Anda di halaman 1dari 98

KONSEP PENGKODEAN DATA

Pendahuluan

⚫ Dalam meyalurkan data baik antar komputer yang


sama pembuatnya maupun dengan komputer yang
lain pembuatnya, data tersebut harus dimengerti
oleh pihak pengirim maupun penerima. Untuk
mencapai hal itu data harus diubah bentuknya dalam
bentuk khusus yaitu sandi (coding) untuk komunikasi
data.
⚫ Coding : penggambaran dari satu set simbol menjadi
set simbol yang lain. Tiap karakter akan dinyatakan
dalam bentuk urutan bit.
Pendahuluan

tujuan pengkodean untuk menjadikan setiap karakter


dalam sebuah informasi digital ke dalam bentuk biner agar
dapat ditransmisikan.

contoh : komputer yang terdiri dari 4 bit, menggunakan


kode biner yang berbentuk 4 bit yaitu BSD (Binary Coded
Decimal)

Pada dasarnya kode-kode yang sering digunakan oleh


berbagai terminal diantaranya adalah kode 7 bit (ASCII /
EBCDIC)
BCD (Binary Coded Desimal)

digunakan hanya untuk mewakili nilai digit desimal 0 – 9.

Menggunakan kombinasi 4 bit sehingga ada 16 kombinasi


yang bisa diperoleh dan hanya 10kombinasi yang digunakan.

Kode BCD sudah jarang digunakan untuk komputer dan


transmisi data karena tidak dapat mewakili huruf / simbol
karakter khusus.

BCD hanya digunakan oleh komputer generasi pertama.


Tabel Kode BCD
Contoh BCD
SBCDIC (standard Binary Coded
Decimal Interchange Code)

Kode biner yang dikembangkan dari BCD.

Menggunakan kombinasi 6 bit sehingga lebih banyak


kombinasi yang bisa dihasilkan yaitu 64 kombinasi
kode.

Terdapat 10 kode untuk angka, 26 kode untuk huruf


alpabet dan sisianya untuk karakter tertentu.

Digunakan pada komputer generasi kedua.


Tabel Kode SBCDIC
EBCDIC ( Extended Binary Coded Decimal
Interchange Code)

kode 8 bit yang memungkinkan untuk mewakili 256


kombinasi karakter.

4 bit pertama (high order bits) disebut zone bits dan low
order bits dan 4 bit kedua disebut dengan numeric bit.

Dipakai pada komputer generasi ketiga.

kode ini merupakan hasil pengembangan kode 6 bit yang


digunakan untuk kartu berlubang (punched card) pada
komputer IBM antara tahu 1950-1960 an.
Tabel Kode EBCDIC
Gambar Kartu Berlubang
Sandi ASCII
⚫ ASCII (=CCITT Alfabet No.5) : sandi 7 bit
⚫ Karakter yang dapat diberi 27 = 128 karakter
⚫ Paling banyak dipakai oleh peralatan komunikasi data
⚫ Utk transmisi asinkron, tiap karakter terdiri dari 10 atau
11 bit, yaitu :
1 bit awal
7 bit data
1 bit pariti
1 atau 2 bit akhir
⚫ Pariti : bit tambahan yang digunakan untuk mendeteksi
kesalahan
Sandi ASCII
Pembagian Kode ASCII

Terdiri dari 2 bagian karakter kontrol :

⚫ Karakter kontrol (control character) untuk


mengontrol transmisi data
⚫ Kontrol informasi (information character) yang
merupakan karakter yang mewakili data itu
sendiri.
Sandi Baudot

⚫ Baudot Code : sandi 5 bit


⚫ Karakter yang dapat diberi 25 = 32 karakter
⚫ Digunakan 2 sandi khusus, sehingga semua abjad
dan angka dapat diberi sandi, yaitu:
LETTER (11111)
FIGURES (11011)
kombinasi sebenarnya menjadi 64 karakter.
⚫ Baudot Code dpt digunakan untuk 58 karakter
⚫ Utk transmisi asinkron, tiap karakter terdiri dari :
1 bit awal
5 bit data
1,42 bit akhir
Tabel Sandi Baudot
Aturan Penyandian Baudot

⚫ Harus mengacu kepada kepada tabel sandi baudot.


⚫ Untuk mengkodekan huruf, terlebih dahulu harus
memakai kode letter shift, kemudian diikuti dengan
kode–kode huruf.
⚫ Untuk mengkodekan bilangan, terlebih dahulu harus
memakai kode figure shift, kemudian diikuti dengan
kode–kode bilangan.
⚫ Kesimpulannya adalah setiap ada penggantian didalam
penggunaan huruf atau bilangan, terlebih dahulu
harusmenggunakan kode penggantian regu yang akan
digunakan.
Contoh: mengkodekan JOKO 2013
sandi baudot

Letter Shif : 11111 pigure shift : 110011


J : 01011 2 : 10011
O : 11000 0 : 10110
K : 01111 1 : 10111
O : 11000 3 : 00001
Spasi : 00100

Jadi dalam sandi : 11111 01011 11000 01111 11000


00100 110011 10011 10110 10111
00001
Sandi yang umum digunakan:

⚫ ASCII
⚫ EBCDIC

Catatan: Kode yang menggunakan huruf dan


angka disebut kode alfanumerik. Kode ASCII
adalah untuk mendapatkan informasi di dalam
dan di luar mikrokomputer.
Pengelompokkan Karakter
⚫ Pada komunikasi data informasi yang dipertukarkan
terdiri dari 2 group (baik ASCII maupun EBCDIC),
yaitu :
a. Karakter data (Data Character)
b. Karakter kendali (Control Characters); Digunakan
untuk mengendalikan transmisi data, bentuk
(format data), hubungan naluri data dan fungsi fisik
terminal.
Karakter Kendali

Karakter kendali dibedakan :


⚫ Transmission control : mengendalikan data
pada saluran
⚫ Format effectors : mengendalikan tata letak
fisik informasi pada print-out atau tampilan
layar
⚫ Device control : mengendalikan peralatan
tambahan pada terminal
⚫ Information Separators : digunakan utk
mengelompokkan data secara logis.
Transmission Control

Digunakan untuk 2 macam tujuan:


⚫ Membentuk pesan dalam bentuk yg
mudah dikenal yg dpt dilayani oleh
penerima
⚫ Membentuk penyaluran data dalam
jaringan
Bentuk Pesan (Message Format)

⚫ Bentuk berita tergantung pada sistem


komunikasi yang dipilih.
⚫ Isi informasi berita biasanya disebut teks.
⚫ Pesan yg panjang biasanya dipecah-
pecah dalam blok yg lebih kecil.
⚫ Karakter transmission control digunakan
utk mengenali dan mengetahui apa yg
harus dilakukan dgn blok data yg diterima.
Karakter transmission control
yang umum :

⚫ SOH (Start of Header) : karakter pertama yg


menunjukkan bahwa karakter berikut adalah header
⚫ STX (Start of Text) : utk mengakhiri header dan
menunjukkan awal dari informasi/teks
⚫ ETX (End of Text) : utk mengakhiri teks
⚫ ETB (End of Transmission Block) : mengakhiri blok
data yg ditransmisikan
⚫ EOT (End of Transmission) : transmisi teks baik satu
atau lebih telah berakhir
Karakter transmission control
yang umum :

⚫ ENQ (Enquiry): untuk meminta agar remote station


memberikan tanggapan. Tanggapan dapat berupa identifikasi
atau status.
⚫ ACK (Acknowledge): untuk memberikan tnggapan positif ke
pengirim dari penerima.
⚫ NAK (Negative Akcnowledge): merupakan tanggapan
negative dari penerima ke pengirim.
⚫ SYN (Synchronous): digunakan untuk transmisi sinkron dalam
menjaga atau memperoleh sinkronisasi antar peralatan
terminal.
⚫ DLE (Data Link Escape): mengubah arti karakter berikutnya,
hanya digunakan untuk lebih mengendalikan transmisi data.
Bentuk Pesan :

1. Pesan 1 blok :
SOH HEADER STX TEXT ETX

2. Pesan 3 blok :
SOH HEA STX TEXT ETB STX TEXT ETB STX TEXT ETX
DER
Catatan :

⚫ HEADER : dpt berisi informasi


mengenai terminal, misal; alamat,
prioritas, tanggal
⚫ Tidak semua sistem memerlukan ETB
utk pesan yg terdiri dari beberapa blok
(ada yg menggunakan ETX utk
mengakhiri blok)
Format Effectors :
⚫ BS (Back Space) : print head/kursor mundur satu
langkah
⚫ HT (Horizontal Tabulation) : maju ke posisi yg
telah ditentukan
⚫ LF (Line Feed) : maju satu baris (spasi 1 baris)
⚫ VT (Vertical Tabulation) : maju beberapa baris
(spasi)
⚫ FF (Form Feed) : maju 1 halaman (halaman baru)
⚫ CR (Carriage Return) : kursor menuju ke awal
baris
Device Control :

⚫ Digunakan misalnya untuk


menghidupkan dan mematikan,
dll, tergantung dari perancang.
Information Separator

⚫ Umumnya hierarki informasi dibentuk sbb:

Unit Separator (US) : tiap unit informasi dipisahkan oleh


US
Record Separator (RS) : tiap record terdiri atas
beberapa unit dan dipisahkan oleh RS

Group Separator (GS) : beberapa record membentuk


suatu groun dan dipisahkan oleh GS
File Separator (FS) : beberapa group membentuk
sebuah file dan dipisahkan oleh FS
Teknik Pengkodean

⚫ Data digital, sinyal digital


Umumnya peralatan utk mengubah kode data digital mjd sebuah
sinyal digital tdk terlalu kompleks & tdk terlalu mahal dibanding
peralatan modulasi digital ke analog
⚫ Data analog, sinyal digital
Perubahan data analog ke bentuk digital memungkinkan
penggunaan peralatan transmisi digital & peralatan switching
modern.
⚫ Data digital, sinyal analog
Beberapa media transmisi seperti serat optik & media unguided
hanya akan menyebarkan sinyal-sinyal analog
⚫ Data analog, sinyal analog
Data analog dlm bentuk elektrik dpt ditransmisikan sbg sinyal
baseband dg mudah & murah
1. Data digital, sinyal digital
⚫ Sinyal digital
⚫ Adalah deretan pulsa voltase terputus-putus yg
berlainan & masing2 memiliki ciri2 tersendiri.
Diskrit, pulsa tegangan diskontinyu
⚫ Tiap pulsa adalah elemen sinyal
⚫ Data biner ditransmisikan melalui pengkodean
setiap bit data ke dlm elemen-elemen sinyal
⚫ Biner 0 ditunjukkan melalui level voltase yg lbh
rendah & biner 1 melalui level voltase yg lbh tinggi.
Ketentuan(1)

⚫ Unipolar
– Semua elemen-elemen sinyal dalam bentuk yang sama
(semua + atau - )
⚫ Polar
– satu pernyataan logika dinyatakan oleh level voltase positif
dan sebaliknya oleh level voltase negatif
⚫ Rate Data suatu sinyal
– Rate data yg ditransmisikan dan ditunjukkan dalam bit per
detik
⚫ Durasi atau panjang suatu bit
– Waktu yang dibutuhkan pemancar untuk memancarkan bit
Rate data R maka durasi bit adalah 1/R
Ketentuan (2)

⚫ Rate modulasi
– Rate dimana level sinyal berubah
– Diukur dalam bentuk baud yaitu elemen-elemen
sinyal per detik
⚫ Tanda (Mark) dan ruang (Space)
– Biner 1 dan biner 0 berturut-turut
Menerjemahkan Sinyal

⚫ Perlu diketahui oleh Receiver


– Waktu bit saat mulai dan berakhirnya
– Level sinyal apakah tinggi (1) atau rendah (0)
⚫ Faktor-faktor yg menentukan suksesnya
receiver menerjemahkan sinyal yang datang
:
– Perbandingan sinyal dengan noise(gangguan)
– Rating data
– Bandwidth
Menerjemahkan Sinyal (lanjut..)

