Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
PRODI D3 TEKNOLOGI ELEKTRONIKA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas Essay yang berjudul “Bahaya Laten Komunis
dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara” dengan tepat waktu. Tugas ini
disusun sebagai pemenuhan tugas Individu dari mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Selain itu, Tugas ini bertujuan menambah wawasan kepada para mahasiswa dan
masyarakat umum mengenai makna dari konsep dan urgensi Pancasila dalam
kajian bagaimana bahaya laten komunisme
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Zulham selaku dosen pengampu
mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Saya sebagai penulis atau pembuat paper Tugas essay ini, menyadari essay ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan tugas essay ini.
Muhammad Fernanda
2
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................ 1
LAMPIRAN ........................................................................................................ 4
3
LAMPIRAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
Tanggal I Oktober 1965 merupakan hari yang sangat penting, baik bagi
Republik maupun bangsa Indonesia. Hal ini merupakan awal sejarah baru bangsa
Indonesia yang pantas disyukuri. Setidak-tidaknya secara peri kemanusiaan hari –
itu merupakan berjatuhannya korban-korban manusia. Sebagaimana dinyatakan
Hoerip (1985: 56), dimulai dengan gugurnya Páhlawan-pahlawan Revolusi
disusul entah berapa puluh ribu Iagi orang-orang Indonesia, baik dalam skala
maupun cara yang sama-sama mengerikan. Ada pembunuhan massal yang terjadi
5
di banyak tempat di Indonesia yang berlangsung selama beberapa pekan setelah
peristiwa itu. Ada yang langsung dipancung. Dihanyutkan ke kali, ditembak dan
ditimbun dalam suatu- lubang dan lain-lain. Anehnya tidak ada foto di koran
ataupun berita yang dapat dilihat kecuali didengar. Tentang pembunuhan massal
itu.
2. Apa saja yang kita ketahui Bahaya PKI dan Komunisme pada Masa Kini
1.3. Tujuan
2. Memahami dan mengetahui Bahaya PkI dan komunisema pada masa Kini
6
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN
Ayat (2) point (a), (c) dan (d) menyebutkan bahwa misi UNJ adalah :
Ayat (4) point (a) dan (d) menyebutkan bahwa tujuan UNJ adalah: -
Mengembangkan dan menghasilkan ilmu pendidikan dan pengajaran serta ilmu
ilmu nonkependidikan, yang menjadi komponen pokok penyelenggaraan
pendidikan-pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. -
Mengembangkan dan menghasilkan berbagai karya inovatif produktif untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menghadapi tantangan dan persaingan
global.
7
BAB III
METODE PENULISAN
Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai dengan topik kajian.
Kemudian dilakukan penyusunan karya tulis berdasarkan data yang telah
dipersiapkan secara logis dan sistematis. Teknik analisis data bersifat deskriptif
argumentatif.
8
BAB IV
PEMBAHASAN
Komunisme di Indonesia
Dalam sejarah perjalanan di Indonesia, sebelum tahun 1965, PKI telah dua
kali melakukan pemberontakan, yaitu pada tahun 1926 dan tahun 1948 yang
semuanya berujung pada kegagalan. Hal yang kemudian membuat bangsa
Indonesia mengalami trauma mendalam terhadap PKI ialah peristiwa 30
September 1965 yang menewaskan tujuh jenderal TNI AD dan beberapa perwira
TNI lainnya. Akibat peristiwa tersebut, dalam waktu singkat PKI dibersihkan dari
kehidupan politik, dan sosial, serta dinyatakan sebagai partai terlarang di
Indonesia. Pemerintah Indonesia pun, melalui MPRS, menetapkan TAP MPRS
Nomor XXV/MPRS/1966. Sebagaimana tercermin dalam Pasal 2 TAP MPRS
tersebut yang berbunyi bahwa: “Setiap kegiatan di Indonesia untuk menyebarkan
atau mengembangkan faham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme dalam
segala bentuk dan manifestasinya, dan penggunaan segala macam aparatur serta
media bagi penyebaran atau pengembangan paham atau ajaran tersebut dilarang.”
9
Sebagai negara demokrasi, nilai yang mendasari demokrasi menurut Henry B.
Mayo dalam Budiardjo (Miriam Budiardjo 1998; 62-64) adalah:
Di lain pihak, Akbar Tandjung sebagai pihak yang kontra menilai ide
tersebut bertentangan dengan hati nurani masyarakat Indonesia yang masih trauma
atas kekejaman PKI. Kyai Cholil Bisri bahkan berpendapat bahwa untuk
mengungkit masalah PKI harus menunggu waktu yang tepat, di saat kehidupan
demokrasi bangsa ini sudah dewasa. Pendapat tersebut menegaskan bahwa PKI
10
dan paham komunisme merupakan bahaya laten bagi Indonesia (A. Muhaimin
Iskandar, 2004; 32-35). Kemudian, berdasarkan Ketetapan MPR No. I/MPR/2003,
Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 termasuk dalam kategori yang
ditetapkan masih berlaku. Hal ini dilakukan pada saat MPR melakukan peninjauan
kembali terhadap materi dan status hukum Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR
RI tahun 1960 sampai dengan tahun 2002.
11
namun menjadi berbeda saat didengar oleh kalangan militer, terutama yang
mengalami peristiwa G30S/PKI lagu tersebut sangat menyakitkan. Hal ini
menunjukkan bahwa banyak generasi muda yang tidak mengerti tentang sejarah
komunisme dan PKI pada masa lampau. Situasi itu cukup memprihatinkan bagi
bangsa Indonesia, karena kurangnya wawasan kebangsaan dan rasa cinta Tanah
Air memudar. Hal ini harus diperhatikan oleh pemerintah. Dengan pesatnya
informasi teknologi, arus informasi dari berbagai sumber dengan mudah diterima
generasi muda Indonesia. Apabila bekal wawasan nusantara dan wawasan
kebangsaan kurang, maka generasi muda Indonesia akan cenderung menyerap
segala informasi yang ada tanpa disaring.
Saat ini Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla juga telah
menyiapkan rancangan Peraturan Presiden tentang Penetapan 1 Juni 1945 sebagai
Hari Lahir Pancasila. Melalui kebijakan ini diharapkan nilai-nilai Pancasila terus
diperjuangkan dan nilai-nilai Pancasila benar-benar diimplementasikan dalam
12
laku seluruh bangsa Indonesia dan menjadi nyata hasilnya untuk masa depan
Indonesia yang demokratis berdasarkan Pancasila. Melalui prinsip ini, segenap
masyarakat menyadari bahwa paham atau ajaran Komunisme/ Marxisme-
Leninisme pada hakikatnya bertentangan dengan Pancasila. Kemudian dengan
terwujudnya ketahanan nasional yang tangguh, diharapkan masyarakat akan
mampu meredam berbagai bentuk ancaman terhadap Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
A. Maraknya globalisasi
B. Krisis Multidimensi
C. Gerakan Reformasi
13
D. Larangan Pengembangan Ideologi
14
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
A.Muhaimin Iskandar. 2004. Gus Dur yang Saya Kenal: Sebuah catatan tentang
transisi demokrasi kita, LkiS.
16