Anda di halaman 1dari 15

OLEH:

Nama : Triana Sukawati

NIM : 201000415201091

Kelas : Jambi 2 IKESPNB

Prodi : S.1 Kebidanan

Mata Kuliah : Komunikasi Efektif

Dosen : Mira Susanti

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKIT TINGGI

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan hal mendasar yang melekat pada diri manusia dan memiliki peranan
penting dalam kehidupan manusia. Hal tersebut muncul seiring dengan besarnya manfaat komunikasi
yang diperoleh manusia. Manfaat tersebut berupa dukungan identitas diri untuk membangun kontak
sosial dengan orang di sekitar kita, baik itu dilingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan
kerja. Proses komunikasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi
secara langsung seperti komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih dan komunikasi secara tak
langsung dengan menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik

Media sosial saat ini telah menjadi trend dalam komunikasi pemasaran. Media sosial adalah
sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial, dan
wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar
ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated
content” (Kaplan & Haenlein, 2010). Beberapa contoh media sosial yang sedang berkembang saat ini
yaitu Instragam, Twitter, Line, Facebook, Youtube, dan lain-lain. Seseorang pasti memiliki berbagai
motivasi dalam menggunakan media sosial. Sekedar untuk berkomunikasi dengan orang lain, untuk
mencari tahu perkembangan sesuatu, untuk berbagi informasi maupun untuk mengikuti salah satu
yang menjadi trend saat ini yaitu menggunakan media sosial sebagai bentuk eksistensi diri. Orang-
orang yang hanya ingin menggunakan media sosial sebagai sarana menjaga silaturahmi biasanya akan
memilih media sosial yang bersifat private saja seperti Line, Whatsapp, Path, Telegram, Blackberry
Messenger atau yang lainnya. Meskipun masuk ke media yang terbuka seperti Facebook dan Twitter
maka mereka hanya akan menjadi 2 penonton dan pembaca yang baik dan melihat perkembangan
terbaru yang ada di media sosial. Sedangkan bagi orang-orang yang ingin diakui eksistensinya oleh
masyarakat luas melalui media sosial biasanya akan menggunakan media sosial yang bersifat terbuka
seperti Instagram, Facebook, Line, atau Twitter. Karena disinilah tempat kita bisa secara bebas dan
terbuka dalam berinteraksi. Sehingga banyaknya update status serta posting-an yang kita miliki
adalah salah satu bentuk jika kita ingin dikenal secara luas. Kita dikenal sebagai apa dan siapa itu kita
yang memutuskan, karena apa yang kita posting melalui media sosial akan menjadi gambaran diri kita
bagaimana kita memposisikan diri dimata masyarakat luas. Perkembangan penggunaan media sosial
di Indonesia sangat berkembang pesat. Menurut riset Nielsen menunjukkan tingkat pertumbuhan
penggunaan internet di Indonesia mencapai 26%. Orang Indonesia menghabiskan waktu 1,5 jam
sehari untuk berinternet. Menurut ICT Watch, saat ini pengguna ponsel di Indonesia mencapai 180
juta orang dari sekitar 220 juta penduduk Indonesia. Pengguna Instagram di Indonesia mencapai 22
juta pengguna aktif menurut dari siaran pers yang diterima CNN Indonesia (Lesmana, 2012).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu media social?
2. Apa saja jenis-jenis social media?
3. Apa saja manfaat social media?
4. Bagaimana dampak atau kerugian dari media social?
5. Apa itu evaluasi Komunikasi?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Media Sosial
2.1.1 Pengertian Media Sosial
Definisi dari media sosial yang berasal dari berbagai literatur penelitian (Fuchs, 2014
dalam Nasrullah, 2016):
1. Menurut Mandibergh (2012), media sosial adalah media yang mewadahi kerja
sama di antara pengguna yang menghasilkan konten (user generated content).
2. Menurut Shirky (2008), media sosial dan perangkat lunak sosial merupakan alat
untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagai (to share), bekerja
sama (to co-operate) di antara pengguna dan melakukan tindakan secara kolektif
yang semuanya berada diluar kerangka institusional maupun organisai.
3. Boyd (2009), menjelaskan media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang
memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi,
berkomunikasi dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain.
Media sosial memiliki kekuatan pada user generated content (UGC) dimana
konten dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di institusi
media massa.
4. Menurut Van Dijk (2013), media sosial adalah platform media yang
memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam
beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai
medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antarpengguna sekaligus
sebagai sebuah ikatan sosial.
5. Meike dan Young (2012), mengartikan media sosial sebagai konvergensi antara
komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu (to be shared
one to one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada
kekhususan individu.

