Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Menurut Thantawy (1997: 67), relaksasi adalah teknik mengatasi
kekhawatiran/kecemasan atau stress melalui pengendoran otot-otot dan
syaraf, itu terjadi atau bersumber pada obyek-obyek tertentu”. Relaksasi
merupakan suatu kondisi istirahat pada aspek fisik dan mental manusia,
sementara aspek spirit tetap aktif bekerja. Dalam keadaan relaksasi, seluruh
tubuh dalam keadaan homeostatis atau seimbang, dalam keadaan tenang tapi
tidak tertidur, dan seluruh otot-otot dalam keadaan rileks dengan posisi tubuh
yang nyaman.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan,
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.
Latihan napas dalam bukanlah bentuk dari latihan fisik, ini
merupakan teknik jiwa dan tubuh yang bisa ditambahkan dalam berbagai
rutinitas guna mendapatkan efek relaks. Praktik jangka panjang dari latihan
pernapasan dalam akan memperbaiki kesehatan. Bernapas pelan adalah
bentuk paling sehat dari pernapasan dalam (Brunner & Suddarth, 2001).

2.2 Tujuan Teknik Relaksasi Nafas Dalam


Tujuan nafas dalam adalah untuk mencapai ventilasi yang lebih
terkontrol dan efisien serta untuk mengurangi kerja bernafas, meningkatkan
inflasi alveolar maksimal, meningkatkan relaksasi otot, menghilangkan
ansietas, menyingkirkan pola aktifitas otot-otot pernapasan yang tidak
berguna, tidak terkoordinasi, melambatkan frekuensi pernapasan, mengurangi
udara yang terperangkap serta mengurangi kerja bernapas (Brunner &
Suddarth, 2001).

2
Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi
napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara
pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk,
mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan
intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.

2.3 Manfaat Teknik Relaksasi Nafas Dalam


Terdapat manfaat yang diperoleh dari teknik relaksasi nafas dalam
baik manfaat secara fisisiologis maupun psikologis.
a. Manfaat Fisiologis
1. Memperbaiki Sirkulasi Darah
Saat kondisi emosi meninggi dan detak jantung terasa cepat, cara ini
bisa sangat efektif menurunkan detak jantung dan menurunkan tekanan
darah. Menarik nafas dalam-dalam secara teratur juga dapat
meningkatkan dan memperbiki sirkulasi oksigen dalam darah dan
pengiriman oksigen ke seluruh organ tubuh.
2. Membantu Detoksifikasi
Berlatih nafas dalam secara rutin kita dapat melakukan detoksifikasi
organ tubuh. Karena ketika kita menarik nafas dengan dalam, dapat
membantu mengeluarkan racun dalam tubuh sehingga membersihkan
sistem tubuh.
3. Menurunkan Tensi / Tekanan Darah
Bernafas dalam merangsang munculnya oksida nitrat alami yang
berfungsi membuat seseorang lebih tenang. Zat tersebut akan
memasuki paru-paru bahkan pusat otak, sehingga tekanan darah yang
dalam keadaan tinggi bisa menurun.
4. Membantu Mengurangi Rasa Sakit atau sebagai salah satu teknik
distraksi
Dengan menarik nafas dalam, tubuh akan mengeluarkan hormon
endorfin. Ini adalah sejenis zat yang memberikan rasa nyaman dan
juga merupakan pereda rasa sakit alami. Hormon ini juga dapat
membuat otot-otot menjadi lebih rileks.

3
5. Relaksasi Perut
Penelitian telah menunjukkan dengan menarik nafas dengan dalam
dapat merelaksasi perut.
6. Mempercepat Penurunan Berat Badan
Pernafasan dalam membuat tubuh lebih mudah mendapatkan oksigen
yang dibutuhkan untuk proses metabolisme secara efisien. Teknik
pernafasan yang tepat sangat penting untuk latihan aerobik yang efektif
juga, sehingga dapat meningkatkan energi dan membuat merasa lebih
mudah untuk terlibat dalam aktivitas fisik lebih kuat.
7. Meningkatkan Aliran Limfatik (Getah Bening)
Dengan membantu mengembangkan paru-paru lebih penuh, pernafasan
dalam juga meningkatkan aliran cairan limfatik yang membantu
mencegah infeksi. Bila darah membawa oksigen dan nutrisi ke sel-sel
tubuh, getah bening dapat mencegah tubuh dari penyebab penyakit
seperti bakteri, infeksi virus, zat-zat asing, mati sel-sel darah putih,
racun dan limbah selular lainnya. Meski aliran getah bening harus
diperbaiki untuk menghilangkan sisa metabolisme dari tubuh, tapi
seperti sistem peredaran darah sistem limfatik pun tidak memiliki
pompa sendiri. Sebaliknya, cairan getah bening tergantung pada
mekanisme pernafasan untuk membantu bergerak. Jadi, pernafasan
yang baik akan bisa meningkatkan aliran limfatik.
8. Meningkatkan Fungsi Paru
Pernafasan dada yang pendek tidak menyediakan oksigen yang cukup
dalam darah, yang berarti bahwa kurang pula oksigen yang tersedia
untuk jaringan dan organ tubuh. Hal ini karena ketika orang menarik
nafas cepat dan dangkal, paru-paru tidak cukup mengembang untuk
memungkinkan transfer maksimum oksigen ke dalam darah
b. Manfaat Psikologis
1. Meredakan Stress
Nafas dalam dapat membantu mengurangi stres ketika sedang merasa
tertekan. Aktivitas sehari-hari dan hubungan kita dengan sesama
terkadang dapat meningkatkan kadar stres. Hal ini menyebabkan

4
pernafasan menjadi lebih cepat dan tekanan darah pun meningkat.
Padahal, kedua kondisi ini dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Nafas
dalam merupakan salah satu hal yang terbaik untuk meringankan rasa
stres, sehingga pikiran kembali fokus dan jernih.
Secara organ tubuh ketika menarik nafas dengan panjang dan dalam,
tubuh akan mengirimkan sinyal untuk memperlambat reaksi di otak,
sehingga ada perubahan hormonal dan faktor-faktor fisiologis lain.
Lewat cara ini efeknya adalah memperlambat denyut jantung serta
menurunkan tekanan darah yang tinggi saat stress, otak menjadi
tenang dan rileks, Kemudian otak meneruskan sinyal tersebut ke tubuh,
sehingga tubuh merasa rileks kembali. Nafas dalam dapat membantu
mengurangi keparahan dan frekuensi ketegangan sakit kepala yang
berhubungan dengan stres, memperlambat denyut jantung, tekanan
darah rendah dan mengurangi kelelahan.
2. Mengurangi Rasa Cemas
3. Mengurangi Rasa Gugup
Terkadang rasa gugup dapat membuat seseorang sulit untuk berbicara,
ketika hal tersebut terjadi, bernafas dalam-dalam dapat dilakukan untuk
mengatasinya.
4. Menurunkan Amarah
Saat marah, tubuh akan merasa tertekan dan bisa juga menjadi sesak
ketika emosi tidak dapat terkontrol, dengan nafas dalam perlahan bisa
menurunkan emosi dan tekanan yang muncul.

2.4 Prinsip Teknik Relaksasi Nafas Dalam


Relaksasi tidak menganggap penting usaha pemecahan masalah
penyebab terjadinya ketegangan dan kecemasan, melainkan menciptakan
kondisi individu yang lebih nyaman dan menyenangkan. Teknik relaksasi
nafas dalam merupakan salah satu metode untuk mengembalikan tubuh dalam
kondisi homeostatis sehingga individu dapat kembali tenang.
Relevansi dalam teknik relaksasi adalah kesesuaian atau kecocokan
(kaitan antara penggunaan teknik itu) dengan perilaku atau masalah individu,

5
misalnya seseorang yang mengalami ketegangan dan kecemasan yang berat
kemudian diberikan relaksasi maka ketegangan dan kecemasan yang dialami
tersebut akan berkurang, sehingga individu tersebut akan merasa lebih rileks,
tenang, dan mampu berfikir secara jernih.

2.5 Prosedur Teknik Relaksasi Nafas Dalam


Berikut adalah prosedur pelaksanaan teknik relaksasi nafas dalam.
1. Persiapan pasien
a. Sampaikan salam
b. Jelaskan maksut, tujuan, dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
c. Inform consent
d. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
2. Persiapan lingkungan
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Pasang sampiran atau sketsel
3. Prosedur
1) Mencuci tangan
2) Memberikan penjelasan tentang tujuan dan alasan tindakan
3) Memberi instruksi kepada pasien dengan memeberi contoh
4) Menganjurkan pasien untuk tari napas pelan-pelan, perawat
menghitung 1 – 2
5) Menganjurkan pasien mengeluarkan napas melalui mulut
dengan bibir mencucu atau memoncongkan bibir, perawat
menghitung 1 - 2
6) Mengamati perkembangan dada dan perut
7) Memperbaiki teknik bernapas pasien
8) Mengulangi prosedur sampai 10 kali
9) Rapikan pasien
10) Rapikan alat
11) Perawat cuci tangan

6
4. Evaluasi
1) Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan
2) Observasi tanda kesulitan bernapas dan kecemasan
5. Dokumentasi
1) Jam pelaksanaan
2) Kemampuan pasien
3) Reaksi pasien

Anda mungkin juga menyukai