Anda di halaman 1dari 15

TANGGAPAN TENTANG PRAKTIK UJARAN KEBENCIAN (HATE

SPEECH) PADA ORGANISASI PEMUDA PANCASILA SIDOARJO

BIDANG KEGIATAN PKM


ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh:
Tis’a Nursya’bani; 17040254021; Angkatan 2017
Chusnul Fitriawati ; 17040254024; Angkatan 2017
Dewati Yuni Ratnasari ; 18040254001; Angkatan 2018

UNIVERISTAS NEGERI SURABAYA


SUARABAYA
2019
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
ISI ARTIKEL
JUDUL..................................................................................................................1
NAMA PENULIS..................................................................................................1
ABSTRAK DAN ABSTRACT.............................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................2
TUJUAN................................................................................................................3
METODE..............................................................................................................3
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................4
KESIMPULAN.....................................................................................................6
UCAPAN TERIMA KASIH..................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................7
LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping.................8
Lampiran 2. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana....................................................11
Lampiran 3. Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI......................................12

iii
1

TANGGAPAN TENTANG PRAKTIK UJARAN KEBENCIAN (HATE


SPEECH) PADA ORGANISASI PEMUDA PANCASILA SIDOARJO

Tis’a Nur Sya’bani, 17040254021, Universitas Negeri Surabaya1


Chusnul Fitriawati,17040254024, Universitas Negeri Surabaya2
Dewati Yuni Ratnasari, 18040254001, Universitas Negeri Surabaya3

ABSTRAK

Praktik ujaran kebencian (hate speech) ini tidak hanya dilakukan di dunia nyata
tetapi juga melaui dunia maya. Banyaknya penetapan tersangka kasus ujaran
kebencian (hate speech) tidak asing lagi di telinga kita. Berdasarkan data Polri
selama 2017 terdapat 3.325 kasus kejahatan hate speech atau ujaran kebencian.
Angka tersebut naik 44,99% dari tahun sebelumnya, yang berjumlah 1.829 kasus
Praktik ujaran kebencian (hate speech) selalu di latar belakangi oleh persoalan
SARA (suku, ras, agama) sebagaimana indonesia merupakan negara yang berbasis
pluralisme atau menjunjung tinggi kebaragaman.Tujuan penelitian ini yaitu untuk
menggambarkan tanggapan tentang praktik ujaran kebencian (hatespeech) pada
organisasi pemuda pancasila di Jl Raya Pahlawan No.82
Jetis,Lemahputro,Sidoarjo. melalui metode penelitian berupa memberikan angket
(kuisioner) dan wawancara kepada responden.
Kata Kunci : Ujaran Kebencian, Organisasi Masyarakat, SARA
ABSTRACT

The practice of hate speech is not only done in the real world but also through
cyberspace. The number of determination of suspects in cases of hate speech is
familiar to our ears. Based on Polri data during 2017 there were 3,325 cases of
hate speech or hate speech. This figure rose 44.99% from the previous year, which
amounted to 1,829 cases The practice of hate speech is always in the background
behind the issue of SARA (ethnicity, race, religion) as Indonesia is a country
based on pluralism or upholding diversity. this is to describe the response to the
practice of speech hate (hatespeech) in the Pancasila youth organization on Jl
Raya Pahlawan No.82 Jetis, Lemahputr, Sidoarjo. through research methods in
the form of providing questionnaires (questionnaires) and interviews with
respondents.

Keywords: Hate Speech, Community Organization,SARA


2

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras
dan budaya yang beragam. Kondisi masyarakat yang plural menjadi ciri khas
bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sikap
toleransi antar masyarakat harus dijunjung tinggi pada setiap interaksi yang
dilakukan masyarakat Indonesia. Sikap toleransi menjadi pengikat, pembangun
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang beragam ini. Namun, realitas yang
terjadi dalam masyarakat menunjukkan banyaknya sikap intoleransi, salah satunya
yaitu ujaran kebencian. Ujaran kebencian (Hate speech) adalah tindakan
komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk
provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain
dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, etnis, gender, cacat, orientasi
seksual, kewarganegaraan, agama, dan lain-lain. Hate speech juga merupakan
bagian dari marjinalisasi dimana seseorang atau sekelompok orang digambarkan
buruk (Eriyanto, 2011: 124).
Praktik ujaran kebencian (hate speech) ini tidak hanya dilakukan di dunia
nyata tetapi juga melaui dunia maya. Banyaknya penetapan tersangka kasus ujaran
kebencian (hate speech) tidak asing lagi di telinga kita. Berdasarkan data Polri
selama 2017 terdapat 3.325 kasus kejahatan hate speech atau ujaran kebencian.
Angka tersebut naik 44,99% dari tahun sebelumnya, yang berjumlah 1.829 kasus
(Yulida Medistiara – detikNews). Praktik ujaran kebencian (hate speech) selalu di
latar belakangi oleh persoalan SARA (suku, ras, agama) sebagaimana indonesia
merupakan negara yang berbasis pluralisme atau menjunjung tinggi kebaragaman.
Namun sering kali keberagaman tersebut dimanfaatkan sebagai pemecah belah
bangsa. Generasi muda sebagai kaum milenial memiliki tanggung jawab yang
besar akan masa depan bangsa. Pemuda yang saat ini semakin tergerus oleh
zaman modernisasi. Moralitas yang telah dibutakan oleh teknologi serba instan
dan informasi yang mudah dijangkau tanpa adanya filter fakta. Oleh karena itu,
Peran pemuda sangat diperlukan sebagai agen pemersatu dalam berbangsa dan
bernegara. Begitu juga peran pemuda di kabupaten Sidoarjo.
Sidoarjo merupakan salah satu kota yang memiliki struktur sosial
masyarakat yang majemuk. Oleh karena itu budaya gemar berkumpul, berserikat
membentuk suatu kelompok dengan tujuan tertentu menjadi hal yang melekat
pada masyarakat. Oleh karena itu organisasi masyarakat memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap lingkungan sosial dan politik masyarakat di kabupaten
sidoarjo. baik organisasi masyarakat kepemudaan, organisasi masyarakat
pendidikan, organisasi masyarakat non kependidikan dan lain sebagainya.
Organisasi masyarakat terbesar di jawa timur ialah organisasi pemuda pancasila
yang memiliki anak cabang di berbagai kabupaten/ kota di jawa timur. Sidoarjo
3

merupakan salah satu kota yang terdapat organisasi pemuda pancasila yang aktif
bergerak pada melalui kegiatan – kegiatan sosial.
Organisasi pemuda pancasila sidoarjo merupakan ruang bagi para pemuda
sidoarjo dalam menegakkan sekaligus menumbuh kembangkan nilai – nilai
pancasila yang saat ini mulai luntur dalam struktur sosial masyarakat. Hal ini
dilakukan demi mewujudkan intergrasi masyarakat dalam berbangsa dan
bernegara. Eksistensi organisasi masyarakat telah melekat dalam struktur sosial
masyarakat sidoarjo mengingat keberadaanya sangat dibutuhkan sebagai
dukungan sekaligus dorongan bagi masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian masyarakat dapat memberikan pengaruh serta berkontribusi
secara langsung dalam penegakkan nilai – nilai pancasila.
TUJUAN
Tujuannya yaitu untuk mendeskripsikan Tanggapan tentang praktik ujaran
kebencian (hate speech) pada organisasi Pemuda Pancasila Sidoarjo.
METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif deskriptif yaitu dengan cara mencari informasi tentang
gejala yang ada, didefinisikan dengan jelas tujuan yang akan dicapai,
merencanakan cara pendekatannya, mengumpulkan data sebagai bahan untuk
membuat laporan. Menurut Sugiyono (2016: 117) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
anggota pengurus Organisasi Pemuda Pancasila Sidoarjo. Sampel penelitian
digunakan untuk mendapatkan gambaran dari populasi. Menurut Bailey (dalam
Prasetyo, 2006 hlm. 119) “Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin
diteliti. Oleh karena itu sampel harus dilihat sebagai suatu gambaran populasi
dan bukan populasi itu sendiri”. Melihat pernyataan diatas, penarikan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik acak sederhana
(simlpe random sampling). Teknik acak sederhana adalah teknik yang
memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih
sebagai sampel. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang
digunakan adalah angket (kuisioner) dan wawancara terbuka kepada objek
yang diteliti.
Variabel yang terdapat di dalam penelitian ini adalah Tanggapan Praktik Ujaran
Kebencian sebagai variabel bebas. Praktik ujran kebencian merupakan tindakan
yang dilakukan dengan memuat unsur diskrimatif terhadap suatu pihak tertentu.
Sedangkan pada Organisasi Pemuda Pancasila sebagai variabel kriteria.
Organisasi Pemuda Pancasila dapat diartikan sebagai organisasi masyarakat
4

(ormas) bidang kepemudaan yang bergerak untuk menegakkan nilai – nilai


pancasila khususnya di wilayah Sidoarjo. Teknik analisis data yang dilakukan
oleh peneliti dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan
memberikan gambaran berupa prosentase perhitungan indikator sub bab
variable yaitu respon Organisasi Pemuda Pancasila terhadap praktik ujaran
kebencian (hate speech).
Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lokasi Basecamp organisasi pemuda pancasila
sidoarjo yang terletak di Jl. Raya Pahlawan No.82, Jetis, Lemahputro, Kecamatan
Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo dan dilakukan selama 5 bulan.

Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan tanggapan tentang
ujaran kebencian (hate speech) pada organisasi pemuda pancasila sidoarjo
dengan ditinjau melalui tingkat pengetahuan dan kesadaran anggota dan pengurus
organisasi pemuda pancasila sidoarjo terhadap ujaran kebencian yang dapat
diketui melalui data – data responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil perhitungan nilai dari data – data yang diperoleh dari responden
organisasi pemuda pancasila sidoarjo menunjukkan bahwa sebaran distribusi
frekuensi tanggapan Organisasi Pemuda Pancasila Sidoarjo diketahui memiliki
nilai minimum 29 dan nilai maksimum 47,hal ini menunjukkan rentang nilai
maksimum dan nilai minimum relative tinggi. kemudian rata – rata nilai atau
mean yang diambil dari jumlah seluruh nilai dibagi dengan banyaknya nilai
menghasilkan angka sebesar 39,3 dengan median atau nilai tengah 41,5 , modus
atau nilai tertinggi dari keseluruhan data sebesar 43. dengan demikian didapatkan
standart deviasi pada data tersebut sebesar 5.30055. Uji Normalitas data dilakukan
melalui perhitungan melalui uji Lilifors karena data berjumlah kurang dari 35
dengan perhitungan sebagai berikut ; Nilai │F(X) - S(X)│ tertinggi sebagai angka
penguji normalitas, yaitu 0.15439. Dengan nilai kuantil penguji lilifors, α = 0,05 ;
N = 16 yaitu 0.2215. Sehingga dapat diperoleh │0.15439│<│0.2215│Ho
diterima, Ha ditolak maka populasi Organisasi Pemuda Pancasila Sidoarjo
Berdistribusi Normal. pengujian validitas butir pertanyaan angket dilakukan
melalui perhitungan uji T-Correlational dan menunjukkan bahwa terdapat 9 Butir
soal yang Valid dan 5 butir soal yang tidak valid.
5

Tanggapan Organisasi Pemuda Pancasila terhadap Praktik Ujaran


Kebencian (Hate Speech)
Sebagai bagian dari Agent of Change, pemuda menjadi pelopor dalam
menciptakan suasana yang kondusif dalam masyarakat tanpa ada unsur yang
mengarahkan pada praktik ujaran kebencian. Berdasarkan hasil perhitungan yang
telah diolah dibuktikan bahwa Organisasi Pemuda pancasila memiliki wawasan
yang luas mengenai hakikat dari ujaran kebencian itu sendiri. Sehingga terkesan
tidak ada pengaruh apabila muncul ujaran kebencian dalam berbagai macam
kondisi dan situasi yang ada dalam masyarakat.

Diagram 1. Diagram Lingkaran Respon Tentang Praktik Ujaran Kebencian


Pada Organisasi Pemuda Pancasila Sidoarjo
Hal ini juga dibuktikan dengan hasil distribusi frekuensi pada diagram
diatas yang menyatakan bahwa 75% responden mengetahui hakikat atau asal mula
munculnya ujaran kebencian sehingga tingkat pengetahuan Organisasi pemuda
pancasila dapat dikatakan baik.
Pada penelitian ini dibuktikan bahwa unsur serta pengaruh yang ditimbulkan
akibat ujaran kebencian tidak terlalu signifikan berpengaruh pada organisasi
pemuda pancasila. namun anggota organisasi pemuda pancasilamemiliki
kepedulian akan masalah praktik ujaran kebencian (Hate Speech) yang terjadi di
lingkungan masyarakat kabupaten Sidoarjo. Hal ini dibuktikan dari seluruh
responden hanya 12,5% yang kurang mengetahui secara baik tentang praktik
ujaran kebencian. artinya bahawa tingkat kesadaran sudah mulai terbangun dalam
pemuda khususnya pemuda pancasila sidoarjo akan dampak dari praktik ujaran
kebencian (Hate Speech). sebagaian besar responden memiliki strategi dalam
6

mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat ujaran kebencian serta mampu


membentangi dengan wawasan pengetahuan yang baik.
Strategi Organisasi Pemuda Pancasila menghadapi Praktik Ujaran
Kebencian (Hate Speech)
Sikap sebagai seorang pemuda bagian dari cerminan bangsa, apabila
pemuda memiliki sikap yang positif, maka akan mencerminkan bangsa ini yang
memiliki karakter yang baik pula. Hal ini juga tercermin dari sikap pemuda
pancasila sidoarjo. Sesuai dengan paparan wawancara singkat dengan anggota
masing masing kelompok pemuda ini mengemukakan hal yang sama, bahwa
ujaran kebencian yang terjadi akibat adanya perbedaan pandangan, seperti
perbedaan pandangan tentang politik, agama, dan lain sebagainya. Sehingga hal
tersebut juga menjadi evaluasi bagi pemuda untuk bagaimana menjaga kesatuan
dan persatuan bangsa yang beraneka ragam suku, agama, ras, dan budaya ini
meskipun memiliki perbedaan dalam pandangan. Maka solusi dalam hal ini adalah
menjaga komunikasi dan rasa toleransi serta menjaga kerukunan dalam
masyarakat sebagai benteng terhadap ujaran kebencian. hal ini dapat
direalisasikan melalui program – program kegiatan organisasi pemuda pancasila
sidoarjo yang mengedepankan pancasila sebagai alat pemersatu umat atau
masyarakat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian kuantitatif dengan teknik pengamatan
menggunakan angket yang dilaksanakan pada Organisasi Pemuda Pancasila
Sidoarjo dapat diambil kesimpulan yaitu berdasarkan hasil penelitian dan
pengolahan data yang telah dilakukan menunjukkan respon anggota organisasi
pemuda pancasila tentang praktik ujaran kebencian cukup baik. hal ini juga
dibuktikan dengan persebaran frekuensi yang nilainya mencapai diatas 75%
dengan kategori Cukup baik dalam hal wawasan tentang ujaran kebencian, dan
penanganan ujaran kebencian di masyarakat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Rasa terima kasih kami ucapkan kepada ALLAH SWT karena atas
ridhonya kami dapat menyelesaikan artikelilmiah ini. Kepada teman-teman yang
telah memberikan dukungan kepada kami dalam kelancaran tugas kami. Semoga
artikel penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan sumber informasi sebagai
bahan penelitian. Demikian yang dapat kami sampaikan dan kami ucapkan terima
kasih
7

DAFTAR PUSTAKA
Artika Surniandari .2017. Hatespeech Sebagai Pelanggaran Etika Berinternet Dan
Berkomunikasi Di Media Sosial. Simposium Nasional Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (SIMNASIPTEK)
Budi Suhariyanto, Tindak Pidana Teknologi Informasi (CYBERCRIME), Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2014), 2.
Definisi Hate Speech, (http://www.bhayangkaraindonesianews.com , diakses 8
April 2019).
Divkum Polri, Sosialisasi Surat Edaran Kapolri No.6 Thn 2015 tentang Ujaran
Kebencian/ Hate Speech, disampaikan pada acara Forum Belajar Percik,
Pendopo Pusdikbinmas Lemdikpol, Ambarawa Jawa Tengah, 2016.
Pengertian Hate Speech. Di kutip dari
https://hatespeechgroup.wordpress.com/pengertian-hate-speech/ ,tgl 8 Mei
2019, pukul 19.18
Hamdani, 2015, “Takut Pada Netizen”, Forum Keadilan, Edisi Nomor 26 Tahun
XXIV/09-15 November 2015, Gramedia Printing Group, hlm. 15.
H. Umar Burhan. 1981. Majalah Aula “Hari-Hari Sekitar Lahir NU”. Jakarta:
Aula. halaman 21.
Muhamad Mufid, 2009, Etika Filsafat Komunikasi, Prenanda Media Group,
Jakarta, hlm. 98.
M. Choirul Anam dan Muhammad Hafiz, “SE Kapolri Tentang Penanganan
Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam Kerangka Hak Asasi Manusia”.
Jurnal Keeamanan Nasional, Vol 1 No. 3 (2015) hlm 345-346.
Soerjono Soekanto, 2001, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hlm. 1.
R. Soesilo. 1995. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar
Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Bogor: Politeia.
Tjipta Lesmana, “Hate Speech, Kenapa diributkan?” Ujaran Kebencian (Hate
Speech) di Indonesia” tersedia di:
http://www.uph.edu/id/component/w.mnews/new/2517-mikom-uph-
bekerjasama-dengan-kominfo-selenggarakan-seminar-“hate-speech-
kenapa -diributkan” . Diakses pada tanggal 22 April 2019.
8
9
10
11
12

Anda mungkin juga menyukai