MULIYANA
NIM 858293141
LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501)
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UPBJJ-UNIVERSITAS
TERBUKA BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran
1
Matematika Materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil
(KPK) melalui Metode Jigsaw pada Kelas IV SDN 1.2 Pudak Setegal Kecamatan Kelua
Kabupaten Tabalong Tahun Pelajaran 2021/2022”.
Pada kesempatan ini, penulis sangat berterimakasih atas semua bimbingan, dukunga,
saran dan bantuan dan cinta dari semua orang berada disekeliling penulis. Ucapan
terimakasih ini penulis persembahkan kepada:
1. Ir. Mochamad Priono, M.Si selaku kepala UPBJJ Banjarmasin.
2. Ibu Yuli Hastuti, M.Pd., selaku supervisor 1 dan tutor pembimbing.
3. Ibu jamilah
4. Norlian
5. Sirajudin, S.Pd.MM, selaku Kepala SDN 1.2 Pudak Setegal.
6. Guru-guru dan semua siswa-siswi SDN 1.2 Pudak Setegal.
7. Rekan-rekan mahasiswa (i) S1 jurusan PGSD BI Pokjar Amuntai
8. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang selalu mendukung.
Penulis menyadari karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang penulis
miliki, maka dalam penulisan laporan pemantapan kemampuan profesional ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan pemantapan kemampuan profesional ini. Semoga hasil
penelitian ini bermanfaat dan dapat diterapkan oleh guru/pendidik khususnya dan pembaca
pada umumnya sebagai salah satu alternatif dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
Amuntai , 04 Desember 2021
Penulis
Muliyana
NIM 858293141
LEMBAR PENGESAHAN
2
Amuntai, 04 Desember 2021
Supervisor 1, Mahasiswa
3
4
ABSTRAK
Muliyana. 2021.“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika Materi
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
melalui Metode Jigsaw pada Kelas IV SDN 1.2 Pudak Setegal Kecamatan Kelua
Kabupaten Tabalong Tahun Pelajaran 2021/2022”.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Jigsaw, Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan
Faktor Persekutuan Terkecil (KPK).
Matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir
siswa.
Berdasarkan hasil tes formatif untuk materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) kelas IV SDN 1.2 Pudak Setegal, dari 25 siswa hanya
11 siswa yang tuntas, sedangkan 14 siswa lainnya belum tuntas. Tingkat ketuntasan sangat
rendah hanya mencapai 44%. Hal tersebutlah yang akhirnya membuat penulis melakukan
penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa terkait materi faktor
persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK).
Penggunaan media jigsaw terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV
khususnya pada materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil
(KPK) di SDN 1.2 Pudak Setegal tahun pelajaran 2021/2022. Hal ini terbukti dari
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus 1 yang mencapai hanya 44% menjadi 80% di
siklus 2. Nilai rata-rata siswa pun meningkat dari 66,4 menjadi 78,8.
DAFTAR ISI
iv
KATA PENGANTAR......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN..............................................................................iii
ABSTRAK........................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................v
DAFTAR GRAFIK..........................................................................................vii
DAFTAR TABEL............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran..........................................4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran........................................4
BAB II KAJIAN PUSATAKA........................................................................5
A. Karakteristik Siswa Peserta Didik........................................................5
B. Hasil Belajar.........................................................................................6
C. Hakikat Matematika..............................................................................11
D. Materi Pembelajaran Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).........................................12
E. Media Pemebelajaran............................................................................15
F. Metode Jigsaw......................................................................................17
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN.......................................................19
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian.................................................19
B. Deskripsi Persiklus...............................................................................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................25
A. Pelaksanaan Siklus................................................................................25
B. Pembahasan dari Tiap Siklus................................................................37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................40
A. Kesimpulan...........................................................................................40
B. Saran.....................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................41
LAMPIRAN.....................................................................................................42
v
- RPP.......................................................................................................42
- JURNAL PEMBIMBINGAN PKP .....................................................54
DAFTAR GRAFIK
vi
Grafik 4.1 Diagram Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus pada Siklus 1................
Grafik 4.2 Diagram Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus pada Siklus 2................
Grafik 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2.......
DAFTAR TABEL
vii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya suatu proses belajar mengajar adalah suatu interaksi antara guru dan
siswa dalam suatu pembelajaran. Guru memiliki peranan yang sangat penting didalam proses
ix
pembelajaran. Guru mengatur bagaimana proses pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu,
guru harus menjadikan proses pembelajaran lebih menarik dan efektif sehingga materi yang
disampaikan dapat dipahami dengan baik sehingga siswa merasa senang dan merasa harus
mempelajari materi tersebut.
Guru memiliki tugas berat agar tercapainya tujuan pedidikan nasional Indonesia
menurut (Undang-undang No. 20 Tahun 2003) yang berbunyi: ”Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.” Dengan begitu pendidikan nasional dapat menjadikan
manusia yang dapat membangun diri sendiri serta bertanggung jawab terhadap pembangunan
bangsa.
Kita menginginkan tujuan suatu pembelajaran bisa maksimal, sehingga perlu
memperbaiki metode mengajar. Menurut (Antastasius, 2013: 3) mengajar adalah sesuatu
yang tidak pernah hilang dari pembahasan terkait pendidikan karena hubungan keduanya
sangat erat. Di dalam proses belajar mengajar, sering ditemukan adanya siswa yang pasif atau
kurang keterlibatannya dalam pembelajaran atau hanya didominasi oleh guru. Seorang guru
harus memiliki jiwa kreatif dan profesional serta bertanggung jawab dalam meningkatkan
hasil belajar siswanya. Menurut (Anitah, dkk., 2019: 28) metode mengajar merupakan salah
satu komponen yang harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai
tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya
suatu metode atau cara mengajar yang efektif.
Selama ini proses pembelajaran masih berpusat kepada penguasaan materi atau
hapalan sehingga menyebabkan kemampuan belajar siswa terhambat. Metode pembelajaran
masih berpusat pada guru (teacher center). Guru cenderung tidak memperhatikan hak dan
kebutuhan serta tumbuh kembang anak sehingga proses belajar mengajar tidak
menyenangkan dan tidak mencerdaskan.
