Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMECAHAN MASALAH, SEBUAH MODEL PEMBELAJARAN IPS DI


JEPANG
Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar dan Konsep IPS
Dosen Pengampu: Ahmad Imam Khairi, M.Pd

Disusun Oleh :
Rafli Nur Alif (20381081070)
Noraini (20381082016)
Farah Mawarni (20381082032)
Rika Ayu Yuliana (20381082072)

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah yang Maha Esa. Syukur
Alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas di ungkapkan kepada Allah
SWT, yang karena bimbingannyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah makalah
berjudul “PEMECAHAN MASALAH, SEBUAH MODEL PEMBELAJARAN
IPS DI JEPANG”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang di
berikan dalam mata kuliah Dasar dan Konsep IPS. Shalawat serta salam, kami
sanjung sajikan kepangkuan Nabi besar Muhammad SAW, dengan adanya beliau,
Alhamdulillah sampai saat ini kami dapat menyusun sebuah makalah.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih benyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki.
Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan


digunakan sebagai bahan pembelajaran di masa yang akan datang.

Aamiin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULIAN

A . Latar belakang masalah

B . Rumusan masalah

C . Tujuan pembahasan

BAB II PEMBAHASAN

A. Model pembelajaran IPS di Jepang


B. Tujuan Jepang menerapkan pembelajaran IPS

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan hidup diseluruh Negara di dunia, oleh


karena itu tiap Negara memiliki kebijakan-kebijakan tertentu dalam menangani
sistem pendidikan dan praktek pembelajaran di dalam Negara tersebut. Oleh karena
itu, akan terjadi perbedaan kualitas dan pemeringkatan pendidikan suatu Negara jika
dilihat dari beberapa aspek yang diteliti. Dalam rilis peringkat PISA menjelaskan
bahwa beberapa Negara memiliki kualitas pendidikan lebih tinggi diatas rata-rata
kualitas Negara lain, salah satunya Negara Jepang.

Salah satu model pembelajaran yang dilakukan di Jepang yaitu dialog


mendalam dan kegiatan kelompok (DMKK) Dialog mendalam pada DMKK
dilaksanakan dengan guru mengajukan pertanyaan utama yang merupakan
pertanyaan yang membuat siswa berpikir tingkat tinggi dan mendalam dengan
mengerahkan segenap pengetahuan dan wawasannya. Setelah siswa menjawab
pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan susulan yang mengejar jawaban siswa,
sehingga siswa berpikir lebih mendalam. Dialog (tanya-jawab) tidak berhenti setelah
mendapat jawaban yang benar, melainkan berhenti jika pemahaman siswa sudah
mendalam.

Jepang adalah negara maju di Asia yang memiliki kemajuan dalam bidang
Pendidikan, sistem pendidikan di Jepang adalah yang terbaik karena pendidikan
dasar Di Jepang dapat menyempurnakan karakter pada usia dini. Adapun yang
diterapkan dalam pendidikan dasar di Jepang seperti melatih keberanian, kedisiplinan
dan Kemandirian. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan perkembangan anak
secara utuh, dan sebagai bentuk pengembagan kognitif anak terhadap lingkungan
sekitar. Pendidikan di Jepang awalnya hanya menitikberatkan pada aspek kognitif
saja, Kemudian diubah menjadi sistem pendidikan pembaharuan dengan kesatuan
yang Utuh yang melibatkan hand-heart-head (tangan, hati, otak), doing-feeling-
thinking (mengerjakan, merasakan, berpikir) serta body-mind-soul (tubuh, pikiran,
jiwa).

Dengan adanya pembaharuan beberapa faktor tersebut, tidak hanya aspek


kecerdasan otak saja yang ditingkatkan, melainkan meliputi seluruh aspek yang
terdiri atas Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
(Agus, 2013:151-152). Pada hakikatnya pendidikan memiliki peranan yang penting
atas Keberlangsungan suatu negara, serta kualitas pendidikan di suatu negara akan
menjadi Salah satu unsur terpenting dalam kemajuan bangsa. Oleh karena itu, salah
satu pilar untuk menopang suatu negara adalah pendidikan. Selain itu, pendidikan
juga merupakan bagian terpenting untuk menumbuhkan kepribadian bangsa,
memperkuat Identitas nasional, dan memantapkan jati diri dalam suatu bangsa
(Irianto, 2012:3).

Dengan adanya peranan pendidikan yang sangat penting bagi setiap bangsa,
maka Setiap individu harus mendapatkan pendidikan sebaik mungkin untuk masa
depan yang lebih baik. Pendidikan juga memiliki kaitan yang erat hubungannya
dengan Kemajuan suatu negara, karena pendidikan merupakan bagian utama yang
dapat Meningkatkan kemampuan individu serta mampu menumbuhkan identitas
nasional. Negara Jepang merupakan salah satu negara dengan sistem pendidikannya
yang terbaik, karena anak pada usia dini di Jepang sudah menerapkan etika-etika
Kesopanan serta mengembangkan kemandirian bagi setiap anak atau individunya.
Hal ini membuktikan bahwa pendidikan di Jepang merupakan pendidikan terbaik
yang dapat menyempurnakan karakter pada anak usia dini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana model pembelajaran IPS di Jepang ?

2. Apa tujuan Jepang menerapkan pembelajaran IPS ?

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep
dan Dasar IPS dan agar mahasiswa mengetahui dan memahami model pembelajaran
IPS di Jepang serta tujuan pembelajaran IPS di Jepang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model pembelajaran IPS di Jepang

a. Gambaran tentang pembaharuan kurikulum IPS 2008 di Jepang

Pada pembaharuan kurikulum IPS yang baru (tahun 2008), mata pelajaran
IPS dirubah mengikuti model pembelajaran sebagaimana yang tengah dipraktekkan
di Eropa. Khususnya, revisi pembelajaran ditekankan pada pentingnya
pengembangan yang mencakup tiga kemampuan:

(1) Kemampuan dalam membuat kombinasi sosial, budaya, dan ketrampilan


teknik;

(2) Kemampuan menciptakan dan memelihara pertalian hubungan antar


kelompok orang yang berbeda;

(3) Kemampuan untuk beraktualisasi secara mandiri.

Pembaharuan ini mula-mula didasarkan pada laporan Badan Pendidikan


Pusat/Central Council for Education (CCE). Dalam laporan mereka CCE
menyatakan bahwa pengetahuan dan ketrampilan dasar pokok dalam setiap bidang
studi yang paling penting adalah pengembangan kemampuan berpikir, memutuskan,
dan mengkomunikasikannya –dimana berbagai macam kemampuan sebagaimana
disebut itu bagi anak-anak Jepang sangat kurang. CCE juga berpendapat bahwa perlu
adanya penyediaan kegiatan pembelajaran dimana siswa dapat mengaplikasikan
pengetahuan dan ketrampilan mereka (contoh: melakukan eksperimen dan
menuliskannya dalam paper). Sebagai tambahan, laporan CCE termasuk seperangkat
rekomendasi yang ditujukan secara khusus kepada guru-guru di SMP dan SMA yang
hanya mengajar spesialisasi bidang studi mereka, sebagai contoh guru-guru setiap
bidang studi harus saling bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran mereka yang
menyaratkan siswa untuk menulis paper dan mengembangkan kemampuan argumen
mereka, yakni kemampuan untuk mengkonstruksikan dan mengartikulasikan
argument sendiri, dimana hal ini harus ditanamkan melalui koordinasi pembelajaran
silang diantara mata pelajaran yang berbeda.

Ringkasnya, CCE merekomendasikan kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1. Siswa mengkomunikasikan apa yang mereka pikir dan rasa


berdasarkan pengalamannya
2. Siswa memahami dan mengkomunikasikan fakta-fakta dengan akurat
3. Siswa menginterpretasikan konsep-konsep/prinsip-prinsip dan
menerangkan/menerapkannya
4. Siswa menganalisis, mengevaluasi, dan mengomentari terhadap
informasi yang ada
5. Siswa mendesain dan mengimplementasikan rencana untuk
melengkapi tugas, ataupun mengevaluasi dan memperbaiki performen
mereka
6. Siswa mengkomunikasikan satu dengan yang lain untuk
memperdalam pemikiran mereka baik secara mandiri maupun
kelompok
7. Siswa meningkatkan motivasi belajar mereka dan mendapatkan
kebiasaan belajar yang sesuai.
Laporan CCE juga termasuk rekomendasi yang berkenaan dengan logistic
dan organisasi dalam mengimplementasikan kegiatan pembelajaran sebagaimana
yang dimaksud sebagai berikut:
1. Pembelajaran pada tingkat bawah dan menengah di SD adalah penting
2. Para guru seharusnya menyediakan pelayanan pembelajaran kepada
siswa dengan intens baik dalam kelompok pembelajaran kecil atau
pembelajaran remidi, sesuai dengan tingkat dan kebutuhan siswa.
Pendekatan individual ini akan membantu siswa mengatasi kesulitan
dan akan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka
3. Perlu juga untuk menyediakan siswa dengan kegiatan pembelajaran,
seperti observasi, eksperimen, dan penulisan, yang mensyaratkan
mereka mengapplikasikan pengetahuan dan ketrampilan mereka
4. Dinas pendidikan harus mereview hasil survey mengenai pencapaian
kemampuan akademik dan memberi tanda sekolah yang mengalami
permasalahan dengan motivasi dan kebiasaan belajar diantara siswa,
dan juga member support pada sekolah-sekolah itu.
Dalam rangka memperhatikan dan menanggapi rekomendasi ini, system
pendidikan Jepang menekankan pentingnya satu metode pembelajaran khusus, untuk
mengasah dan membangun siswa agar dapat melakukan riset dan mendiskusikan
sendiri. Pendekatan ini disebut sebagai sebuah “metode problem-solving” (metode
pemecahan masalah).

b. Metode Problem Solving

Terdapat banyak masalah yang ingin dipecahkan orang, tetapi umumnya


belum dapat melakukannya dengan sukses; sebagai misal, masalah persenjataan
nuclear, ketimpangan ekonomi, konflik ethnis, dan pemanasan global. Berbagai
masalah ini sering dicampur dengan masalah-masalah lain yang lebih sulit dan
menantang pada tingkat internasional. Juga terdapat masalah-masalah lain seperti
pembangunan jalan tol baru dan pembaharuan system kesejahteraan. Secara
tradisional, IPS diharapkan membantu orang mengembangkan kompetensi-
kompetensi untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.

Prinsip dasar dari metode pembelajaran problem-solving adalah membiarkan


siswa mendefinisikan masalah dan melakukan penelitian untuk memecahkannya.
Tipe pembelajaran ini menolak tugas-tugas yang biberikan oleh guru secara searah
atau passive learning. Meskipun hal itu memerlukan dukungan ide aktif pembelajar
yang mengambil inisiatif sendiri dan melakukan kegiatan untuk memecahkan
masalah itu. Ilustrasi dalam gambar1 di bawah mendefinisikan gambaran metode
problem solving dibandingkan dengan metode yang lain dalam pembelajaran.

Pemecahan masalah dan pertemuan kelas menghasilkan karakteristik bahwa


siswa memecahkan satu masalah yang diberikan melalui diskusi, meskipun, mereka
berbeda dengan yang sebelumnya, membutuhkan penggunaan bahan-bahan yang
lebih maju dan teknis. Jadi kurikulum IPS di Jepang diperbaharui untuk memberikan
fasilitas kepada siswa dengan lebih mengalami dan memecahkan masalah dalam
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu mereka dapat mengembangkan disposisi dan
kompetensi untuk berpartisipasi dalam masyarakat secara lebih efektif dalam
masyarakat. Enam langkah dalam problem solving:

1. Siswa mencari berbagai masalah (sebuah teka-teki atau pertanyaan)


2. Siswa mengajukan pertanyaan dan mengumpulkan fakta-fakta berkenaan
dengan masalah
3. Siswa menyeleksi satu masalah yang mereka dapat pecahkan
4. Siswa mengajukan hipotesis untuk memecahkan masalah
5. Siswa memutuskanpada satu pemecahan (misal: satu cara dalam
mengevaluasi hipotesis yang diajukan)
6. Siswa membuat rencana kegiatan untuk mengimplementasikan
pemecahan yang ditawarkan.

B. Tujuan Jepang menerapkan pembelajaran IPS

Tujuan pembelajaran IPS adalah mendidik warganegara yang demokratis.


Jika siswa melakukan penelitian secara individual, itu tidak akan menghasilkan
pendidikan demokrasi warganegaranya. Satu sekolah adalah merupakan sebuah
masyarakat yang terdiri dari berbagai macam siswa (termasuk di dalamnya guru dan
staf). Lingkungan sekolah, kemudian, membantu siswa mulai untuk belajar yang
berkenaan dengan konflik, kerjasama satu dengan yang lain, inilah dasar dari
demokrasi. Kegiatan penelitian dalam IPS tentu memerlukan kegiatan kerjasama
kelompok dan diskusi kelas. Lebih dari itu, penelitian merupakan kegiatan penting
dalam menumbuhkan kompetensi demokratis, untuk mencari masalah dalam
kehidupan social, mengevaluasi informasi secara kritis, dan membuat keputusan. Di
sini prinsip fundamental pendidikan adalah memotivasi siswa untuk melakukan atas
inisistif mereka sendiri. Hal ini tidak hanya guru, meskipun, dia dapat mempengaruhi
motivasi siswa. Para siswa juga dapat saling mempengaruhi dalam hal-hal positif
diantara mereka sendiri melalui collaborative work. Tugas pokok pendidikan IPS
adalah menyediakan siswa kesempatan untuk saling mempengaruhi melalui kegiatan
positif yang saling menguntungkan. Dengan kata lain, pelajaran IPS itu sendiri harus
demokratis. Pembelajaran IPS harus memberi kesempatan siswa dengan berbagai
kesempatan untuk berdiskusi dan mentransformasikan kegiatan dalam kelas ke dalam
satu masyarakat pembelajar kolaboratif.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan adanya makalah ini orang lebih mudah memahami tentang model
pembelajaran IPS di Jepang. Yang mana sistem pendidikannya lebih menekankan
pada pentingnya suatu metode pembelajaran khusus agar bisa membangun siswa-
siswi berprestasi.
B. Saran

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih benyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki.
Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan


digunkan sebagai bahan pembelajaran di masa yang akan datang. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan,2006. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran

http://ekojarwanto.blogspot.com/2011/10/modul-pendidikan-dan-latihan-profesi.html

http://murni-inside.blogspot.com/2011/11/model-pembelajaran-di-jepang-.html?m=1

http://www.kompasiana.com/pipabdg/pembelajaran-aktif-ala-jepang-dan-kurikulum-
2013_552c781a6ea834b4588

Muhammad Numan Somantri, M.Sc. Prof., 2001. Menggagas Pembaharuan


Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai