Anda di halaman 1dari 7

Judul Analisis Manajemen Risiko K3 Di Bagian Filing Rsup Dr.

Soeradji Tirtonegoro Klaten


Penulis Novia Zahroh, Andri Permana W, Atma Deharja
Jurnal J-REMI : Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan E-ISSN:
2721-866X Vol. 1 No. 3 Juni 2020
Tahun 2020
Link https://publikasi.polije.ac.id/index.php/j-remi/article/view/1989

Terdapat 3 tahap dalam melakukan proses manajemen risiko, yaitu :

1. Identifikasi bahaya (Hazard Identification)

a. Identifikasi Bahaya di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten


Menurut Wijaya, dkk (2015) bahaya adalah sesuatu yang dapat menyebabkan cedera pada
manusia atau kerusakan pada alat atau lingkungan. Macam - macam kategori bahaya adalah
bahaya fisik, bahaya kimia, bahaya mekanik, bahaya elektrik, bahaya ergonomi, bahaya
kebiasaan, bahaya lingkungan, bahaya biologi, dan bahaya psikologi. Berdasarkan keadaan
yang ada di lapangan faktor yang dapat menimbulkan risiko bahaya diantaranya adalah
bahaya mekanik, bahaya biologi, dan bahaya ergonomi.
Hasil penelitian mengenai identifikasi risiko kesehatan dan keselamatan kerja ditemukan
beberapa risiko yang terjadi diruang filing antara lain:
1) Bahaya Mekanik
Berdasarkan hasil wawancara dengan sejumlah responden, bahaya mekanik yang sering
terjadi pada petugas filing yaitu tersayat map berkas karena map baru yang tajam, terjepit
roll o’pack karena kurang mendengar aba – aba dari teman / kurang konsentrasi, dan
kejatuhan berkas saat mengambil di rak bagian atas karena rak terlalu tinggi dan posisi
berkas yang susah diambil.
2) Bahaya Biologi
Risiko bahaya biologi yang dapat terjadi pada petugas filing yaitu paparan virus, bakteri,
dan debu pada berkas yang dapat berdampak pada telapak tangan gatal, bersin, batuk,
bahkan infeksi. Selain itu perilaku hidup bersih dan sehat juga diperlukan untuk
mengurangi peningkatan risiko bahaya biologi ini dengan cara selalu mencuci tangan
setelah selesai bekerja atau memegang berkas. Namun petugas filing di RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten hanya mencuci tangan sesekali yaitu saat akan istirahat kerja dan
pulang.
3) Bahaya Ergonomi
Berdasarkan observasi tinggi roll o’pack di ruang filing yaitu 300 cm atau 3 m sedangkan
rata – rata tinggi petugas 154 cm dilihat dari tabel karakteristik petugas dibawah ini :
Petugas Usia Tinggi Badan Berat Badan
Petugas 1 52 tahun 155 cm 60 kg
Petugas 2 56 tahun 160 cm 64 kg
Petugas 3 26 tahun 165 cm 70 kg
Petugas 4 57 tahun 161 cm 58 kg
Petugas 5 31 tahun 158 cm 70 kg
Petugas 6 32 tahun 151 cm 48 kg
Petugas 7 32 tahun 155 cm 59 kg
Petugas 8 56 tahun 167 cm 71 kg
Petugas 9 32 tahun 147 cm 45 kg
Petugas 10 32 tahun 150 cm 45 kg
Petugas 11 23 tahun 170 cm 85 kg
Petugas 12 31 tahun 150 cm 63 kg
Petugas mengeluhkan roll o’pack yang terlalu tinggi dan belum tersedia fasilitas untuk
mempermudah petugas menjangkau rak misalnya tangga lipat, dimana di ruang filing
hanya tersedia kursi plastik yang mudah pecah. Keluhan yang diderita petugas akibat
bahaya ergonomi ini antara lain nyeri punggung, nyeri leher dan nyeri bahu
(musculoskeletal disorders) dengan intensitas yang sering. Menurut Mayasari dan
Saftarina (2016) Musculoskeletal Disorder’s (MSDs) adalah penyakit akibat kerja yang
paling banyak terjadi di dunia dan juga di Indonesia. Faktor pekerjaan yang berhubungan
dengan gangguan muskuloskeletal dapat berasal dari pajanan ergonomi. Ergonomi adalah
ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka.
No Potensi Bahaya Lokasi Pekerja yang berisiko
1. Bahaya mekanik
a. Terjepit roll o’pack Ruang a. Petugas filing, dapat menyebabkan
b. Tersayat map berkas Filing cidera ringan bahkan cidera berat
c. Kejatuhan berkas atau tidak terjadi cedera sama sekali.
b. Petugas filing, dapat menyebabkan
luka dan infeksi apabila sering
terjadi.
c. Petugas filing, dapat mengakibatkan
cidera pada kepala dan mengganggu
aktivitas petugas.
2. Bahaya biologi
a. Terpapar debu Ruang a. Petugas filing, dapat menyebabkan
b. Terpapar virus dan Filing sesak nafas, alergi, dan batuk.
bakteri b. Petugas filing, dapat menyebabkan
sakit pada petugas, dan petugas bisa
tertular penyakit pasien.
3. Bahaya ergonomi
a. Musculoskeletal Ruang a. Petugas filing, nyeri punggung,
disorder Filing nyeri leher dan nyeri bahu

b. Menentukan Matrik Grading Risiko


Hazard Severity
Tingka Deskripsi Dampak
t Risiko
1 Insignificant Tidak terjadi cedera, kerugian finansial sedikit
2 Minor Cedera ringan, kerugian finansial sedikit
3 Moderate Cedera sedang, perlu penanganan medis, kerugian finansial
besar
4 Major Cedera berat≥ 1 orang, kerugian besar, gangguan produksi
5 Catastrophic Fatal≥1 orang, kerugian sangat besar dan dampak sangat
luas, terhentinya seluruh kegiatan

Berdasarkan penilaian dampak risiko hasil yang didapatkan berupa :


1. Terjepit roll o’pack
Tidak terjadi cidera pada petugas yang terjepit roll o’pack, hanya terjadi kerugian
finansial sedikit.
2. Tersayat map berkas
Petugas mengalami cidera ringan berupa luka sayat pada bagian tubuhnya (tangan)
serta sedikit kerugian finansial untuk menangani luka sayat tersebut.
3. Kejatuhan berkas
Petugas mengalami cidera ringan berupa luka / memar ataupun sakit pada bagian
tubuh yang kejatuhan berkas, serta sedikit kerugian finansial untuk menangani cidera
tersebut.
4. Terpapar debu
Tidak terjadi cidera pada petugas yang terpapar debu mungkin hanya terjadi sesak
napas atau batuk saat tidak sengaja terhirup debu, selain itu hanya terjadi kerugian
finansial sedikit.
5. Terpapar virus dan bakteri
Tidak terjadi cidera pada petugas yang terpapar virus dan bakteri, selain itu hanya
terjadi sedikit kerugian finansial.
6. Musculoskeletal disorder
Petugas mengalami cidera ringan berupa nyeri punggung, nyeri leher dan nyeri bahu
serta sedikit kerugian finansial untuk menangani cidera ringan tersebut.

Likelihood
Tingka Deskripsi Frekuensi
t
5 Almost Sangat sering terjadi (tiap minggu / bulan)
Certain
4 Likely Sering terjadi (beberapa kali / tahun)
3 Posibble Mungkin terjadi (1- <2tahun/ kali)
2 Unlikely Jarang terjadi (>2 - <5 tahun/kali)
1 Rare Sangat jarang terjadi (> 5 tahun / kali)

Berdasarkan penilaian frekuensi risiko hasil yang didapatkan berupa :


1. Terjepit roll o’pack
Sering terjadi kejadian terjepit roll o’peck dalam kurun waktu 1 tahun, petugas filing
sering terjepit roll o’pack biasanya disebabkan karena petugas kurang mendengar aba –
aba dari teman / kurang konsentrasi, selain itu juga disebabkan karena jarak 1 rak
dengan rak lainnya berdempetan.
2. Tersayat map berkas
Petugas filing sangat sering mengalami kejadian tersayat map berkas rekam medis
bahkan dalam kurun waktu 1 minggu. Hal tersebut dikarenakan map baru yang tajam
dan petugas tidak menggunakan APD seperti handscoon saat mengambil map berkas.
3. Kejatuhan berkas
Kejadian kejatuhan berkas di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten mungkin terjadi 1
atau 2 kejadian selama lebih dari 2 tahun. Hal ini disebabkan karena rak terlalu tinggi
dan posisi berkas yang susah diambil.
4. Terpapar debu
Beberapa kali petugas filing mengalami sesak nafas dan batuk dikarenakan terpapar ole
debu di ruangan filing, hal tersebut terjadi karena kurangnya ventilasi yang memadai di
ruang filing.
5. Terpapar virus dan bakteri
Kejadian petugas filing terpapar virus dan bakteri dari map berkas di RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten mungkin terjadi 3 atau 4 kejadian dalam kurun waktu
kurang dari 5 tahun. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran petugas untuk
selalu mencuci tangan dan menjaga kebersihan tangan selepas kontak dengan map
berkas.
6. Musculoskeletal disorder
Keluhan yang diderita petugas seperti nyeri punggung, nyeri leher dan nyeri bahu
(musculoskeletal disorders) sangat sering terjadi setiap minggunya. Hal ini dikarenakan
roll o’pack yang terlalu tinggi dan belum tersedia fasilitas untuk mempermudah petugas
menjangkau rak misalnya tangga lipat, dimana di ruang filing hanya tersedia kursi
plastik yang mudah pecah.
2. Penilaian risiko (Risk Assesment)
Potensi bahaya yang ditemukan pada tahap identifikasi bahaya akan dilakukan
penilaian risiko guna menentukan tingkat risiko (risk rating) dari bahaya tersebut. Selain
itu menurut Alfiansyah (2013) menyatakan bahwa potensi bahaya merupakan suatu
kondisi dimana terdapat kemungkinan untuk menyebabkan kecelakaan atau cidera pada
manusia sehingga perlu adanya proses risk assessment. Penilaian risiko dilakukan dengan
berpedoman pada skala Australian Standard/New Zealand Standard for Risk Management
(Whitfield, 2004). Ada 2 parameter yang digunakan dalam penilaian risiko, yaitu
likelihood dan severity.
Terdapat 3 cara dalam penilaian risiko yaitu, kualitatif, semi kuantitatif, dan
kuantitatif. Pada studi kasus kali ini akan digunakan Analisa risiko kualitatif yaitu dengan
Grading Matriks Risiko.

Frekuensi Dampak Risiko / Severity


Insignificant Minor Moderat Mayor Catastrophi
Risiko /
1 2 3 4 c
Likelihood
5
Almost M H H E E
Certain
5
Likely M M H H E
4
Posibble L M H H H
3
Unlikely L L M M H
2
Rare L L M M H
1

SKOR RISIKO = DAMPAK X LIKELIHOOD

Hasil penilaian risiko keselamatan dan kesehatan kerja di bagian filing RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten.

No Bahaya Potensi Bahaya Skala Risk Rating


Likelihood severity
1 Bahaya Terjepit roll o’pack Likely (4) Insignifican Moderat
Mekanik
t (1)
Tersayat map berkas Almost Minor Tinggi
Certain (5) (2)
Kejatuhan berkas Possible (3) Minor Moderat
(2)
2 Bahaya Terpapar debu Likely (4) Insignifican Moderat
biologi
t (1)
Terpapar virus dan Possible (3) Insignifican Rendah
bakteri t (1)
3 Bahaya Musculoskeletal Almost Minor Tinggi
Ergonomi disorder Certain (5) (2)
Potensi bahaya termasuk dalam risiko tinggi apabila frekuensi risiko (likelihood) berada
pada tingkat almost certain yaitu risiko sangat sering terjadi (setiap minggu atau bulan)
dan dampak dari bahaya mengakibatkan cedera ringan. Risiko moderat apabila frekuensi
risiko (likelihood) berada pada tingkat likely yaitu risiko sering terjadi (beberapa kali per
tahun) dan dampak dari bahaya mengakibatkan cedera ringan ataupun tidak terjadi cedera.
Sedangkan risiko rendah apabila frekuensi risiko (likelihood) berada pada tingkat possible
yaitu risiko mungkin terjadi (sekali dalam 1 sampai kurang dari 2 tahun) dan dampak dari
bahaya tidak terjadi cedera.

3. Pengendalian risiko (Risk Control)


1. Eliminate
Eliminasi adalah pengendalian risiko digunakan untuk menghilangkan suatu bahaya
yang ada pada unit tersebut. Pada unit filing eliminasi sepertinya tidak perlu dilakukan,
karena baik roll o’pack, map berkas, dan alat lainnya tidak bisa dihilangkan ataupun
digantikan dengan alat lainnya.
2. Substitute
Substitusi berarti mengganti alat atau mesin atau barang yang memiliki bahaya dengan
yang tidak memiliki bahaya. Contoh tindakan substitusi pada manajemen risiko di unit
filing adalah dengan mengganti sapu biasa dengan alat penyedot debu untuk
mengurangi risiko bahaya biologi dan mengganti kursi plastik yang mudah pecah
dengan tangga lipat untuk menjangkau map berkas medis yang tinggi.
3. Engineer
Engineering control adalah proses pengendalian risiko dengan merekayasa suatu alat
atau bahan dengan tujuan mengendalikan bahayanya. Contoh tindakan Engineer pada
manajemen risiko di unit filing adalah mengatur ulang tinggi roll o’pack agar lebih
mudah dijangkau, melakukan redesain bahan map yang lebih aman (tidak tajam).
4. Administration
Pengendalian risiko dengan administration digunakan untuk mengurangi paparan.
Contoh tindakannya adalah dengan memberikan pelatihan kepada petugas untuk selalu
mencuci tangan setelah menyentuh berkas rekam medis dan membuat SOP khusus
tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja di bagian filing (SOP Terlampir).

5. PPE
Personal Protective Equipment berfokus pada perlindungan diri tenaga kerja
diantaranya yaitu dengan mewajibkan petugas menggunakan APD dengan memberi
punishment apabila petugas tidak menggunakan APD.

Anda mungkin juga menyukai