Nim : E1C021058
Kelas : 4B
Tugas 1 Sosiolinguistik
Secara umum, aliran linguistik fungsional dipahami sebagai gerakan linguistik yang beranggapan bahwa struktur fonologis, gramatikal, dan
semantik ditentukan oleh fungsi yang dijalankannya di dalam masyarakat (Kridalaksana, 2008: 68).
Aliran linguistik fungsional merupakan aliran linguistik yang beranggapan bahwa struktur fonologis, gramatikal dan semantik ditentukan oleh
fungsi yang dijalankan oleh masyarakat dan bahwa bahasa itu sendiri mempunyai fungsi yang beraneka ragam.
2.Deskripsi ungkapan bahasa dimulai dengan pembentukan predikasi dasar yang dilakukan dengan penyisipan ungkapan ke dalam kerangka
predikat.
4.Deskripsi ungkapan bahasa dimulai dengan pembentukan predikasi dasar yang dilakukan dengan penyisipan ungkapan ke dalam kerangka
predikat.
5.Pengungkapan bahasa berjalan dari semantik ke sintaktis terus ke pragmatik dan berakhir pada apa yang disebutnya ezpression rules.
Roman Jakobson
Terkenal karena telah menyatakan dengan pasti pentingnya fonologi diakronis yang mengkaji kembali dikotomi-dikotomi Ferdinand de Saussure
Jakobson juga memandang suatu tindak linguistik dari enam sudut, yaitu
(2) pendengar,
(3) konteks,
(4) kontak,
Banyak mengembangkan teori-teori aliran Praha. Pengan tulisannya tentang netralisasi dan segmentasi. Pikiran-pikirannya telah memperkaya dan
mengembangkan studi linguistik, terutama fonologi deskripsi, fonologi diakronis diakronis, sintaksis, dan linguistik umum, disamping ia
menerapkan metode dan linguistik modern dengan menaruh perhatian yang luar biasa pada kenyataan bahasa aktual.
Halliday
Adapun menurut Halliday, gramatika fungsional dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana bahasa dipergunakan. Apa yang disebut makna dalam
bahasa merupakan komponen fungsi. Setiap unsur dalam bahasa dijelaskan dalam rangka fungsinya dalam seluruh sistem bahasa.
Dalam aliran ini muncullah perbedaan antara fonetik dan fonologi serta dikenalkan dengan teori oposisi otonom
Pada khasanah kebahasaan, Linguistik Fungsional sangat memengaruhi tata bahasa dalam perkembangan linguistik sebelumnya,
sekaligus membuka cakrawala baru agar aspek fungsional menjadi pertimbangan penelitian bahasa. Dengan menelurkan istilah
dalam dunia sastra, gagasan Jakobson tentang enam fungsi bahasa menjadi pijakan dalam menelaah karya sastra. Idenya tersebut
melahirkan istilah model komunikasi sastra yang memusatkan pada pesan yang terkandung dalam karya sastra. Model ini banyak
diadopsi untuk menggali fungsi bahasa dalam wacana, baik wacana ilmiah, nonilmiah, sastra maupun nonsastra.
gagasan fungsional tidak menyentuh komponen makna secara tajam dalam pengkajian bahasa. Pada tataran sintaksis, hanya disebutkan
adanya fungsi dalam setiap struktur bahasa, namun tidak dijelaskan terminologi apa saja yang tercakup di dalamnya.
fungsi bahasa yang dinyatakan oleh Jakobson kurang mengena ketika diterapkan dalam menganalisis karya sastra. Model komunikasi
sastra Jakobson tidak memperhatikan potensi kebahasaan yang lain, misalnya mengabaikan relevansi sosial budaya.
Daftar pustaka
https://youtu.be/KgjFxGIhAyk
https://youtu.be/YkHrsrizoGI
http://p3g.unm.ac.id/index.php/download/category/48-modul-plpg-2017.html?download=670%3Abahasa-indonesia