Keterampilan guru ketika melaksanakan proses pembelajaran sangat mempengaruhi
tingkat pengetahuan atau pemahaman siswa. Kebanyakan guru hanya menggunakan model
pembelajaran yang konvensional dan ceramah saat menyampaikan materi pelajaran. Melalui
model ini, siswa lebih banyak mendapatkan pengetahuan, namun hanya diterima atau
didapatkan melalui guru sehingga pembelajaran kurang bermakna bagi siswa karena ilmu
yang didapat mudah dilupakan.
Pengajaran matematika di Sekolah Dasar bertujuan mempersiapkan siswa untuk
menghadapi pengajaran matematika yang lebih formal di tingkat SLTP. Tujuan ini diarahkan
pada dua hasil, yaitu memotivasi siswa belajar matematika dan memberikan pengetahuan
dasar matematika pada siswa khususnya siswa sekolah dasar. Hasil yang pertama diwujudkan
dalam bentuk pembelajaran yang memotivasi siswa berperan aktif dan bekerjasama dengan
temannya. Hasil yang kedua diwujudkan dengan memberikan penjelasan mengenai materi
yang disampaikan. Mengapa pelajaran matematika dipelajari siswa dari kelas awal, hal ini
dikarenakan matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas bila
dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain, karena matematika berkenaan dengan ide-ide
atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalaran deduktif (Sukayati,
2009 : 1). Hal yang demikian tentu akan membawa akibat pada terjadinya proses
pembelajaran matematika. Selain itu pelajaran ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dari hasil pengalaman mengajar dan pengamatan di SDN 1.2 Pudak Setegal
menunjukkan bahwa dengan metode ceramah saja tanpa menggunakan alat bantu mengajar
seperti media pembelajaran, siswa merasa kesulitan dalam memahami konsep materi yang
dipelajari. Dampaknya siswa jadi cepat merasa bosan dan kurang memperhatikan ketika guru
sedang menyampaikan materi pelajaran.
Berdasarkan hasil tes formatif untuk materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) kelas IV SDN 1.2 Pudak Setegal, dari 25 siswa hanya
11 siswa yang tuntas, sedangkan 14 siswa lainnya belum tuntas. Tingkat ketuntasan sangat
rendah hanya mencapai 44%. Hal tersebutlah yang akhirnya membuat penulis melakukan
penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa terkait materi faktor
persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Dari hasil refleksi
diketahui bahwa kendala yang dihadapi yaitu hasil belajar beberapa siswa yang rendah
penyebabnya yaitu siswa susah memahami materi dan guru tidak menggunakan media
pembelajaran.
Melihat kondisi itu, kita menyadari bahwa guru sangat dituntut untuk menggunakan
media dalam kegiatan belajar misalnya media jigsaw. Penggunaan media ini bertujuan agar
siswa mampu memahami materi dengan suasana yang berbeda. Berdasarkan latar belakang di
atas, penulis membuat laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika Materi Faktor Persekutuan Terbesar
(FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) melalui Metode Jigsaw pada Kelas IV
SDN 1.2 Pudak Setegal Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong Tahun Pelajaran
2021/2022”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimana
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi faktor persekutuan
terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) melalui metode Jigsaw pada kelas
IV SDN 1.2 Pudak Setegal Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong tahun pelajaran
2021/2022?
a) Memberikan gambaran yang dapat dijadikan refleksi untuk meningkatkan hasil belajar
secara keseluruhan.
b) Meningkatkan kualitas belajar di sekolah tersebut
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
B. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Ririn (2018: 119) hasil belajar berasal dari dua kata yaitu “hasil” dan
“belajar”. Hasil merupakan suatu perolehan setelah melakukan suatu kegiatan. Hasil produksi
merupakan hasil yang didapatkan setelah melakukan kegiatan mengubah suatu bahan menjadi
barang siap pakai. Begitu juga dengan proses pembelajaran, setelah siswa melewati proses
belajar akan berubah tingkah laku.
Menurut Gagne (Sapriati, 2020: 25) belajar merupakan suatu proses yang
memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan
tersebut bersifat relatif tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang
kali setiap menghadapi situasi yang baru. Seseorang dapat mengetahui belajar telah
berlangsung pada diri seseorang apabila dia mengamati adanya perubahan tingkah laku pada
orang tersebut, dan perubahan tersebut bertahan lama. Ciri hasil belajar adalah perubahan,
seseorang dikatakan sudah belajar apabila perilakunya menunjukkan perubahan, dari awalnya
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mampu menjadi mampu, dari
tidak terampil menjadi terampil.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004: 22). Sedangkan menurut Howart Kingsley dalam
bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1) Keterampilan dan
kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004: 22).
Menurut Bloom ada tiga ranah atau domain hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor. Lebih jelasnya lagi bahwa tiga ranah (domain) menurut Bloom (dalam
wikipedia, 2009), yaitu:
a. Cognitive domain (ranah kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
b. Affektive domain (ranah afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
c. Psychomotor domain (ranah psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang dan
mengoperasikan mesin.
Simpulan bahwa hasil belajar adalah pencapaian perubahan tingkah laku atau
pengetahuan dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasi belajar. Lingkungan ini dapat
berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam
misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara dan sebagainya. Belajar pada tengah
hari diruang yang memiliki ventilasi udara kurang tentunya akan berbeda dengan suasana
belajar di pagi hari yang udaranya masih segar, apalagi di dalam ruang yang cukup
mendukung untuk bernafas lega.
b. Faktor Instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaannya dan penggunaannya dirancang
sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor- faktor ini di harapkan dapat berfungsi
sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan.
Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas dan guru.
Berbicara kurikulum berarti berbicara mengenai komponen-komponennya yakni tujuan,
bahan atau program, proses belajar mengajar dan evaluasi.
c. Karakteristik Hasil Belajar
Karakteristik hasil belajar yaitu perubahan tingkah laku diri seseorang. Seseorang sudah
mengalami sebuah proses belajar yang akan merubah perilakunya. Namun tidak semua
perubahan perilaku merupakan hasil belajar. Perubahan perilaku yang merupakan hasil
belajar memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Perubahan yang dilakukan secara sadar, yaitu seseorang melakukan suatu proses
pembelajaran sadar bahwa pengetahuan, keterampilannya sudah bertambah, dia lebih
percaya diri. Sedangkan orang yang berubah perilakunya lantaran mabuk tidak
dikategorikan dalam perubahan yang disadari karena orang tersebut tidak sadar apa yang
telah dilakukan.
b) Perubahan sifatnya berkelanjutan/berkesinambungan, yaitu perubahan perilaku sebagai
hasil belajar akan berkelanjutan artinya perubahan yang telah terjadi menimbulkan
terjadinya perubahan perilaku yang lain. Misalnya anak yang sudah bisa membaca
menjadi tidak bisa membaca. Keterampilan dalam membaca menyebabkan anak tersebut
bisa membaca lebih bagus lagi dan bisa belajar yang lain. Sehingga anak tersebut bisa
mendapatkan perubahan perilaku hasil belajar yang lebih banyak lagi.
c) Perubahan yang bersifat fungsional, yaitu perubahan yang didapat sebagai hasil belajar
memberikan manfaat kepada seseorang. Misalnya keterampilan dalam berbahasa Inggris
memudahkan seseorang untuk belajar hal-hal yang lebih luas lagi.
d) Perubahan yang positif, yaitu bertambahnya perubahan individu. Perubahan yang
didapatkan tersebut selalu bertambah sehingga menjadi berbeda dari keadaan
sebelumnya. Seseorang yang telah melewati proses belajar akan merasa mendapatkan
sesuatu yang lebih banyak, lebih baik, dan lebih luas dalam dirinya. Misalnya ilmunya
banyak, prestasinya meningkat, kecakapannya menjadi lebih baik.
e) Perubahan yang sifatnya aktif, yaitu perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya akan
tetapi melalui aktivitas individu. Perubahan yang terjadi karena kematangan, bukan hasil
pembelajaran karena terjadi dengan sendirinya sesuai dengan tahapan-tahapan
perkembangannya.
f) Perubahan yang sifatnya menetap, artinya perubahan terjadi sebagai hasil belajar akan
berada selamanya atau kekal dalam diri individu, setidak-tidaknya untuk masa tertentu.
Ini berarti bahwa perubahan yang bersifat sementara seperti sakit, keluar air mata karena
menangis adalah bukan perubahan sebagai hasil belajar karena bersifatnya sementara
saja. Sedangkan kecakapan kemahiran menulis misalnya adalah perubahan hasil
pembelajaran karena bersifat menetap dan berkembang terus.
g) Perubahan yang memiliki tujuan dan terarah artinya perubahan tersebut terjadinya karena
ada sesuatu yang akan dicapai. Dalam proses pembelajaran, semua aktivitas terarah
kepada pencapaian suatu tujuan tertentu.
C. Hakikat Matematika
Menurut Depdiknas Matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema
yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari.” Sedangkan dalam bahasa Belanda,
Matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.
Matematika merupakan studi yang semestinya dikuasai setiap siswa pada setiap jenjang
pendidikan. Karena matematika adalah ilmu dasar sehingga matematika memiliki peran yang
sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah
suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas
berfikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat
meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi matematika.
Adapun Kompetensi Dasar dalam materi ini adalah KD 3.6 menjelaskan dan menentukan faktor
persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan.
Indikator
3.6.1 Memahami cara faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK)
dari dua bilangan.
3.6.2 Menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dan faktor persekutuan terkecil (KPK) dari
dua bilangan
D. Materi Pembelajaran Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK)
a) Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
1) Pengertian
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah bilangan terbesar
yang menjadi faktor persekutuan antara dua bilangan tersebut.
2) Konsep Faktor
Faktor merupakan pembagi habis dari suatu bilangan.
Contoh 1:
Pada kalimat perkalian 2 x 3 = 6, 2 dan 3 merupakan dari 6
Pada kalimat perkalian 1 x 6 = 6, 1 dan 6 merupakan dari 6
Jadi 1, 2, 3, dan 6 merupakan faktor dari 6
Contoh 2:
Pada kalimat perkalian 1 x 12 = 12, 1 dan 12 di ruas kiri masing-masing merupakan
faktor dari 12.
Pada kalimat perkalian 2 x 6 = 12, 2 dan 6 di ruas kiri masing-masing merupakan
faktor dari 12.
Pada kalimat 3 x 4 = 12, 3 dan 4 di ruas kiri masing-masing merupakan faktor dari
12.
Jadi, 1, 2, 3, 4, 6, dan 12 masing-masing merupakan faktor dari 12.
Dari kedua contoh di atas dapat disimpulkan bahwa apabila perkalian dari dua
bilangan menghasilkan suatu bilangan yang ketiga maka kedua bilangan tersebut masing-
masing merupakan faktor dari bilangan yang ketiga.
Untuk mendapatkan semua faktor dari suatu bilangan, kita menggunakan suatu cara
yang sistematis sehingga tidak ada satupun faktor yang terlewatkan maupun terulang. Cara
yang sistematis itu dapat menggunakan tabel.
Contoh 1. Menentukan faktor dari 6
Tabel 1. Perkalian yang hasilnya 6
1 2
6 3
6
Jadi, faktor dari 6 adalah 1, 2, 3, dan 6
Contoh 2. Perkalian yang hasilnya 12
1 2 3
12 6 4
12
Jadi, faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12.
2 12
2 15
2 6
3 5
2 3
B. Deskripsi Persiklus
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka rancangan penelitian yang
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu penelitian yang
dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai aksi atau tindakan yang dilakukan oleh
guru (peneliti) mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di
dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran
yang dilakukan. PTK ini menggunakan model kolaboratif yaitu kerjasama antara kepala
sekolah sebagai pengelola, teman sejawat sebagai observer dan mahasiswa sebagai guru dan
peneliti, sehingga penelitian ini dapat terjalin, secara harmonis. PTK merupakan upaya untuk
mengkaji yang telah terjadi dan telah berhasil atau belum tuntas pada langkah upaya
sebelumnya.
Penelitian ini menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Stephen
Kemmis dan Robin McTaggart. Mereka menggunakan empat komponen penelitian dalam
setiap siklus yaitu perencanan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pada siklus pertama, kedua
dan seterusnya terjadi secara berkesinambungan membentuk sistem spiral yang saling terkait
yang perlu diperhatikan oleh peneliti. Komponen tindakan dan observasi menjadi satu
komponen karena kedua kegiatan ini dilakukan secara simultan (Pardjono, dkk., 2007: 22-
23).
Gambar
3.1
Desain PTK
Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari dua pertemuan yaitu pertemuan pertama
pemahaman dan pertemuan kedua pemantapan yang dilanjutkan dengan evaluasi berupa post
test. Tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut.
Perencanaan
Hasil analisis dan perumusan masalah tersebut di atas menunjukan bahwa program
perbaikan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
materi pelajaran matematika.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal berikut ini adalah langkah-
langkah persiapan yang perlu dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran:
a. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) sesuai materi yang akan diajarkan.
b. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan penulis sesuai dengan rencana
perbaikan pembelajaran adalah dengan menggunakan metode jigsaw.
c. Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan
tindakan.
d. Mempersiapkan format dan cara observasi baik bagi guru maupun bagi siswa serta
membuat kesepakatan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan observasi.
e. Merancang lembar kegiatan siswa (LKS)
f. Merancang kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa secara berkelompok serta
menyusun soal-soal.
g. Melaksanakan simulasi rencana perbaikan pembelajaran siklus 1.
Pelaksanaan
Setelah melakukan perencanaan, tahap berikutnya adalah pelaksanaan. Pada siklus 1,
pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 6 November 2021 di SDN 1.2 Pudak Setegal.
Sedangkan pada siklus 2, pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 10 November 2021.
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan RPP perbaikan yang telah dibuat
sebelumnya.kegiatan dibuka dengan melakukan orientasi, apersepsi dan motivasi siswa
selama 15 menit. Pada siklus 1 dan 2, peneliti menuliskan materi pembelajaran faktor
persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil di papan tulis, setelah
menuliskan materi, peneliti menjelaskan kembali materi faktor persektuan terbesar (FPB) dan
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) ini dengan memberikan contoh soal yang kemudian
diselesaikan bersama dengan teman. Selanjutnya peneliti memberikan penugasaan untuk
siswa, yaitu berupa sepuluh butir soal yang nantinya akan dinilai sebagai indikator
keberhasilan pembelajaran siklus 1 dan 2.
Pengamatan
Setelah tahap pelaksaan selanjutnya adalah tahap pengamatan. Pada tahap ini, peneliti
mengamati kegiatan belajar siswa dan proses dalam kegiatan pembelajaran. Untuk
pengamatan terhadap proses pembelajaran, peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk
melakukan pengamatan. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan siswa secara kuantitatif
digunakan rumus:
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar x 100%
Jumlah Soal
Sedangkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa pada tiap siklusnya digunakan
rumus:
x
% ketuntasan = x 100%
y
Dengan
X = Jumlah siswa tuntas
Y = Jumlah siswa keseluruhan
Indikator ketuntasan minimal 70% dengan nilai KKM untuk mata pelajaran
matematika di SDN 1.2 Pudak Setegal yaitu 65. Hasil inilah yang nantinya akan menjadi
bahan perbaikan untuk selanjutnya.
Refleksi
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan teman sejawat kemudian digunakan
peneliti sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Pada tahap ini guru
sebagai pengajar bersama dengan peneliti yang bertindak sebagai pengamat mengevaluasi
dan menganalisis secara mendalam hasil dari pengamatan yang didapat saat melakukan
tindakan pembelajaran di kelas. Tujuan dari refleksi ini adalah untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan siklus pertama. Hasil dari refleksi ini
dijadikan revisi untuk perencanaan tindakan pada siklus 1.
Berdasarkan pengamatan dan hasil renungan penelitian setelah melaksanakan
perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran matematika siklus 1, kami berdiskusi untuk
merefleksi terhadap pembelajaran, maka teridentifikasi kelebihan dan kekurangan dari
tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebagai berikut :
1) Kelebihan
Berdasarkan pengamatan dan hasil renungan penelitian setelah melaksanakan perbaikan
pembelajaran pada mata pelajaran matematika siklus 1, tentang “Faktor Persekutuan terbesar
(FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)” dengan menggunakan metode jigsaw
yaitu tahap aspek yang diobservasi, yaitu 9 tahap aspek yang telah diobservasi, 6 tahap aspek
sudah menunjukan baik/terlaksana sedangkan 3 tahap yang masih harus diperbaiki.
Dengan mengunakan metode jigsaw, maka berhasil untuk meningkatkan penguasaan
konsep siswa terhadap materi pembelajaran tentang “Faktor Pesekutuan Terbesar (FPB) dan
Faktor Persekutuan Terkecil (KPK)”.
2) Kekurangan
a. Siswa masih bingung dalam mengerjakan soal latihan.
b. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas latihan belum optimal.
c. Masih ada siswa yang ragu-ragu dalam bertanya atau menjawab pertanyaan yang
dilakukan guru.
Refleksi Guru
Setelah perbaikan pembelajaran dilaksanakan, berhasil menemukan kelebihan dan
kekurangan guru dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
1) Kelebihan
Melakukan hal-hal yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam pembelajaran yang
berguna untuk meningkatkan keprofesionalan guru dalam mengajar serta melaksanakan
siklus berikutnya.
2) Kekurangan
a. Target mengerjakan soal-soal latihan melalui bimbingan guru belum tercapai.
b. Guru masih mendominasi siswa dalam latihan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Siklus
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2.
Masing-masing siklus memiliki empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi.
1. Pelaksanaan siklus 1
a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus 1 ini dimulai dengan melakukan refleksi dari kegiatan
pembelajaran prasiklus. Dimana pembelajaran dilakukan pada saat pandemi covid 19.
Pembelajaran matematika khususnya pada materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) di kelas IV SDN 1.2 Pudak Setegal masih berpusat
pada guru dan masih banyak siswa yang tidak bisa memahami materi sehingga hasil belajar
yang diperoleh di bawah KKM 65. Karena itu, dilakukanlah kegiatan perbaikan
pembelajaran.
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan kegiatan pembelajaran dengan merekam
dan membuat video dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Adapun rencana perbaikan
pembelajaran siklus 1 ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Menentukkan waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi faktor persekutuan
terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil(KPK)
Menyiapkan media pembelajaran berupa materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan
kelipatan persekutuan terkecil (KPK)
Menyiapkan alat evaluasi berupa soal
b) Pelaksanaan
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 1 dilaksanakan pada Sabtu, 6 November 2021
selama 2 x 35 menit (1 x pertemuan). Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan RPP yang
telah dibuat dengan langkah pembelajaran yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.
1) Kegiatan Awal
Guru menyapa siswa dengan mengucapkan salam
Siswa berdo’a sesuai agama masing-masing sebelum dimulai pelajaran, berdo’a
dipimpin oleh ketua kelas (Religius)
Guru melakukan presensi dan penertiban siswa (cek absen, kelengkapan belajarnya
serta mengkondisikan tempat duduk).
Bernyanyi ,Tanya jawab seputar materi ajar.
Guru menyampaikan informasi materi yang akan dipelajari pada saat itu yakni faktor
persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK).
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa tentang Faktor Persekutuan
terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK). (Communication)
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan kegiatan pembelajaran
tentang faktor persekutuan terkecil (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK).
2) Kegiatan Inti
Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri atas 3-4 orang.(Collaboration)
Tiap orang dalam tim diberikan materi yang berbeda yaitu Faktor Persekutuan Terbesar
(FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
Tiap orang dalam tim diberikan materi yang ditugaskan.
Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian yang sama bertemu
dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan bagian mereka.
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian menjelaskan kedalam teman satu tim mereka tentang materi yang mereka
kuasai dan tiap anggota tim lainnya memperhatikan.
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
Guru mengumpulkan hasil diskusi tiap kelompok
Dengan tanya jawab guru mengarahkan semua siswa pada kesimpulan tentang cara
menyelesaikan materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan
terkecil (KPK).
Guru memberikan beberapa soal untuk dikerjakan tiap-tiap siswa dan dikumpulkan
3) Kegiatan Penutup
Guru memberikan soal latihan tentang faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) .(Integritas)
Guru melakukan evaluasi tentang faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan
persekutuan terkecil (KPK), serta menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi
selanjutnya. (Mandiri)
Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran faktor Persekutuan terbesar (FPB) dan
kelipatan persekutuan terkecil (KPK)
Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa. (Religius)
Tes pengetahuan
6. Candra memiliki 15 kelereng polos dan 30 kelereng warna warni. Candra akan menyimpan
kelereng tersebut ke dalam kotak dengan jumlah yang sama. Berapa kaleng yang di butuhkan
Candra ?
a. 3 Cara Penyelesaian
b. 4
c. 6
d. 15
7. Faktor persekutuan terbesar dari 14 dan 20 adalah ....
a. 7
b. 2 Cara Penyelasaian
c. 14
d. 20
8. Faktor persekutuan terbesar dari 20 dan 40 adalah ....
a. 2
b. 5 Cara Penyelesaian
c. 8
d. 10
9. Kelipatan persekutuan terkecil dari 6 dan 8 adalah ...
a. 16
b. 18
Cara Penyelesaian
c. 24
d. 30
c) Pengamatan
Pengamatan siklus 1 dilakukan bersama teman sejawat dengan mengacu pada lembar
pengamatan yang telah disediakan. Adapun hasil pengamatan dari siklus 1 dilakukan setelah
melihat video kegiatan pembelajaran yang direkam oleh peneliti. Bersama dengan teman
sejawat, peneliti mengamati kelebihan dan kekurangan pada kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti.
Dari hasil pengamatan video pembelajaran, kelebihan pada pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti adalah dalam pembelajaran, peneliti menggunakan media berupa
papan tulis tentang materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan
terkecil (KPK) sehingga siswa lebih tertarik untuk memahaminya dibandingkan ketika hanya
menggunakan materi berupa media cetak seperti buku. Selain itu peneliti juga berinteraksi
dengan siswa dengan memfasilitasi mereka untuk membuat pertanyaan mengenai materi yang
diberikan, sehingga pelajaran tidak terkesan satu arah. Namun kelemahannya pun masih ada,
yaitu peneliti tidak menjelaskan lagi kepada siswa terkait materi pembelajaran sehingga ada
siswa yang belum mengerti sepenuhnya dan peneliti juga tidak memberi contoh tentang
materi yang disampaikan.
Hasil belajar siswa berupa nilai secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Dari tabel di atas diketahui bahwa dengan standar nilai KKM 65. Ketuntasan hasil
belajar siswa yaitu 11 dari 25 siswa yang tuntas atau hanya 44% dengan nilai tertinggi yaitu
100. Sedangkan 14 siswa atau 56% siswa tidak tuntas, dengan nilai terendah yaitu 40.
Adapun rata-rata nilai pada siklus 1 adalah 70 dan digambarkan pada grafik berikut.
70
60
50
40
66,4
30
14
20
11
10
25
0
wa as as ta
Sis u nt unt - Ra
T T ta
lah ak i Ra
Ju
m iT d la
Ni
Dari grafik di atas diketahui bahwa dengan standar nilai KKM 65, jumlah siswa yang
tuntas yaitu 11 dari 25 siswa. Sedangkan siswa yang tidak tuntas yaitu berjumlah 14 siswa
dan nilai rata-rata kelas yaitu 66,4.
d) Refleki
Refleksi siklus 1 dilakukan peneliti bersama teman sejawat dengan melihat video
pembelajaran yang direkam oleh peneliti. Hasil pengamatan yang dilakukan yaitu berupa
penilaian dari kelebihan dan kekurangan pada guru maupun pendekatan yang dilakukan guru
pada saat melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran. Hasil pengamatan yang telah dicatat
pada lembar observasi dan analisis hasil belajar siswa inilah yang akan dinilai. Hasil refleksi
siklus 1 inilah yang kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merancang dan
mengidentifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus berikutnya.
Setelah dilakukan analisis, ternyata hasil belajar yang diperoleh siswa belum
memenuhi harapan. Jika dibandingkan kembali dengan indikator yang telah ditetapkan
sebelumnya, hanya 44% dari seluruh jumlah siswa yang tuntas padahal target kurikulum
minimal 70%. Oleh karena itu, peneliti melanjutkan perbaikan tindakan kelas ke siklus 2.
2. Pelaksanaan Siklus 2
a) Perencanaan
Rencana perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
Menentukkan waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi faktor persekutuan
terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK).
Menyiapkan media pembelajaran berupa materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan
kelipatan persekutuan terkecil (KPK)
Menyiapkan contoh soal dari materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan
persekutuan terkecil (KPK).
b) Pelaksanaan
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan pada Rabu, 10 November 2021
selama 2 x 35 menit (1 x pertemuan). Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan RPP yang
telah dibuat dengan langkah pembelajaran yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.
Kegiatan Awal ( 10 menit)
Guru menyapa siswa dengan mengucapkan salam
Siswa berdo’a sesuai agama masing-masing sebelum dimulai pelajaran, berdo’a dipimpin
oleh ketua kelas (Religius)
Guru melakukan presensi dan penertiban siswa (cek absen, kelengkapan belajarnya serta
mengkondisikan tempat duduk).
Bernyanyi, tanya jawab seputar materi ajar.
Guru menyampaikan informasi materi yang akan dipelajari pada saat itu yakni faktor
persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK).
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa tentang Faktor Persekutuan terbesar
(FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK). (Communication)
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan kegiatan pembelajaran
tentang faktor persekutuan terkecil (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK).
Tes pengetahuan
Satuan Pendidikan : SDN 1.2 Pudak Setegal
Kelas/ Semester : IV / Ganjil
Materi Pokok : Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Berilah tanda silang dibawah ini pada jawaban yang benar pada a, b, c, d , serta kerjakan cara
penyelesaiannya
1. Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari 48 dan 60 adalah ....
a. 6
b. 12 Cara Penyelesaian
c. 24
d. 36
2. Diantara pasangan bilangan berikut yang FPB nya 15 adalah ....
a. 30 dan 60
b. 45 dan 70 Cara Penyelesaian
c. 75 dan 90
d. 100 dan 105
3. Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari 12 dan 18 adalah ....
a. 3
b. 4 Cara Penyelesaian
c. 6
d. 9
Dari tabel di atas diketahui bahwa dengan standar nilai KKM 65. Ketuntasan hasil
belajar siswa yaitu mencapai 80% dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Adapun
nilai rata-rata pada siklus 2 ini adalah 78,8. Hasil belajar siswa pada siklus 2 digambarkan
pada grafik berikut.
Dari grafik di atas diketahui bahwa dengan standar nilai KKM 65, jumlah siswa yang
tuntas yaitu 20 dari 25 siswa. Sedangkan siswa yang tidak tuntas yaitu berjumlah 5 siswa dari
25 siswa dan nilai rata-rata kelas yaitu 78,8.
d) Refleksi
Sama seperti refleksi siklus 1, refleksi 2 juga dilakukan peneliti bersama teman
sejawat dengan melihat video pembelajaran yang direkam peneliti. Hasil refleksi yang
dilakukan yaitu berupa pengamatan dari kelebihan dan kekurangan pada peneliti maupun
pendekatan yang dipilih oleh peneliti pada saat melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran.
Hasil refleksi yang telah dicatat pada lembar observasi dan analisis hasil belajar siswa inilah
yang kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merancang dan
mengidentifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus berikutnya.
Setelah dilakukan analisis pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2, ternyata
hasil belajar yang diperoleh siswa sudah sangat memenuhi harapan. Pada siklus 2 ketuntasan
hasil belajar siswa mencapai 80%, yang artinya sebagian siswa sudah tuntas sehingga tidak
perlu lagi dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran lanjutan.
B. Pembahasan dari Tiap Siklus
Peningkatan hasil belajar siswa dapat terlihat dari setiap siklus yang dilakukan dalam
proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari tabel perbandingan dari siklus di bawah ini.
Berdasarkan perbandingan hasil belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2 di tabel 4.3
terjadi peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini terlihat dari ketuntasan hasil belajar siswa,
pada siklus 1 yang tuntas hanya berjumlah 11 siswa atau 44% dari jumlah keseluruhan siswa
dan meningkat secara signifikan pada siklus 2 yang tingkat ketuntasannya mencapai 80%.
Nilai rata-rata kelas pun mengalami peningkatan dari yang awalnya 70 pada siklus 1
meningkat menjadi 78,8 pada siklus 2. Dibawah ini akan disajikan grafik perbandingan hasil
belajar siswa pada setiap siklus.
80
70
60
50
40
30 Nilai Rata
20 Tidak Tuntas
10
Tuntas
0
Siklus 1 Siklus 2
Dari grafik hasil belajar siswa pada siklus 1 dan 2 terlihat bahwa terjadi peningkatan
dari segala aspek. Pada data tidak tuntas, terlihat terjadi peningkatan dari yang awalnya pada
siklus 1 terdapat 14 siswa yang tidak tuntas, pada siklus 2 ada 5 siswa yang tidak tuntas. Pada
data tuntas, juga terjadi peningkatan yang awalnya pada siklus 1 hanya ada 11 siswa yang
tuntas maka pada siklus 2 meningkat signifikan dengan 20 siswa yang tuntas. Pada nilai rata-
rata pun mengalami peningkatan, yang awalnya pada siklus 1 nilai rata-rata kelas hanya 66,4
maka pada siklus 2 meningkat menjadi 78,8.
Berdasarkan hasil analisis ini diketahui bahwa indikator penelitian telah dicapai setelah
pelaksanaan siklus 2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media jigsaw pada
proses pembelajaran di kelas telah terlaksana dengan baik dan telah mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan.
Hasil belajar merupakan kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif
maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai siswa setelah proses belajar mengajar
(Kunandar, 2013: 62). Di dalam proses belajar mengajar ini tentunya akan terdapat
kekurangan baik itu kekurangan terhadap guru ataupun penggunaan media pada saat proses
pembelajaran. Kekurangan-kekurangan inilah yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa, namun kekurangan tersebut tentu saja dapat diminimalisir salah satunya dengan
melakukan penelitian tindakan kelas. Hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar
siswa kelas IV di SDN 1.2 Pudak Setegal seperti yang terlihat dari data hasil belajar siswa
pada grafik 4.3.Jadi, bisa dikatakan bahwa materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) pada mata pelajaran matematika dapat diajarkan dengan
menggunakan media jigsaw.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, diskusi dengan teman sejawat, dan hasil belajar siswa,
disimpulkan bahwa penggunaan media jigsaw terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV khususnya pada materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) di SDN 1.2 Pudak Setegal tahun pelajaran 2021/2022. Hal ini
terbukti dari peningkatan hasil belajar siswa dari siklus 1 yang mencapai hanya 44% menjadi
80% di siklus 2. Nilai rata-rata siswa pun meningkat dari 66,4 menjadi 78,8.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dalam pembelajaran pada mata pelajaran matematika
khususnya pada materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil
(KPK) dengan menggunakan media jigsaw, maka peneliti dapat menyarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru-guru untuk
menerapkan model pembelajaran tipe jigsaw sebagai salah satu alternatif pembelajaran,
karena model pembelajaran ini efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Siswa
Siswa diharapkan mampu berperan aktif dalam pembelajaran aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan terlibat aktif dalam pembelajaran tentu akan meningkatkan hasil
belajarnya, selain pada penilaian kognitif tetapi pada penilaian afektif.
3. Bagi Sekolah
Model pembelajaran jigsaw di sekolah diharapkan mampu diterapkan pada pelajaran
lain selain mata pelajaran matematika.
DAFTAR PUSTAKA
II Indikator :
3.6.1 Memahami cara faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK)
dari dua bilangan.
3.6.2 Menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dan faktor persekutuan terkecil (KPK) dari
dua bilangan
XI Penilaian
Teknik : Kuis, tes
Bentuk instrumen : Lisan, tertulis
Jawaban
1. A. 12
Cara Penyelesaian :
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari 48 dan 60 adalah ...
Faktor dari 48 yaitu 2, 4, 6, 8, 12, 24.
Faktor dari 60 yaitu 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, 30
Jadi Faktor persekutuan terbesar dari 48 dan 60 adalah 12
2. C. 75 dan 90
Cara penyelesaian
a) Faktor dari 30 dan 60
Faktor 30 yaitu 2, 3, 5 ,6, 10
Faktor 60 yaitu 2, 3, 5, 6, 10, 12, 20
Jadi Faktor persekutuan terbesar dari 30 dan 60 adalah 10
b) Faktor dari 45 dan 70
Faktor 45 yaitu 3, 5 ,9 ,15
Faktor 70 yaitu 2, 5, 7, 10, 14
Jadi faktor persekutuan terbesar dari 45 dan 70 adalah 5
c) Faktor dari 75 dan 90
Faktor 75 yaitu 3, 5, 15, 25
Faktor 90 yaitu 2, 3, 5, 6, 9, 10, 15, 18, 30
Jadi Faktor Persektuan terbesar dari 75 dan 70 adalah 15
d) Faktor dari 100 dan 105
Faktor 100 yaitu 2, 4, 5, 10, 20, 25,50
Faktor 105 yaitu 3, 5, 7, 15, 21, 35
Jadi faktor persekutuan terbesar dari 100 dan 105 adalah 5
3. C. 6
Cara penyelesaian
Faktor persekutuan terbesar dari 12 dan 18
Faktor 12 yaitu 2, 3, 4, 6, 12
Faktor 18 yaitu 2, 3, 6, 9, 18
Faktor persekutuan terbesar dari 12 dan 18 adalah 6
4. B. 12
Cara penyelesaian :
Faktor persekutuan terkecil (KPK ) dari 4 dan 6
Kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28
Kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24, 30
Jadi KPK dari 4 dan 6 adalah 12
5. B. 18
Cara Penyelesaian :
Faktor persekutuan terkecil (KPK) 6 dan 9 adalah ....
Kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24, 30
Kelipatan 9 adalah 9, 18, 27, 36
Jadi KPK dari 6 dan 9 adalah 18
6. D. 15
Cara Penyelesaian
Faktor dari 15 adalah 3, 5, 15
Faktor dari 30 adalah 2, 3, 5,10,15,30
Jadi FPB dari 15 dan 30 adalah 15
7. B. 2
Cara Penyelesaian
Faktor dari 14 yaitu 2,7, 14
Faktor dari 20 yaitu 2, 4, 5 , 10, 20
Jadi FPB dari 14 dan 20 adalah 2
8. D. 10
Cara Penyelesaian
Faktor persekutuan terbesar dari 20 dan 40 adalah ....
Faktor dari 20 yaitu 2, 4, 5, 10
Faktor dari 40 yaitu 2, 4, 5, 8, 10
Jadi FPB dari 20 dan 40 adalah 10
9. C. 24
Cara Penyelesaian :
Kelipatan persekutuan terkecil dari 6 dan 8 adalah
Kelipatan dari 6 yaitu 6, 12, 24, 30
Kelipatan dari 8 yaitu 8, 16, 24,32,40
Jadi KPK dari 6 dan 8 adalah 24
10.B. 20
Cara penyelesaian
Kelipatan persekutuan terkecil dari 5 dan 10 adalah ....
Kelipatan dari 5 yaitu 5, 10, 15, 20, 25,30
Kelipatan dari 10 yaitu 10,20,25,30, 40,50
Jadi KPK dari 5 dan 10 adalah 20
Refleksi Siklus 1
Hari dan Kelebihan Kelemahan Saran Perbaikan
Tanggal
Melakukan apersepsi Tidak menanyakan Pendidik menyapa
di awal pembelajaran kesiapan belajar peserta didik dan
mengkondisikan
kelas agar siap untuk
belajar
Mengajak peserta Tidak menggunakan Pendidik
Sabtu, 06 didik berdoa alat peraga menggunakan media
November 2021 dan alat peraga
Menjelaskan dan Tidak melakukan Memberikan
memberi contoh tanya jawab kepada penjelasan kepada
materi peseta didik peserta didik serta
melakukan diskusi
tanya jawab
Menutup dengan Ada sebagian peserta Memperbaiki kondisi
merefleksi kegiatan didik yang tidak dan terus menerus
memperhatikan memberikan
penjelasan pendidik motivasi kepada
peserta didik
Memberi petunjuk Ada peserta didik Menciptakan
untuk pelajaran yang tidak mau maju kesempatan belajar
berikutnya ketika di perintahkan yang lebih baik bagi
maju kedepan kelas peserta didik
6. Candra memiliki 15 kelereng polos dan 30 kelereng warna warni. Candra akan menyimpan
kelereng tersebut ke dalam kotak dengan jumlah yang sama. Berapa kaleng yang di butuhkan
Candra ?
a. 3 Cara Penyelesaian
b. 4
c. 6
d. 15
Jawaban
1. A. 12
Cara Penyelesaian :
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari 48 dan 60 adalah ...
Faktor dari 48 yaitu 2, 4, 6, 8, 12, 24.
Faktor dari 60 yaitu 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, 30
Jadi Faktor persekutuan terbesar dari 48 dan 60 adalah 12
2. C. 75 dan 90
Cara penyelesaian
a. Faktor dari 30 dan 60
Faktor 30 yaitu 2, 3, 5 ,6, 10
Faktor 60 yaitu 2, 3, 5, 6, 10, 12, 20
Jadi Faktor persekutuan terbesar dari 30 dan 60 adalah 10
b. Faktor dari 45 dan 70
Faktor 45 yaitu 3, 5 ,9 ,15
Faktor 70 yaitu 2, 5, 7, 10, 14
Jadi faktor persekutuan terbesar dari 45 dan 70 adalah 5
c. Faktor dari 75 dan 90
Faktor 75 yaitu 3, 5, 15, 25
Faktor 90 yaitu 2, 3, 5, 6, 9, 10, 15, 18, 30
Jadi Faktor Persektuan terbesar dari 75 dan 70 adalah 15
d. Faktor dari 100 dan 105
Faktor 100 yaitu 2, 4, 5, 10, 20, 25,50
Faktor 105 yaitu 3, 5, 7, 15, 21, 35
Jadi faktor persekutuan terbesar dari 100 dan 105 adalah 5
3. C. 6
Cara penyelesaian
Faktor persekutuan terbesar dari 12 dan 18
Faktor 12 yaitu 2, 3, 4, 6, 12
Faktor 18 yaitu 2, 3, 6, 9, 18
Faktor persekutuan terbesar dari 12 dan 18 adalah 6
4. B. 12
Cara penyelesaian :
Faktor persekutuan terkecil (KPK ) dari 4 dan 6
Kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28
Kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24, 30
Jadi KPK dari 4 dan 6 adalah 12
5. B. 18
Cara Penyelesaian :
Faktor persekutuan terkecil (KPK) 6 dan 9 adalah ....
Kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24, 30
Kelipatan 9 adalah 9, 18, 27, 36
Jadi KPK dari 6 dan 9 adalah 18
6. D. 15
Cara Penyelesaian
Faktor dari 15 adalah 3, 5, 15
Faktor dari 30 adalah 2, 3, 5,10,15,30
Jadi FPB dari 15 dan 30 adalah 15
7. B. 2
Cara Penyelesaian
Faktor dari 14 yaitu 2,7, 14
Faktor dari 20 yaitu 2, 4, 5 , 10, 20
Jadi FPB dari 14 dan 20 adalah 2
8. D. 10
Cara Penyelesaian
Faktor persekutuan terbesar dari 20 dan 40 adalah ....
Faktor dari 20 yaitu 2, 4, 5, 10
Faktor dari 40 yaitu 2, 4, 5, 8, 10
Jadi FPB dari 20 dan 40 adalah 10
9. C. 24
Cara Penyelesaian :
Kelipatan persekutuan terkecil dari 6 dan 8 adalah
Kelipatan dari 6 yaitu 6, 12, 24, 30
Kelipatan dari 8 yaitu 8, 16, 24,32,40
Jadi KPK dari 6 dan 8 adalah 24
10. B. 20
Cara penyelesaian
Kelipatan persekutuan terkecil dari 5 dan 10 adalah ....
Kelipatan dari 5 yaitu 5, 10, 15, 20, 25,30
Kelipatan dari 10 yaitu 10,20,25,30, 40,50
Jadi KPK dari 5 dan 10 adalah 20
Refleksi Siklus 2
Hari dan Tanggal Kelebihan Kelemahan Saran Perbaikan
Melakukan apersepsi Tidak Menggunakan Guru hendaknya
di awal pembelajaran alat peraga (LCD) menggunakan alat
hanya papan tulis saja peraga (LCD ) agar
kegiatan belajar
mengajar lebih
menyenangkan lagi
Rabu, 10 November Mengajak peserta
2021 didik berdoa
Menjelaskan dan
memberi contoh materi
Menutup dengan
merefleksi kegiatan
Memberi petunjuk
untuk pelajaran
berikutnya