Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KUNJUNGAN SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI KABUPATEN

TEGAL

Dosen Pengampu : Ikawati Setyaningrum, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :

Nama : Dina Lutfiana

NIM : C1019013

Kelas : 3A

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

TAHUN AKADEMIK 2021


Kunjungan ke Sekolah Luar Biasa Negeri Kabupaten Tegal dilakukan pada hari Senin
tanggal 8 November 2021. Kunjungan ini dilakukan oleh 6 kelompok dari Mahasiswa S1
Ilmu Keperawatan kelas A Universitas BHAMADA Slawi yang ditugaskan melakukan
observasi ke SLB N Kabupaten Tegal. Untuk memenuhi tugas Praktek Lapangan
Keperawatan Anak.
SLB N Kabupaten Tegal adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus meliputi Tuna Rungu, Tuna Wicara, Tuna
Grahita Ringan, Tuna Grahita Sedang, Tuna Daksa dan Autis. Satu kelas hanya terdiri dari 2-
5 siswa. Kapasitas masing-masing kelasnya sedikit karena dibutuhkn pendekatan secara
individu pada masing-masing anak serta di SLB N Kabupaten Tegal masih menerapkan
kebijakan protocol kesehatan untuk mengurangi penyebaran Virus COVID-19. Rentang
pendidikan di SLB ini beragam, mulai dari yang SDLB sampai SMALB yang
keseluruhannya diajar dan didampingi oleh guru-guru yang memiliki keahlian dan terampil
dalam bidangnya.
Pada saat melakukan pengamatan dari yang saya lihat awal masuk kelas, kebersihan kelas
sangat terjaga, rapih , terdapat gambar-gambar untuk memudahkan siswa dalam proses
belajar. Siswa duduk dengan rapih. Ada pun beberapa hal lainnya :
1. Pada pukul 08.00-08.34 WIB di ruangan 1 : Belajar Menyusun kalimat pertanyaan

Di ruangan terdapat 2 orang murid terdiri dari siswa SMA dan siswi SMP yang
berkebutuhan khusus Tunawicara yang sedang belajar mata pelajaran bahasa
Indonesia dengan menyusun kalimat pertanyaan dengan benar.
Respon Anak : Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik dan siswa siswi dapat
menyusun kalimat pertanyaan.

2. Pada pukul 08.34-08.46 WIB di ruangan 2 : Belajar mengenal energy listrik

Melihat siswa belajar energy listrik pada siswa yang berkebutuhan khusus Tuna
Grahita sedang, untuk metode pembelajaran bukannhaya dengan tulisan saja tapi juga
dengan gambar agar siswa dapat lebih mudah untuk memahaminya, dan guru
memperkenalkan energy listrik di sekitar ruangan.
Respon anak: Siswa ikut aktif dalam pembelajaran, antusias, siswa dapat mengenali
energy listrik yang berada di dalam ruangan serta anak dapat menanggapi pertanyaan-
pertanyaan dari gurunya. Saat di ajak berkenalan anak dapat merespon dengan baik.

3. Pada pukul 08.46-09.00 WIB di ruangan 3 : Belajar menulis dengan menyusun


kalimat

Di ruangan terdapat 3 orang siswa SD dengan berkebutuhan khusus Tunarungu yang


sedang belajar menulis dengan menyusun kalimat. Mereka sangat focus dalam
pembeajaran.
Respon anak : Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik dan dapat menulis tanpa
bantuan dari guru
4. Pada pukul 09.00-09.07 WIB di ruangan 4 : Belajar membuat keterampilan

Terlihat siswa siswi sedang membuat kerajinan tangan dari ikat rambut yang disulap
menjadi gantungan kunci berbentuk beruang. Siswa di ruangan ini memiliki
keterbatasan tunarungu dan tuna gragita Untuk di kelas keterampilan siswa sudah
banyak membuat macam-macam kerajinan lainnya yang mereka buat yang dari
bahan barang bekas yang disulap menjadi tas yang terbuat dari plastik bekas minyak,
tali sepatu dijadikan bros, sedotan dijadikan gantungan kunci, serta banyak lagi
kerajinan yang di buat dari tangan ajaib anak di sana, yang kemudian kerajinan
tersebut dapat dipasarkan.
Respon Anak : Siswa antusias dalam membuat kerajinan serta dapat membuat
kerajinan dengan baik

5. Pada pukul 09.07-0930 WIB di ruangan 5 : Belajar menari tradisional

Melihat siswi (Tunarung, tunawicara) sedang belajar menari tradisional yang dipandu
oleh ibu guru dengan telaten. Mereka sangat berenergi dan semnagat saat melakukan
menari. Mereka sangat fokot mengikuti intruksi dari gurunya.
Respon anak :Siswa ikut aktif dan antusias dalam belajar menari serta Nampak
percaya diri.

Anak berkebutuhan khusus atau ABK adalah anak yang secara signifikan berbeda dari
beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka secara fisik, psikologis,
kognitif, atau sosial terhambat dalam mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan dan potensinya
secara maksimal meliputi mereka yang tidak bisa melihat, mempunyai gangguan bicara, cacat
tubuh, retardasi mental, gangguan emosional serta anak anak yang berbakat dengan
intelegensi tinggi, dapat dikategorikan sebagai anak khusus karena memerlukan penanganan
yang teratih dari tenaga professional. Dengan demikian banyak yang memandang bahwa anak
yang tidak normal itu tidak bisa memiliki masa depan yang cerah. Melihat dari itu, perlu
diketahui bahwa anak berkebutuhan khusus harus memiliki dan mendapatkan pendidikan
yang khusus juga. Dengan tujuan agar anak bisa mencapai derajat yang sama dengan anak
yang di luar sana, selain itu agar anak besarnya nanti juga memiliki bekal untuk masa depan
yang sama dengan anak yang diluar sana yang normal pada umumnya.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai