Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESUME

“OBLIGASI”
Dosen Pengampu : Ida Musdafia Ibrahim., SE., M.M

Disusun Oleh :

1. Kuraisin Hayoto 2019021039


2. Maulidya A. P 2019021016
3. Suci Maimunah waroh 2019021006
4. Vina Ariyanti 2019021026
5. Dea Aulia Kusumah 2019021057
6. Yuanizha Tantyana 2019021028
7. Dewi Juliyanti 2019021019

JURUSAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI Y.A.I
A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Obligasi dan fitur obligasi
2. Untuk mengetahui bagaimana penilaian obligasi
3. Untuk mengetahui penyebab perubahan harga obligasi
4. Untuk mengetahui pemeringkatan dari efek obligasi
5. Untuk mengetahui proses kebangkrutan dan prinsip prioritas absolut

B. ISI RINGKASAN

1. Pengertian, fitur Obligasi

 Pengertian Obligasi

Jogiyanto
Pengertian obligasi (bond) adalah suatu kontrak pinjaman yang mengharuskan untuk
membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga pinjaman dalam kurun
waktu tertentu yang telah disepakati oleh pihak yang bersangkutan.

Frank J. Fabozzi
Obligasi adalah salah satu jenis utang atau surat pengakuan hutang suatu perusahaan
yang akan dibayar pada waktu jatuh tempo sebesar nominalnya. Penghasilan yang
diperoleh dari obligasi adalah berupa tingkat bunga yang akan dibayar oleh perusahaan
penerbit obligasi pada saat jatuh tempo.

Rowland
Obligasi perusahaan adalah sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang
menjanjukan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang pada tanggal jatuh
tempo dengan pembayaran bunga secara periodik.

Menurut konvensi yang berlaku di Indonesia, surat utang dengan tenor di atas 5 tahun
disebut obligasi, meskipun surat hutang bertenor 3 tahun yang diterbitkan perusahaan
pembiayaan dicatat dan dipasarkan sebagai obligasi. Kebanyakan obligasi di Indonesia
bertenor 5 tahun dan 30 tahun paling panjang. Obligasi menjadi tawaran menarik
perusahaan dan pemerintah untuk pendanaan karena obligasi memiliki jatuh tempo
panjang dan relative murah, karena merupakan hutang secara langsung kepada
masyarakat (supplier modal).

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak pengakuan hutang atas
pinjaman yang diterima oleh penerbit obligasi dari pemberi pinjaman (Pemodal).
Obligasi sendiri adalah bagian dari pada efak. Efek adalah suatu surat berharga, yang
dapat berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda
bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan
setiap derivatif dari efek. Bila di lihat secara luas maka penjelasan apa itu obligasi
adalah sebagai berikut: Obligasi adalah kontrak keuangan. Penerbit obligasi, seperti
perusahaan, akan membayar bunga kepada pembeli obigasi secara periodik. Kemudian,
pada akhir waktu tertentu, penerbit obligasi membayar pokok obligasi yang biasa
disebut nilai par. Sebaliknya. pemegang obligasi memberikan sejumlah uang kepada
perusahaan saat ini. Obligasi biasanya dijual di pasar obligasi dan memiliki harga pasar
yang dapat berubah setiap saat.

Obligasi adalah satu sekuritas yang berdasarkan pada IOU dari penerbitnya. Obligasi
ini tidak menawarkan hak istimewa kepada pemilik perusahaan. Contohnya. 10 tahun
obligasi AT & T memberikan hak untuk menerima pembayaran kupon atau bunga
secara periodik dan pokok atau face value pada saat jatuh tempo. Pemegang obligasi
tidak memiliki suara dalam pengambilan keputusan di perusahaan. Banyak obligasi
adalah Fixed-Rate Bond atau sekuritas yang berpendapatan tetap karena perjanjian
pembayarannya berbentuk kontraktual dan tetap sepanjang waktu. gaimana pun
beberapa ligasi memb dalam bentuk variabel income dan mengacu pada Floating-Rate
Bond. Jangka waktu obligasi tidak terlalu lama dan tidak terdapat risiko kebangkrutan,
secara umum risiko dari obligasi itu tergolong rendah dengan return yang rendah pula.
Biasanya obligasi kurang liquid daripada saham dan umumnya relatif tinggi cashflow
secara periodik (untuk membayar bunga kepada pemegang obligasi)

 Fitur Obligasi

Fitur yang terpenting dalam suatu obligasi adalah:


 Nilai nominal atau nilai utang pokok, yaitu nilai yang harus dibayar bunganya
oleh penerbit dan harus dilunasi pada saat akhir masa jatuh tempo.
 Harga penerbitan, yaitu suatu harga yang ditawarkan kepada investor pada saat
penjualan perdana obligasi. Nilai bersih yang diterima oleh penerbit adalah setelah
dikurangi dengan biaya-biaya penerbitan.
 Tanggal jatuh tempo, yaitu suatu tanggal yang ditetapkan di mana pada saat
tersebut penerbit wajib untuk melunasi nilai nominal obligasi. Sepanjang
pembayaran kembali / pelunasan tersebut telah dilakukan maka penerbit tidak lagi
memiliki kewajiban kepada pemegang obligasi setelah lewat tanggal jatuh tempo
obligasi tersebut. Beberapa obligasi diterbitkan dengan masa jatuh tempo hinga lebih
dari seratus tahun. Pada awal tahun 2005, pasar atas obligasi euro dengan masa jatuh
tempo selama 50 tahun mulai berkembang. Pada pasaran Amerika dikenal 3
kelompok masa jatuh tempo obligasi yaitu:
- Jangka pendek (surat utang atau bill): yang masa jatuh temponya hingga 1
tahun;
- Medium Term Note: masa jatuh temponya antara 1 hingga 10 tahun;
- Jangka panjang (obligasi atau bond): jatuh temponya di atas 10 tahun.
 Kupon, suku bunga yang dibayarkan oleh penerbit kepada pemegang obligasi.
Biasanya suku bunga ini memeiliki besaran yang tetap sepanjang masa berlakunya
obligasi, tetapi juga bisa mengacu kepada suatu indeks pasar uang seperti LIBOR,
dan lain-lain. Istilah "kupon" ini asal mulanya digunakan karena dimasa lalu secara
fisik obligasi diterbitkan bersama dengan kupon bunga yang melekat pada obligasi
tersebut. Pada tanggal pembayaran kupon, pemegang obligasi akan menyerahkan
kupon tersebut ke bank guna ditukarkan dengan pembayaran bunga bank
pemabagian hasil terhadap bank atas 20% pajk utang
 Tanggal kupon, tanggal pembayaran bunga dari penerbit kepada pemegang
obligasi. Di Amerika, kebanyakan pembayaran kupon obligasi dilakukan secara
"tengah tahunan", yang artinya pembayaran kupon dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Di Eropa, kebanyakan obligasi adalah secara "tahunan" atau 1 kupon pertahun.
 Dokumen resmi, suatu dokumen yang menjelaskan secara terinci hak-hak dari
pemegang saham. Di Amerika, ketentuan ini diatur oleh departemen keuangan
pemerintah dan undang-undang komersial di mana dokumen ini di hadapan
pengadilan diperlakukan sebagai suatu kontrak. Ketentuan dalam dokumen resmi
tersebut sulit sekali diubah di mana perubahan hanya dapat dilakukan atas
persetujuan mayoritas pemegang obligasi.
 Hak opsi: suatu obligasi dapat memuat ketentuan mengenai hak opsi kepada
pembeli obligasi ataupun penerbit obligasi.
 Hak pelunasan, beberapa obligasi memberikan hak kepada penerbit untuk melunasi
obligasi tersebut sebelum masa jatuh tempo obligasi. Obligasi jenis ini dikenal
sebagai obligasi opsi beli. Kebanyakan obligasi jenis ini memberikan hak kepada
penerbit untuk melakukan pelunasan obligasi pada nilai pari. Pada beberapa obligasi
mengharuskan penerbit untuk membayar premi yang disebut premi opsi. Ini
utamanya digunakan bagi obligasi berbunga tinggi. Pada obligasi jenis ini terdapat
banyak sekali persyaratan yang ketat yang membatasi kegiatan operasional penerbit,
maka guna membebaskan penerbit dari pembatasan-pembatasan dilakukanlah
pelunasan dini atas obligasi tersebut. namun dengan biaya lebih tenggi.

• Hak jual, beberapa obligasi memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
memaksa penerbit melakukan pelunasan awal atas obligasinya sebelum masa
jatuh tempo; lihat opsi jual.
• Tanggal pelaksanaan opsi adalah tanggal dimaka opsi beli atau opsi jual dapat
dilaksanakan sebelum masa jatuh tempo obligasi, di mana pada umumnya
terdapat 4 cara pelaksanaan opsi yang demikian ini yaitu:
• Gaya Bermuda memiliki beberapa tanggal pelaksanaan yang biasanya
disesuaiakan dengan tanggal kupon.
• Gaya Eropa hanya memiliki satu tanggal pelaksanaan, ini merupakan kasus
khusus gaya Bermuda.
• Gaya Amerika opsi dapat dilaksanakan setiap saat hingga masa jatuh tempo.
• Penjualan karena kematian adalah opsi yang diberikan kepada ahli waris
pemegang opsi untuk menjual kembali obligasinya kepada penerbit dalam hal
terjadinya kematian pada pemegang obligasi atau menderita cacat tetap.
• Dana jaminan atau yang juga dikenal dengan istilah sinking fund adalah
suatu syarat dalam "dokumen resmi" yang mensyaratkan adanya suatu porsi
tertentu dari obligasi yang dapat dicairkan berkala. Penerbit juga dapat membayar
kepada wali amanat yaitu dengan cara melakukan pembelian secara acak atas
obligasi yang diterbitkannya atau pilihan lainnya dengan membeli obligasi di
pasaran lalu menyerahkannya kepada wali amanat.
• Obligasi konversi adalah obligasi yang mengizinkan pemegang obligasi untuk
menukarkan obligasi yang dipegangnya dengan sejumlah saham perusahaan
penerbit.
• Obligasi tukar atau dikenal juga dengan nama Exchangeable bond ("XB")
yang memperkenankan pemegang obligasi untuk menukarkan obligasi yang
dipegangnya dengan saham perusahaan selain daripada saham perusahaan
penerbit, biasanya dengan saham anak perusahaan penerbit.
2. Penilaian Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau negara. Jangka
waktu obligasi bermacam-macam, ada yang relatif pendek yaitu satu tahun, ada juga
yang jangka panjang yaitu 30 tahun. Bahkan ada yang namanya obligasi consol, yakni
obligasi yang jangka waktu jetuh temponya tidak terbatas. Obligasi mempunyai ciri
pembayaran bunga yang bersifat tetap untuk setiap periodenya. Beberapa istilah kunci
yang berkaitan dengan obligasi adalah sebagai berikut:

1) Nilai nominal ( Par Value)


Nilai nominal adalah harga yang tercantum pada surat obligasi. Nilai tersebut
mencerminkan harga yang akan di bayarkan oleh penerbit obligasi pada saat jatuh
tempo. Misalnya suatu obligasi mempunyai nilai nominal sebesar 1 jutarupiah, maka
pada saat jatuh tempo pemegang obligasi akan menerima uang pengembalian sebesar 1
juta rupiah (diluar bunga).

2) Kupon tingkat bunga

Kupon tingkat bunga adalah tingkat bunga (dalam persentase berdasarkan nilai
nominal) yang akan dibayarkan oleh pihak penerbit obligasi. Misalnya suatu
perusahaan menerbitkan obligasi dengan kupon tingkat bunga sebesar20% yang akan
dibayarkan setiap tahun selama 10 tahun. Pemegang obligasi akan memperoleh
pembayaran bunga sebesar 20% X Rp. 1 juta = Rp.200.000,00 setiap tahun selama 10
tahun. Periode pembayaran akan ditentukan oleh pihak penerbit obligasi, misalnya
setiap 1 tahun sekali atau 6 bulan.

3) Jatuh tempo

Jangka waktu atau jatuh tempo suatu obligasi biasanya ditetapkan dalam satuan tahun.
Pada saat jatuh tempo penerbit obligasi mempunyai kewajiban untuk melunasi
pemegang obligasi sebesar nominalnya.

Penilaian Obligasi Berdasarkan Aliran Kas

Nilai suatu obligasi bias dihitung sebagai present value dari aliran kas yang akan
diterima dimasa mendatang oleh pemegang obligasi. Contoh: Suatu obligasi memiliki
nominal sebesar Rp. 1 juta, dengan kupon bunga sebesar20% dibayarkan setiap tahun,
jangka waktu 10 tahun. Misalkan tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk obligasi
tersebut adalah 20%. Tingkat keuntungan asset bebas risiko dan premi risiko tergantung
dari beberapa factor sebagai berikut ini:

1) Premi maturity
Jangka waktu (jatuh tempo) yang berbeda menyebabkan perbedaan tingkat
keuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi jatuh tempo, akan semakin tinggi
tingkat keuntungan yang disyaratkan.

2) Premi kebangkrutan
Perusahaan yang mempunyai risiko kebangkrutan yang lebih tinggi akan
meningkatkan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Sebagai contoh, missal
perusahaan menerbitkan obligasi. Setelah menerbitkan obligasi, perusahaan
melakukan pinjaman lagi dengan jumlah yang sangat besar, sehingga menaikan
tingkat utangnya. Semakin tinggi utang, akan semakin tinngi kemungkinan
kebangkrutannya, sehingga tingkat keuntungan yang disyaratkan akan meningkat.

3) Premi likuiditas
Semakin likuid suatu asset, semakin rendah tingkat keuntungan yang disyaratkan.
Misalnya setelah menerbitkan obligasi, tiba-tiba terjadi krisis moneter yang akan
mengakibatkan kesulitan likuiditas. Dalam situasi ini tingkat keuntungan
yangdisyaratkan akan meningkat.

4) Premi inflasi
Secara umum, jika inflasi meningkat maka tingkat bunga nominal juga akan
meningkat, termasuk tingkat bunga investasi bebas risiko. Tingkat bunga nominal
bias dituliskan sebagai berikut:
Tingkat bunga nominal = tingkat bunga riil + inflasi
Misal, setelah perusahaan menerbitkan obligasi, tingkat inflasi meningkat. Dengan
demikian tingkat bunga bebas risiko juga meningkat, dan mengakibatkan kenaikan
tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk obligasi tersebut.Kembali ke contoh
diatas, misal tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk obligasi tersebut (kd) pada
tahun berikutnya (tahun kesatu) berubah menjadi.

3. Penyebab perubahan harga obligasi

Menurut Fabozzi (2000:545) harga obligasi dipengaruhi oleh beberapa faktor


diantaranya adalah suku bunga SBI, likuiditas, rating, kupon, dan waktu jatuh tempo
(maturity) yang akan dibahas lebih lanjut pada penelitian ini.

Suku bunga merupakan faktor utama yang mempengaruhi dinamika pasar obligasi.
Perubahan suku bunga akan mempengaruhi nilai dari semua surat utang termasuk
obligasi, yang pada gilirannya mempengaruhi keputusan bagi emiten kapan waktu yang
tepat untuk menerbitkan surat utang, dan bagi pemodal atau kreditor apakah akan
membeli surat utang jangka pendek dan jangka panjang (Sitorus, 2015). Tingkat suku
bunga akan berpengaruh terhadap harga dari suatu obligasi. Apabila suku bunga SBI
menurun, maka perusahaan tidak akan melepas obligasi karena bagi perusahaan
obligasi itu lebih menguntungkan.

Yuan (2001) menyatakan bahwa likuiditas obligasi sangat penting dalam


mempengaruhi harga obligasi. Likuiditas obligasi yang tinggi akan menyebabkan
obligasi lebih menarik karena tersedianya pembeli dan penjual yang lebih banyak
sehingga pihak yang memiliki obligasi dapat menjual obligasinya kapan saja.

Surat hutang (obligasi) sebelum diperdagangkan pada masyarakat wajib melalui proses
pemeringkatan dahulu. Pemeringkatan surat hutang seperti obligasi dimaksudkan untuk
menilai derajat kemampuan emiten dalam membayar bunga dan pokok obligasi sampai
dengan tanggal jatuh tempo. Gradasi peringkat surat hutang atau obligasi merefleksikan
gradasi kemampuan emiten dalam memenuhi kewajiban hutangnya, Noor Achmad dan
Greace Setiawan (2007).

Kempf dan Uhrig-Homburg (2000) menyatakan bahwa selain likuiditas, harga obligasi
juga tergantung pada tingkat diskonto. Nilai kupon yang tinggi akan menyebabkan
obligasi menarik bagi investor karena nilai kupon yang tinggi akan memberikan yield
yang makin tinggi pula. Nurfaizah dan Adistien F.S. (2004) menyatakan bahwa kupon
yang tinggi akan menyebabkan investor memperoleh manfaat yang lebih besar. Makin
tinggi tingkat kupon maka akan makin tinggi tingkat perubahan harga obligasi. Oleh
sebab pengaruh tingkat kupon terhadap perubahan harga obligasi adalah positif.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi harga obligasi yaitu jangka waktu jatuh tempo.
Makin pendek jangka waktu jatuh tempo maka makin kecil resiko obligasi yang diukur
dari durasi obligasi (Lusi, 2003; Jacky, dkk, 2003). Lebih lanjut Aarstol (2000) dan
Rahardjo (2003) mengemukakan bahwa semakin pendek jangka waktu obligasi maka
akan semakin diminanti investor karena dianggap risikonya lebih kecil.

4. Pemeringkatan Efek Obligasi

Perusahaan Pemeringkat Efek adalah pihak yang menerbitkan peringkat bagi penerbitan
surat utang (debt securities), misalnya seperti obligasi dan commercial paper.
Perusahaan Pemeringkat Efek termasuk dalam kegiatan Penasihat Investasi sehingga
dengan demikian harus mendapatkan izin usaha dari OJK.
Dalam memberikan penilaian terhadap suatu Efek, Perusahaan Pemeringkat Efek akan
melakukan penelaahan terhadap kondisi dan kinerja perusahaan yang berencana
menawarkan Efek utang tersebut dan akan memberikan peringkat yang mudah
dipahami oleh investor dan masyarakat.

Tiga komponen utama yang digunakan oleh agen pemeringkat untuk menentukan
peringkat (rating) obligasi:
• Kemampuan perusahaan penerbit untuk memenuhi kewajiban finansialnya sesuai
dengan yang diperjanjikan.
• Struktur dan berbagai ketentuan yang diatur dalam surat hutang.
• Perlindungan yang diberikan maupun posisi klaim dari pemagang surat hutang
tersebut bila terjadi hutang tersebut bila terjadi pembubaran / likuidasi serta hukum
lainnya yang mempengaruhi hak-hak kreditur.

Peringkat obligasi bukanlah suatu saran untuk membeli atau menjual obligasi.
Meskipun begitu, lembaga pemeringkat efek dapat menjembatani kesenjangan
informasi dapat menjembatani kesenjangan informasi antara emiten atau perusahaan
penerbit dan investor melalui penyediaan informasi standar atas tingkat risiko kredit
suatu perusahaan. Investor umumnya memanfaatkan peringkat suatu obligasi untuk
mengukur risiko yang dihadapi dalam pembelian obligasi tersebut.
Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)

PT PEFINDO didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993 atas ijin Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 13 Agustus
1994, PT PEFINDO memperoleh lisensi dari BAPEPAM (No.39/PM- PI/1994) dan
menjadi salah satu institusi pendukung di pasar modal Indonesia. Lembaga ini
berafiliasi dengan Standard & Poor’s, yang merupakan agen pemeringkat internasional.
Jenis pemeringkatan dilakukan berdasarkan dua jenis yaitu pemeringkatan terhadap
perusahaan atau emiten (corporate rating) dan pemeringkatan terhadap produk efek
yang akan dikeluarkan perusahaan (securities rating).
Proses pemeringkatan dilakukan dengan menggunakan analisis kinerja keuangan,
industri, dan non keuangan (bisnis) (PEFINDO, 2009). Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam analisis obligasi, yaitu (Raharjo, 2003):

1) Kinerja Industri
Mencakup persaingan industri, prospek dan pangsa pasar, ketersediaan
bahan baku, struktur industri, pengaruh kebijakan pemerintah, dan kebijakan
ekonomi lainnya.
2) Kinerja Keuangan
Meliputi aspek kualitas aset, rasio profitabilitas, pengelolaan aset dan pasiva, rasio
kecukupan modal, tingkat pengelolaan utang, dan rasio kecukupan pembayaran
bunga.
3) Kinerja Non Keuangan
Terdiri dari aspek manajemen, reputasi perusahaan, serta perjanjian
indenture (meliputi sinking fund, debt test, dividend test, merger, dan sale of asset).
Selain itu untuk kelengkapan prosedur pemeringkatan, beberapa data yang
diperlukan antara lain:
a. Akte perusahaan atau izin perusahaan.
b. Laporan keuangan yang diaudit selama 5 tahun terakhir.
c. Proyeksi laporan keuangan untuk 3 tahun ke depan atau selama masa penerbitan
surat utang tersebut.
d. Info memo tentang proses penerbitan surat utang.
e. Informasi pihak ketiga (pemberi garansi atau bank garansi).
f. Daftar pemegang saham selama lima tahun terakhir.
g. Daftar riwayat hidup komisaris/manajemen perusahaan.
h. Struktur organisasi perusahaan dan keterangan detail tugas dan tanggung jawab.
i. Informasi tentang grup, afiliasi, dan holding dari perusahaan.
j. Setelah selesai melakukan analisis, tim analis kemudian membentuk
k. komite rating untuk memberikan hasil peringkat akhir pada obligasi perusahaan.
Peringkat akhir yang diperoleh berdasarkan suara mayoritas dari anggota komite
rating. Peringkat akan dipublikasikan atau tidak tergantung dari perjanjian
perusahaan dengan PEFINDO. Bagi perusahaan yang setuju, peringkat akan
dipublikasikan pada website PEFINDO. Berdasarkan Keputusan Ketua
BAPEPAM-LK Nomor: KEP-156/BL/2009 tentang “Publikasi oleh Perusahaan
Pemeringkat Efek” menyebutkan bahwa Publikasi tersebut wajib diselesaikan
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pemeringkatan berakhir.

PEFINDO selaku lembaga pemeringkat juga melakukan monitoring atas hasil peringkat
yang telah dipublikasikan. Hal ini untuk menjaga agar informasi atas peringkat yang
diberikan relevan dan akurat. Apabila selama pemantauan berkala ternyata kinerja
perusahaan memburuk maka agen pemeringkat dapat menurunkan rating tersebut.
Begitu juga sebaliknya apabila kinerja perusahaan membaik maka lembaga
pemeringkat dapat menaikkan rating perusahaan (Altman & Kao, 1991).
Definisi Peringkat PT PEFINDO
Simbol Arti

AAA
Efek utang yang peringkatnya paling tinggi dan beresiko paling rendah yang didukung
oleh kemampuan obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya
untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian.
AA
Efek utang memiliki kualitas kredit sedikit dibawah peringkat tertinggi,didukung oleh
kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban financial jangka
panjangnya sesuai dengan perjanjian, relatif dibanding dengan entitas Indonesia
lainnya. Dan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan.

A
Efek utang yang beresiko investasi rendah dan memiliki kemampuan dukungan obligor
yang kuat dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban financialnya
sesuai dengan perjanjian namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan

BBB
Efek utang yang beresiko investasi cukup rendah didukung oleh kemampuan obligor
yang memadai, relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban
financialnya sesuai dengan

CCC D
Efek utang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban financialnya serta hanya
bergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.
Efek utang yang macet atau emitennya sudah berhenti berusaha.

5. Proses Kebangkrutan dan prinsip Prioritas Absolut

Probabilitas Kebangkrutan
Probabilitas kebangkrutan adalah probabilitas dimana rating obligasi perusahaan berada
pada rating idCCC untuk yang pertama kalinya. jika kedatangan kebangkrutan
mengikuti proses Poisson dengan parameter , maka waktu antar kedatangan
kebangkrutan akan mengikuti distribusi eksponensial dengan parameter . Artinya, jika
rata-rata waktu antar kedatangan kebangkrutan adalah , maka dapat dilihat bahwa rata-
rata kedatangan kebangkrutan yaitu .
Misalkan adalah konstanta, dengan model tereduksi dibentuk waktu terjadinya
kebangkrutan sebagai lompatan pertama pada Proses Poisson . Oleh karena itu, waktu
kebangkrutan berdistribusi Eksponensial dengan parameter dan probabilitas terjadinya
kebangkrutan dinyatakan sebagai berikut:
Di dalam prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability atau absolute liability) tergugat
atau pengangkut selalu bertanggung jawab tanpa melihat ada atau tidaknya kesalahan
atau tidak melihat siapa yang bersalah. Dengan kata lain, di dalam prinsip tanggung
jawab mutlak ini memandang kesalahan sebagai suatu yang tidak relevan untuk
dipermasalahkan apakah pada kenyataannya ada atau tidak. Prinsip tanggung jawab ini
di dalam kepustakaan biasanya dikenal dengan istilah strict liability dan absolute
liability. Dari kedua istilah tersebut, beberapa pakar ada yang membedakannya, tetapi
ada juga menyamakannya. Winfield, Friedman, dan Mirsea Mateesco Matte
membedakan antara absolute liability dan strict liability dengan memperhatikan ada
tidaknya kemungkinan untuk membebaskan diri dari tanggung jawab. Di dalam
strict liability dalam hal tertentu dimungkinkan adanya pembebasan tanggung jawab,
sedangkan di dalam absolute liability hal tersebut tidak dimungkinkan.
C. KESIMPULAN

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak pengakuan hutang atas
pinjaman yang diterima oleh penerbit obligasi dari pemberi pinjaman (Pemodal).
Obligasi kini menjadi alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan modal dalam jumlah
yang besar tanpa harus melalui syarat syarat yang rumit ketika akan meminjam dana ke
bank Karena dalam obligasi ini penjualannya akan dipublikasikan dan dijual kepada
investor langsung. Pada dasarnya ini obligasi adalah surat tanda utang yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk memperoleh modal. Secara umum obligasi memiliki jangka
waktu jatuh tempo antara 10 sampai 30 tahun, namun ada juga obligasi yang memiliki
jangka waktu jatuh tempo antara 7 sampai 10 tahun. Sedangkan bunga atau kupon yang
diberikan bagi pemegang obligasi ini stabil berbeda dengan pemegang saham yang
cenderung berfluktuatif. Sedangkan bagi perusahaan dengan adanya obligasi dan saham
prefern ini memberikan perlindungan pajak. Hal ini disebabkan karena pembayaran
bunga dan deviden untuk saham prefern dan obligasi yang komulatif ini merupakan
pengurang pajak. Dilihat dari segi kepemilikannya pemegang obligasi ini disebut sebagai
kreditur, serta obligasi ini memiliki jatuh tempo. Konsekuensinya lain penggunaan
obligasi ini adalah ketidakmampuan membayar bunga dapat mengakibatkan
kebangkrutan sedangkan ketidakmampuan membayar dividen tidak berakibat apa apa.

Dalam obligasi juga terdapat bond indenture ini adalah dokumen legal yang digunakan
untuk melindungi pemegang obligasi. Maksud adanya bond indenture ini supaya ketika
obligasi telah dikeluarkan, misal jangka waktu 30 tahun, maka manajer dapat bertindak
untuk menggunakan dana tersebut untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham. Dengan demikian pemegang obligasi khawatir jangan jangan kepentingan dia
terkorbankan hanya karena manajer ingin memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham. Oleh karena itu dalam bond indenture ini dimuat secara spesifik tentang jenis
utang, cara pembayaran, dan berbagai batasan atau persyaratan yang diajukan oleh
pemegang obligasi atau kreditur.

Anda mungkin juga menyukai