Makalah Kel 9 - Criterion-Referenced Testing
Makalah Kel 9 - Criterion-Referenced Testing
Disusun Oleh:
Siti Nur Ifa Choerun Nisak ( 40119042 )
Nurul Istiqomah ( 40119031 )
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan kuasa-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Criterion-Referenced Testing
Dan Pemakaiannya dalam Pengukuran Psikologis” ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan di dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa yang saja Kriteria dalam
Psikometri beserta bagaimana cara menerapkannnya dalam pengukuran. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan
usulan demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan. Kami mohon adanya usulan, kritik, dan saran yang
membangun untuk kebaikan kami bersama.
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah tes psikologis adalah alat yang dirancang untuk mengukur teramati
konstruksi, juga dikenal sebagai variabel laten . Sebuah tes psikologi berguna
harus baik berlaku (misalnya, ada bukti untuk mendukung interpretasi tertentu
dari hasil tes ) dan handal (yaitu, internal konsisten atau memberikan hasil yang
konsisten dari waktu ke waktu, melintasi penilai, dll).
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengukuran konvensional
1) Dilakukan secara langsung.
2) Mempunyai satuan ukuran yang jelas/tegas.
3) Telah adanya kesepakatan tentang awal atau darimana harus
mulai mengukur
b. Pengukuran psikologis
1) Dilakukan secara tidak langsung.
2) Tidak mempunyai satuan ukuran.
3) Tidak adanya kesepakatan mengenai awal atau dari mana harus
mulai mengukur
4
Ciri-ciri khusus daripada pengukuran psikologi yang membedakan
dengan ciri-ciri pengukuran alamiah:
6
b. Tuntutan dalam pemberian layanan bimbingan berdasarkan atas
kelengkapan informasi dan data klien.
c. Adanya kenyataan pembedaan manusia abnormal dengan manusia
normal.
d. Menetapkan aspek psikologis yang mana menjadi penyebab masalah
konseli.
4. Secara terperinci sesuai aspek-aspek yang di ukur, tujuan pengukuran
psikologis adalah sebagai berikut:
a. Yang menyangkut aspek kognitif
1) Untuk mendapatkan informasi tentang keberhasilan belajar dalam
wujud prestasi belajar konseli.
2) Untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kecerdasan/intelegensi
konseli yang merupakan salah satu factor utama keberhasilan belajar.
3) Untuk mendapatkan informasi tentang bakat atau kemampuan khusus
yang bersifat potensial sebagai bahan studi lanjut bimbingan karir atau
jabatan.
7
B. Ciri-ciri Alat Ukur Psikologi
1. Validitas
a) Validitas semu
Hasilnya beraneka ragam dan tidak obyektif.
b) Validitas konten
Di gunakan untuk test hasil belajar.
c) Validitas empiris
Validitas yang memuaskan karena ada korelasi antara hasil dan kriteria
test. Ada 2 yaitu validitas meramal dan status.
2. Reabilitas
3. Norma
8
C. Uji Psikologis
Menurut Dyer suatu test tidak pernah menunjukan tujuan akhir dari suatu
penyelidikan karena:
c) Bahwa tak dapat dianggap suatu mesin yang dapat diputar begitu saja
untuk mendapatkan suatu hasil. Tes adalah suatu penilaian manusia,
9
hasil pemikiran manusia setelah daya upaya keras dan bukan sesuatu
yang bersifat fisik belaka.
a) IQ prestasi tes
10
umum). contoh non-verbal dihitung penyelesaian teka-teki (majelis
obyek) dan gambar yang cocok dengan mengidentifikasi pola
(penalaran matriks).
b) Tes Sikap
c) Tes Neuropsikologis
d) Tes Kepribadian
11
Personality Assessment. Semakin deskriptif "rating skala atau ukuran
laporan diri" dan "tindakan respon bebas" yang disarankan, daripada
istilah "tes objektif" dan "tes proyektif," masing-masing.
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Adapun simpulan yang dapat kami tarik dalam makalah ini adalah:
B. Saran.
Semua orang perlu menyadari dan memahami bahwa suatu pengujian tidak
pernah menunjukkan tujuan akhir dari suatu penyelidikan. Pengujian adalah suatu
penilaian manusia, Hasil pemikiran manusia setelah daya upaya keras dan bukan
sesuatu yang bersifat mutlak dan fisik belaka.
Kontrol terhadap tes-tes psikologi perlu untuk menghindari makin dikenalnya isi
tes tersebut untuk sembarang orang, dan untuk diyakini bahwa tes tersebut dilakukan
oleh seseorang.
Kita sebagai calon perawat tentunya harus mengetahui tentang pengukuran dan
uji psikologis guna untuk memberikan edukasi kepada orang yang akan
melaksanakan uji psikologis nantinya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14