Dgn faktor2 lain yg tetap & konstan, maka :


- Rate data meningkat berarti akan
meningkatkan rate error bit (BER)
- SNR meningkat berarti akan mengurangi
rate error bit
- Bandwidth meningkat membuat rate data
meningkat
Perbandingan Pola-Pola Encoding(1)

⚫ Spektrum sinyal
– Berkurangnya komponen2 berfrekuensi tinggi mengurangi
bandwidth yang dibutuhkan utk transmisi
– Kekurangan pada komponen arus searah (dc) menyebabkan
pengkopelan ac melalui trafo menimbulkan isolasi yg sgt baik
serta mampu mengurangi interferensi
– Desain sinyal yg baik harus memusatkan kekuatan yg
ditransmisi di tengah bandwidth transmisi.
⚫ Clocking
– Utk menentukan awal & akhir posisi setiap bit adalah dgn
menyediakan clock terpisah utk sinkronisasi transmiter dan
receiver
– Mekanisme sinkronisasi berdasarkan sinyal yg ditransmisikan
Perbandingan Pola-Pola Encoding(2)

⚫ Pendeteksian error
– Dengan skema pengkodean sinyal scr fisik dpt
mendeteksi error dgn lbh cepat
⚫ Interferensi sinyal dan kekebalan terhadap noise
– Beberapa kode tertentu menunjukkan kinerja yg sgt
baik dlm mengatasi noise
⚫ Harga dan Kelengkapan
– Rating sinyal yang lebih tinggi(seperti kecepatan
data) menyebabkan harga semakin tinggi
– Beberapa kode membutuhkan rate sinyal ternyata
lbhbesar dibanding rate data aktual
Pola –Pola encoding

⚫ Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L)


⚫ Nonreturn to Zero Inverted (NRZI)
⚫ Bipolar-AMI
⚫ Pseudoternary
⚫ Manchester
⚫ Differential Manchester
⚫ B8ZS
⚫ HDB3
Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L)

⚫ Adalah kode-kode yg sering digunakan utk


membangkitkan atau mengartikan data digital melalui
terminal atau perangkat-perangkat lain
⚫ Dua tegangan yang berbeda untuk 2 digit biner
⚫ Tegangan konstan selama interval bit
⚫ Tidak ada transisi yaitu tidak kembali ke level voltase
nol
Contoh:
⚫ Ketiadaan voltase dpt digunakan utk menampilkan
biner 0 dan voltase positif konstan utk menampilkan
nilai biner 1
Nonreturn to Zero Inverted (NRZI)

⚫ Mempertahankan pulsa voltase konstan utk durasi waktu


bit
⚫ Data2 itu sendiri ditandai saat kehadiran atau
ketidakhadiran transisi pada permulaan waktu bit
⚫ Adanya transisi (dari rendah ke tinggi atau tinggi ke
rendah) pada permulaan waktu bit menunjukkan biner 1 utk
bit waktu tsb
⚫ Tidak ada transisi yg menunjukkan biner 0
⚫ Adalah contoh encoding differential, yakni informasi yang
ditransmisikan lebih ditujukan pada pengertian susunan
simbol-simbol data yg berurutan dibandingkan dg elemen-
elemen sinyal itu sendiri
NRZ
Pseudoternary

⚫ Biner 1sesuai utk melalui No Line


Signal
⚫ Biner 0 melalui pulsa yg berganti-ganti
negatif & positif
Bipolar-AMI and Pseudoternary
Pertukaran untuk biner multilevel

– Tiap elemen sinyal hanya menggambarkan


satu bit
– Pada 3 level sistem dapat menggambarkan
log23 = 1.58 bits informasi
– Receiver harus membedakan diantara 3
level (+A, -A, 0)
– Membutuhkan kira-kira lebih dari 3db
kekuatan sinyal untuk kemungkinan yang
sama dalam bit error
Dua fase (Bifase)
Terdapat serangkaian teknik pengkodean lain yang dikelompokkan
dlm istilah bifase. Dua dari teknik ini yaitu :
⚫ Manchester
– Transisi di tengah untuk tiap periode bit
– Perpindahan transisi sebagai clock dan data
– Rendah ke tinggi menggambarkan 1
– Tinggi ke rendah menggambarkan 0

⚫ Differential Manchester
– Transisi pertengahan bit hanya digunakan untuk clocking
– Transisi dimulai saat periode bit menggambarkan 0
– Tidak ada transisi yang dimulai saat periode bit dalam
menggambarkan nol
– Menggunakan differential encoding
Manchester Encoding
Differential Manchester Encoding
Rate Modulasi

⚫ Merupakan kecepatan dimana elemen-elemen sinyal terbentuk.

⚫ Saat teknik pengkodean sinyal digunakan, perlu dibuat suatu


perbedaan jelas antara rate data (dinyatakan dlm bit per detik) dan
rate modulasi (dinyatakan dlm baud).
Rate data atau rate bit adalah 1/tB,
tB = durasi bit.
Sedangkan rate modulasi adalah rate tempat elemen2
sinyal dimunculkan
D=R
b
D = rate modulasi, baud
R = rate data, bps
b = jumlah bit per elemen sinyal
Kecepatan Modulasi
Scrambling

⚫ Dalam skema ini, rangkaian yg akan menghasilkan level


voltase konstan dijalurnya dan digantikan oleh rangkaian
pengisi (yg menyediakan transisi yg cukup utk clock-
receiver dlm memelihara singkronisasi)
⚫ Rangkaian Pengisi (Filling)
– Harus cukup menghasilkan transisi untuk sinkronisasi
– Harus dapat diakui oleh receiver dan digantikan dengan yang
asli
– Panjang sama dengan yang asli
⚫ Tidak ada komponen dc
⚫ Tidak ada rangkaian panjang pada saluran sinyal level zero
⚫ Tidak ada penurunan pada kecepatan data
⚫ Kemampuan pendeteksian error
B8ZS

⚫ Penggantian Bipolar With 8 Zeros


⚫ Skema pengkodean didasarkan pada bipolar-AMI
⚫ Kekurangan kode AMI adalah string panjang nol bisa
menyebabkan hilangnya singkronisasi. Utk itu terdapat aturan :
- Jika octet pada semua zero dan pulsa terakhir
tegangan yang terdahulu adalah encode positif
sebagai 000+-0-+
- Jika octet pada semua zero dan pulsa terakhir
tegangan yang terdahulu adalah encode negatif
sebagai 000-+0+-
⚫ Teknik ini memaksa dua kode pelanggaran pada kode AMI
⚫ Receiver mendeteksi dan menerjemahkan seperti octed pada
semua zero
HDB3

⚫ Kepadatan tinggi Bipolar 3 Zeros


⚫ Didasarkan pada bipolar-AMI
⚫ String pada empat zero digantikan
dengan satu atau dua pulsa
B8ZS dan HDB3
2. DATA DIGITAL, SINYAL ANALOG
⚫ contoh yang paling banyak adalah
mentransmisikan data digital melalui jaringan
telepon umum.
⚫ jaringan telepon rentang frekuensi yang
digunakan 300 – 3400 Hz.
⚫ untuk mentransmisikan data digital
ditambahkan Modem..
Tekni-Teknik Pengkodean

⚫ modulasi dipengaruhi oleh satu atau lebih


dari 3 karakteristik sinyal pembawa yaitu
amplitudo, frekuensi dan fase.
⚫ Terdapat 3 dasar pengkodean atau teknik
modulasi untuk mentransformasikan data
digital menjadi sinyal-sinyal analog :
❖ Amplitudo shift keying (ASK)
❖ Frequency shift keying (FSK)
❖ Phase shift keying (PSK)
Amplitude Shift Keying (ASK)

⚫ 2 nilai biner dilambangkan 2 amplitudo


berbeda dari frekuensi sinyal pembawa.
⚫ umumnya salah satu dari amplitudo adalah
nol, yaitu 1 digit biner yang ditunjukkan
melalui keberadaan sinyal pada amplitudo
yang konstan dari suatu sinyal pembawa,
sedangkan yang lain melalui ketidakadaan
sinyal pembawa.
Gambar ASK
ASK (lanjut..)

Sinyal yang dihasilkan

A cos ( 2πfct) biner 1


S(t) =
0 biner 0

A cos ( 2πfct) adalah sinyal pembawa (carrier)


ASK (lanjut..)

⚫ ASK rentan terhadap perubahan bati (gain)


yang terjadi tiba-tiba.

⚫ ASK merupakan teknik modulasi yang tidak


terlalu efisien karena pada jalur suara
biasanya hanya digunakan sampai 1200 bps.
Frequency Shift Keying (FSK)

⚫ Pada FSK, 2 nilai biner ditunjukkan oleh 2 frekuensi


berbeda di dekat frekuensi pembawanya.

Sinya yang dihasilkan :


A cos (2πf1t) biner 1
S(t) =
A cos (2πf2t) biner 0

F1 & f2 penyeimbang khusus dari frekuensi pembawa fc


oleh persamaan namun dengan jumlah yang berlawanan
Gambar FSK
Amplitude Shift Keying (ASK)

⚫ Pada PSK perubahan fase lebih berkaitan dengan


bit yang ditransmisikan sebelumnya, dari pada
dengan sinyal patokan konstan.

Sinyal yang dihasilkan :


A cos (2πfct + π) biner 1
S(t) =
A cos (2πfc) biner 0
Gambar PSK
PSK (lanjut..)

⚫ Penggunaan bandwidth yang lebih efisien


bisa dicapai bila setiap elemen pensinyalan
menunjukkan lebih dari satu bit.

⚫ Quadrature Phase Shift Keying (QPSK)


menggunakan multiple peubah fase sebesar
π/2 (90º).
QPSK (lanjut..)

Sinyal QPSK
A cos (2πfct + π/4) Biner 11
A cos (2πfct + 3π/4) Biner 10
S(t) =
A cos (2πfct + 5π/4) Biner 00
A cos (2πfct +7 π/4) Biner 01

Setiap elemen sinyal menghasilkan 2 bit


3. DATA ANALOG, SINYAL DIGITAL

⚫ Proses mengubah data analog menjadi data digital


disebut digitalisasi.

⚫ Perangkat yang dipergunakan untuk mengubah data


analog menjadi bentuk digital dan melindungi data
analog yang asli dari kondisi digital disebut Kodek
(koder-dekoder).

⚫ Teknik dalam kodek :


➢ Modulasi Kode Pulsa/Pulse Code Modulation
Pulse Code Modulation (PCM)

Teori PCM didasarkan atas teori sampling :

Bila suatu sinyal f(t) disampel pada waktu interval


teratur & pada rate yang lebih tinggi dua kali dibanding
frekuensi tertinggi, maka sampel tersebut memuat
segala informasi dari sinyal yang asli. Fungsi f(t) bisa
direkonstruksi dari sampel-sampel ini dengan
penggunaan Low Pass Filter (LPF)
Perubahan Data Analog Menjadi Digital

Data Analog Digitilizer Data Digital

Data Analog Modulator


PCM Blok Diagram
Proses PCM

⚫ Data suara 400 Hz, 8000 sampel per detik akan


cukup mampu mengkarakteristikkan sinyal suara
dengan lengkap.

⚫ Sampel-sampel analog ini disebut Sampel Pulse


Amplitudo Modulasi (PAM).

⚫ Untuk mengubah menjadi digital, masing-masing


sampel analog ini harus ditandai dengan suatu kode
biner (quantizer)
Proses Quantizer
Proses kuantisasi

⚫ Dengan menggunakan sampel 8 bit, yang


memungkinkan 256 level kuantisasi.

⚫ Secara tidak langsung Rate data 8000 sampel per


detik x 8 bit per sampel = 64 kbps untuk sinyal suara
tunggal.
Proses PCM (Lanjut..)

⚫ Skema PCM diperhalus menggunakan teknik yang


disebut pengkodean nonlinier yang artinya bahwa
level-level kuantisasi tidak diperlakukan sama.

⚫ Pengkodean non linier secara significant


meningkatkan ratio PCM SNR.

⚫ Untuk sinyal-sinyal suara, peningkatan sebesar 24


sampai 30 dB diperoleh.
Efek Pengkodean
Delta Modulation (DM)

⚫ Alternatif lain PCM yang paling sering digunakan


adalah Delta Modulation (DM).

⚫ Dengan DM suatu input analog didekati melalui


fungsi tangga yang bergerak naik turun dengan
suatu level quantisasi (δ) pada setiap interval
sampling (Ts).
Delta Modulation (DM)
Transmisi Dan Penerima DM
4. DATA ANALOG, SINYAL ANALOG

⚫ Modulasi didefinisikan sebagai proses menggabungkan


suatu sinyal input m(t) dengan sinyal pembawa pada
frekuensi fc agar menghasilkan sebuah sinyal s(t) yang
bandwidth nya dipusatkan ditengah-tengah fc.

⚫ Untuk data digital, keperluan modulasi harus jelas.

⚫ Bila hanya terdapat transmisi analog, modulasi


diperlukan untuk merubah data digital menjadi bentuk
analog.
DATA ANALOG, SINYAL ANALOG
(lanjut..)

Alasan untuk modulasi analog dari sinyal-sinyal


analog :
⚫ Diperlukan frekuensi yang lebih tinggi agar
transmisi dapat dilakukan lebih efektif.
⚫ Modulasi membolehkan frequency division
multiplexing (FDM).
Analogi Modulasi

⚫ Dalam istilah teknik, kata modulasi mempunyai definisi yang


cukup panjang. Tapi, hal itu dapat dijelaskan dengan analogi
sederhana berikut: kalau kita ingin pergi ke tempat lain yang jauh
(yang tidak bisa di lakukan dengan jalan kaki atau berenang), kita
harus menumpang sesuatu.

⚫ Sinyal informasi (suara, gambar, data) juga begitu. Agar dapat


dikirim ke tempat lain, sinyal informasi harus ditumpangkan pada
sinyal lain. Dalam konteks radio siaran, sinyal yang menumpang
adalah sinyal suara, sedangkan yang ditumpangi adalah sinyal
radio yang disebut sinyal pembawa (carrier).
Analogi Modulasi (lanjut..)

⚫ Jenis dan cara penumpangan sangat beragam. Dari tinjauan


"penumpang", cara menumpangkan manusia pasti berbeda
dengan paket barang atau surat. Hal serupa berlaku untuk
penumpangan sinyal analog yang berbeda dengan sinyal digital.
Penumpangan sinyal suara juga akan berbeda dengan
penumpangan sinyal gambar, sinyal film, atau sinyal lain.

⚫ Dari sisi pembawa, cara menumpang di pesawat terbang akan


berbeda dengan menumpang di mobil, bus, truk, kapal laut,
perahu, atau kuda. Hal yang sama juga terjadi pada modulasi. Di
mana cara menumpang ke amplitudo gelombang carrier akan
berbeda dengan cara menumpang di frekuensi gelombang
carrier.
Sinyal Carrier

⚫ Gelombang/sinyal carrier adalah gelombang radio yang


mempunyai frekuensi jauh lebih tinggi dari frekuensi
sinyal informasi.
⚫ Berbeda dengan sinyal suara yang mempunyai
frekuensi beragam/variabel dengan range 20 Hz hingga
20 kHz, sinyal carrier ditentukan pada satu frekuensi
saja.
⚫ Frekuensi sinyal carrier ditetapkan dalam suatu alokasi
frekuensi yang ditentukan oleh badan yang
berwewenang.
Teknik-Teknik Modulasi

⚫ Amplitude Modulation
⚫ Frequency Modulation
⚫ Phase Modulation (PM)
Amplitude Modulation (AM)

Proses AM :
S(t) = (1 + nax(t) ) cos 2πfc t

cos 2πfc t = sinyal pembawa


X(t) = sinyal input
Parameter na = indeks modulasi

Index Modulasi :
Perbandingan amplitudo sinyal input terhadap pembawa
Amplitude Modulation (AM)
Amplitude Modulation (AM)…
Frequency Modulation (FM) &
Phase Modulation (PM)

⚫ FM & PM merupakan kasus khusus mengenai sudut


modulasi.
⚫ Sinyal yang dimodulasikan dinyatakan sebagai
s(t) = Ac cos ( 2πfct + Ф(t) )

Modulasi fasa : Ф(t) = npm(t)


np = indeks modulasi fasa

Modulasi Frekuensi : Ф(t) = nfm(t)


nf = indeks modulasi frekuensi
FM & PM
SPEKTRUM PENYEBARAN

⚫ Teknik spread spectrum awalnya dikembangkan oleh


militer.
⚫ Ide dasarnya untuk menyebarkan sinyal informasi
melalui bandwidth yang lebih luas untuk mencegah
dilakukannya pencegatan informasi dan gangguan-
gangguan lainnya.
⚫ Spread spectrum yang pertama di kembangkan dikenal
dengan nama frequency hooping (lompatan frequency).
⚫ Spread Spectrum yang sekarang digunakan adalah
spectrum penyebaran urutan langsung.
Model Umum Spread Spektrum

Data Input

Channel Modulator Channel


Enkoder

Pembangkit Pola
Pseudorandom

Data Output

Channel Demodulator
Dekoder

Pembangkit Pola
Pseudorandom
Lompatan Frequency

⚫ Sinyal sisebarkan sepanjang rangkaian frekuensi


radio yang kelihatan acak, melompat dari 1 frekuensi
ke frekuensi .

Anda mungkin juga menyukai