Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. S.

M
DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI DI PUSKESMAS UPAI

Disusun Oleh :
Kelompok
1. Jelly M. Manawan
2. Ni Komang Sutriani
3. Yunita Mamonto
4. Rhegina Moha

AKADEMI KEBIDANAN BUNDA


KOTAMOBAGU
2012
LANDASAN TEORI
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

A. Definisi
Hingga saat ini hipertensi dalam kehamilan masih merupakan salah
satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janinnva. Hipertensi
dalam kehamilan berarti tekanan darah meninggi saat hamil. Keadaan ini
biasanya mulai pada trimester ketiga, atau tiga bulan terakhir kehamilan.
Kadang-kadang timbul lebih awal, tetapi hal ini jarang terjadi. Dikatakan
tekanan darah tinggi dalam kehamilan jika tekanan darah sebelum hamil
(saat periksa hamil) lebih tinggi dibandingkan tekanan darah di saat hamil.

B. Terminologi
Terminologi yang dapat dipakai adalah :
- Hipertensi dalam kehamilan, atau
- Preeklampsia-eklampsia

C. Etiologi
Penyebab Hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan
jelas.

D. Klasifikasi
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia berdasarkan Report of the
National High Blood Pressure Edukation Program Working Group on High
Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001 ialah :
1. Hipertensi kronik
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis
setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12
minggu pascapersalinan.
2. Preeklampsia

1
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria.
3. Eklampsia
Eklampsia adalah apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita
preeklampsia, yang juga dapat disertai koma
4. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsi
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia adalah hipertensi
kronik disertai tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik disertai
proteinuria.
5. Hipertensi gestasional
Hipertensi gestasional adalah hipetensi yang timbul pada kehamilan
tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan
pascapersalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi
tanpa proteinuria.

E. Faktor Risiko
Terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan,
yang dapat dikelompokkan dalam faktor risiko sebagai berikut.
1. Primigravida
2. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multiple,
diabetes mellitus, hisdrops fetalis, bayi besar
3. Umur yang ekstrim
4. Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia
5. Penyakitpenyakit ginjal dan hiperensi yang sudah ada sebelum hamil
6. Obesitas

F. Patofisiologi
Penyebab Hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui
dengan jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi

2
dalam kehamilan, tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap
mutlak benar. Teori-teori yang sekarang banyak dianut adalah :
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel
trofoblas pada sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan
jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap
kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan
mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis relative
mengalami vasokontriksi, dan terjadi kegagalan “remodeling arteri
spiralis”, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah
hipoksia dan iskemia plasenta.
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
- Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas
Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi
dalam kehamilan terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis”,
dengan akibat plasenta mengalami iskemia. Plasenta yang
mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan
(disebut juga radikal bebas). Oksidan atau radikal bebas adalah
senyawa penerima electron atau atom/molekul yang mempunyai
electron yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan penting yang
dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat
toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah.
Sebenarnya produksi oksidan pada manusia adalah suatu proses
normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan
tubuh. Adanya radikal hidroksil dalam darah, maka dulu hipertensi
dalam kehamian disebut “toxaemia”. Radikal hidroksil akan merusak
membrane sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh
menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak
membrane sel, juga akan merusak nucleus, dan protein sel endotel.

3
Produksi oksidan (radikal bebas) dalam tubuh yang bersifat toksis,
selalu diimbangi dengan produksi anti oksidan.
- Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan
Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan,
khususnya peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan,
missal vitamin E pada hipertensi dalam kehamilan menurun,
sehingga terjadi dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang
relative tinggi. Perksidan lemak sebagai oksidan/radikal bebas yang
sangat toksis ini akan beredar diseuruh tubuh daam aliran darah dan
akan merusak membran sel endotel. Membran sel endotel lebih
mudah mengalami kerusakan oleh peroksida lemak, karena letaknya
langsung berhubungan dengan aliran darah dan mengandung banyak
asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentan
terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah menjadi
peroksida lemak.
- Disfungsi sel endotel
Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi
kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel
endotel. Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan
terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel
endotel. Keadaan ini disebut disfungsi endotel.
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Pada plasenta hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan
ekspresi HLA-G. Berkurangnya HLA-G di desidua daerah plasenta,
menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua. Invasi trofoblas sangat
penting agar jaringan desidua menjadi lunak, dan gembur sehingga
memudahkan terjadinaya reaksi inflamasi.
4. Teori adaptasi kardiovaskular
Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter
terhadap bahan vasokonstriktor, dan ternyata terjadi peningkatan

4
kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter
pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang sehinggapembuluh
darah menjadi sangat peka terhadap bahan-bahan vasopresor pada hipert
ensi dalam kehamilan sudah terjadi pada trimester I (pertama).
Peningkatan kepekaan pada kehamilan yang akan menjadi hipertensi
dalam kehamilan, sudah dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh
minggu. Fakta ini dapat dipakai sebagai prediksi akan terjadinya
hipertensi dalam kehamilan.
5. Teori defisiensi gizi
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan
defisiensi gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
Penelitian yang penting yang pernah dilakukan di inggris ialah
penelitian tentang pengaruh diet pada preeklampsia beberapa waktu
sebelum pecahnya Perang Dunia ke II. Suasana serba sulit mendapat gizi
yang cukup dalam persiapan perang menimbulkan kenaikan insiden
hipertensi dalam kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa
konsumsi minyak ikan, termaksud minyak hati halibut dapat mengurangi
risiko preeclampsia.
6. Teori inflamasi
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di
dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses
inflamasi. Pada kehamilan normal, jumlah debris trofoblas masih dalam
batas wajar, sehingga reaksi inflamasi juga msih dalam batas normal.
Berbeda dengan proses apoptosis pada preeklampsia, dimana ada
preeklampsia terjadi peningkatan stresoksidatif, sehingga produksi
debris apoptosis dan nekrotik trofoblas juga meningkat. Makin banyak
sel trofoblas plasenta, misalnya pada plasenta besar, pada hamil ganda,
maka reaksi stress oksidatif kan sangat meningkat, sehingga jumlah sisa
debris trofobls juga makin meningkat. Keadaan ini menimbulkan beban
reaksi inflamasi dalam darah ibu menjadi juh lebih besar, dibanding

5
reaksi inflamsi pada kehamilan normal. Respons inflamasi ini akan
mengaktifasi sel endotel, dan sel-sel makrofag/granulosit, yang lebih
besar pula, sehingga terjadi reaksi sistemik inflamasi yang menimbulkan
gejala-gejala pada preeklampsia pada ibu

G. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaannya antara lain :
1. Deteksi Prenatal Dini
Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu
sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu hingga
usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu.
2. Penatalaksanaan Di Rumah Sakit
Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup :
a. Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk
mencari temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan
penglihatan, nyeri epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat.
b. Berat badan saat masuk
c. Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak
setiap 2 hari
d. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali
antara tengah malam dan pagi hari
e. Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan
enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh
keparahan hipertensi
f. Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik
secara klinis maupun USG
g. Terminasi kehamilan
Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat
inap biasanya dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan
janin. Persalinan sebaiknya diinduksi dengan oksitosin intravena.

6
Apabila tampaknya induksi persalinan hampir pasti gagal atau upaya
induksi gagal, diindikasikan seksio sesaria untuk kasus-kasus yang
lebih parah.
3. Terapi Obat Antihipertens
Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama
kehamilan atau memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan
dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan telah lama
menjadi perhatian.
4. Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat
Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera
menjalani pelahiran. Pada tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian
diseluruh dunia menganjurkan pendekatan yang berbeda dalam
penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang jauh dari aterm.
Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan konservatif atau
“menunggu” terhadap kelompok tertentu wanita dengan tujuan
memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.

7
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. S.M
DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI DI RSUD DATOE
BINANGKANG KOTAMOBAGU

I. Pengumpulan Data Dasar


1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny. S.M
Umur : 25 tahun
Suku/Bangsa : Mongondow/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Motoboi Kecil

Nama Suami : Tn. P.M


Umur : 28 tahun
Suku/Bangsa : Mongondow/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tani
Alamat : Motoboi
2. Anamnesa (Data Subjektif)
Sabtu tanggal 31 Januari 2012, Jam : 10.00 wita
a. Alasan kunjungan ini : Kunjungan Ulang
b. Keluhan utama : Ibu Mengatakan Sakit Kepala
c. Riwayat kehamilan saat ini
HPHT : 21-10-2011
TP. : 14-07-2012

8
d. Riwayat menstruasi :
1) Menarche : 13 tahun
2) Siklus : 28 hari
3) Teratur/tidak : teratur
4) Lamanya : 7 hari
5) Sifat darah : encer
6) Bau : khas
7) Fluor albus : tidak ada
8) Dismenorhea : tidak ada
9) Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
e. Riwayat Perkawinan
1) Usia menikah : 18 thn, suami 22 thn
2) Lamanya : 8 bulan
3) Perkawinan : I
4) Status : kawin sah
f. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
Umur Jenis Komplikasi Jenis
Hamil ke Tgl Lahir Penolong BBL Laktasi Komplikasi
Kehamilan Persalinan Ibu Bayi Kelamin

Pertama (I) - - - - - - - - - -

g. Riwayat Kehamilan ini :


1) HPHT : 26-06-2011
2) TP : 03-04-2012
3) Pergerakan janin yang pertama kali umur kehamilan : Pergerakan
putus dirasakan pertama kali pada kehamilan 16-17 minggu
4) Keluhan yang dirasakan :
(a) Rasa lelah : tidak ada
(b) Mual dan muntah yang lama : tidak ada
(c) Nyeri perut : tidak ada
(d) Panas menggigil : tidak ada
(e) Sakit kepala berat /terus menerus : tidak ada

9
(f) Penglihatan kabur : tidak ada
(g) Rasa nyeri/panas saat BAK : tidak ada
(h) Rasa gatal pada vulva vagina : tidak ada
(i) Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : tidak ada
(j) Oedema : tidak ada
5) Pola Nutrisi
Pola Makan / Minum :
(a) Frekuensi makan : 3 kali sehari
(b) Jenis makanan : Nasi, ikan, sayur dan buah
(c) Jumlah makanan : Porsi sedang
(d) Frekuensi minum : 8 gelas sehari
(e) Jenis minuman : air putih
6) Pola Eliminasi
BAB
(a) Frekuensi : 2 kali sehari
(b) Warna : kekuningan
(c) Bau : khas
(d) Konsistensi : padat
BAK
(a) Frekuensi : 8 kali sehari
(b) Warna : kuning
(c) Bau : pesing
(d) Konsistensi : cair
7) Pola Aktifitas sehari-hari
(a) Istirahat/Tidur : siang 1-2 jam, malam 6-7 jam
dan sering terbangun
(b) Pekerjaan sehari-hari : Sebagai ibu rumah tangga
aktivitas yang dilakukan biasanya
memasak, mencuci, dan
membersihkan rumah, tapi sejak

10
umur kehamilan 34 minggu
sudah jarang mencuci
membersihkan rumah.
(b) Seksualitas : 1 minggu 2 kali
(c) Keluhan : tidak ada
8) Personal hygiene
(a) Kebiasaan mandi : 2 kali sehari
(b) Menggosol gigi : 3 kali sehari
(c) Mencuci rambut : 3 kali seminggu
(d) Membersihkan alat kelamin : setiap BAB dan BAK
(e) Mengganti pakaian dalam : 1 hari 3 kali
h. Riwayat Kesehatan
1) Penyakit sistemik yang pernah diderita
(a) Jantung : tidak pernah
(b) Ginjal : tidak ada
(c) Asma/TBC Paru : tidak ada
(d) Hepatitis : ada
(e) DM : tidak pernah
(f) Hipertensi : tidak ada
(g) Dan lain-lain : tidak ada
2) Penyakit yang sedang diderita keluarga
(a) Jantung : tidak ada
(b) Hipertensi : tidak ada
(c) DM : tidak ada
3) Riwayat Keturunan kembar : tidak ada
4) Kebiasaan-kebiasaan
(a) Merokok : tidak
(b) Jamu-jamuan : tidak
(c) Alkohol : tidak
(d) Makanan Pantangan : tidak

11
(e) Minuman pantangan : tidak
(f) Perubahan pola makan : tidak
i. Keadaan Psiko, sosial, spiritual
1) Kelahiran ini : diinginkan
2) Respon ibu pada kehamilan : sangat diharapkan dan senang
3) Tanggapan keluarga : bahagia dan sangat diterima oleh
seluruh keluarga

B. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)


1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Keadaan emosional : Klien terlihat gelisah
Kesadaran : stabil
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 140/90 mmHg
2) Nadi : 82 x / menit
3) Respirasi : 24 x/menit
4) Suhu badan : 370C
d. Antropometri
1) Berat badan sekarang : 64 kg
2) BB sebelum hamil : 60 kg
3) Kenaikan BB : 4 kg
4) Tinggi badan : 150 cm
5) Lila : 24 cm
e. Kepala
1) Rambut : Sedikit panjang
2) Warna : hitam
3) Kebersihan : bersih dan tidak ada ketombe
f. Muka dan leher
1) Oedema : tidak ada

12
2) Konjungtiva : tidak ada anemia
3) Sclera : putih
4) Hidung : bersih dan tidak ada sekret
5) Bibir : tidak pucat, tidak bengkak dan
tidak pecah-pecah.
6) Lidah : bersih
7) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar
tiroid
g. Dada
1) Mammae : simetris kiri dan kanan
2) Areola mammae : hitam
3) Putting susu : menonjol
4) Colostrum : ada
5) Benjolan : tidak ada
6) Striae : tidak ada

h. Abdomen
1. Terjadi pembesaran uterus sesuai usia kehamilan tidak terdapat
bekas operasi
1) Bentuk : bulat
2) Pembesaran perut : ada, sesuai umur kehamilan
3) Bekas luka : tidak ada
4) Striae gravidarum : ada
5) Pemeriksaan kebidanan :
(a) Leopold I : TFU 33 cm pada pundus teraba
lunak tidak bundar dan melinting
bila digoyang yang berarti
bokong
(b) Leopold II : Perut ibu sebelah kanan teraba
lebar dan memberikan tahanan

13
yang besar yang berarti
punggung kanan (puka).
(c) Leopold III : Bagian terbawah janin terasa
keras dan tidak melenting bila
dipegang, yang berarti letak
kepala.
(d) Leopold IV : Bagian terbawa janin sudah
masuk pintu atas panggul
6) Auskultasi DJJ :
(a) Frekuensi : 140 kali/menit
(b) Perfusi : reflek patela (+)/(+)

i. Ekstremitas
1) Oedema tangan dan kaki : ada, tetapi Cuma pada kaki
2) Oedema tibia : ada
3) Varices : tidak ada
4) Reflek patela ka/ki : positif
j. Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan

II. Interpretasi Data Dasar


Diagnosa kebidanan : G1, P0, A0, 20 tahun, umur kehamilan 26-27
minggu janin intra uterih tunggal hidup, letak
kepala sudah masuk pintu atas panggul dengan
Hipertensi
Dasar : Terdapat oedem pada ekstremitas bawah dan
atas, TD : 140/90
HPTH : 26-06-2011
TP : 03-04-2012
Masalah : tidak ada

14
III. Identifikasi / Diagnosa
Diagnosa potensial : Lahir prematur
Dasar : G1P0A0, usia kehamilan 26-27 minggu
Kebutuhan : banyak istirahat, nutrisi yang baik
Masalah potensial : tidak ada
Diagnosa potensial : tidak ada

IV. Planning / Perencanaan


1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi kehamilan
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
3. Berikan penyuluhan pada ibu tentang :
a. Nutrisi yang baik
b. Cara perawatan payudara
c. Jelaskan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan

V. Implementasi / Pelaksanaan
Tanggal 31 Janiari 2012, Jam : 10.00 wita
2. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi kehamilannya, pemeriksaan fisik
normal, dan keadaan ibu maupun janin dalam kandungan baik
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup :
- Istirahat / tidur siang : 1-2 jam
- Istirahat / tidur malam : ± 7-8 jam
Ibu dalam keadaan hamil, kebutuhan istirahat harus ditambah dari
kebutuhan sebelum hamil, karena jika istirahat kurang dapat mengganggu
kesehatan ibu.
4. Memberikan penyuluhan pada ibu tentang :
a. Nutrisi yang seimbang terdiri dari nasi, ikan, sayur dan buah serta
susu ibu hamil 2 x sehari

15
b. Cara perawatan payudara dengan massase ringan gerakan melingkar,
dilakukan saat mandi pagi dan sore, dengan menggunakan baby oil,
atau air hangat.
c. Menjelaskan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan antara lain :
- Perdarahan banyak per vaginam disertai nyeri perut tiba-tiba
- Penglihatan kabur
- Sakit kepala berat dan terus menerus
- Ketuban pecah sebelum waktunya
- Panas tinggi disertai kejang-kejang
- Gerakan janin tidak ada / berkurang
C. Evaluasi
Jam : 11.00 wita
1. Ibu mengatakan mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan
2. Ibu bersedia melakukan nasehat-nasehat yang diberikan
3. Ibu mengatakan akan kembali memeriksa kehamilannya

16
DAFTAR PUSTAKA

Buku acuan Nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal “2002”


Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 2 Prof. Dr. Rustam Mochtar, Mph.
http://hasgurstika.blogspot.com/2011/02/askep-hipertensi-pada-kehamilan.html

17

Anda mungkin juga menyukai