam. Keduanya ada karena mengikuti insting manusia. Adapun pencak
silat yang saat ini kita kenal merupakan pengembangan dari bela diri alami
dari nenek moyang kita.
Begitupun nenek moyang Indonesia. Untuk keperluannya dalam
menghadapi kondisi alam dan bertahan hidup, mereka mengambil
inspirasi bela diri dari gerakan binatang yang ada di dekat mereka. Sebut
saja gerakan kera, harimau, burung elang, dan ular. Namun, tidak menutup
kemungkinan juga inspirasi tersebut didapatkan untuk keperluan berburu
dan berperang.
Seorang ilmuwan sekaligus ahli beladiri asal Jepang, Donald Frederick
“Donn” Draeger, menyebutkan bahwa bukti seni bela diri sudah ada sejak
jaman Hindu-Budha di Kepulauan Nusantara dapat ditemukan pada
artefak-artefak senjata.
Tidak hanya itu, ditemukan pahatan relief-relief di Candi Prambanan
dan Candi Borobudur yang menggambarkan posisi kuda-kuda silat. Dalam
bukunya yang berjudul Weapons and fighting arts of Indonesia, Draeger
menyebutkan, bagi nenek moyang Indonesia, bela diri silat dan senjata
memiliki kaitan yang sangat erat. Pasalnya, selain untuk keperluan olah
tubuh, keduanya memiliki arti spiritual yang tertanam dalam kebudayaan
Indonesia.
Pencak silat juga mendapatkan pengaruh dari bela diri China dan
India. dan beberapa negara lainnya. Hal ini bisa dimaklumi juga karena
Indonesia merupakan tempat yang strategis sebab sering menjadi tujuan
dari saudagar-saudagar internasional.
Tradisi pencak silat tersebar dari mulut ke mulut. Terlebih setiap
daerah memiliki pendekar-pendekar kebanggan, seperti Datuk Suri Diraja
dari Sumatera Barat, Prabu Siliwangi di tanah Sunda, Hang Tuah yang
menjadi Panglima Malaka, Gajah Mada yang merupakan mahapatih
Kerajaan Majapahit, Si Pitung di Betawi.
Tidak hanya itu, tersebarnya cerita-cerita heroik para pahlawan
kemerdekaan yang mengangkat senjata melawan penjajah seperti Tuanku
Imam Bonjol, Pangeran DIponegoro, Sultan Agung Hanyokrokusumo,
Cut Nyak Dhien, Cut Meuthia, dan lainnya turut andil dalam mendorong
rakyat Indonesia untuk mencari tahu tentang pencak silat. Hal ini
mendorong pencak silat masuk ke dalam kurikulum pendidikan bela
negara yang diajarkan ke rakyat Indonesia secara luas untuk melawan
penjajah.
V. HASIL PENGAMATAN
A. HASIL
a. Pukulan Lurus

Keterangan :
1. Dengan posisi kuda-kuda tengah :
- Posisi tangan mengepal, pukulkan lurus kedepan.
2. Dengan posisi pasang kuda-kuda kiri/kanan depan :
- Posisi tangan mengepal dan pukulkan lurus kedepan.
- Tangan yang satunya berada didepan dada untuk
menangkis/ melindungi serangan.
- Badan dicondongkan kedepan dan kaki belakang jinjit
untuk menjangkau lawan.
b. Pukulan Tropelan

Keterangan :
1. Dengan posisi kuda-kuda tengah :
- Posisi kedua tangan mengepal, pukulkan lurus kedepan.
2. Dengan posisi pasang kuda-kuda kiri / kanan depan :
- Posisi tangan mengepal dan pukulkan kedua tangan lurus
kedepan.
- Badan dicondongkan kedepan dan kaki belakang jinjit
untuk menjangkau lawan.
c. Pukulan Parang

Keterangan :
1. Dengan posisi kuda-kuda tengah:
- Posisi telapak tangan membuka dan rapat, pukulkan lurus
kedepan.
2. Dengan posisi pasang kuda-kuda kiri / kanan depan:
- Posisi telapak tangan membuka dan rapat dan pukulkan ke
leher lawan.
- Tangan berada didepan dada untuk menangkis / melindungi
serangan lawan.
- Badan dicondongkan kedepan dan kaki belakang jinjit
untuk menjangkau lawan.
d. Pukulan Suing

Keterangan :
1. Dengan posisi kuda-kuda tengah:
- Posisi tangan mengepal.
- lalu pukulkan tulang rusuk lawan dengan arah lintasan dari
bawah samping.
2. Dengan posisi pasang kuda-kuda kiri/ kanan depan
- Posisi tangan mengepal dan rapat dan pukulkan ketulang
rusuk lawan.
- Tangan berada didepan dada untuk menangkis / melindungi
serangan lawan.
- Badan dicondongkan kedepan dan kaki belakang jinjit
untuk menjangkau lawan.
e. Tangkisan Atas

Keterangan :
1. Dengan posisi kuda-kuda tengah:
- Posisi tangan mengepal
- Kemudian kibaskan / angkat tangan kiri / kanan ke atas
(menangkis) hingga posisi tangan di atas kepala (tidak
menutupi pandangan).
2. Dengan posisi pasang kuda-kuda kiri / kanan depan:
- Posisi tangan mengepal.
- Kemudian kibaskan / angkat tangan kiri / kanan ke atas
(menangkis).
- Tangan yang satu mengepal disamping pinggang.
- Badan agak dicondongkan kebelakang.
- Jika posisi kuda-kuda kiri depan maka yang menangkis
adalah tangan kiri.
- Jika posisi kuda-kuda kanan depan maka yang menangkis
adalah tangan kanan.
f. Tangkisan Bawah

Keterangan :
1. Dengan posisi kuda-kuda tengah:
- Posisi tangan mengepal.
- Kemudian kibaskan / angkat tangan kiri / kanan didepan
kepala.
- Tangan yang satu mengepal disamping pinggang.
- Jika posisi kuda-kuda kiri depan, maka yang menangkis
adalah tangan kiri.
- Jika posisi kuda-kuda kanan depan, maka yang menangkis
adalah tangan kanan.
g. Tangkisan Tengah

Keterangan :
1. Dengan posisi kuda-kuda tengah:
- Posisi tangan mengepal, kemudian kibaskan / angkat
tangan kiri / kanan kedepan kepala.
2. Dengan posisi pasang kuda-kuda kiri / kanan depan:
- Posisi tangan mengepal.
- Kemudian kibaskan / angkat tangan kiri / kanan didepan
kepala.
- Tangan yang satu mengepal disamping pinggang.
- Jika posisi kuda-kuda kiri depan, maka yang menangkis
adalah tangan kiri.
- Jika posisi kuda-kuda kanan depan, maka yang menangkis
adalah tangan kanan.
B. HASIL
Pada acara ke-3 ini membahas tentang pukulan dan tangkisan
yang baik dan benar dalam pencak silat. Pukulan ada 4 macam yaitu :
1. Pukulan lurus merupakan pukulan dengan posisi tangan
mengepal, lintasan lurus kedepan dan sasaran serangan
dada.
2. Pukulan tropelan merupakan pukulan dengan posisi kedua
mengepal, lintasan lurus kedepan dan sasaran serangan
dada.
3. Pukulan parang merupakan pukulan dengan posisi telapak
tangan membuka dan rapat, lintasan dari samping atas dan
sasaran serangan leher.
4. Pukulan suing merupakan pukulan dengan posisi tangan
mengepal, lintasan dari samping bawah dan sasaran
serangan rusuk.

Selanjutnya ada tangkisan. Tangkisan adalah teknik belaan


dengan cara mengadakan kontak langsung (benturan) terhadap
serangan lawan, dengan jalan membendung / mengalihkan serangan.
Berbagai posisi dalam menangkis dapat dilakukan. Baik dengan
melangkah maupun diam ditempat, dengan memperhitungkan posisi
terbaik / menguntungkan untuk melakukan serangan balasan yang
cepat. Yang perlu diperhatikan dalam tangkisan adalah koordinasi
antara sikap kuda-kuda, sikap tubuh, dan sikap tangan.
VI. KESIMPULAN
Pada Praktikum Acara 3 ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Teknik pukulan merupakan teknik atau cara melakukan atau membalas dari
lawan sama seperti beladiri lainnya.
2. Pemahaman empat jenis pukulan yaitu pukulan lurus, tegak, bandul dan
melingkar.
3. Tangkisan adalah teknik belaan dengan cara mengadakan kontak langsung
(benturan) terhadap serangan lawan, dengan jalan membendung atau
mengalihkan serangan.
4. Serangan balasan yang cepat yang perlu diperhatikan dalam tangkisan
adalah koordinasi antara sikap kuda-kuda, sikap tubuh dan sikap tangan.
5. Teknik tangkisan selalu disertai dengan sikap kuda kuda serta sikap tubuh
dengan menggunakan satu lengan siku dua lengan serta kaki.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2021.”Buku Panduan Praktikum Ilmu Budaya Dasar Pencak Silat Stiper”.


Institut Pertanian STIPER Yogyakarta.

Gramedia blog https://www.gramedia.com/literasi/pencak-silat/

Yogyakarta, 10 November
2021

Mengetahui,

Co Ass Praktikan
(Latif Hidayati) (Enggar Deistya
Ningrum)

Anda mungkin juga menyukai