2.1.2 Jenis-jenis Media Sosial


Menurut Kotler dan Keller bahwa terdapat tiga macam platform yang utama untuk media
sosial, yaitu :
1. Forum dan komunitas online Mereka datang dalam segala bentuk dan ukuran dimana
banyak dibuat oleh pelanggan. Sebagian hal ini disponsori oleh perusahaan melalui
postingan, instant, messaging, dan juga chatting yang berdiskusi mengenai minat
khusus yang dapat berhubungan dengan perusahaan.
2. Blogs
Terdapat banyak sekali pengguna blog yang sangat beragam disini dan Blogspot
sendiri merupakan salah satu penyedia akun website gratis dimana kita bisa posting,
sharing dan lain sebagainya.

Selain itu menurut Puntoadi (2011: 34) bahwa terdapat beberapa macam jenis media
sosial, yaitu sebagai berikut :
1. Bookmarking Bookmarking memberikan sebuah kesempatan untuk meshare
link dan tag yang diminati. Hal demikian bertujuan agar setiap orang dapat
menikmati yang kita sukai.
2. Wiki Sebagai situs yang memiliki macam-macam karakteristik yang berbeda,
misalnya situs knowledge sharing, wikitravel yang memfokuskan sebagai
suatu informasi pada suatu tempat.
3. Flickr Situs yang dimiliki yahoo, yang mengkhusukan sebuah image sharing
dengan contributor yang ahli pada setiap bidang fotografi di seluruh dunia.
Flickr menjadikan sebagai photo catalog yang setiap produknya dapat
dipasarkan.
4. Creating opinion Media sosial tersebut memberikan sarana yang dapat untuk
berbagi opini dengan orang lain di seluruh dunia. Melalui media social
tersebut, semua orang dapat menulis jurnal, sekaligus sebagai komentator.
5. Jejaring sosial Melalui situs-situs konten sharing tersebut orang-orang
mencptakan berbagai media dan juga publikasi untuk berbagi kepada orang
lain. Berikut beberapa contoh dari aplikasi media sosial tersebut:
a. Facebook : layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada februari 2004
oleh Mark Zuckerberg ini memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif
dan lebih dari separuhnya menggunakan telepon genggam untuk
mengaksesnya. Disini pengguna dapat membuat profil pribadi,
menambahkan teman, bertukar pesan serta berbagi informasi.
b. WhatsApp : merupakan aplikasi pesan lintas platform sejak
kemunculanya tahun 2009 hingga saat ini, yang memungkinkan kita
bertukar pesan tanpa biaya SMS, karena menggunakan data internet.
Menggunakan WhatsApp kita dapat dengan mudah untuk berinterikasi
melalui pesan teks maupun suara dan hingga saat ini dilengkapi dengan
fitur video call, yangmana kita dapat bertatap muka ketika telpon.
c. Line : hampir serupa dengan whatsapp, line diluncurkan pada tahun 2011
oleh perusahaan jepang. Yang membedakannya jika whatsapp tidak
memiliki karakter-karakter emoji dalam pesan, maka Line memiliki
fasilitas tersebut, sehingga terlihat lebih seru ketika menggunakannya
dalam menyampaikan pesan.
d. Youtube : sebuah situs web berbagi video yang dibuat oleh mantan
karyawan PayPal pada februari 2005 ini memungkinkan pengguna untuk
mengunggah, menonton serta berbagi video. Konten video positif apapun
bisa diakses melalui aplikasi tersebut.
e. Twitter : layanan jejaring sosial dan microblog daring yang hampir
serupa dengan facebook, yang memungkinkan penggunanya untuk
mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 280 karakter.
Didirikan pada maret 2006 oleh Jack Dorsey.
f. Instagram : Instagram adalah platform aplikasi jejaring sosial yang
memungkinkan penggunanya untuk mengambil foto, mengedit,
menerapkan filter digital, dan mengunggahnya dengan berbagai fitur,
seperti kolom komentar, dan fitur DM atau Direct Message yang
memungkinkan penggunanya untuk bertukar pesan.

2.1.3 Manfaat Media Sosial


Media sosial merupakan bagian dari sistem relasi, koneksi dan komunikasi. Berikut
ini sikap yang harus kita kembangkan terkait dengan peran, dan manfaat media sosial :
1. Sarana belajar, mendengarkan, dan menyampaikan.
2. Sarana dokumentasi, administrasi dan integrasi.
3. Sarana perencanaan, strategi dan manajemen.
4. Sarana kontrol, evaluasi dan pengukuran.

2.1.4 Kerugian Media Sosial


1. Kurangnya Interaksi dengan Dunia Luar
2. Membuat Kecanduan
3. Pemborosan
4. Tergantikannya kehidupan sosial
5. Pornografi
6. Kesalahpahaman Di jejaring sosial
7. Berkurangnya Perhatian Terhadap Keluarga
8. Sarana Kriminal

2.1.5 Kerahasiaan Media Sosial


Privasi telah ada sejak lama, didefinisikan sebagai ruang privat (private
sphere).Samuel D. Warren dan Louis D. Brandeis (1890) menyebut privasi juga sebagai
“the right to be let alone” atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi hak untuk
dibiarkan sendiri (Collste, 1992). Definisi ini masih berlaku, namun harus ditempatkan
dalam lingkungan modern di mana harus hidup berdampingan dengan minat masyarakat
dalam kehidupan berjaringan (networked life). Dengan kata lain, fenomena media sosial
yang agak baru dan konsekuensinya terhadap kesediaan untuk berbagi informasi pribadi
harus diperhitungkan (Hiselius, 2015). Privasi mungkin adalah masalah yang paling
banyak dibahas dalam etika-TIK. Privasi memungkinkan orang untuk mengekspresikan
diri secara individu atau kolektif tanpa terlalu khawatir tentang konsekuensi ekspresif
mereka (Schachter, 2003 dalam Youm & Park, 2016). Ini menjelaskan mengapa
anonimitas diizinkan sebagai hak kebebasan berbicara (Youm and Park, 2016). Dalam
istilah praktis, seringkali terjadi setiap hari melalui informasi sederhana yang kita pilih
untuk dibagikan, atau tidak untuk dibagikan. Jadi, privasi dan perlindungan privasi harus
digambarkan sebagai fenomena yang sangat dinamis. (Hiselius, 2010). Di Indonesia,
media sosial kerap menjadi celah pelanggaran privasi. Adanya right to be forgotten/hak
untuk dilupakan memicu perdebatan ilmiah yang timbul oleh keputusan antara hak
seseorang atas privasi dan kebebasan berekspresi melalui internet (Tirosh, 2016).

2.2 Evaluasi Komunikasi


2.2.1 Jenis Evaluasi Komunikasi
Evaluasi adalah jenis kegiatan atau proses sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dalam satu kegiatan dengan
didasari data dan informasi yang lengkap tentang obyek dalam evaluasi itu,
sehingga akan menghasilkan sebuah produk yang punya nilai. Sebenarnya
evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan, dan
mengkomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil keputusan,
Sukardi, (2015: 1).
Sedangkan menurut Suharsini & Cepi, (2014: 4) program adalah suatu
unit atau kesatuan kegiatan maka program merupakan sebuah sistem, yaitu
rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi
berkesinambungan.. Sebuah program bukan hanya kegiatan sendiri yang dapat
diseslesaikan dalam waktu singkat, tetapi program merupakan rangkaian dari
bermacam-macam kegiatan yang berlangsung dalam kurun waktu yang cukup
lama. Pada penelitian ini, yang digunakan adalah penelitian evaluasi dengan
metode campuran. Dipilihnya metode campuran dalam penelitian ini dikarenakan
dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif terdapat kelemahan dan kekuatan
masing-masing.
Menurut Creswell, (2016: 288) “pencampuran” (mixing) dan
penggabungan (blending) data ini dapat dinyatakan memberikan pemahaman
yang lebih kuat tentang rumusan 59 masalah daripada dilakukan satu demi satu.
Gagasan ini merupakan inti metode baru yaitu “penelitian metode campuran”.
2.2.2 Teknik evaluasi
Untuk menjaga kadar hubungan antarmanusia sekaligus efektivitas tujuan
program komunikasi itu, hendaknya dipilih teknik komunikasi yang relevan. Ada
tiga teknik komunikasi, yaitu informatif, persuasif, dan koersif.
1. Komunikasi Informatif
Informasi sangat dibutuhkan oleh semua anggota organisasi, tidak peduli
pada posisi mana dia bekerja. Prinsipnya anggota yang selalu up-date informasi
berarti memiliki pengetahuan yang lebih baru dan lebih lengkap. Para pimpinan
organisasi sangat memerlukan informasi agar dapat menyusun suatu kebijakan
organisasi maupun untuk dapat mencari solusi atas berbagai permasalahan yang
ada di organisasi. Sedangkan para anggota atau karyawan organisasi sangat
memerlukan informasi untuk mengetahui tugas harian yang harus dikerjakan dan
peraturan baru yang berlaku di organisasi. Contoh komunikasi informatif adalah
edaran dan pengumuman. Misalnya edaran yang memuat informasi mengenai
perubahan jam kerja, informasi mengenai prestasi yang diraih oleh anggota
organisasi, dan sebagainya. Untuk menjamin keefektifan teknik informatif ini
seringkali perencana program komunikasi menerapkan teori peluru (the bullet
theory). Teori peluru mengibaratkan pengiriman pesan identik dengan
menembakkan peluru dari laras senjata. Semakin intensif berondongan peluru itu,
maka makin besar peluangnya untuk mengenai sasaran. Begitu juga dalam
program komunikasi, penyampaian informasi berulang-ulang memperbesar
peluang tercapainya pemahaman yang lebih baik atas informasi tersebut.
2. Komunikasi Persuasif
Hovland, Janis dan Kelly (dalam Tan, 1981:93) mendefinisikan komunikasi
persuasif sebagai the process by which an individual (communicator) transmit
stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other indivials (the audience).
Komunikasi persuasif ialah suatu proses dimana seseorang (komunikator)
menyampaikan rangsangan (biasanya dengan lambang bahasa) untuk
mempengaruhi perilaku orang lain (komunikan). Sementara itu Sastropoetro 33
(1988:246) mengemukakan pendapatnya bahwa “persuasi” berasal dari bahasa
Inggris persuation yang berinduk kepada kata to persuade yang berarti
membujuk, merayu dan menghimbau. Kegiatan membujuk, merayu,
menghimbau atau sejenisnya adalah merangsang seseorang untuk melakukan
sesuatu dengan spontan, dengan senang hati, dengan sukarela tanpa merasa
dipaksa. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa persuasi
merupakan teknik komunikasi untuk mengubah sikap dan tingkah laku seseorang
dengan menggunakan pesan secara verbal maupun non-verbal, yang dilakukan
dengan cara membujuk. Dalam kegiatan persuasi tersebut, seseorang atau
sekelompok orang yang dibujuk diharapkan sikapnya berubah secara suka rela
dengan senang hati sesuai dengan pesan-pesan yang diterimanya. Dalam aktivitas
sehari-hari di organisasi, teknik komunikasi persuasif dapat dijadikan sebagai
alternatif dalam rangka mewujudkan program komunikasi yang serasi, ramah,
saling menghargai, dan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam mengatur
organisasi, pihak manajemen tidak menggunakan kekuasaan dan kewenangan,
tetapi menggunakan pendekatan yang halus dan membujuk. Dalam aktivitas
komunikasi di organisasi, komunikasi persuasif merupakan teknik yang
dianjurkan. Ada beberapa keuntungan apabila teknik komunikasi persuasif ini
diterapkan di organisasi. Dengan teknik komunikasi seperti itu maka diharapkan
akan senantiasa terbina hubungan yang harmonis, baik secara internal maupun
eksternal.
3. Komunikasi Koersif
Komunikasi koersif menjadi pilihan, ketika pihak manajemen menyadari
bahwa tujuan program komunikasi adalah komunikan memahami dan
melaksanakan pesan sebagaimana dikehendaki oleh komunikator. Pihak
manajemen mengesampingkan indikator keefektifan komunikasi yang lainnya
yaitu terbinanya kadar hubungan harmonis. Teknik komunikasi koersif ini dalam
pelaksanaannya kadang-kadang disertai sanksi dan ancaman. Bahwa omunikan
harus melaksanakan pesan, apabila tidak melaksanakan akan dikenai sanksi
tegas. Dalam situasi yang wajar, sebaiknya teknik komunikasi koersif ini ditunda
penggunaannya. Lebih baik disampaikan secara informatif dulu dengan
pemberian informasi berualang-ulang. Apabila teknik informatif didak efektif,
maka digunakan teknik persuasif untuk membujuk secara halus. Namun
demikian 34 apabila teknik persuasif ini juga tidak efektif, barulah digunakan
teknik koersif.

2.2.3 Metode Evaluasi


1. Metode Evaluasi summative, adalah evaluasi yang dilakukan untuk melihat
hasil keseluruhan dari suatu program yang telah selesai dilaksanakan.
Evaluasi ini dilakukan pada akhir kegiatan atau beberapa kurun waktu
setelah program, guna menilai keberhasilan program. keuntungan dari
evaluasi sumatif meliputi: a.Mereka bias, jika dirancang dengan tepat,
menyediakan bukti untuk sebuah hubungan sebab-akibat b.Menilai efek
jangka panjang.
2. Metode Evaluasi Formatif Menurut para ahli : Scriven mendefinisikan
evaluasi formatif sebagai suatu evaluasi yang biasanya dilakukan lebih dari
sekali dengan tujuan untuk melakukan perbaikan. Weston, McAlpine dan
Bordonaro menjelaskan bahwa tujuan evaluasi formatif adalah untuk
memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan untuk melakukan
perbaikan suatu produk atau program. Worthen dan Sanders bahwa evaluasi
formatif dilakukan untuk memberikan informasi evaluative yang bermanfaat
untuk memperbaiki program. Dalam konteks bimbingan dan konseling,
evaluasi formatif dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan data
untuk menentukan keberhasilan atau menilai tentang kelebihan dan
kelemahan suatu program ketika program tersebut masih dalam tahap
pengembangan. Tujuan evaluasi formatif adalah untuk merevisi program
layanan yang sedang dikembangkan dengan cara mengumpulkan data dari
berbagai sumber dengan menggunakan berbagai metode dan alat
pengumpulan data tertentu.
Evaluasi formatif terdiri dari beragambentuk dan dapat dilakukan dengan
berbagai teknik. Adapun teknik dalam evaluasi formatif ini meliputi :
a.Review Ahli. Review ahli memiliki kelebihan, antara lain: (1) Review
menghasilkan tipe informasi yang berbeda jika dibandingkan dengan
informasi yang diperoleh dari evaluasi orang per orang, kelompok kecil, atau
uji lapangan. Sedangkan kelemahannya antara lain: (1) Review ahli
memerlukan biaya yang tinggi jika orang ahli harus didatangkan dari wilayah
yang jauh. Informasi yang dapat digali dari pelaksanaan review ahli antara
lain: (1)informasi yang berkaitan dengan materi seperti kelengkapan, akurasi,
kepentingan, serta kedalaman, (2) informasi yang berkaitan dengan desain
instruksional seperti kesesuaian dengan karakteristikdan dan,kesesuaian
antara tujuan-materi-evaluasi, ketepatan pemilihan media, ketertarikan bagi
masyarakat. b.Evaluasi Satu-Satu keuntungan dari evaluasi satu-satu adalah
bahwa evaluasi ini memberikan informasi dari sudut pandang masyarakat.
Informasi yang dapat diperoleh dari evaluasi satu-satu meliputi beberapa
aspek, antara lain: (1) materi, seperti tingkat kesulitan, kejelasan, daya tarik,
serta kekinian materi, (2) desain instruksional, seperti kejelasan tujuan,
kelogisan sistematika penyampaian materi, (3) implementasi, seperti tingkat
kesulitan penggunaan, tingkat kemudahan dana, kemungkinan kesulitan yang
dihadapi.
3. Metode 360 Derajat Mendapatkan umpan balik (feecback) ganda, yakni
selain dari pimpinan perusahaan/instansi, juga berasal dari kolega hingga
konsumen.Prosesnya dilakukan setiap tahun, kepada seluruh elemen
organisasi, dengan tujuan:Memberikan umpan balik soal kelebihan dan
kekurangan kinerja organisasi;Mengenali arah strategis pengembangan
organisasi;Meningkatkan kolaborasi, saling pengertian antara unit
organisasi;Memberikan penghargaan dan insentif atas pencapaian prestasi;
sertaMengembangkan pembelajaran dalam hal keterbukaan—menerima
kritik.
4. Metode Analisis Biaya-Manfaat Dilakukan dengan mengidentifikasikan
komponen-komponen yang termasuk ke dalam manfaat (benefit), dan
tergolong biaya (cost).Berbagai komponen itu bisa bersifat nyata (tangible),
pun tak nyata (intangible).
5. Metode Keputusan Teoretis Terdapat dua jenis informasi yang digunakan,
yakni finansial, untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan anggaran yang
dibuat, dibandingkan dengan kinerja aktual.Informasi non-finansial, untuk
mengukur kepuasan pelanggan, efisiensi proses internal, hingga efektivitas
pengeluaran. 5. Metode Program dan Kebijakan Proram atau kebijakan, yang
bisa Anda lakukan dengan pendekatan: a.Pseudo Evaluation (Evaluasi
Semu)Dengan metode deskriptif, tanpa perlu bertanya secara langsung
kepada perorangan, kelompok, dan masyarakat.Evaluasi dilakukan dengan
tampilan tabel, teknik sajian grafik, analisis seri terinterupsi, angka indeks,
analisis diskontinu-regresi, serta analisis seri terkontrol. b.Evaluasi Formal
Perlu dilakukan berdasarkan program/kebijakan yang dituju, dan para
pembuat kebijakan administrator program sudah mengumumkannya.Metode
ini dilakukan dengan teknik klarifikasi nilai, pemetaan sasaran, analisis
dampak silang, pemetaan hambatan, hingga discounting.
6. Model Evaluasi yang Digunakan CIIP evaluasi model CIPP, model ini
merupakan model evaluasi yang dilakukan secara kompleks yang meliputi
Context, Input, Process dan Product. Guili Zhang dkk (2011: 59) yang
mengatakan bahwa “the CIPP evaluation model belongs in the
improvement/accountability category, and is one of the most widely applied
evaluation models”. Model evaluasi CIPP termasuk dalam kategori perbaikan
dan salah satu model evaluasi yang paling banyak digunakan. model CIPP
dianggap sebagai model evaluasi yang paling tepat dalam memberikan
pertimbangan ketika akan membuat suatu kebijakan dan juga model ini
dianggap tepat untuk melihat apakah suatu program berjalan sesuai dengan
apa yang diinginkan atau tidak dan apakah dapat menghasilkan product yang
diinginkan atau tidak. Perlu adanya kejasama yang baik dengan para pelaku
dalam program yang akan dievaluasi diharapkan akan dapat menggali
informasi dan mendapatkan data yang akan digunakan dalam penelitian.
Sehingga dengan adanya kerjasama yang terjalin baik, maka informasi yang
diperoleh untuk menghasilkan data akan maksimal
2.2.4 Proses Evaluasi
Langkah-Langkah menurut TYLER tersebut meliputi: a. Menentukan tujuan
seluas-luasnya atau sasaran-sasaran. b. Mengklasifikasikan tujuan-tujuan atau
sasaran-sasaran. c. Menegaskan sasaran dalam bentuk perilaku. d. Menemukan
situasi-situasi dalam pencapaian tujuan yang dapat dilihat. e. Mengembangkan
atau memilih teknik pengukuran. f. Mengumpulkan hasil data. g.
Membandingkan hasil data dengan perilaku berdasarkan tujuan.
Menurut notoatmodjo 2003 langkah-langkah dalam kegiatan evaluasi meliputi
a.Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi yakni apa yang akan di
evaluasi terhadap program yang dievaluasi b.b. Menetapkan kriteria yang akan
digunakan dalam menentukan keberhasilan program yang akan dievaluasi
menetapkan cara atau metode evaluasi yang digunakan c. Melaksanakan evaluasi
mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan evaluasi tersebut
d.Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan tersebut serta memberikan penjelasan penjelasan e.Menyusun
rekomendasi atau saran saran tindakan lebih lanjut terhadap program berikutnya
berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Menurut sudiyono 2001 langkah-langkah
pokok dalam pelaksanaan evaluasi terdiri atas:
A.Penyusunan rencana evaluasi.
 merumuskan tujuan pelaksanaan evaluasi
 Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi
 Memilih dan menentukan teknik akan digunakan untuk pengukuran
evaluasi
 Titik menyusun alat pengukur dalam evaluasi
 Titik menentukan tolak ukur
 Titik menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi
B. Menghimpun data melakukan kegiatan perhimpunan data wujud nyata dari
evaluasi adalah pengukuran yaitu merumuskan tujuan yang harus dicapai setelah
analisis
C. melakukan verifikasi data
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Komunikasi adalah sebuah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial. Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari bahasa latin
“communicare” yang artinya “menyampaikan”.
Media sosial adalah sebuah media online, pengguna dapat dengan mudah berpartisipasi,
berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog,
jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh orang
di seluruh dunia.
Dalam komunikasi juga di perlukan danya evaluasi komunikasi. Evaluasi adalah jenis
kegiatan atau proses sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan
dalam satu kegiatan dengan didasari data dan informasi yang lengkap tentang obyek dalam
evaluasi itu, sehingga akan menghasilkan sebuah produk yang punya nilai. Sebenarnya evaluasi
juga merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan, dan mengkomunikasikan suatu
informasi bagi keperluan pengambil keputusan. Evaluasi komunikasi mempunyai banyak teknik
dan metode.

3.2 SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat lebih mengerti apa itu social media dan
bagaimana cara menggunakan dengan baik sehingga tidak dapat menimbulkan kerugian. Dan
lebih bijak dalam bersosial media.
DAFTAR PUSTAKA

1. Setiawan, Dirgayuza. 2008. Gaul Ala Facebook untuk Pemula. Jakarta: Media Kita

2. Mulyana,Deddy.2000.IlmuKomunikasi:Suatu Pengantar.Bandung:PT.RemajaRosdakarya.

3. Aw,Suranto.2019. Perencanaan Dan Evaluasi Program Komunikasi.Yogyakarta: Pena

Pressindo

4. Alyusi, S. D. 2016. Media Sosial: Interaksi, Identifikasi, dan Modal Sosial. Jakarta:

Kencana.

5. Fiske, J. 2014. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

6. Werner J. Severin., J. W. (2011). Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam

Media Massa, Edisi Kelima. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai