Anda di halaman 1dari 10

Sujarno, Leksikografi Indonesia: Konsep Dasar, Fungsi, Isi, Dan Jenis Kamus 49

Leksikografi Indonesia: Konsep Dasar, Fungsi, Isi, Dan Jenis Kamus


Sujarno
STKIP Muhammadiyah Lumajang

Abstrak

Sistem bahasa terdiri dari tiga subsistem, yaitu subsistem fonologi, subsistem gramatika,
dan subsistem leksikon. Kamus merupakan hasil akhir leksikografi. Leksikografi sangat
berkaitan dengan semua bidang kajian linguistik, baik yang mikro (fonologi, morfologi,
sintaksis, dan semantik) maupun yang makro (sosiolinguistik, antropolinguistik,
dialektologi, dan lain-lain). Pengetahuan fonologi, sistem ejaan, morfologi,
morfofonemik, sintaksis, semantik, sosiolinguistik, dialektologi, antropolinguistik, dan
kajian makro linguistik lainnya diperlukan untuk menjelaskan makna penggunaan kata
dalam situasi sosial, budaya, dan masyarakat yang berbeda. Perbincangan tentang
kamus senantiasa berkaitan dengan konsep, fungsi, isi, dan jenis-jenis kamus. Beberapa
hal itu sangat diperlukan dalam penyusunan kamus, mengingat kamus berkaitan dengan
beberapa hal tersbut.

Kata kunci: Leksikografi, Konsep, Fungsi, Isi, dan Jenis Kamus


50 INOVASI, Volume XVIII, Nomor 1, Januari 2016

Leksikografi Indonesia: Konsep Dasar, Fungsi, Isi, Dan Jenis Kamus


Sujarno
STKIP Muhammadiyah Lumajang

Abstrak

Sistem bahasa terdiri dari tiga subsistem, yaitu subsistem fonologi, subsistem gramatika,
dan subsistem leksikon. Kamus merupakan hasil akhir leksikografi. Leksikografi sangat
berkaitan dengan semua bidang kajian linguistik, baik yang mikro (fonologi, morfologi,
sintaksis, dan semantik) maupun yang makro (sosiolinguistik, antropolinguistik,
dialektologi, dan lain-lain). Pengetahuan fonologi, sistem ejaan, morfologi,
morfofonemik, sintaksis, semantik, sosiolinguistik, dialektologi, antropolinguistik, dan
kajian makro linguistik lainnya diperlukan untuk menjelaskan makna penggunaan kata
dalam situasi sosial, budaya, dan masyarakat yang berbeda. Perbincangan tentang
kamus senantiasa berkaitan dengan konsep, fungsi, isi, dan jenis-jenis kamus. Beberapa
hal itu sangat diperlukan dalam penyusunan kamus, mengingat kamus berkaitan dengan
beberapa hal tersbut.

Kata kunci: Leksikografi, Konsep, Fungsi, Isi, dan Jenis Kamus

Pendahuluan berbagai sub disiplin linguistik yang


Di antara sekian disiplin ilmu yang ada di dunia berkecenderungan sebagai ilmu murni.
adalah Linguistik. Linguistik sebagai salah satu Beberapa kajian yang masuk dalam kategori
disiplin ilmu yang mandiri mempelajari bahasa kajian mikrolinguistik di antaranya adalah
sebagai objek kajiannya. Berdasarkan Fonologi, Morfologi, Sintaksis,
pembidangannya, Linguistik dipilah menjadi LinguistikDeskriptif, dan Ilmu Perbandingan
dua, yaitu Mikrolinguistik dan Makrolinguistik. Bahasa. Sedangkan yang dikaji makrolinguistik
Secara etimologis, mikrolinguistik dibangun adalah semua kajian yang mempelajari bahasa
dari kata mikro yang berarti kecil, dan linguistik dalam kaitannya dengan disiplin ilmu lain. Di
yang berarti ilmu bahasa. Dengan demikian, antara hal tersebut adalah Filsafat Bahasa,
maka mikrolinguistik dapat diartikan sebagai Anthropolinguistik, Linguistik Medis,
suatu disiplin ilmu yang mempelajarai bahasa Pembelajaran Bahasa, Leksikografi,
dalam arti kecil atau sempit. Hal tersebut Psikolinguistik, Sosiolinguistik, Fonetik, dan
memberikan arti bahwa bahasa dipandang sejenisnya (Kridalaksana, 2010: xxix; lihat
sebagai fenomena yang berdiri sendiri tanpa Chaer, 2007: 15-16).
dikaitkan dengan disiplin ilmu lain
(Kridalaksana, 2010: xxix; lihat Soeparno 2002: Pembahasan
21-22). Leksikografi dalam Linguistik
Makrolinguistik dibangun dari kata makro yang Leksikografi merupakan objek kajian yang
berarti besar atau luas dan linguistik yang masuk dalam bidang kajian makrolinguistik.
berarti ilmu bahasa. Dengan demikian Dikatakan demikian karena hal-hal yang dikaji
makrolinguistik dapat diartikan sebagai disiplin dalam leksikografi tidak hanya mengkaji bahasa
ilmu yang mempelajari bahasa dalam arti luas. sebagai fenomena yang berdiri sendiri tetapi
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dalam sudah dikaitan dengan disiplin ilmu lain.
hal ini bahasa tidak lagi didudukkan sebagai Dengan demikian sudah ada lintas disiplin ilmu
fenomena yang berdiri sendiri tetapi sudah di dalamnya. Oleh karenanya, jika ditinjau
dikaitkan dengan disiplin ilmu lainnya. kedudukannya, maka dalam Linguistik,
Sebagai disiplin ilmu yang mengkaji bahasa Leksikografi merupakan bagian kajian atau sub
sebagai fenomena yang berdiri sendiri, disiplin Linguistik.
mikrolinguistik secara spesifik mempelajari
Sujarno, Leksikografi Indonesia: Konsep Dasar, Fungsi, Isi, Dan Jenis Kamus 51

Leksikografi sebagai sub disiplin linguistik, kajian linguistik yang bersifat terapan. Namun,
tentunya tidak bisa melepaskan diri dari sebenarnya leksikografi sangat berkaitan
linguistik. Oleh karenanya kajian-kajian dengan semua bidang kajian linguistik, baik
leksikografi tidak terlepas dari bahasa sebagai yang mikro (fonologi, morfologi, sintaksis, dan
objeknya. Jika dicermati unsur utama yang semantik) maupun yang makro (sosiolinguistik,
dikaji dalam leksikografi adalah bahasa, mulai antropolinguistik, dialektologi, dan lain-lain)
dari unsur bunyi, morfem, pembentukan kata, karena kajian mengenai kosakata, yang akan
kelas kata, pemakaiannya, maupun makna disusun menjadi kamus dalam kerja
dengan berbagai pengembangannya. leksikografi, menyangkut semua bidang
Sistem bahasa terdiri dari tiga subsistem, yaitu linguistik. Pengetahuan fonologi diperlukan
subsistem fonologi, subsistem gramatika, dan oleh seorang leksikografer untuk menentukan
subsistem leksikon. Subsistem fonologi fonem-fonem bahasa yang disusun kamusnya.
berkenaan dengan masalah tata bunyi bahasa, Lebih-lebih, untuk bahasa yang belum ada
subsistem gramatika berkenaan dengan masalah ragam tulisnya (Chaer, 2007: 177).
bentuk dan susunan kata serta bentuk dan Dalam studi perkamusan, pengetahuan sistem
kalimat, sedangkan subsistem leksikon ejaan diperlukan untuk menuliskan kata-kata
berkenaan dengan masalah kosakata atau yang akan dijadikan lema (entri) dengan benar.
perbendaharaan kata Samsuri, 1982: 67; lihat Pengetahuan morfologi diperlukan untuk
Lyons 1995: 155) . menentukan bentuk-bentuk yang akan dijadikan
Subsistem fonologi dan gramatika bisa lema, berikut sistem penyusunannya.
diperoleh dari pergaulan sehari-hari dalam Pengetahuan morfofonemik diperlukan untuk
masyarakat, kecuali bila diperlukan penggunaan menentukan perubahan bunyi-bunyi fonem
bahasa secara teknis ilmiah. Tentu kedua akibat adanya proses morfologi dan sintaksis.
subsistem ini perlu dipelajari dalam pendidikan Pengetahuan sintaksis diperlukan untuk
formal. Subsistem leksikon secara terbatas menentukan dan menganalisis satuan-satuan
dapat diperoleh dari pergaulan sehari-hari di sintaksis dengan benar. Pengetahuan semantik
masyarakat. Namun, untuk pengayaan kosakata diperlukan untuk menjelaskan makna-makna
lebih jauh, misalnya untuk keperluan ilmiah, kata dengan tepat. Dalam hal ini, seorang
kita memerlukan bantuan sebuah media yang leksikografer harus memahami dan menerapkan
disebut kamus yaitu hasil kerja bagian dari konsep makna leksikal, makna gramatikal,
linguistik, yang disebut leksikografi; yang makna kontekstual, dan makna idiomatik
secara harfiah berarti penulisan leksikon atau dengan benar, Tanpa wawasan semantik yang
kosakata. cukup, tentu, kamus yang dihasilkan tidak atau
Bunyi sebagai salah satu unsur yang dikaji kurang berguna sebab pertama kali orang
dalam leksikografi merupakan cerminan bahwa membuka kamus adalah untuk mencari makna
salah satu unsur bahasa ini memperkuat bahwa kata. Sementara, pengetahuan sosiolinguistik,
bahasa tetap sebagai indikator kajian dialektologi, antropolinguistik, dan kajian
leksikografi sebagai bagian linguistik. makro linguistik lainnya diperlukan untuk
Walaupun tidak secara keseluruhan unsur menjelaskan makna penggunaan kata dalam
kajian bunyi dikaji dalam leksikografi. situasi sosial, budaya, dan masyarakat yang
Leksikografi dengan leksikologi memiliki berbeda.
hubungan yang dekat sekali sehingga batas Berdasarkan uraian di atas, sebuah kamus
antara keduanya sering sukar ditentukan. Yang belum dapat disusun sebelum penyusunnya
jelas, ilmu mengenai leksikon disebut memahami semua bidang kajian linguistik,
leksikologi (pakarnya disebut leksikolog), Artinya, kerja leksikografi terletak di ujung
sedangkan penulisan mengenai leksikologi akhir semua kegiatan kerja linguistik. Hal ini
disebut leksikografi (pakarnya disebut tentu berbeda dengan pembidangan linguistik
leksikograf). Seorang leksikolog identik dengan yang dibuat oleh Kridalaksana (Djoko
seorang leksikograf. Sebaliknya, seorang Kentjono, 1980).
leksikograf pun identik dengan seorang Baylon dan Ladislav (dalam Chaer, 2007: 178-
leksikolog. 179) mengikuti konsep Ferdinand de Saussure
Dalam studi linguistik umum sering disebutkan tentang signe linguistique (tanda linguistik,
bahwa leksikografi adalah salah satu bidang lambang, simbol) yang terdiri dari komponen
52 INOVASI, Volume XVIII, Nomor 1, Januari 2016

signifiant dan signifie. la menyatakan bahwa merupakan sebuah buku referensi,


signifiant berkenaan dengan tata bahasa memuat daftar kata-kata yang terdapat
(morfologi dan sintaksis), sedangkan signifie dalam sebuah bahasa, disusun secara
berkenaan dengan masalah semantik. Lalu, alfabetis disertai keterangan cara
semantik berkenaan dengan masalah leksikal menggunakan kata itu.
yaitu vocabularie, keseluruhan kosakata dari e. Kamus adalah [1] buku acuan yang
suatu bahasa. Selanjutnya, vocabularie ini memuat kata dan ungkapan yang
"diurus" oleh leksikologi dan leksikografi. disusun menurut abjad berikut
Mengingat konsep signifiant dan signifie keterangan tentang maknanya,
sebagai komponen atau pembentuk signe pemakaiannya, atau terjemahannya; [2]
linguistique tidak bisa dipisahkan, kita tidak buku berisi kumpulan istilah atau nama
dapat memisahkan leksikologi dan leksikografi yang disusun menurut abjad beserta
dari semua bidang kajian linguistik. penjelasan tentang makna dan
pemakaiannya. (Tim Penyusun Kamus
Pengertian Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Secara etimologis, kata kamus berasal dari kata Bahasa, Jakarta: Balai Pustaka 2001).
dalam bahasa Arab, yaitu qamus (bentuk
jamaknya qawamus). Dalam bahasa Inggris Bertolak dari lima pengertian atau definisi di
sinonim dari kamus adalah dictionary, dan atas, akhirnya dapat diperoleh informasi:
berasal dari kata dalam bahasa Latin, yaitu a. Kamus termasuk buku referensi yang
dictionarium. Padanannya dalam bahasa berisi kata-kata atau gabungan kata dari
Belanda adalah woordenboek, yang dibedakan suatu bahasa.
dari woordenschat, dalam bahasa Indonesia b. Kata-kata tersebut disusun secara
dipadankan dengan perbendaharaan kata atau alfabetis.
kosakata. c. Kata-kata tersebut diberi keterangan
Banyak ahli yang telah memberi definisi tentang makna dan penggunaannya.
mengenai kamus sebagai perwujudan hasil d. Kata-kata itu selain diberi keterangan
akhir kerja leksikografi, di antaranya adalah maknanya, juga diberi keterangan
sebagaimana disebutkan berikut ini. tentang ucapannya, ejaannya, dan
a. Kamus adalah buku rujukan yang pelbagai hal lain.
memuat daftar kata atau gabungan kata e. Keterangan tentang makna kata itu
dengan keterangan mengenai berbagai diberikan juga dalam bahasa lain. Jadi,
segi maknanya dan penggunaannya selain kamus ekabahasa ada juga kamus
dalam bahasa tertentu; dalam dwibahasa.
kecenderungannya, kamus biasanya f. Selain kamus "biasa" ada juga kamus
disusun secara alfabetis (Kridalaksana, istilah, kamus yang lemanya hanya
2010: 86). berisi istilah-istilah dari suatu disiplin
b. Kamus adalah sebuah buku berisi kata- ilmu.
kata dari sebuah bahasa, biasanya Jika merujuk pada pengertian kamus yang ideal,
disusun secara alfabetis, disertai sebenarnya informasi dalam kelima definisi di
keterangan akan artinya, ucapannya, atas belum lengkap untuk konsep sebuah kamus
ejaannya dan sebagainya (American yang ideal. Di dalam sebuah kamus yang ideal
Every Dictionary dalam Chaer 2007: diberikan juga keterangan tentang pemenggalan
179). kata, informasi tentang asal-usul kata, informasi
c. Kamus adalah buku yang berisi tentang tentang bidang penggunaan kata, informasi
kumpulan kata dari sebuah bahasa yang tentang baku dan tidaknya sebuah kata,
disusun secara alfabetis, selain itu kata- informasi tentang kata-kata arkais dan klasik,
kata tersebut diikuti dengan definisi informasi tentang area penggunaan kata,
atau terjemahannya dalam bahasa lain informasi tentang status sebuah kata, dan
(Pierre Labrousse dalam Chaer 2007: berbagai informasi lainnya. Dengan demikian
180). maka kamus akan dapaat memenuhi fungsinya
d. Secara sederhana Keraf (2000: 44) dari berbagai keperluan.
mengemukakan bahwa kamus
Sujarno, Leksikografi Indonesia: Konsep Dasar, Fungsi, Isi, Dan Jenis Kamus 53

muncul lagi kosakata baru atau terjadinya


perubahan makna baru.
Fungsi Kamus b. Lafal Kata
Kamus sebagai hasil akhir dari kerja Kamus yang ideal juga berfungsi untuk
leksikografi menghimpun semua kosakata yang menjelaskan lafal atau ucapan sebuah kata,
ada dalam suatu bahasa. Mengingat kosakata yang baku, dan tidak baik. Pada bahasa-
juga merupakan wadah penghimpun konsep bahasa yang sistem ejaannya tidak ideal
budaya maka kamus juga berfungsi (yang ideal, satu fonem dilambangkan
menampung konsep-konsep budaya dari dengan satu huruf atau sebaliknya) seperti
masyarakat atau bangsa penutur bahasa yang bahasa Inggris maka di dalam kamus bahasa
bersangkutan. tersebut setiap kata tentu disertai dengan
Selain berfungsi sebagai wadah penghimpun ejaan fonetis untuk menunjukkan bagaimana
konsep-konsep budaya, kamus juga memiliki pelafalan kata-kata yang bersangkutan.
fungsi-fungsi praktis, seperti sarana mengetahui Chaer (2007: 186).
makna kata, sarana mengetahui lafal dan ejaan c. Ejaan Kata
sebuah kata, sarana untuk mengetahui asal-usul Selain yang telah dikemukakan sebelumnya,
kata, dan sarana untuk mengetahui berbagai sebuah kamus yang ideal juga berfungsi
informasi mengenai kata lainnya. Berikut ini memberi petunjuk bagaimana ejaan yang
kita bicarakan fungsi-fungsi praktis dari kamus benar dari setiap kata. Dewasa ini untuk
itu (keraf. 2000: 45; lihat Chaer 2007: 84-85). bahasa Indonesia, ejaan yang berlaku adalah
a. Makna kata Ejaan Bahasa Yang Disempurnakan (EYD).
Secara umum dapat dikatakan bawa pada EYD mulai diberlakukan tahun 1972.
saat orang membuka kamus tujuan paling Sebelumnya sudah ada dua kali pedoman
banyak adalah untuk mengetahui makna atau ejaan yang diberlakukan yaitu Ejaan
arti sebuah kata yang belum diketahuinya Republik (1947) dan Ejaan Van Ophuijsen
atau yang masih meragukannya. Oleh karena (1901).
itu, fungsi sebuah kamus yang pertama ˗ Di dalam masyarakat, karena berbagai
adalah menjelaskan makna atau arti sebuah faktor dan sebab, banyak kata-kata
kata.Akan tetapi dalam kenyataannya, tidak ditulis orang dengan berbagai macam
semua kamus dapat memberi informasi ejaan yang tidak sesuai dengan
mengenai makna sebuah kata. Kamus besar pedoman EYD. Ada kemungkinan
atau kamus yang ideal mungkin dapat sebagian orang tidak tahu mana ejaan
memberi informasi makna semua kata yang yang benar dan mana yang tidak benar.
ada dalam suatu bahasa, tetapi mungkin juga (Chaer, 2007: 187).
tidak karena isi kamus yang sangat terbatas. d. Penyukuan Kata
Pada saat ini Indonesia telah punya sebuah Di dalam kegiatan tulis-menulis acapkali
kamus besar, yaitu Kamus Besar Bahasa kita perlu memenggal kata karena pindah
Indonesia (edisi pertama 1988, edisi kedua baris atau keperluan lain. Sebenarnya, cara
1993, dan edisi ketiga 2000) disusun oleh memenggal kata atas suku-suku katanya
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Pada sudah kita pelajari sejak di Sekolah Dasar.
dasarnya Kamus Besar itu telah memuat Namun, tidak jarang kita juga tidak tahu
semua kosakata bahasa Indonesia yang ada. bagaimana memenggal sebuah kata atas
Jadi, dapat diandalkan bahwa kita akan suku katanya. Umpamanya:
dapat memperoleh informasi apa saja yang ˗ lab-rak atau la-brak
berkenaan dengan kosakata bahasa ˗ ge-og-ra-fi atau ge-o-gra-fi
Indonesia. Namun, di dalam kajian ˗ swas-ta atau swa-sta
leksikografi, ada prinsip bahwa tidak akan ˗ ki-lo-gram atau ki-log-ram
ada satu pun kamus yang lengkap dan
sempurna. Hal tersebut didasari oleh suatu Berkaitan dangan permasalahan tersebut dan
pemikiran kalau misalnya hari ini terbit untuk mengetahui pemenggalan yang benar,
sebuah kamus baru yang sempurna dan langkah yang dapat dilakukan adalah dengan
lengkap, maka besok mungkin sudah tidak merujuk atau melihatnya dalam kamus yang
lengkap lagi, karena besok mungkin sudah ideal seperti dalam Kamus Besar Bahasa
54 INOVASI, Volume XVIII, Nomor 1, Januari 2016

Indonesia. Hal tersebut Sangat beralasan, Bidang penggunaan kata ditandai dengan
mengingat KBBI sudah menyajikan hal label-label seperti Adm untuk kata bidang
tersebut dengan baik (Chaer: 2007: 188). administrasi, Tan untuk kata bidang
e. Kebakuan Kata pertanian, Ling untuk kata bidang linguistik,
Kata-kata baku harus digunakan pada saat Psi untuk kata bidang psikologi dan Par
berada dalam situasi formal, dan dalam untuk kata bidang pariwisata. Penandaan
situasi informal kita boleh tidak bidang-bidang penggunaan juga penting
menggunakan kata-kata baku. Baku tidaknya sebab ada kata yang sama bila digunakan
sebuah kata tergantung dari ejaan, lafal, pada bidang yang berbeda memiliki makna
gramatika, dan kenasionalannya. yang berbeda. Umpamanya, kata akomodasi
Ditilik dari segi ejaan, kosakata baku tentu bila digunakan dalam bidang optik
menggunakan ejaan sesuai dengan pedoman bermakna 'penyesuaian cahaya dan lensa';
EYD, misalnya, kata-kata doa, jumat dan tetapi bila digunakan dalam bidang
aktif adalah kata-kata baku, sedangkan kata- pariwisata bermakna 'fasilitas penginapan
kata do'a, jum'at dan aktip adalah tidak dan tempat makan'.
baku. Dari segi lafal, kata-kata kalau, hewan
dan atap adalah kosakata baku; sedangkan g. Sumber Istilah
kata-kata kalo', khewan dan atep adalah Chaer (2007: 190) mengemukakan bahwa
tidak baku. Dari segi gramatikal bentuk dalam buku pedoman pembentukan istilah
melola, mensukseskan dan mengkorupsi disebutkan ketika akan membuat suatu
adalah kata-kata tidak baku; sedangkan istilah baru untuk satu konsep dalam satu
bentuk mengelola, menyukseskan, dan bidang keilmuan atau kegiatan, maka
mengorupsi adalah kata-kata baku. Dari segi haruslah dicari calon istilahnya di dalam
kenasionalan kata-kata nggak, lempeng, dan kamus. Dengan demikian, sebuah kamus
duit adalah kata-kata tidak baku; sedangkan yang ideal juga berfungsi sebagai sumber
katakata tidak, lurus, dan uang adalah pengambilan kata untuk menciptakan istilah.
kosakata baku. Sebuah kamus yang ideal Memang, dalam hal pengambilan kata untuk
harusnya dapat menunjukkan mana kata sebuah istilah ada skala prioritasnya.
yang baku dan mana pula yang tidak baku. Namun, kata-kata yang diambil tentu
Chaer, 2007: 188-189). bersumber dari kamus.
f. Informasi lain-lain
Kamus yang ideal juga berfungsi memberi Jenis Kamus
informasi mengenai kata, seperti asal-usul Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk
kata, kategori gramatikal kata, bidang menyebut nama jenis kamus, di antaranya
pemakaian kata, dan pilihan penggunaan berdasarkan bahasa sasaran, ukuran tebal-tipis
kata. Asal-usul kata ditandai dengan label- kamus, sifat kamus, dan isi kamus. Di sini perlu
label dalam bentuk singkatan yang dijelaskan dulu definisi bahasa sasaran adalah
diletakkan di belakang kata. Misalnya, Jk bahasa yang digunakan untuk menjelaskan
berasal dari dialek Jakarta, Jw berasal dari makna kata-kata yang dikamuskan. Sedangkan
dialek Jawa, BI berasal dari bahasa Bali, Skt bahasa yang dikamuskan disebut bahasa sumber
berasal dari bahasa Sansekerta, dan Ing (Keraf, 2000: 44).
berasal dari bahasa Inggris. Penandaan asal a. Berdasarkan Bahasa Sasaran
usul kata mungkin tidak ada gunanya bagi Berdasarkan bahasa sasarannya dapat
orang awam, tetapi untuk kajian filologi dibedakan adanya kamus ekabahasa
sangat penting. (monolingual), kamus dwibahasa
Kategori gramatikal kata atau kelas kata, (bilingual), dan kamus aneka bahasa
biasanya ditandai dengan label v untuk (multilingual). Ketiga jenis kamus itu
kategori verba, n untuk kategori nomina, a akan dibicarakan secara singkat berikut
untuk kategori adjektiva dan ad untuk ini.
kategori adverbia. Penandaan label kategori a) Kamus Ekabahasa
gramatikal kata ini penting bagi kajian Kamus ekabahasa adalah kamus
gramatika. yang bahasa sumbernya sama
dengan bahasa sasarannya. Atau
Sujarno, Leksikografi Indonesia: Konsep Dasar, Fungsi, Isi, Dan Jenis Kamus 55

dengan kata lain, kata-kata yang dengan segala informasi yang ada
dikamuskan dijelaskan maknanya berkenaan dengan lema tersebut.
dengan kata-kata dari bahasa yang Kamus besar mencatat semua
sama. kosakata dari suatu bahasa lengkap
b) Kamus Dwibahasa dengan ejaan, makna, lafal,
Kamus dwibahasa adalah kamus etimologi, dan kelaziman
yang memuat kata atau gabungan penggunaannya, maka kamus besar
kata suatu bahasa yang disusun ini sering juga disebut descriptive
secara alfabetis dengan penjelasan dictionary (kamus deskriptif atau
makna dan contoh pemakaiannya di kamus pemeri). Kamus Oxford
dalam bahasa lain, yang menjadi English Dictionary, misalnya,
bahasa sasaran. Kamus ini disusun memuat kata-kata Inggris yang
dengan menggunakan (terdiri atas) digunakan antara tahun 1100 M
dua bahasa yang berbeda. Contoh sampai tahun penerbitannya.
kamus dwibahasa, antara lain Kamus Kamus ini terdiri dari dua belas
Inggris-Indonesia, Kamus Indonesia- jilid, ditambah dengan tiga buah
Inggris, Kamus Belanda-Indonesia, suplemen.
Kamus Indonesia-Belanda, Kamus b) Kamus Terbatas
Prancis- Indonesia, Kamus Lebih lanjut Chaer (2007: 2001)
Indonesia-Prancis. Chaer (2007: mengemukakan jika dalam kamus
197). besar semua kata yang ada dalam
c) Kamus Aneka Bahasa suatu bahasa didaftarkan sebagai
Kamus aneka bahasa (multibahasa) lema, maka dalam kamus terbatas ini
adalah kamus yang memuat daftar jumlah kata yang dimasukkan
kata dengan padanannya dalam lebih sebagai Tema dibatasi, begitu juga
dari dua bahasa yang berbeda. dengan makna dan keterangan-
Bahasa sumber dan bahasa keterangan lain dibatasi. Banyaknya
sasarannya terdiri atas lebih dari dua kata yang dijadikan lema tergantung
bahasa yang berbeda. Kamus ini dari tujuan kamus itu. Ke dalam
biasanya berisikan padanan kata dari kelompok kamus terbatas ini adalah:
bahasa masing-masing. Contoh (a) Kamus Saku
kamus aneka bahasa, antara lain Disebut kamus saku atau kamus
Kamus Inggris-Indonesia-Belanda kantong karena ukurannya yang
(atau sebaliknya) (Keraf, 2000: 47). kecil dan tidak tebal sehingga
b. Berdasarkan Ukurannya dapat dimasukkan ke dalam saku
Sedikit banyaknya lema yang disajikan baju. Kata-kata yang didaftarkan
dan sedikit banyaknya informasi yang sebagai lema hanyalah kata-kata
diberikan berkaitan dengan tujuan yang dasar (basic vocabulary) dari
hendak dicapai kamus tersebut. Maka bahasa yang dikamuskan.
berdasarkan ukurannya akan kita (b) Kamus Pelajar
bicarakan adanya kamus besar dan Kamus pelajar juga merupakan
kamus terbatas (Chaer, 2007: 198). kamus terbatas, yang jumlah
a) Kamus Besar lemanya ditentukan oleh
Kamus besar adalah kamus yang tingkat pendidikan di mana
memuat semua kosakata, termasuk kamus itu digunakan. (Chaer,
gabungan kata, idiom, ungkapan, 2007).
peribahasa, akronim, singkatan, dan
semua bentuk gramatika dari c. Berdasarkan Isinya
bahasa tersebut, baik yang masih Berdasarkan isinya dapat dibedakan
digunakan maupun yang sudah adanya kamus umum dan kamus
arkais. Setiap lema dijelaskan khusus. Dalam kamus umum dimuat
maknanya seluas-luasnya beserta kata-kata yang umum digunakan atau
yang ada dalam suatu bahasa. Kamus
56 INOVASI, Volume XVIII, Nomor 1, Januari 2016

khusus adalah kamus yang lemanya Kamus etimologi adalah kamus


terbatas mengenai satu bidang ilmu yang penjelasan lemanya bukan
atau bidang kegiatan. Berikut akan mengenai makna, melainkan
dibicarakan kamus-kamus berdasarkan mengenai asal-usul kata itu, serta
isinya tersebut. perubahan-perubahan bentuknya.
a) Kamus Lafal Umpamanya kata Tapanuli berasal
Kamus lafal adalah kamus berisi dari kata tapian na uli; kata ohir
lema-lema yang disusun dari a (dialek Jakarta) dari kata bahasa
sampai z disertai dengan petunjuk Belanda oude heer; kata kalbu dari
cara mengucapkan lema-lema kata bahasa Arab qalbu; kata dong-
tersebut dan tidak ada keterangan krak dari kata bahasa Belanda
lain. domme kracht; dan kata kawin dari
b) Kamus Ejaan kata bahasa Parsi kahwin.
Kamus ejaan adalah kamus yang i) Kamus Istilah
mendaftarkan lema dengan ejaan Kamus istilah adalah kamus yang
yang benar, sesuai dengan pedoman hanya memuat kata-kata atau
ejaan, serta pemenggalan kata atas gabungan kata yang menjadi istilah
suku katanya. dalam suatu bidang ilmu atau
c) Kamus Sinonim kegiatan tertentu.
Kamus sinonim adalah kamus yang d. Kamus Ideal
penjelasan makna lemanya hanya Dalam dunia leksikografi disadari benar
berupa sinonim dari kata-kata bahwa tidak akan ada kamus yang
tersebut, baik dalam bentuk sebuah sempurna, yang dapat memberikan
kata maupun dalam bentuk gabungan informasi apa saja mengenai kata
kata. dengan makna. Hal ini terjadi karena
d) Kamus Antonim bahasa yang menjadi objek kamus itu
Kamus antonim adalah kamus yang selalu berubah, sejalan dengan
penjelasan lemanya dalam bentuk perubahan sosial budaya dari
kata yang merupakan kebalikannya, masyarakat tersebut. Akibatnya, kalau
lawannya, atau kontrasnya. misalnya pada hari ini sebuah kamus
e) Kamus Homonim terbit, maka besok mungkin ada kata-
Kamus homonim adalah kamus kata baru yang muncul. Akibat
yang mendaftar bentuk-bentuk yang selanjutnya, dari segi kelengkapan lema
berhomonim beserta dengan makna kamus itu sudah tidak lengkap lagi.
atau penjelasan konsepnya. (Chaer, Mungkin juga baru saja sebuah kamus
2007: 204). terbit, keesokan harinya telah terjadi
f) Kamus Ungkapan / Idiom perubahan makna, entah secara
Kamus ungkapan atau kamus idiom polisemi maupun secara kias. Maka
adalah kamus yang memuat satuan- secara semantik, kamus tersebut sudah
satuan bahasa berupa kata atau tidak lengkap lagi. Oleh karena itu,
gabungan kata yang maknanya tidak secara berkala, misalnya tiga atau lima
dapat diprediksi dari unsur-unsur tahun sekali harus selalu diadakan
pembentuknya, baik secara leksikal revisi. Yang terbaik secara teoretis,
maupun gramatikal. begitu sebuah kamus terbit, maka sudah
g) Kamus Singkatan / Akronim harus dimulai kegiatan merevisinya
Kamus singkatan alau kamus (Chaer, 2007: 206-210).
akronim adalah kamus yang hanya Meskipun dikatakan tidak akan ada
memuat singkatan kata dan akronim kamus yang sempurna, namun apabila
yang ada dalam satu bahasa. Setiap hal-hal berikut ada dalam sebuah
lema yang berupa singkatan atau kamus, maka dapat dikatakan bahwa
akronim itu hanya dijelaskan dengan kamus tersebut adalah kamus yang
kepanjangannya saja. baik, yang ideal, atau yang bisa
h) Kamus Etimologi diharapkan.
Sujarno, Leksikografi Indonesia: Konsep Dasar, Fungsi, Isi, Dan Jenis Kamus 57

a) Kelengkapan Lema g) Informasi Asal-usul Kata


Kelengkapan lema adalah semua Asal-usul kata juga harus
kata suatu bahasa, baik yang diinformasikan di dalam sebuah
monomorfemis maupun yang kamus yang ideal, terutama
polimorfemis, didaftarkan sebagai mengenai kata serapan. Hal ini
lema di dalam sebuah kamus baik perlu dilakukan agar orang
kamus ekabahasa maupun kamus mengetahui dari mana kata-kata itu
dwihahasa. diambil atau diserap. Misalnya,
b) Sistematika Susunan Lema kata gambut dari bahasa
Sistematika susunan lema mudah Banjarmasin, kata ngaben dari
diikuti. Lema dalam setiap kamus bahasa Bali, dan kata maktab dari
biasanya, dan sudah seharusnya, bahasa Arab.
disusun menurut abjad. h) Informasi Bidang Pemakaian
c) Glossnya Lengkap, Tepat, dan Kata-kata, terutama yang masih
Jelas bersifat istilah, perlu diberi
Yang dimaksud dengan gloss informasi bidang penggunaannya.
adalah makna atau penjelasan Umpamanya kata frase digunakan
terhadap suatu lema atau sublema. dalam bidang linguistik, kata
d) Petunjuk Lafal dan Ejaan deposito digunakan dalam bidang
Kamus yang baik harus memberi keuangan, kata insulin digunakan
informasi mengenai lafal atau cara dalam bidang kedokteran, dan kata
mengucapkan sebuah kata. Satu- karburator dalam bidang otomotif.
satunyayang perlu diberi petunjuk i) Informasi Wilayah Pemakaian
lafal adalah ucapan untuk fonem Banyak kata bersinonim yang
/∂/ dan fonem /e/ karena keduanya berbeda wilayah atau daerah
dilambangkan dengan huruf yang pemakaiannya, sehingga perlu
sama, yaitu <e>. diinformasikan daerah pema-
e) Informasi Kategori Kata kaiannya. Misalnya, kata beta
Di dalam kamus yang ideal perlu digunakan di wilayah Indonesia
adanya informasi mengenai Timur, kata saya digunakan di
kategori kata, baik pada lema wilayah mana saja, kata awak
pokok maupun pada sublema. digunakan di wilayah Sumatera
Misalnya, kata gunting dan kunci Barat. Kata kates digunakan di
berkategori nomina atau verba, kata wilayah Jawa, sedangkan kata
merah dan hijau berkategori pepaya digunakan di wilayah mana
nomina atau adjektiva; dan kata saja.
maju dan mundur berkategori verba j) Informasi Kelas Sosial
atau adverbia. Ada sejumlah kata bersinonim yang
f) Informasi Variasi Kata digunakan dalam kelas sosial
Dalam praktik berbahasa, banyak masyarakat yang berbeda. Ini pun
kata yang mempunyai variasi harus diinformasikan agar orang
bentuk dilihat dari segi ucapan, tidak salah menggunakannya.
ejaan, maupun kedaerahan. Misalnya, kata-kata bini, laki, dan
Misalnya, di samping bentuk duit digunakan pada kelas sosial
<kalau> ada pula bentuk <kalo'>; yang berbeda dengan kata isteri,
di samping bentuk <jumat>, ada suami, dan uang. Begitu pula
pula bentuk <jum'at>; di samping dengan kata-kata wanita,
bentuk <uang> ada pula bentuk perempuan, dan cewek.
<duit>; di samping bentuk <saya> k) Informasi Kata-kata Baku
ada pula bentuk <aku>. Semuanya Baku dan tidaknya sebuah kata bisa
ini perlu diinformasikan di dalam berkenaan dengan lafal, ejaan, atau
kamus yang ideal agar pembaca kedaerahan. Misalnya, kata-kata
tidak salah menggunakannya. kalo, atep, do'a, dan lempeng
58 INOVASI, Volume XVIII, Nomor 1, Januari 2016

adalah tidak baku, sedangkan kata- Lyons, John. 1995. Pengantar Teori Linguistik
kata kalau, atap, doa, dan lurus Terjemahan I. Soetikno. Jakarta:
adalah kata baku. Gramedia.
Marsudi, IL. 1981. Pengantar Memahami
Penutup Hakikat Bahasa. Malang: FKSS-
Leksikografi berkaitan erat dengan kamus. IKIP Malang.
Kamus memiliki manfaat yang laur biasa
banyak bagi penggunanya karena di dalam Muslich, Masnur. 2009. Fonologi bahasa
kamus terutama yang ideal terkandung berbagai Indonesia. Surabaya: Bumi
aspek linguistik. Perbincangan tentang kamus Aksara.Press.
selalu berhubungan dengan berbagai konsep P3BI. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
yang ada hubungannya dengan kamus. Jakarta: Balai Pustaka.
Beberapa di antaranya adalah tentang Poerwadarminta, W.J.S. 2000. Kamus Umum
pengertian kamus, fungsi kamus, isi kamus, dan Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
jenis atau macam-macam kamus. Pustaka.
Ramlan, M. 1990. Ilmu Bahasa Indonesia:
Daftar Pustaka Morfologi. Yogyakarta: Gajah Mada
Chaer, Abdul. 2007. Leksikologi dan University Press.
Leksikografi Indonesia. Jakarta: Robins, R.H. 1992. Linguistik Umum
Rineka Cipta. Terjemahan Soenarjati Adinegara.
_________. 2009. Fonologi bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Jakarta: Rineka Cipta. Santosa, Puji. TT. Materi dan Pembelajaran
_________. 2010. Telaah Bibliografi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Kebahasaan Bahasa Universitas Terbuka.
Indonesia/Melayu. Jakarta: Rineka Sunaryo, Adi. 1991. Metode penyusunan
Cipta. Kamus. Jakarta: Pusat Pembinaan
Keraf, Goryf. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa. dan Pengembangan Bahasa.
Jakarta: Gramedia. Verhaar, J.W.M. 1999. Asasa-asas Linguistik
Kridalaksana, Harimurti. 2007. Kelas Kata Umum. Yogyakarta: Gajah Mada
dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: University Press.
Gramedia. Zgusta, Ladislav. 1971. Manual of
Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Lexycography. The Hague: Mouton.
Kelas Kata dalam Bahasa ____________. 1979. Theory and Method in
Indonesia. Jakarta: Gramedia. Lexycography. Columbia: Horbeam
_________. 1988. Kamus Linguistik. Jakarta: Press. Incorporated.
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai