Abstrak
Sistem bahasa terdiri dari tiga subsistem, yaitu subsistem fonologi, subsistem gramatika,
dan subsistem leksikon. Kamus merupakan hasil akhir leksikografi. Leksikografi sangat
berkaitan dengan semua bidang kajian linguistik, baik yang mikro (fonologi, morfologi,
sintaksis, dan semantik) maupun yang makro (sosiolinguistik, antropolinguistik,
dialektologi, dan lain-lain). Pengetahuan fonologi, sistem ejaan, morfologi,
morfofonemik, sintaksis, semantik, sosiolinguistik, dialektologi, antropolinguistik, dan
kajian makro linguistik lainnya diperlukan untuk menjelaskan makna penggunaan kata
dalam situasi sosial, budaya, dan masyarakat yang berbeda. Perbincangan tentang
kamus senantiasa berkaitan dengan konsep, fungsi, isi, dan jenis-jenis kamus. Beberapa
hal itu sangat diperlukan dalam penyusunan kamus, mengingat kamus berkaitan dengan
beberapa hal tersbut.
Abstrak
Sistem bahasa terdiri dari tiga subsistem, yaitu subsistem fonologi, subsistem gramatika,
dan subsistem leksikon. Kamus merupakan hasil akhir leksikografi. Leksikografi sangat
berkaitan dengan semua bidang kajian linguistik, baik yang mikro (fonologi, morfologi,
sintaksis, dan semantik) maupun yang makro (sosiolinguistik, antropolinguistik,
dialektologi, dan lain-lain). Pengetahuan fonologi, sistem ejaan, morfologi,
morfofonemik, sintaksis, semantik, sosiolinguistik, dialektologi, antropolinguistik, dan
kajian makro linguistik lainnya diperlukan untuk menjelaskan makna penggunaan kata
dalam situasi sosial, budaya, dan masyarakat yang berbeda. Perbincangan tentang
kamus senantiasa berkaitan dengan konsep, fungsi, isi, dan jenis-jenis kamus. Beberapa
hal itu sangat diperlukan dalam penyusunan kamus, mengingat kamus berkaitan dengan
beberapa hal tersbut.
linguistik. Oleh karenanya kajian-kajian dengan semua bidang kajian linguistik, baik
leksikografi tidak terlepas dari bahasa sebagai yang mikro (fonologi, morfologi, sintaksis, dan
objeknya. Jika dicermati unsur utama yang semantik) maupun yang makro (sosiolinguistik,
dikaji dalam leksikografi adalah bahasa, mulai antropolinguistik, dialektologi, dan lain-lain)
dari unsur bunyi, morfem, pembentukan kata, karena kajian mengenai kosakata, yang akan
kelas kata, pemakaiannya, maupun makna disusun menjadi kamus dalam kerja
dengan berbagai pengembangannya. leksikografi, menyangkut semua bidang
Sistem bahasa terdiri dari tiga subsistem, yaitu linguistik. Pengetahuan fonologi diperlukan
subsistem fonologi, subsistem gramatika, dan oleh seorang leksikografer untuk menentukan
subsistem leksikon. Subsistem fonologi fonem-fonem bahasa yang disusun kamusnya.
berkenaan dengan masalah tata bunyi bahasa, Lebih-lebih, untuk bahasa yang belum ada
subsistem gramatika berkenaan dengan masalah ragam tulisnya (Chaer, 2007: 177).
bentuk dan susunan kata serta bentuk dan Dalam studi perkamusan, pengetahuan sistem
kalimat, sedangkan subsistem leksikon ejaan diperlukan untuk menuliskan kata-kata
berkenaan dengan masalah kosakata atau yang akan dijadikan lema (entri) dengan benar.
perbendaharaan kata Samsuri, 1982: 67; lihat Pengetahuan morfologi diperlukan untuk
Lyons 1995: 155) . menentukan bentuk-bentuk yang akan dijadikan
Subsistem fonologi dan gramatika bisa lema, berikut sistem penyusunannya.
diperoleh dari pergaulan sehari-hari dalam Pengetahuan morfofonemik diperlukan untuk
masyarakat, kecuali bila diperlukan penggunaan menentukan perubahan bunyi-bunyi fonem
bahasa secara teknis ilmiah. Tentu kedua akibat adanya proses morfologi dan sintaksis.
subsistem ini perlu dipelajari dalam pendidikan Pengetahuan sintaksis diperlukan untuk
formal. Subsistem leksikon secara terbatas menentukan dan menganalisis satuan-satuan
dapat diperoleh dari pergaulan sehari-hari di sintaksis dengan benar. Pengetahuan semantik
masyarakat. Namun, untuk pengayaan kosakata diperlukan untuk menjelaskan makna-makna
lebih jauh, misalnya untuk keperluan ilmiah, kata dengan tepat. Dalam hal ini, seorang
kita memerlukan bantuan sebuah media yang leksikografer harus memahami dan menerapkan
disebut kamus yaitu hasil kerja bagian dari konsep makna leksikal, makna gramatikal,
linguistik, yang disebut leksikografi; yang makna kontekstual, dan makna idiomatik
secara harfiah berarti penulisan leksikon atau dengan benar, Tanpa wawasan semantik yang
kosakata. cukup, tentu, kamus yang dihasilkan tidak atau
Bunyi sebagai salah satu unsur yang dikaji kurang berguna sebab pertama kali orang
dalam leksikografi merupakan cerminan bahwa membuka kamus adalah untuk mencari makna
salah satu unsur bahasa ini memperkuat bahwa kata. Sementara, pengetahuan sosiolinguistik,
bahasa tetap sebagai indikator kajian dialektologi, antropolinguistik, dan kajian
leksikografi sebagai bagian linguistik. makro linguistik lainnya diperlukan untuk
Walaupun tidak secara keseluruhan unsur menjelaskan makna penggunaan kata dalam
kajian bunyi dikaji dalam leksikografi. situasi sosial, budaya, dan masyarakat yang
Leksikografi dengan leksikologi memiliki berbeda.
hubungan yang dekat sekali sehingga batas Berdasarkan uraian di atas, sebuah kamus
antara keduanya sering sukar ditentukan. Yang belum dapat disusun sebelum penyusunnya
jelas, ilmu mengenai leksikon disebut memahami semua bidang kajian linguistik,
leksikologi (pakarnya disebut leksikolog), Artinya, kerja leksikografi terletak di ujung
sedangkan penulisan mengenai leksikologi akhir semua kegiatan kerja linguistik. Hal ini
disebut leksikografi (pakarnya disebut tentu berbeda dengan pembidangan linguistik
leksikograf). Seorang leksikolog identik dengan yang dibuat oleh Kridalaksana (Djoko
seorang leksikograf. Sebaliknya, seorang Kentjono, 1980).
leksikograf pun identik dengan seorang Baylon dan Ladislav (dalam Chaer, 2007: 178-
leksikolog. 179) mengikuti konsep Ferdinand de Saussure
Dalam studi linguistik umum sering disebutkan tentang signe linguistique (tanda linguistik,
bahwa leksikografi adalah salah satu bidang lambang, simbol) yang terdiri dari komponen
kajian linguistik yang bersifat terapan. Namun, signifiant dan signifie. la menyatakan bahwa
sebenarnya leksikografi sangat berkaitan signifiant berkenaan dengan tata bahasa
52 INOVASI, Volume XVIII, Nomor 1, Januari 2016
(morfologi dan sintaksis), sedangkan signifie dalam sebuah bahasa, disusun secara
berkenaan dengan masalah semantik. Lalu, alfabetis disertai keterangan cara
semantik berkenaan dengan masalah leksikal menggunakan kata itu.
yaitu vocabularie, keseluruhan kosakata dari e. Kamus adalah [1] buku acuan yang
suatu bahasa. Selanjutnya, vocabularie ini memuat kata dan ungkapan yang
"diurus" oleh leksikologi dan leksikografi. disusun menurut abjad berikut
Mengingat konsep signifiant dan signifie keterangan tentang maknanya,
sebagai komponen atau pembentuk signe pemakaiannya, atau terjemahannya; [2]
linguistique tidak bisa dipisahkan, kita tidak buku berisi kumpulan istilah atau nama
dapat memisahkan leksikologi dan leksikografi yang disusun menurut abjad beserta
dari semua bidang kajian linguistik. penjelasan tentang makna dan
pemakaiannya. (Tim Penyusun Kamus
Pengertian Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Secara etimologis, kata kamus berasal dari kata Bahasa, Jakarta: Balai Pustaka 2001).
dalam bahasa Arab, yaitu qamus (bentuk
jamaknya qawamus). Dalam bahasa Inggris Bertolak dari lima pengertian atau definisi di
sinonim dari kamus adalah dictionary, dan atas, akhirnya dapat diperoleh informasi:
berasal dari kata dalam bahasa Latin, yaitu a. Kamus termasuk buku referensi yang
dictionarium. Padanannya dalam bahasa berisi kata-kata atau gabungan kata dari
Belanda adalah woordenboek, yang dibedakan suatu bahasa.
dari woordenschat, dalam bahasa Indonesia b. Kata-kata tersebut disusun secara
dipadankan dengan perbendaharaan kata atau alfabetis.
kosakata. c. Kata-kata tersebut diberi keterangan
Banyak ahli yang telah memberi definisi tentang makna dan penggunaannya.
mengenai kamus sebagai perwujudan hasil d. Kata-kata itu selain diberi keterangan
akhir kerja leksikografi, di antaranya adalah maknanya, juga diberi keterangan
sebagaimana disebutkan berikut ini. tentang ucapannya, ejaannya, dan
a. Kamus adalah buku rujukan yang pelbagai hal lain.
memuat daftar kata atau gabungan kata e. Keterangan tentang makna kata itu
dengan keterangan mengenai berbagai diberikan juga dalam bahasa lain. Jadi,
segi maknanya dan penggunaannya selain kamus ekabahasa ada juga kamus
dalam bahasa tertentu; dalam dwibahasa.
kecenderungannya, kamus biasanya f. Selain kamus "biasa" ada juga kamus
disusun secara alfabetis (Kridalaksana, istilah, kamus yang lemanya hanya
2010: 86). berisi istilah-istilah dari suatu disiplin
b. Kamus adalah sebuah buku berisi kata- ilmu.
kata dari sebuah bahasa, biasanya Jika merujuk pada pengertian kamus yang ideal,
disusun secara alfabetis, disertai sebenarnya informasi dalam kelima definisi di
keterangan akan artinya, ucapannya, atas belum lengkap untuk konsep sebuah kamus
ejaannya dan sebagainya (American yang ideal. Di dalam sebuah kamus yang ideal
Every Dictionary dalam Chaer 2007: diberikan juga keterangan tentang pemenggalan
179). kata, informasi tentang asal-usul kata, informasi
c. Kamus adalah buku yang berisi tentang tentang bidang penggunaan kata, informasi
kumpulan kata dari sebuah bahasa yang tentang baku dan tidaknya sebuah kata,
disusun secara alfabetis, selain itu kata- informasi tentang kata-kata arkais dan klasik,
kata tersebut diikuti dengan definisi informasi tentang area penggunaan kata,
atau terjemahannya dalam bahasa lain informasi tentang status sebuah kata, dan
(Pierre Labrousse dalam Chaer 2007: berbagai informasi lainnya. Dengan demikian
180). maka kamus akan dapaat memenuhi fungsinya
d. Secara sederhana Keraf (2000: 44) dari berbagai keperluan.
mengemukakan bahwa kamus
merupakan sebuah buku referensi,
memuat daftar kata-kata yang terdapat
Sujarno, Leksikografi Indonesia: Konsep Dasar, Fungsi, Isi, Dan Jenis Kamus 53