DASAR-DASAR PENELITIAN
“Membuat Rancangan Proposal”
Dosen:
Dr. Netrawati, M.Pd., Kons.
OLEH:
Reza Arifni
18006204
BIMBINGAN
DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
A. Perumusan Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup adalah batasan. Ruang lingkup juga dapat dikemukakan
pada bagian variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan
lokasi penelitian. Penggambaran Ruang lingkup dapat kita nilai dari data
karakteristik responden perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
komprehensif tentang bagaimana keadaan responden penelitian kita, yang boleh
jadi diperlukan untuk melihat data hasil pengukuran variabel-variabel yang
diteliti.
Sebagai contoh ruang lingkup pada populasi dan sampel dapat digunakan
jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian, akan
tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih
cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian
eksperimental.
Ruang lingkup permasalahan digunakan agar dapat membatasi penelitian
untuk mencegah meluasnya permasalahan yang ada, agar penelitian lebih terarah
dan tidak keluar dari konteks analisis pembahasan yang berdasarkan rumusan
masalah yang timbul dari penelitian ini. Oleh karena itu, penulis memfokuskan
penelitiannya pada bentuk fonologis dan makna yang terkandung dalam
onomatope bunyi glottal stop yang diambil dari kata di luar balon bahasa dalam
komik Jepang sebagai sumber. Pada bentuk fonologis penulis memfokuskan pada
vokal, konsonan dan letak terbentuknya kata dari data-data onomatope yang
ditemukan.
Penelitian kali ini dilihat dari sudut pandang pembentukan dan perubahan
dalam suatu kata serta analisis makna dari sudut pandang maknakontekstual
secara khusus, dan makna leksikal secara umum.
2. Fungsi Asumsi
Suharsimi menyebutkan dalam bukunya dahwa didalam penelitian,
asumsi/anggapan dasar sangat perlu untuk dirumuskan secara jelas sebelum
melangkah mengumpulkan data. Perlunya peneliti merumuskan
asumsi/anggapan dasar antara lain:
a. Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti.
b. Untuk mempertegas variable yang menjadi pusat perhatian.
c. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.
3. Penggunaan Asumsi
Dalam menentukan suatu asumsi, permasalahan utamanya adalah
mempertanyakan pada pada diri sendiri (peneliti) apakah sebenarnya yang
ingin dipelajari dari ilmu. Terdapat kecenderungan, sekiranya menyangkut
hukum kejadian yang berlaku bagi seluruh manusia, maka harus bertitik tolak
pada paham deterministik. Sekiranya yang dipilih adalah hukum kejadian
yang bersifat khas bagi tiap individu manusia maka akan digunakan asumsi
pilihan bebas. Di antara kutub deterministik dan pilihan bebas, penafsiran
probabilistik merupakan jalan tengahnya.
DAFTAR PUSTAKA