Anda di halaman 1dari 14

SAMPLING PLAN

2.1 Sampling Penerimaan Berdasarkan Atribut


Sampling penerimaan adalah suatu prosedur pemeriksaan produk melalui
pengambilan contoh dari sejumlah produk jadi sejenis, atau bahan baku dari suatu
perusahaan pemasok kepada perusahaan konsumen untuk memutuskan penerimaan atau
penolakan produk. Pengukuran berdasarkan atribut dilakukan dengan pembedaan
langsung antara produk cacat dengan produk baik, untuk mendapatkan proporsi produk
cacat dari sekumpulan produk yang diuji.

2.2 Jenis-jenis sampling penerimaan


Ada tiga jenis sampling penerimaan, yaitu single sampling plans, double
sampling plans, dan multiple sampling plans.

2.2.1 Single Sampling Plans


Pada jenis sampling ini, dilakukan hanya sekali pengambilan sampel untuk
selanjutnya diputuskan apakah keseluruhan isi lot dapat diterima atau harus ditolak.
Sebelumnya ditentukan sebuah bilangan akseptansi (acceptance number) dilambangkan
dengan c, maka jika jumlah cacat yang kita temukan pada sampel leebih besar dari
bilangan tersebut maka lot ditolak dan dilakukan pemeriksaan seluruh lot.
Metode ini, merupakan yang paling sederhana dalam hal prosedur dan
dokumentasinya. Sampling tunggal juga merupakan dasar dari metode – metode yang
berkembang berikutnya.

2.2.2 Double Sampling Plans


Pada prinsipnya metode sampling ganda sama dengan sampling tunggal, hanya
saja disini dilakukan dua kali pengambilan sampel. Metode ini dipakai untuk
mendapatkan pengawasan yang lebih hati – hati, yaitu dengan terdapatnya dua kali
kesempatan pengambilan sampel. Penarikan sampel rangkap dua menyertakan
kemungkinan menunda keputusan mengenai lot tersebut hingga ditariknya sampel
kedua. Suatu lot dapat diterima sekaligus jika sampel pertama cukup baik atau ditolak
sama sekali jika sampel pertama cukup buruk. Jika sampel pertama tidak cukup baik
dan juga tidak buruk, maka keputusan diambil berdasarkan pada bukti gabungan sampel
pertama dan kedua.
Sampling ganda mempunyai dua kemungkinan kekurangan. Pertama, kecuali
digunakan pengurangan pada sampel kedua, dalam beberapa keadaan sampling ganda
mungkin lebih banyak memerlukan pemeriksaan daripada yang diperlukan dalam
perencanaan sampling tunggal yang menawarkan perlindungan yang sama. Pada
sampling ganda, administratif lebih rumit, sehingga dapat meningkatkan terjadinya
kesalahan pemeriksaan.

2.2.3 Multiple Sampling Plans


Sampling jamak atau Multiple Sampling merupakan pengembangan dari sampling
ganda. Pengambilan sampel tipe ini dapat berjumlah lebih besar dari dua pengambilan.
Bandingkan dengan sampling ganda (Double sampling) yang memaksimumkan
pengambilan sampel sebanyak dua kali.
Sampling plan akan diakhiri pada tingkat sekali kriteria penerimaan atau
penolakan ditemui. Sampel size pada multiple sampling plan biasanya kurang daripada
double sampling plan yang ekuivalen, yang mana biasanya juga kurang dari single
sampling plan yang ekuivalen juga. Ekuivalen disini maksudnya adalah sampling plan
memiliki probabilitas penerimaan yang sama untuk kualitas lot tertentu. Salah satu
kelemahan metode ini adalah dibutuhkannya prosedur inspeksi yang lengkap.

2.3 Probabilitas Penerimaan dan Kurva OC


Dalam menilai berbagai rencana penarikan sampel penerimaan, diinginkan untuk
membandingkan prestasi pada satu rentangan dari tingkat mutu produk yang diserahkan.
Suatu gambaran ini ditunjukkan oleh kurva karakteristik operasi (OC) atau kurva OC.
Untuk setiap bagian yang cacat p dalam satu lot yang diserahkan, kurva OC

Pa
memperlihatkan probabilitas bahwa lot tersebut akan diterima dengan rencana
penarikan sampel yang ditetapkan. Atau, dinyatakan sedikit berbeda, kurva OC
memperlihatkan persentase jangka panjang dari lot–lot yang diserahkan yang akan
diterima jika sangat banyak lot pada mutu yang ditetapkan diserahkan untuk
pemeriksaan. Dalam sebagian besar kasus kurva OC dapat juga dianggap
memperlihatkan probabilitas penerimaan lot–lot dari suatu arus produk yang
mempunyai bagian yang cacat p. Secara umum dikatakan bahwa semakin besar ukuran
sampel, maka semakin curam kemiringan kurva OC.
Dodge dan Romig membuat perbedaan yang bermanfaat antara dua jenis kurva
OC. Kurva jenis A menghasilkan probabilitas penerimaan untuk berbagai bagian yang
cacat sebagai fungsi mutu lot dari lot–lot terhingga. Pada prinsipnya, kurva tersebut
harus dihitung dengan probabilitas hipergeometrik; distribusi binomial atau Poisson
seringkali menghasilkan pendekatan yang memuaskan. Kurva tersebut tidak kontinyu.
Sebagai contoh, suatu lot berukuran 200 mungkin mengandung 0.5 atau 1.0% cacat
tetapi bukan 0.8%. Dalam prakteknya, merupakan hal yang biasa untuk
menggambarkan kurva jenis A secara kontinyu.
Kurva B memberikan probabilitas penerimaan sebuah lot sebagai suatu fungsi
dari mutu produk. Kurva tersebut dihitung seolah–olah berasal dari ukuran lot tak
terhingga. Untuk kurva jenis B distribusi binomialnya adalah tepat dan distribusi
Poissonnya sering menghasilkan pendekatan yang memuaskan. Kurva ini bersifat
kontinyu

2.4 Ukuran Untuk Mengevaluasi Sampling Plan


Ada empat cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sampling plan, yaitu
Average Outgoing Quality (AOQ), Average Outgoing Quality Limit (AOQL), ASN, dan
ATI

2.4.1 Average Outgoing Quality (AOQ)


Average outgoing quality adalah tingkat kualitas rata-rata dari sejumlah batch
yang meninggalkan stasiun pemeriksaan, mengasumsikan pemeriksaan ralat, setelah
dilakukan pemeriksaan pada berbagai tingkat kualitas p.

2.4.2 Average Outgoing Quality Limit (AOQL)


Average outgoing quality limit merupakan nilai maksimum atau puncak dari kurva
AOQ. AOQL menunjukkan kualitas terburuk yang akan meninggalkan stasiun
pemeriksaan berkaitan dengan kualitas lot yang masuk. Nilai AOQL juga merupakan
ukuran kebaikan sampling plan. Dengan catatan bahwa proteksi yang diberikan oleh
sampel plan, dalam hal nilai AOQL, tidak berlaku untuk individual lot, tetapi mencakup
kualitas rat-rata dari suatu seri atau batch.

2.4.3 ASN
ASN yaitu jumlah rata-rata item yang diinspeksi untuk serangkain lot dengan
kualitas lot yang masuk diberikan untuk membuat keputusan. Untuk single sampling
plans ASN-nya sama dengan sampel size n. Untuk double sampling plans ASN = n1P1
+ (n1+n2)(1-P1).

2.4.4 ATI
ATI menunjukkan jumlah rata-rata yang diinspeksi per lot. Jika lot tidak memuat
produk yang cacat, tidak ada lot yang akan ditolak, dan banyak pemeriksaan tiap lot
akan sama dengan ukuran sampel n. Jika semua benda cacat, setiap lot akan diserahkan
untuk pemeriksaan 100%. Dan banyak pemeriksaan tiap lot akan sama dengan ukuran
lot N. Jika kualitas lot adalah 0<p<1, banyak pemeriksaan rata-rata tiap lot akan
berubah-ubah antara ukuran sampel n dan ukuran lot N.

2.5 Sistem Sampling Penerimaan Brdasarkan Atribut


Ada dua metode sistem sampling penerimaan berdasarkan atribut, yaitu Sampling
Dodge-Romig, dan Sampling MIL-STD-105D.

2.5.1 Sampling MIL-STD-105E


MIL-STD 105E adalah sistem pengambilan sampel untuk data atribut dengan
indeks kualitas yang digunakan adalah AQL. Langkah-langkah menggunakan MIL STD
105D adalah sebagai berikut:
1. Memilih nilai AQL sesuai kebijakan perusahaan.
2. Menentukan level pemeriksaan umum apakah normal, longgar, atau ketat.
3. Menentukan ukuran produk (N).
4. Menentukan kode ukuran sampel yang sesuai dengan menggunakan table
induk.
5. Menentukan ke tabel yang sesuai untuk mendapatkan jenis perencanaan
sampling yang akan digunakan.
6. Memasukkan ke tabel yang sesuai untuk mendapatkan jenis perencanaan
sampling yang akan digunakan.
7. Menentukan perencanaan pemeriksaan yang sesuai. Prosedur umum yang
digunakan adalah memulai dengan level inspeksi normal, kemudian dapat
berpindah ke level longgar atau ketat dengan prosedur perpindahan yang ada.
2.5.2 Sampling Dodge-Romig
Sistem Dogde Romig adalah sistem pengambilan sampel untuk data atribut
dengan indeks kualitas yang digunakan adalah LQL dan AOQL. Adapun prosedur
sampling plan berdasarkan standar Dodge Romig adalah sebagai berikut:
1. Menentukan jenis perencanaan sampling yang akan digunakn yaitu, sampling
tunggal atau sampling ganda.
2. Menentukan ukuran lot yang paling tepat.
3. Mencari rata-rata proses produksi (dari produsen). Rata-rata proses adalah rata-
rata prosentase cacat yang dihasilkan oleh pabrik (produsen).
4. Menentukan nilai LQL (jika menggunakan LQL) atau nilai AOQL (jika
menggunakan (AOQL).
5. Melihat tabel yang untuk menentukan nilai n dan c (disesuaikan dengan jenis
samping: tunggal atau ganda, dan konsep yang digunakan : LQL atau AOQL),
kemudian cacat nilai n dan c.
6. Memulai melakukan sampling dengan mengambil sampel pertama.
CONTOH SINGLE SAMPLING PLAN

Peta Kontrol Untuk Atribut


1. Peta Kendali - p : untuk proporsi cacat
Dan peta kendali np untuk proporsi unit cacatnya relaitif kecil.
2. Peta Kendali – c : untuk cacat (defective)
3. Peta Kendali – u : untuk cacat per unit.
 Peta kendali – p
Perbandingan antara banyaknya cacat dengan semua pengamatan, yaitu setiap
produk yang diklasifikasikan sebagai “diterima” atau “ditolak” (yang diperhatikan
banyaknya produk cacat).
Langkah-langkah pembuatan peta kendali - p :
1. Tentukan ukuran contoh/subgrup yang cukup besar (n > 30),
2. Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya 20–25 sub-grup,
3. Hitung untuk setiap subgrup nilai proporsi unit yang cacat,
yaitu :
p = jumlah unit cacat/ukuran subgrup

4. Hitung nilai rata-rata dari p, yaitu p dapat dihitung dengan :

p = total cacat/total inspeksi.

5. Hitung batas kendali dari peta kendali x :

p(1  p)
3
n
UCL =p+

p(1  p)
3
n
LCL =p–

6. Plot data proporsi (persentase) unit cacat serta amati apakah data tersebut berada
dalam pengendalian atau diluar pengendalian.
 Peta Kendali – c
Suatu produk dikatakan cacat (defective) jika produk tersebut tidak memenuhi suatu
syarat atau lebih. Setiap kekurangan disebut defec. Setiap produk yang cacat bias
saja terdapat lebih dari satu defec. (yang diperhatikan banyaknya defec).

Langkah-langkah pembuatan peta kendali - p :


1. Kumpulkan k = banyaknya subgrup yang akan diinspeksi, usahakan k
mencukupi jumlahnya antara k = 20–25 subgrup,
2. Hitung jumlah cacat setiap subgrup ( = c),
3. Hitung nilai rata-rata jumlah cacat, c sbb :

c
k
c=
4. Hitung batas kendali untuk peta kendali c :

3 c
UCL =c+

3 c
LCL =c–

5. Plot data jumlah cacat dari setiap subgrup yang diperiksa dan amati apakah data
tersebut berada dalam pengendalian atau diluar kendali.

 Peta Kendali - u
Peta kendali u relatif sama dengan peta kendali c. Perbedaanya hanya terdapat pada
peta kendali u spesifikasi tempat dan waktu yang dipergunakan idak harus selalu
sama, yang membedakan dengan peta kendai c adalah besarnya unit inspeksi perlu
diidentifikasikan.
Rumus yang digunakan :
u  bar
ni
Su =
CL = u-bar
UCL = u-bar + 3 Su
LCL = u-bar - 3 Su
RENCANA PENERIMAAN SAMPEL
(Acceptance Sampling Plans)

 Rencana penerimaan sampel adalah prosedur yang digunakan dalam mengambil


keputusan terhadap produk-produk yang dihasilkan perusahaan.
 Bukan merupakan alat pengendalian kualitas, namun alat untuk memeriksa apakah
produk yang dihasilkan tersebut telah memenuhi spesifikasi.

 Acceptance sampling digunakan karena alasan :

 Dengan pengujian dapat merusak produk.

 Biaya inspeksi yang tinggi.

 100 % inspeksi memerlukan waktu yang lama, dll.


 Beberapa keunggulan dan kelemahan dalam acceptance sampling :

Keunggulan al :

 biaya lebih murah

 meminimalkan kerusakan

 mengurangi kesalahan dalam inspeksi

 dapat memotivasi pemasok bila ada penolakan bahan baku.

Kelemahan al :

 adanya resiko penerimaan produk cacat atau penolakan produk baik

 membutuhkan perencanaan dan pendokumentasian prosedur pengambilan


sampel.
 Tidak adanya jaminan mengenai sejumlah produk tertentu yang akan
memenuhi spesifikasi.

 Sedikitnya informasi mengenai produk.

 Dua jenis pengujian dalam acceptance sampling :

1. Pengujian sebelum pengiriman produk akhir ke konsumen.


Pengujian dilakukan oleh produsen disebut the producer test the lot for
outgoing.
2. Pengujian setelah pengiriman produk akhir ke konsumen.
Pengujian dilakukan oleh konsumen disebut the consumer test the lot for
incoming quality.

 Acceptance sampling dapat dilakukan untuk data atribut data variable :


 Acceptance Sampling untuk data atribut dilakukan apabila inspeksi
mengklasifikasikan sebagai produk baik dan produk cacat tanpa ada
pengklasifikasian tingkat kesalahan/cacat produk.
 Acceptance Sampling untuk data variabel karakteristi kualitas ditunjukkan
dalam setiap sample, sehingga dilakukan pula perhitungan rata-tata sampel dan
penyimpangan atau deviasi standar.

 Teknik pengambilan sample dalan acceptance sampling :

 Sampel tunggal,

 sampel ganda dan

 sampel banyak.

 Syarat pengambilan produk sebagai sample :

 Produk harus homogen

 Produk yang diambil sebagai sample harus sebanyak mungkin


 Sample yang diambil harus dilakukan secara acak

 Prosedur yang dilakukan :

 Sejumlah produk yang sama N unit

 Ambil sample secara acak sebanyak n unit

 Apabila ditemukan kesalahan d sebanyak maksimum c unit, maka sample


diterima.

 Apabila ditemukan kesalahan d melebihi c unit, maka sample ditolak, yang


berarti seluruh produk yang homogen yang dihasilkan tersebut juga ditolak.
Indek kualitas yang dapat digunakan dalam acceptance sampling :
1. AQL (Acceptance Quality Level = tingkat kualitas menurut produsen)

Merupakan proporsi maksimum dari cacat atau kesalahan yang diperbolehkan.

Produsen selalu menghendaki probabilitas penerimaan pada tingkat yang cukup


tinggi (biasanya 0,99 atau 0,95). Sehingga produsen menginginkan semua produk
yang baik dapat diterima atau meminimalkan risiko produsen.

Risiko produsen (α) adalah risiko yg diterima karena menolak produk baik dalam
inspeksinya.

Dengan kata lain produsen menginginkan probabilitas penerimaan(Pa) dekat dengan


1 (satu). Probabilitas kesalahan tipe I =α = 1 – Pa.
2. LQL (Limiting Quality Level = tingkat kualitas menurut konsumen)

Merupakan kualitas ketidakpuasan atau tingkat penolakan.

Probabilitas penerimaan LQL harus rendah, probabilitas tersebut disebut risiko


konsumen (β) atau kesalahan tipe II, yaitu risiko yang dialami konsumen karena
menerima produk yang cacat atau tidak sesuai.

LQL sering disebut dg LTPD (Lot Tolerance Percent Defective).

3. IQL (Indifference Quality Level )

Tingkat kualitas diantara AQL dan LQL atau tingkat kualitas pada probabilitas 0.5
untuk rencana sampel tertentu.

4. AOQL (Average Outgoing Quality Level)


Perkiraan hubungan yang berada diantara bagian kesalahan pada produk sebelum
inspeksi (incoming quality) atau p dari bagian sisa kesalahan setelah inspeksi
(outgoing quality) atau AOQ = p x Pa.

Apabila incoming quality baik, maka outgoing quality juga harus baik, namun bila
incoming quality buruk, maka outgoing quality akan tetap baik. Dengan kata lain
incoming quality baik atau buruk, outgoing quality akan cenderung baik.

 Pengukuran untuk mengevaluasi kinerja Sampel


Ada beberapa macam pengukuran
1. OC Curve (Kurva Karakteristik Operasi)
Merupakan kurva probabilitas penerimaan (Pa) terhadap produk yang
dihasilkan.
Rumus : Pa = P(d=< c)
Pa : probabilitas penerimaan
c : batas penerimaan cacat produk
d : jumlah cacat yang terjadi
Kurva ini dilakukan untuk mencari hubungan antara probabilitas penerimaan
(Pa) dengan bagian kesalahan dalam produk yang dihasilkan (p).

Perhitungan probabilitas penerimaan dapat digunakan Tabel distribusi Poisson.


Apabila tidak diketemukan nilai probabilitasnya karena keterbatasan nilai np,
maka dapat digunakan cara interpolasi.
Dua macam OC Curve :
Probabilitas

1
Probabilitas

1
Penerimaan (Pa)
Penerimaam (Pa)

Po proporsi

kesalahan (p) Po
OC Kurva ideal OC Kurva S
2. AOQ Curve (Kurva Kualitas Output rata-rata)
AOQ adalah tingkat kualitas rata-rata dari suatu inspeksi. Sampel yang diambil
harus dikembalikan untuk dilakukan perbaikan bila produk tersebut ternyata
rusak atau cacat.
AOQ untuk mengukur rata-rata kualitas output dari suatu hasil produksi dengan
proporsi kerusakan sebesar p.
Apabila N = banyaknya unit yang dihasilkan
n = unit sampel yang diinspeksi
p = bagian kesalahan/ketidaksesuaian
Pa = probabilitas penerimaan produk
Maka rumus yang digunakan :
Paxp( N  1)
N
AOQ =
Kurva AOQ mempunyai titik puncak (AOQL= Average Outgoing Quality
Limit). AOQL menunjukkan kualitas rata-rata yang harus dikembalikan dari
inspeksi untuk dilakukan perbaikan.

3. ATI Curve (Kurva Inspeksi Total Rata-rata)

ATI menunjukkan rata-rata jumlah sampel yang diinspeksi setiap unit yang
dihasilkan.

Untuk sampel tunggal :

ATI = n + (1 – Pa) (N – n)

Untuk sampel ganda :

ATI = n1(Pa I) + (n1 + n2)Pa II + N(1 – Pa1 – Pa II)


4. ASN Curve (Banyaknya sample rata-rata)

ASN adalah rata-rata banyaknya unit yang diuji untuk membuat suatu
keputusan.

Sampel tunggal : ASN = n


Sampel ganda : ASN = n1 + n2 (1 – P1)

P1 : merupakan probabilitas keputusan pada sampel pertama

P1 = P (produk yg diterima pd sampel pertama) + P (produk yg ditolak pd


sampel pertama)
= P (d<= c1) + P (d >= r1)

Anda mungkin juga menyukai