PENDAHULUAN
1
berasal dari natrium nitrit dalam suasana asam untuk membentuk garam
diazonium. Makalah ini membahas tentang analisis kadar golongan sulfonamida
berdasarkan reaksi diazotasi dan reaksi kopling secara spektrofotometri UV-Vis.
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui analisis suatu zat berdasarkan reaksi kopling menggunakan
metode spektrofotometri UV-Vis.
2. Untuk mengetahui prinsip analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
3. Untuk mengetahui penerapan analisis suatu zat menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis dalam bidang farmasi.
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui analisis suatu zat berdasarkan reaksi kopling
menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis.
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip analisis menggunakan spektrofotometri
UV-Vis.
3. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan analisis suatu zat menggunakan
metode spektrofotometri UV-Vis dalam bidang farmasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Analisis suatu zat dengan reaksi kopling dapat terjadi dengan adanya
pemutusan ikatan nitrogen-hidrogen pada amina aromatik yang terjadi dengan
cara yang sama pada fenol dan menghasilkan campuran produk kompleks akibat
reaksi kopling. Dengan terbentuknya produk kompleks dari suatu zat maka dapat
diketahui kadarnya dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis
menggunakan alat spektrofotometer yang dimana pembacaannya berupa
konsentrasi dengan penentuan panjang gelombang maksimum terlebih dahulu
(Cairns, 2004). Adapun reaksi diazotasi, dapat dituliskan sebagai berikut :
Ar – NH2 + HNO2 Ar – N2+Cl- + H2O (1)
Reaksi diazotasi secara keseluruhan dapat dijelaskan bahwa kemungkinan
reaksi dimulai dengan terjadinya nitrosasi amin (2), yang diikuti tautomerisasi
nitroso amin (3) dan peruraian diazohidroksida (4), seperti berikut :
Ar – NH2 + HNO2 Ar – NH – N = O + H2O (2)
Ar – NH – N = O Ar – N = N – OH (3)
Ar – N = N – OH + HCl Ar – N = N+ Cl- + H2O (4)
Penjumlahan ketiga reaksi di atas menghasilkan reaksi (1) yang merupakan
dasar analisis kalorimetri untuk diazotasi gugus amin aromatis.
4
radiasi ultraviolet atau visible yang diserap oleh zat dalam larutan. Instrumen
yang mengukur rasio, atau fungsi rasio, dari intensitas dua berkas cahaya di
wilayah UV-Visible disebut spektrofotometer Ultraviolet-Visible. Senyawa
organik dapat diidentifikasi dengan menggunakan spektrofotometer, jika data
yang tercatat tersedia, dan analisis spektrofotometri kuantitatif digunakan untuk
memastikan jumlah spesies molekuler yang menyerap radiasi. Teknik
spektrofotometri sederhana, cepat, cukup spesifik dan berlaku untuk sejumlah
kecil senyawa. Hukum dasar yang mengatur analisis spektrofotometri kuantitatif
adalah hukum Lambert-Beer. Ketika berkas cahaya dilewatkan melalui sel
transparan yang mengandung larutan zat pengabsorpsi, pengurangan intensitas
cahaya dapat terjadi. Secara matematis, hukum Lambert-Beer dinyatakan sebagai
A = abc
Di mana, A = absorbansi
a = koefisien absorptivitas
b = panjang jalur radiasi melalui sampel (cm)
c = konsentrasi zat terlarut dalam larutan (Behera dkk., 2012).
Prinsip dasar operasi spektrofotometer yang meliputi wilayah UV terdiri dari
cahaya dengan interval panjang gelombang yang pasti melewati sel dengan
pelarut dan jatuh ke sel fotolistrik yang mengubah energi radiasi menjadi energi
listrik diukur dengan galvanometer (Gandhimathi dkk., 2012).
Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat
polikromatis diteruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada
spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian
akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal).
Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada
sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Cahaya yang
diserap (diabsorbsi) dan ada pula cahaya yang dilewatkan. Cahaya yang
dilewatkan ini kemudian diterima oleh detektor. Detektor kemudian akan
menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang diserap oleh
5
sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung
dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara
kuantitatif dengan membandingkan absorbansi sampel dan kurva standar.
6
Spektrum absorpsi bergantung tidak hanya pada sifat dasar kimia dari senyawa
namun juga pada faktor-faktor lain. Perubahan pelarut sering menghasilkan
geseran dari pita absorpsi. Bentuk suatu pita dan terutama munculnya struktur
halus dapat saja bergantung pada karakteristik alat seperti resolusi dari
monokromator dan laju susuran sehubungan dengan kelambanan perekam (Day
dan Underwood, 2002).
Suatu senyawa dapat diukur menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan
memiliki gugus kromofor dan ausokrom dalam struktur kimianya. Kromofor
adalah kelompok penyerap cahaya dalam molekul. Hal ini disebabkan oleh
transisi n → π dari kromofor. Untuk mencapai transisi ini, suatu molekul dapat
mencapai tingkat energi yang tinggi. Oleh karena itu, tidak terdegradasi dalam
gelap, di hadapan fotokatalis atau di bawah cahaya dengan tidak adanya
fotokatalis pencahayaan terlihat. Di sisi lain, ausokrom adalah kelompok
fungsional dari molekul yang melekat pada kelompok kromofor seperti -NR,
-COOH. Kelompok-kelompok fungsional ini tidak menyerap radiasi itu sendiri
tetapi memiliki efek pergeseran pada puncak kromofor utama (Thi dkk., 2018).
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Analisis suatu zat dengan reaksi kopling dapat terjadi dengan adanya
pemutusan ikatan nitrogen-hidrogen pada amin aromatik yang terjadi dengan
cara yang sama pada fenol dan menghasilkan campuran produk kompleks
akibat reaksi kopling. Dengan terbentuknya produk kompleks dari suatu zat
maka dapat diketahui kadarnya dengan menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis menggunakan alat spektrofotometer yang dimana
pembacaannya berupa konsentrasi dengan penentuan panjang gelombang
maksimum terlebih dahulu.
2. Hukum dasar yang mengatur analisis spektrofotometri kuantitatif adalah
hukum Lambert-Beer. Ketika berkas cahaya dilewatkan melalui sel transparan
yang mengandung larutan zat pengabsorpsi, pengurangan intensitas cahaya
dapat terjadi.
3. Penerapan analisis suatu zat menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis
dalam bidang farmasi salah satunya yaitu dilakukannya analisis obat
Sulfadiazin yang beredar dipasaran dengan metode spektrofotometri UV-Vis.
Suatu senyawa dapat diukur menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan
memiliki gugus kromofor dan ausokrom dalam struktur kimianya. Kromofor
adalah kelompok penyerap cahaya dalam molekul. Ausokrom adalah
kelompok fungsional dari molekul yang melekat pada kelompok kromofor.
3.2 Saran
Saran dari makalah ini sebaiknya penulis lebih mengembangkan pengetahuan
tentang analisis suatu obat dengan reaksi kopling menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis.
8
DAFTAR PUSTAKA
Behera, S., Subhajit, G., Fahad, A., Saayak, S. dan Sritoma, B., 2012, UV-Visible
Spectrophotometric Method Development and Validation of Assay of
Paracetamol Tablet Formulation, J. Anal. Bioanal. Techniques, Vol. 3(6).
Gandhimathi, R., Vijayaraj. S., dan Jyothirmaie, 2012, Analytical Process of Drugs
by Ultraviolet Spectroscopy, IJPRA, Vol. 2(2).
Gandjar, I. G. dan Abdul, R., 2018, Spektroskopi Molekuler Untuk Analisis Farmasi,
UGM Press : Yogyakarta.
Naser A. Naser, Kasim M. Alasedi, Zainab A. Khan , New Approach For
Determination Of Sulfadiazine In Pharmaceutical Preparations Using 4(4-
Sulphophenylazo)Pyrogallol: Kinetic Spectrophotometric, Spectrochimica Acta,
doi:10.1016/j.saa.2018.05.012.
Sudjadi dan Abdul, R., 2018, Analisis Kuantitaif Obat, UGM Press: Yogyakarta.
Thi, L. A., Pung, S. Y., Sreekantan, S., Matsuda, A. dan Phu, H.D., 2018, Assessment
of Rhodamine B Dye Removal by ZnO Nanodisks under Visible Light, Journal
of Physics, doi:10.1088/1742-6596/1082/1/012045.
Wei W., ChunLi L., Daoshan Y., Jiangwei W., Jinmao Y., dan Hua, W., 2015, Metal-
Free Direct Construction of Sulfonamides via Iodine-Mediated Coupling
Reaction of Sodium Sulfinates and Amines at Room Temperature, Advanced,
Synthesis and Catalysis, doi: 10.1002/adsc.201400801.