Pertemuan MK - SKD (P.01)
Pertemuan MK - SKD (P.01)
Pendahuluan
4 bit pertama (high order bits) disebut zone bits dan low
order bits dan 4 bit kedua disebut dengan numeric bit.
⚫ ASCII
⚫ EBCDIC
1. Pesan 1 blok :
SOH HEADER STX TEXT ETX
2. Pesan 3 blok :
SOH HEA STX TEXT ETB STX TEXT ETB STX TEXT ETX
DER
Catatan :
⚫ Unipolar
– Semua elemen-elemen sinyal dalam bentuk yang sama
(semua + atau - )
⚫ Polar
– satu pernyataan logika dinyatakan oleh level voltase positif
dan sebaliknya oleh level voltase negatif
⚫ Rate Data suatu sinyal
– Rate data yg ditransmisikan dan ditunjukkan dalam bit per
detik
⚫ Durasi atau panjang suatu bit
– Waktu yang dibutuhkan pemancar untuk memancarkan bit
Rate data R maka durasi bit adalah 1/R
Ketentuan (2)
⚫ Rate modulasi
– Rate dimana level sinyal berubah
– Diukur dalam bentuk baud yaitu elemen-elemen
sinyal per detik
⚫ Tanda (Mark) dan ruang (Space)
– Biner 1 dan biner 0 berturut-turut
Menerjemahkan Sinyal
⚫ Spektrum sinyal
– Berkurangnya komponen2 berfrekuensi tinggi mengurangi
bandwidth yang dibutuhkan utk transmisi
– Kekurangan pada komponen arus searah (dc) menyebabkan
pengkopelan ac melalui trafo menimbulkan isolasi yg sgt baik
serta mampu mengurangi interferensi
– Desain sinyal yg baik harus memusatkan kekuatan yg
ditransmisi di tengah bandwidth transmisi.
⚫ Clocking
– Utk menentukan awal & akhir posisi setiap bit adalah dgn
menyediakan clock terpisah utk sinkronisasi transmiter dan
receiver
– Mekanisme sinkronisasi berdasarkan sinyal yg ditransmisikan
Perbandingan Pola-Pola Encoding(2)
⚫ Pendeteksian error
– Dengan skema pengkodean sinyal scr fisik dpt
mendeteksi error dgn lbh cepat
⚫ Interferensi sinyal dan kekebalan terhadap noise
– Beberapa kode tertentu menunjukkan kinerja yg sgt
baik dlm mengatasi noise
⚫ Harga dan Kelengkapan
– Rating sinyal yang lebih tinggi(seperti kecepatan
data) menyebabkan harga semakin tinggi
– Beberapa kode membutuhkan rate sinyal ternyata
lbhbesar dibanding rate data aktual
Pola –Pola encoding
⚫ Differential Manchester
– Transisi pertengahan bit hanya digunakan untuk clocking
– Transisi dimulai saat periode bit menggambarkan 0
– Tidak ada transisi yang dimulai saat periode bit dalam
menggambarkan nol
– Menggunakan differential encoding
Manchester Encoding
Differential Manchester Encoding
Rate Modulasi
Sinyal QPSK
A cos (2πfct + π/4) Biner 11
A cos (2πfct + 3π/4) Biner 10
S(t) =
A cos (2πfct + 5π/4) Biner 00
A cos (2πfct +7 π/4) Biner 01
⚫ Amplitude Modulation
⚫ Frequency Modulation
⚫ Phase Modulation (PM)
Amplitude Modulation (AM)
Proses AM :
S(t) = (1 + nax(t) ) cos 2πfc t
Index Modulasi :
Perbandingan amplitudo sinyal input terhadap pembawa
Amplitude Modulation (AM)
Amplitude Modulation (AM)…
Frequency Modulation (FM) &
Phase Modulation (PM)
Data Input
Pembangkit Pola
Pseudorandom
Data Output
Channel Demodulator
Dekoder
Pembangkit Pola
Pseudorandom
Lompatan Frequency