Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGENDALIAN INTERNAL SERTA KAITANNYA

DENGAN ETIKA

Disusun Oleh:

Nama : Salsa Putri Sabilla


Npm : 40121100170

PROGRAM STUDI AKUTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WIDYATAMA

2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang tiada hentinya
memberikan petunjuk, rahmat dan karunia-Nya. Tak lupa Shalawat dan salam semoga tercurah
kepada Rasulullah saw, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Dengan segala rasa syukur yang
tinggi penyusun berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan dosen mata kuliah Etika Profesi
Akutansiyaitu membuat makalah yang judul dari makalahya adalah “Pengendalian Internal serta
kaitannya dengan Etika”

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika
Profesi Akutansi. Dan tugas ini merupakan bagian proses pembelajaran yang dianggap penting
dan selalu di hadapi sebagai pengelola pendidikan.Penyusun menyusun ringkasan ini dengan baik,
baik dari isi maupun maupun darikualitas. Namun penyusun menerima saran dan kritikan
konstruktif dari pembaca dengan senanghati

Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan
pembaca semua pada umumnya dan juga agar lebih memahami tentangPengendalian Internal serta
kaitannya dengan Etika .

 
 

Salsa Putri Sabilla

 
 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARi

DAFTAR ISIii

BAB I PENDAHULUAN1

1.1 LATAR BELAKANG1

1.2Rumusan Masalah1

1.3 Tujuan Masalah1

BAB II PEMBAHASAN2

2.1PENGERTIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI)2

2.2UNSUR-UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL3

2.3LNGKUNGAN PENGENDALIAN INTERNAL5

2.4PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS PENGENDALIAN


INTERNAL6

2.5KETERBATASAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL6

2.6JENIS-JENIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL7

2.7  Peran Etika dalam Pencapaian Tujuan Pengendalian Internal8

2.8 Peran Etika dalam Penegakan Komponen Pengendalian Internal10

BAB III PENUTUP12

3.1 KESIMPULAN12
3.2 SARAN12

DAFTAR PUSAKA13

ii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-


fungsi yang terdapat dalam perusahaan memerlukan pengawasan dan
pengendaliandalam melaksanakan semua kegiatan perusahaan tersebut. Hal ini
dilakukan agar pelaksanaan kegiatan dari perusahaan tersebut bisa mencapai tujuan
yangdiinginkan perusahaan, dan bisa terhindar dari kecurangan/penyelewengan
yangdilakukan pihak- pihak tertentu Pada umumnya setiap perusahaan dalam
menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat dalam perusahaan memerlukan pengawasan
dan pengendaliandalam melaksanakan semua kegiatan perusahaan tersebut. Hal ini
dilakukan agar pelaksanaan kegiatan dari perusahaan tersebut bisa mencapai tujuan
yangdiinginkan perusahaan, dan bisa terhindar dari kecurangan/penyelewengan
yang dilakukan pihak- pihak tertentu.

 Dengan adanya struktur pengendalian intern yang dapat menjagakekayaan


perusahaan maupun kekayaan investor dan kreditur yang ditanamkan dalam
perusahaan. Suatu kegiatan perusahaan menghasilkan informasi yang
akan memberikan manfaat kepada para pemakainya apabila kegiatan tersebut
dilaksanakansesuai dengan prosedur yang ditentukan. Pengendalian Intern Kas akan
menghasilkan informasi yang berguna bagi para pemakainya apabila pengendalian
intern tersebut sudah efektif.Untuk menjaga aktiva, memastikan akurasi, kejujuran
danefisiensi penanganan sumber-sumber daya dan pencatatan transaksi-transaksinya
setia p perusahaan harus mempunyai sistem pengendalian intern. Pengendalian intern
tidak menghilangkan kekeliruan, kesalahan dan kecurangan-kecurangan yang
terjadi pada perusahaan, tapi pengendalian intern dimaksudkan untuk
dapatmengetahui kasalahan dengan cepat dan segera menanganinya, menekan
serendahmungkin masalah-masalah tersebut.

1.2Rumusan Masalah
1. Apa pengertia dari pengendalian internal ?
2. Apa saja unsur-unsur pengendalian internal ?
3. Apakah manfaat dari pengendalian internal ?
4. Apa tujuan dari pengendalian internal ?
5. Apa saja peran etika dalam pengendalian internal ?

1.3 Tujuan Masalah

    Tujuan masalah adalah untuk :


1. Menjelaskan pengertian pengendalian internal
2. Mengetahui fungsi dan tujuan pengendalian internal 
3. Mengetahui peran etika dalam pengendalian internal
1

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI)

Suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode


dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan
tujuanuntuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan
kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.Sistem Pengendalian Internal
yang handal dan efektif dapat memberikan informasiyang tepat bagi manajer maupun
dewan direksi yang bagusuntuk mengambilkeputusan maupun kebijakan yang tepat
untuk pencapaian tujuan perusahaan yanglebih efektif pula.Dilihat dari tujuan tersebut
maka sistem pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua yaitu :
 Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan
 PengendalianIntern Administratif (Feedback Controls).

Pengendalian Internal Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya


inefisiensi yangt ujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa
keakuratandataakuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung
jawab antar unitorganisasi.Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong
dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen
(dikerjakan setelahadanya pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan
untuk mencari penyimpanganyang ada, untuk kemudian diambil Tindakan
2

2.2 UNSUR-UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

a.Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian


tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakankegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Dalam perusahaan
manufaktur misalnya,kegiatan pokoknya adalah memproduksi dan menjual produk.

Untuk melaksanakan kegiatan pokok tersebut dibentuk departemen produksi,


departemen pemasaran, dandepartemen keuangan dan umum.
Departemen-departemen inikemudian terbagi- bagi lebih lanjut menjadi unit-unit
organisasi yang lebih kecil untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan perusahaan.Pembagian tanggung jawab fungsional dalamorganisasi ini
didasarkan pada prinsip- prinsip berikut ini :
 Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari
fungsi  akuntansi.Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang
untukmelaksanakan suatu kegiatan misalnya pembelian. Fungsi
penyimpanan adalah fungsi yang memilikiwewenang untuk menyimpan aktiva
perusahaan.Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk
mencatat peristiwa keuangan perusahaan.
 Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh semua tahap
suatu transaksi
b.Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindunganyangcukup terhadap Aktiva, Utang, pendapatan dan biaya

Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari
pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.
Oleh karenaitudalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untu kotorisasi atas terlaksananya setiap transaksi dalam organisasi. Oleh
karenaitu penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi
pelaksanaanotorisasi. Di pihak lain, formulir merupakan dokumen yang dipakai
sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi. Prosedur
pencatatan yang baikakan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat dalam
catatanakuntansidengan ketelitian dan keandalan (realibility) yang tinggi. 

Dengan demikian sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen


pembukuan yang dapatdipercaya,sehingga akan menjadi masukan yang dapat
dipercaya bagi proses akuntansi.Selanjutnya, prosedur pencatatan yang baik akan
menghasilkan informasiyang telitidan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang,
pendapatan, dan biayasuatu organisasi.

c.Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan


dalammenciptakan praktik yang sehat adalah :

3
 Pemeriksaan mendadak (surprised audit ). Pemeriksaan mendadak
dilaksanakantanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang
akandiperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.

 Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu
orangatau satu unit organisasi.
 Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan
secararutinakan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan
tugasnya,sehingga persekongkolan diantara mereka dapat dihindari.
 Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan
catatan.Untukmenjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan
keandalancatatan akuntansinya.
 Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas untur-
unsur sistem pengndalian yang lain.

d.Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

    Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya berbagaicara


berikut ini dapat ditempuh :
 Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yangdituntut oleh pekerjaannya.
Untuk memperoleh karyawan yang mempunyai kecakapan sesuai dengan
tuntutan tanggung jawab yang akan dipikulnya,manajemenharus mengadakan
analisis jabatan yang ada dalam perusahaan danmenentukan syarat-syarat yang
dipenuhi oleh calon karyawan yang menduduki jabatan tersebut.
 Pengembangan Pendidikan karyawan selama menjadikaryawan perusahaan,sesuai
dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

2.3 LNGKUNGAN PENGENDALIAN INTERNAL

Lingkungan Pengendalian dari suatu organisasi menekankan pada


berbagai macam faktor yang secara bersamaan mempengaruhi kebijakan dan
prosedur  pengendalian.
1. Filosofi dan Gaya Operasional Manajemen
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter
bagi perusahaandan karyawannya (menggambarkan apa yang seharusnya
dikerjakan dan yang tidak dikerjakan). Gaya Operasional mencerminkan ide
manajer tentang bagaimana kegiatan operasi suatu perusahaan harus dikerjakan
(Filosofi perusahaan dikomunikasikan melalui gaya operasi manajemen).
2. Struktur Organisasi
Salah satu elemen kunci dalam lingkungan pengendalian adalah
struktur organisasi.Struktur Organisasi menunjukkan pola wewenang dan
tanggung jawabyang ada dalam suatu perusahaan (desentralisasi maupun
sentralisasi).
3. Dewan Komisaris dan Audit Komite
Dewan komisaris merupakan penghubung antara pemegang saham
dengan pihak manajemen perusahaan. Pemegang saham mempercayakan
pengendalian atas manajemen melalui dewan komisaris (jadi semuanya
tergantung dari dewankomisaris).Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris
untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian operasional
perusahaan.
4. Metode Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab
Metode pendelegasian wewenang dan tanggung jawab mempunyai pengaruhyang
penting dalam lingkungan pengendalian.Biasanya metode ini tercermin dalam
suatu bagian organisasi.
5. Metode Pengendalian Manajemen
Lingkungan pengendalian juga dipengaruhi oleh metode
pengendalianmanajemen. Metode ini meliputi pengawasan yang efektif (melalui
peranggaran),laporan pertanggung jawaban dan audit internal.
6. Kebijakkan dan Praktik Kepegawaian
Kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan,evaluasi,
penggajian dan promosi pegawai, mempunyai pengaruh yang penting
dalammencapai tujuan perusahaan sebagaimana juga dilakukan dalam
meminimumkan resiko.
7. Pengaruh Ekstern
Organisasi harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh
pemerintahmaupun pihak yang mempunyai juridiksi atas organisasi. Hal tersebut
sangat berpengaruh pada pengendalian intern perusahaan.

5
2.4 PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS PENGENDALIAN
INTERNAL

Tanggung jawab untuk mengembangkan dan mengoperasikan pengendalian


internal kuntansi yang baik dalam perusahaan adalah terletak ditanganmanajemen
puncak, karena dipundak merekalah tanggungjawab atas pengelolaan danayang
dipercayakan oleh pemilik perusahaan terletak. Konsep salah yg sering kali dilakukan
oleh manajemen puncak adalah :
1. Sistem pengendalian intern dikira merupakan tanggung jawab direktur keuangan
saja.

2. Adanya persepsi bahwa sistem pengendalian intern dapat menggantikan


kekurang-ahliannya dalam mengelola perusahaan.

3. Sistem pengendalian intern seringkali disamakan dgn unit organisasi yg


disebut dengan satuan pengawas internal dalam perusahaan.

4. Adanya pendapat bahwa perancangan dan penerapan sistem


pengendalian internal merupakan tanggung jawab satuan pengawas internal.

2.5 KETERBATASAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL


1. Kesalahan dalam pertimbangan.
2. Pengendalian tak mengarah pada seluruh transaksi.

2.6 JENIS-JENIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL


1. Pengendalian Akuntansi
Pengendalian akuntansi (accounting control) adalah suatu
pengendalian yang termasuk dalam unsur pengendalian internal poin 1 dan 2 yang
meliputi rencana, prosedur dan pencatatan untuk mencegah terjadinya inefisiensi.
Pengendalian inimenjamin bahwa semua transaksi dilaksanakan sesuai otorisasi
manajemen.
Transaksi dicatat sesuai dengan Standar Akuntansi. Contoh : adanya pemisahan
fungsidan tanggung jawab antar unit organisasi. Pengendalian akuntansi mencakup
semuaaspek dari transaksi-transaksi keuangan seperti misalnya pembayaran kas,
penerimaankas, arus dana, investasi yang bijaksana dan pengamanan dana dari
penggunaan yangtidak sah. Tujuan utama dari pengendalian akuntansi adalah :
a) Menjaga keamanan harta kekayaan milik perusahaan. 
b) Memeriksa ketepatan dan kebenaran data akuntansi.
2. Pengendalian Administrasi
Pengendalian administrasi (administrative control) dibuat untuk
mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan
manajemen(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi). Pengendalian
administrative mendukung pengendalian akuntansi yang berorientasi pada
manajemen.Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada,
untuk kemudian diambiltindakan.Yang termasuk dalam pengendalian administratif,
yaitu :
a) Pengendalian perencanaan, yang terdiri dari anggaran penjualan(sales
budget), perencanaan induk (master plan), perennaan jaga- jaga (contingency
plan), peramalanarus kas (cash flow forecast) dan pengendalian perediaan
(inventory control
b) Pengendalian personil, yang terdiri dari recruitment, pelatihan, evaluasi
pekerjaan,administrasi gaji, promosi dan transferc. Pengendalian standar
operasi, yangterdiri dari standar yang harus dikerjakan dansystem untuk
melaporkan penyimpanganPengendalian administratif memiliki tujuan utama

i. Meningkatkan efisiensi operasi kegiatan.
ii. Mendorong ditaatinya kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan.

2.7  Peran Etika dalam Pencapaian Tujuan Pengendalian Internal


Etika (ethics) berkaitan dengan berbagai standar yang digunakan seseorang
dalam membuat pilihan dan mengarahkan perilakunya diberbagai situasi yang
melibatkan konsep mengenai benar dan salah. Berbagai isu etika dalam bisnis dapat
dibagi dalam empat yaitu : kesetaraan, hak, kejujuran, dan penggunaan. Perusahaan
yang sangat berhasil memperbaiki etika bisnis memiliki pelatihan dan kesadaran akan
etika sejak lama, dimana mereka mempunyai komitmen yang besar dari pihak
manajemen puncak untuk memperbaiki standar etika.

Pihak manajer harus mempertahankan atmosfer beretika yang sesuai karena


tidak cukup bagi para manajer jika hanya tergantung pada kesadaran tiap orang,
melainkan diperlukan sebuah komitmen.

Nilai nilai (prinsip) etika yang dijadikan dasar dalam pembahasan pada modul
ini adalah nilai nilai etika yang diberlakukan dikalangan profesi akuntansi yaitu:
1. Integritas, kejujuran dan berterus terang dalam perilaku menjalin hubungan
bisnis 
2. Objektivitas, tidak terpengaruh oleh kepentingan pribadi ataupun pihak lain
dalam mengambil keputusan profesionalnya 
3. Kompetensi, selalu memelihara dan meningkatkan kompetensi dan keterampilan
pada tingkat yangdibutuhkan. 
4. Kerahasiaan : menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dati
hubungan profesional dan bisnis 
5. Perilaku Profesional, mematuhi hukum dan peraturan dan menghindari semua
tindakan yang dapat merusak nama baik dan reputasi profesi.

Seperti telah dijelaskan , efektifitas merupakan tingkat pecapaian


tujuan/sasaran organisasi yang telah ditetapkan sedangkan efisiensi merupakan
perbandingan antara input dengan output dalam menjalankan pekerjaan. Organisas
akan mampu mencapai tujuannya apabila aktivitas aktivitas yang dilaksanaan dapat
berjalan dengan efektif dan efisien. Nilai nilai etika berpengaruh langsung terhadap
efektifitas dan efisiensi operasi adalah integritas dan kompetensi. 

Integritas mengandung pengertian kejujuran dan kesungguh sungguhan.


Kompetensi mengandung pengertian kemampuan seseorang untuk melaksanakan
tugas/pekerjaan sesuai Keberhasilan kerja hanya akan dicapai apabila orang orang
yang melaksanakan pekerjaan benar mengerahkan integritas dan kompetensinya.

Faktor penentu keberhasilan pencapaian tujuan yang kedua adalah keandalan


pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan yang handal mutlak diperlukan karena
proses pengambilan keputusan, manajemen selalu memerlukan berbagai macam
informasi termasuk informasi keuangan. Informasi yang dipergunakan harus
memenuhi syarat atau kualitas (ciri ciri) sebagai informasi yang dapat yang handal.
Bila informasi yang dipergunakan tidak dapat diandalkan (tidak berkualitas),
pengambilan keputusan oleh fihak yang berkepentingan akan salah dan hal tersebut
akan merugikan bahkan dapat berakibat fatal bagi pengambil keputusan.

Semua prinsip etika yang disebutkan dalam profesi akuntansi sangat terkait
dengan penyediaan informasi yang dapat diandalkan. Artinya, dalam penyajian
informasi, penyaji informasi wajib memegang teguh prinsip prinsip imtegritas,
objektivitas, kompetensi dan perilaku profesional. Penerapan prinsip prinsip tersebut
secara gabungan akan sangat mendorong ketersediaan informasi yang handal dan
berguna dalam dalam pengambilan keputusan bagi keputusan ekonomik maupun
manajerial. 

Informasi harus disajikan dengan juju (intergritas), oleh orang yang kompeten
(competency), objektif (obectivity), tidak boleh informasikan kepada orang yang tidak
berhak (confidenciality), dan tharus sesuai dengan peraturan dan perundang undangan
yang berlaku (professional behavior). Dengan demikian, prisip prinsip etika sangat
berperan dan mutlak wajib diimplementasikan dalam penyajian informasi terutama
prlaporan keuangan. 

Dalam penegakan ketaatan terhadap peraturan dan perundang jelas diperlukan


nilai nilai etika diantara para pelaku (anggota organisasi) baik nilai etika integritas,
kompetensi, obektifitas, kerahasiaan dan perilaku profesional. prinsip intergritas harus
dipegang teguh oleh semua anggota organisasi (perusahaan) agar semua bisa
senantiasa mentaati peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dalam
menjalankan tugas atau aktivitasnya. Tanpa integritas dan konpetesi tidaklah mungkin
para anggota organisasi (perusahaan) dapat bekerja dengan jujur dan bersungguh
sungguh berdasarkan kemampuan yang dapat diandalkan. Ketidakjujuran dan ketidak
sungguh sungguhan serta tanpa kompetensi yangdikerahkan akan akan mengarahkan
pada kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan yang akan berujung pada kegagalan
pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Selain itu, perilaku profesional
yaitu semagat untk mentataai peraturan dan perundang-undangan sangat diperlukan
dalam pencapaian tujuan organisasi.

Selain itu, objektifitas dan kerahasiaan sangat dominan diperlukan bagi para
penegak etika dalam organisasi. Seringkali organisasi (perusahaan) harus melaksakan
aktifitas atau prosedur penegakan etika bila ada pelanggaran yang dilakukan oleh
sebagian anggota organisasi.proses ini haris dilaksanakan secara objektif agar tercapai
keadilan dalam penyelesaiannya. Dalam kasus tertentu, proses penegakan etika
hanyak boleh diketahui oleh fihak fihak yang berkepentingan saja sehingga perlu
dijaga prinsip kehasiaan.
 

2.8 Peran Etika dalam Penegakan Komponen Pengendalian Internal

Pada bagian ini akan dinahas mengenai peran etika dalam menegakan
komponen komponen pengendalian internal. Untuk mencapai tujuan pengendalian
internal, pada bagian terdahulu COSO menyecutkan lima komponen pengendalian
intern yaitu linkungan pengendalian (control environment), penilaian risiko (risk
assessment), informasi dan komunikasi (information and communication), aktivitas
pengendalian (control activities) dan pemantauan (Monitoring). Pada dasarnya peran
etika dalam menegakkan komponen komponen pengendalian internal sama
dengan.peran etika dalam mencapai tujuan tujuan pengendalian internal. Etika
berperan dalam setiap pencapaian tujuan pengendalian internal begitu pula dalam
penegakan komponen komponen pengendalian internal, prinsip prinsip etika sangat
berperan bahkan mutlak diperlukan agar komponen komponen pengendalian dapat
ditegakkan. 

Penegakan komponen pengendalian internal diawali dengan penegakan


lingkungan pengendalian yang merupakan fondasi dalam membangun pengendalian
imternal dalam suatu organisasi (perusahaan). Dalam komponen ini, nilai integritas
menjadi nilai yang pertama dan utama yaitu denganpenegakan nilai nilai imtegritas
dan etika.

Dalam melaksanakan penilaian risiko (risk assessment) selain integritas,


kompetensi dan perilaku profesional.sangat berperan dalam mencapai ketepatan
dalam mengidentifikasi dan mengantisipasi risiko signifikan yang dihadapi organisasi
(perusahaan) sesuai peraturandan perundangundangan yang berlaku. Kesalahan dalam
melakukan penilaian risiko dapat berakibat kegagalan dalam pencapaian tujuan
organisasi (perusahaan), 

Dalam menegakkan sistem informasi dan komunikasi, nilai nilai etika yang
dibutukan adalah seperti yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan keandalan
pelaporan keuangan. Nilai nilai etika yang meliputi integritas, kompetensi,
objektifitas, kerahasiaan, dan perilaku profesional sangat menentukan dalam
merancang sistem informasi dan komunikasi yang efektif. Dengan semangat
mengimplementasikan kelima nilai etika tersebut akan tercipta proses yang efektif
yang mampu menghasilkan informasi yang bekualitas yang memiliki karekteristik
kualitatif seperti telah diuraikan dalam bagian terdahulu. Sistem komunikasi yang
didukung dengan kelima nilai etika tersebut akan menghasilkan proses
pengkomunikasian informasi yang merata serta tepat waktu dan akurat. 

Aktivitas pengendalian (control activities) juga harus dirancang dengan


semangat nilai nilai etika. Tanpa nilai nilai etika, aktivitas aktivitas pengendalian
tidak akan mampu menunjang pencapaian tujuan p[engendalian internal. Pasa
aljirmya pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan tidak akan tercapai. 

10

Pemantauan (monitoring) merupakan proses independen untuk menilai


kemeadaian perancangan pengendalian internal dan implementasinya. Pemantauan ini
mutlak harus dijalankan dengan sebaik-baiknya agar komponen komponen
pengendalian interenal telah dirancang dan dimplementasikan dengan semestinya.
Selain itu, tingkat pencapaian tujuan pengendalian internal dapat dijaga semaksimum
mungkin. Para pelaksana proses ini harus memegang teguh nilai nilai etika integritas,
kompetensi, independensi, kerahasiaan dan perilaku professional

 
 

 11

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN 

Pengendalian internal sangat diperlukan dalam menjalankan proses bisnisdi


perusahaan untuk mencegah maupun memilimalisir permasalahan yang dapat
terjadiserta memberikan pelaporan yang handal, kepatuhan terhadap peraturan
yang berlaku,dan dapat menjalankan operasional yang efektif dan efisien.

Pengendalian Internal Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya


inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa
keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung
jawabantar unitorganisasi.Pengendalian Administratif dibuat untuk
mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan
manajemen (dikerjakansetelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan
laporan untuk mencari penyimpanganyang ada, untuk kemudian diambil tindakan.

Untuk mencapai tujuan organisasi (perusahaan) sesuai visi dan misinya,


organisasi (perusahaa) wajib merancang suatu sistem yang dikenal dengan sistem
pengendalian internal. Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dirancang
oleh dewan komisaris, manajemen puncak, para manajer dan orang orang dalam
organisasi untuk mencapai tiga kepentingan organisasi terkait pengendalian internal
yaitu efektifitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan dan ketaatan
terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mencapai tersebut,
organisasi (perusahaan) merancang dan mengembangkan komponen komponen
pengendalian internal yang terdiri atas lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
sitem informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dan pemantauan. 

Proses pencapaian tujuan pengendalian internal dan perancangan


(pengembangan) komponen komponen pengendalian internal harus dilandasi oleh
nilai nilai (prinsip) etika yang dalam profesi akuntansi terdiri atas: integritas,
objektifitas, kompetensi, kerahasiaan, dan perilaku prosefional. Dengan demikian,
nilai nilai etika sangat berperan bahkan merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan organisasi (perusahaan) dalam merancang dan mengimplementasikan
pengendalian intaernal yang akan berujung pada pencapaian tujuan organisasi
(perusahaan

3.2 SARAN

Bagi pembaca setelah membaca makalah ini diharapkan lebih


memahamitentang materi Sistem Pengendalian Internal

 12

DAFTAR PUSAKA

  

http://indahjewel.blogspot.com/2012/09/sistem-pengendalian-internal-spi.html

https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/14/pemahaman-spi-sistem-
pengendalian-intern/

https://www.academia.edu/33142256/SIPI_Yenny_Farlina_Yoris_Hapzi_Ali_Sistem_ 
Informasi_dan_Pengendalian_Internal_UMB_2017
http://ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/FTI/tugas_doc_2015/2014/14121041-
SIF40_P_14-14121041-SIF40_P_14-Tugas%20elearning_Administrasi
%20Bisnis_21_51_irwandi _14121041.pdf
MODUL ETIKA - 12 ETIKA DAN PENGENDALIAN INTERNAL.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai