Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM METALURGI FISIK

DISUSUN OLEH :

NAMA : YANTO E. ELOPERE

NIM : 2019061034002

KELAS :B

PROGRAM STUDI S1 JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS CENDERAWASI

JAYAPURA 2021

1
PROGRAM STUDI S1 JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWSIH
JAYAPURA 2021
LEMBAR PENGESAHAN

LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan Akhir Praktikum Metalurgi Fisik Pada Program Studi S1 Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Cenderawasi ini, telah di teliti dan dinilai oleh Assisten dan dosen
pembimbing. Praktikum ini Telah dilaksanakan di Laboratorium Metalurgi Fisik Jurusan
Teknik Mesin Universitas Cenderawasi dan hasilnya telah memenuhi syarata sebagai laporan
akhir praktikum pada semester ganjil tahun akademik 2021/2022 yang digunakan sebagai
syarat kelulusan mata kulia Praktikum Metalurgi Fisik

Jayapura, ….November 2021

Assisten Dosen praktikum Dosen Pembimbing praktikum

Catatan :
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasi dan penyertaan-Nya yang
dilimpakan pada kita semua dan khusus-Nya penulisan Dalam penyelesaian Makalah
Praktikum Metalurgi Fisik Mencari Patahan dan Ketebalan benda pada alat Uji tarik .
Makalah ini disusun demi memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Metalurgi Fisik . Atas
selesainya makalah ini saya mengucapkan terimakasi kepada Dosen pengampu Bapak Enos
Tambing ,ST.,MT. dan teman-teman satu kelompok yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini. kami mengharapkan adanya perbaikan dan penyempurnaan pada makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Oleh kerena
itu, kami mengharapkan adanya perbaikan dan penyempurnaan pada saat perkuliahan
berikutnya Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan pembaca.

3
DAFTAR ISI

LEMBARAN SAMPUL : ………………………………………………………………… 1


LEMBARAN PENGESAHAN : …………………………………………………………. 2
KATA PENGANTAR : ………………………………………………………………….. 3
DAFTAR ISI : …………………………………………………………………………….. 4
DAFTAR ISTILAH : …………………………………………………………………….. 5
DAFTAR GAMBAR : …………………………………………………………………… 6
DAFTAR TABEL : ……………………………………………………………………….. 7

BAB I : PENDAHULUAN : ……………………………………………………………. 8


1.1. Latar Belakang : ………………………………………………………...... 9
1.2. Maksud dan Tujuan Praktikum : ……………………………………………9
1.3. Sistematika Penulisan : …………………………………………………….. 9

BAB II: LANDASAN TEORI : ……………………………………………………………


10

2.1. Perilaku Bahan : …………………………………………………………… 12

2.2. Bahan Lgam : ……………………………………………………………….12

BAB III: METODELOGI PELAKSANAANPRAKTIKUM : ………………………….. 14

3.1. Waktu dan Tempat : ………………………………………………………. 14

3.2. Alat dan Bahan : …………………………………………………………. 14

3.3. Prosedur/Langkah Pengujian Tarik : ……………………………………… 14

BAB IV : HASIL DATA DAN PEMBAHASAN : ………………………………………. 16

4.1. Data Hasil Praktikum : ……………………………………………………. 16

4.2. Contoh Perhitungan : ……………………………………………………… 16

4.3. Pembahasan : ………………………………………………………………. 16

BAB V : PENUTUP : ……………………………………………………………………... 20

5.1. Kesimpulan : ………………………………………………………………..20

5.2. Saran-Saran : ………………………………………………………………..20

DAFTAR PUSTAKA : ……………………………………………………………………. 21

LAMPIRAN : ……………………………………………………………………………... 22

4
DAFTAR ISITILAH

(Fe) = ikatan kimiawi antara besi

(O), = zat asam

(H) = zat air

(C). = zat arang

C = 0,05 % - 2 % : Besi yang dapat ditempa

C = 2 % - 4 % : Besi yang tidak dapat ditempa ;

1. Biji Besi Oksid ;


Batu besi Magnet, Magnetit (Fe2 O4) dengan
kandungan Fe sebesar 60 - 70 %
Batu besi Merah (Hematit), (Fe2 O3) dengan kandungan Fe sebesar 40 - 60 %
2. Biji Besi Hidroksida ;
Batu besi Coklat (Limonit), (2 Fe2 O3 + 3 H2O) dengan
kandungan Fe sebesar 20 - 50 %
Biji Besi Karbonat ;
Batu besi Spatik (Siderit), (Fe2 CO3) dengan kandungan Fe sebesar 30% - 40 %

P (kg) = beban yang bekerja


ΔL (mm) = pertambahan panjang
ε (%) = regangan
C (kg/mm² = tegangan

5
DAFTAR GAMBAR

No Gambar Keterangan Halaman


Gambar 1. Benda kerja bertambah panjang ΔL ketika diberibeban P. 12
Gambar 2. Kurva tegangan regangan hasil uji tarik 13
Gambar 3 Spesimen baja karbon renda 19
Gambar 4 Grafik tegangan regangan 20

DAFTAR TABEL

6
No Gambar Keterangan Halaman
Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Tarik Baja Karbon rendah 18

BAB I

7
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini, maka pada bidang teknologi
METALURGI juga mengalami hal yang serupa. Hal ini terjadi guna mengantisipasi dan
memenuhi kebutuhan akan piranti dan peralatan logam yang berteknologi tinggi. Logam yang
berteknologi tinggi didapat dari suatu logam yang sudah diketahui sifat-sifatnya secara jelas.
Sifat-sifat logam tersebut meliputi sifat mekanik, sifat fisik dan sebagainya. Sifat mekanik
meliputi: kekuatan, kekerasan, keuletan, kekuatan impak, dan keliatan. Sifat fisik logam
meliputi: struktur logam, ukuran, massa jenis dan sebagainya. Untuk mengetahui sifat-sifat
logam ersebut, maka dilakukanlah uji coba seperti yang dilakukan di Laboratorium Metalurgi
Institut Teknologi Nasional Malang. Setelah diketahui sifat yang dimiliki oleh logam, maka
akan mudah diketahui kegunaan dan bagaimana logam tersebut dimodifikasi agar dapat
berguna secara optimal. Ilmu logam adalah ilmu yang mempelajari bahan-bahan dan sifatsifat
logam. Dimana ilmu logam ini berkembang bukan atas teori saja, melainkan atas dasar
pengamatan, penelitian dan pengujian. Initisari dari ilmu ini adalah mempelajari hubungan
antara struktur suatu paduan dena sifat-sifatnya dan kemudian diketahui untuk mengubah
sifat mekanisnya dipengaruhi struktur tersebut melalui modifikasi struktur. Dengan cara
memodifikasi struktur akan didapat bahan dengan struktur yang sesuai untuk memenuhi
kebutuhan teknologi modern, khususnya didunia yang mengalami perkambangan pesat.
Untuk memenuhi kwalitas suatu logam perlu dilakukan suatu pengujian material (testing
material). Pengujian erat kaitannya dengan pemilihan bahan yang akan digunakan untuk
menentukan benar atau tidaknya suatu teori yang telah ada.
Langkah selanjutnya dalam perencanaan dapat ditentukan jenis bahan maupun
dimensi sehingga apabila tidak sesuai maka akan dengan mudah diberi substitusinya yang
tepat guna dan disamping itu faktor biaya juga harus diperhatikan. Untuk memenuhi bahwa
pengujian logam dititik beratkan pada pengamatan perubahan sifat logam setelah heat
treatment. Pengujian dilakukan terhadap benda atau logam yang telah dipersiapkan dalam
bentuk dan ukuran yang standart.

1.2. Maksud dan Tujuan Praktikum

8
1. Setelah malakukan praktiku ini mahasiswa dapat :
2. Mempersiapkan bahan dan perlengkapan uji tarik
3. Mengetahu alat yang digunkan pada saat melakukan uji tarik denga benda
kerja yang diuji
4. Melakukan pengujian tarik
5. Membuat kurva tegangan regangan hasil pengujiann tarik.
6. Menentukan tegangan tarik maksimum, tegangan luluh, dan tegangan patah.
7. Menetukan modulus elastisitas bahan
8. Menetukan regangan elastis dan regangan plastis.
1.3. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan Praktikum
1.3. Sistematika Penulisan
BAB II : LANDASAN TEORI
2.1. Perilaku Bahan
2.2. Bahan Lgam

BAB III : METODELOGI PELAKSANAANPRAKTIKUM


3.1. Waktu dan Tempat
3.2. Alat dan Bahan
2.3. Prosedur/Langkah Pengujian Tarik

BAB IV : HASIL DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Praktikum


4.2. Perhitungan
4.3. Pembahasan

BAB V : PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran-Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

9
BAB II

LANDASAN TEORI

Uji tarik rekayasa banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar
kekuatan suatu bahan dan sebagai data penduduk bagi spesifikasi bahan (Dieter, 1987). Pada
uji tarik, benda diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah secara kontinyu, bersama
dengan itu dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang dialami benda uji (Davis,
Troxell dan Wiskocil, 1955). Kurva tegangan regangan rekayasa diperoleh dari pengukuran
perpanjangan benda uji.

P
σ= .............................................................................................................. 1
A

Regangan yang digunakan untuk kurva tegangan regangan rekayasa adalah regangan
linier rata-rata, yang diperoleh dengan membagi perpanjangan panjang ukur (gage length)
benda uji, ∆L, dengan panjang awalnya, L0 .

∆ L L−L0
ε= = ................................................................................................... 2
L0 L0

Gambar 1. Benda kerja bertambah panjang ΔL ketika diberibeban P.

pada waktu waktu menetapkan regangan harus diperhatikan :

- Pada baja lunak sebelum patah terjadi pengerutan (pengecilan penampang) yang besar.
- Regangan terbesar terjadi pada tempa patahan tersebut, sedangkan pada kedua ujung
bendan uji paling sedikit meregang

10
Gambar 2. Kurva tegangan regangan hasil uji tarik.

Kurva tegangan regangan hasil pengujian tarik umumnya tampak seperti pada
gambar 5. Dari gambar tersebut dapat dilihat:

1. AR garis lurus. Pada bagian ini pertambahan panjang sebanding dengan pertambahan
beban yang diberikan. Pada bagian ini, berlaku hukum Hooke:

P L0
∆ L= x ........................................................................................................ 3
A E

dengan: ∆ = pertambahan panjang benda kerja


L (mm)
L0 = panjang benda kerja awal (mm)
P = beban yang bekerja (N)
A = luas penampang benda kerja (mm2)
E = modulus elastisitas bahan (N/mm2)

Dari persamaan (1) dan (2), bila disubstitusikan ke persamaan (3), maka akan
diperoleh:

σ
E= ............................................................................................................ 4
ε

2. Y disebut titik luluh (yield point) atas.

11
3. Y’ disebut titik luluh bawah.
4. Pada daerah YY’ benda kerja seolah-olah mencair dan beban naik turun disebut
daerah luluh.
5. Pada titik B beban mencapai maksimum dan titik ini biasa disebut tegangan tarik
maksimum atau kekuatan tarik bahan ( B). Pada titik ini terlihat jelas benda
kerja mengalami pengecilan penampang (necking).
6. Setelah titik B, beban mulai turun dan akhirnya patah di titik F (failure)
7. Titik R disebut batas proporsional, yaitu batas daerah elastis dan daerah AR
disebut daerah elastis. Regangan yang diperoleh pada daerah ini disebut regangan
elastis.
8. Melewati batas proporsional sampai dengan benda kerja putus, biasa dikenal
dengan daerah plastis dan regangannya disebut regangan plastis.
9. Jika setelah benda kerja putus dan disambungkan lagi (dijajarkan) kemudian diukur
pertambahan panjangnya (∆L), maka regangan yang diperoleh dari hasil pengukuran
ini adalah regangan plastis (AF’)

1.1. Perilaku Bahan


Perilaku makroskopik bahan tentunya sangat berperan penting dalam menerangkan
sifat bahan sebagai keras, kuat, getas, mampu tempa, magnetik, tahan aus, dan lain-lain.
Istilah-istilah ini terkesan sederhana dan memiliki kedalaman kompleksitas ketika dalam
penelitian ilmiah, terlebih ketika mengaitkan suatu sifat tertentu dengan struktur internal
suatu bahan

Asumsi hasil pengujian kekuatan bahan teknik yang mengarah pada sifatnya dapat
dengan mudah dilihat melalui mikroskop, bahwa bahan tersebut tidaklah homogen dan
isotropis. Sebahagian bahan

1.2. Bahan Logam


Logam yang sejak awalnya sudah memiliki sifat-sifat penggunaan teknis tertentu dan
dapat diperoleh dalam jumlah cukup ialah : besi, tembaga seng, timah, timbel, nikel,
aluminium, magnesium. Kemudian tampil logam-logam lain yang dikenal orang bagi
penggunaan khusus dan paduan, seperti: perak, emas, platina, iridium, wolfram, tantal,
molybdenum, titanium, kobalt, antimonium (metaloid), khrom, vanadium, berylium.

12
Besi relatif mudah diperoleh, namun tambang-tambang bijinya yang terbatas sehingga
produksi dari besi mentah sangat terbatas. Aluminium hanya dapat diperoleh dengan
pengorbanan energi yang cukup besar, tetapi dapat dihasilkan dalam jumlah yang cukup
besar
Ukuran yang menentukan kekerasan, kekuatan dan keuletan adalah banyaknya kadar zat
arang (carbon) yang dikandung di dalam besi, sehingga selaras dengan itu maka
dibedakan:
1. Besi yang dapat ditempa ; C = 0,05 % - 2 %
2. Besi yang tidak dapat ditempa ; C = 2 % - 4 %
Besi mentah diperoleh dari biji besi hasil tambang yang diolah melalui peleburan didalam
tanur tinggi. Biji besi pada dasarnya merupakan suatu ikatan kimiawi antara besi (Fe)
dengan zat asam (O), sebagian kecil adalah zat air (H) serta bahan yang cukup berperan
adalah zat arang (C).

Pada dasarnya biji besi dapat digolongkan atas tiga golongan besar yang sangat
berperan dalam hal pengolahannya, yaitu :
1. Biji Besi Oksid ;
a) Batu besi Magnet, Magnetit (Fe2 O4) dengan
kandungan Fe sebesar 60 - 70 %
b) Batu besi Merah (Hematit), (Fe2 O3) dengan kandungan Fe sebesar 40 - 60 %
2. Biji Besi Hidroksida ;
Batu besi Coklat (Limonit), (2 Fe2 O3 + 3 H2O) dengan
kandungan Fe sebesar 20 - 50 %
Biji Besi Karbonat ;
Batu besi Spatik (Siderit), (Fe2 CO3) dengan kandungan Fe sebesar 30% - 40 %

13
BAB III

METODELOGI PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Topik Praktikum : Pengujian tarik baja karbon rendah


Waktu : 05 Oktober - 02 Desember 2021
Tempat : Praktikum ini Telah dilaksanakan di Laboratorium Metalurgi
Fisik JurusanTeknik Mesin Universitas Cenderawasi

3.2. Alat dan Bahan :

1. Alat :
 Universal Testing Machine beserta kelengkapannya
 Jangka sorong
 Mistar palu.
 Modul, lembar kerja alat tulis.
2. Bahan : Baja karbon rendah

3.3. Prosedur / Langka Pengujian Tarik

1. Siapkan dan periksalah benda kerja yang akan diuji. Catatlah ukuran benda kerja
(panjang, panjang ukur, Lebar, dan Tebal mula-mula) serat jenis bahannya
2. Periksalah keadaan mesin serta peralatan yang digunakan
3. Putar switch utama pada posisi “1”,switch terletak pada bagian belakang mesin dan
switch gear cabinet.
4. Hidupkan mesin dengan tekan tombol “ON”
5. Aturlah posisi katub pada kedudukan closed
6. Putarlah kran pengatur pada posisi menutup (putar kekanan agak kencang) atau pada
posisi “1”.
7. Aturlah kedudukan kopling atau lever dalam keadaan netral (nol) dengan cara
memutar micro controller.
8. Tentukan piringan beban/load sesuai dengan bahan benda kerja yang akan diuji.
9. Jepit ujung benda kerja bagian atas pada grip chuck. Aturlah skala perpanjangan pada
posisi nol (dengan kopling lever). Jepit ujung benda kerja bagian bawah (tentukan

14
ukuran panjangnya ) dengan cara mengatur kedudukan chuck bagian bawa. Setel
jarum indicator pada posisi nol (dengan catatan tidak ada beban ).
10. Mulailah pengujian dengan perlahan-lahan sambil memutar micro controller ke kanan
(dapat dilihat di skala dial).
11. Baca dan catatlah pertambahan gaya pada skala indicator untuk setiap pertambahan
panjang 2 mm
12. Setelah benda kerja patah, ukurlah panjang ukur benda kerja setelah patah, tebal dan
lebar pada patahan.
13. Susunlah table pengujian dan gambarlah grafik hubungan tegangan dan regangan

15
BAB IV

HASIL DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Praktikum

Tabel 4.1. Data Hasil Pengujian Tarik Baja Karbon rendah

ΔL
P (mm
No (kg) ) ε (%) C (kg/mm²
1 0 0 0 0
22.0127298
2 2700 0.25 0.005 8
22.8280161
3 2800 0.5 0.01 7
23.4394808
4 2875 0.75 0.015 9
23.6433024
5 2900 1 0.02 6
23.6433024
6 2900 1.25 0.025 6
23.6433024
7 2900 1.5 0.03 6
24.0509456
8 2950 1.75 0.035 1
24.0509456
9 2950 2 0.04 1
10 3050 2.25 0.045 24.8662319
25.2738750
11 3100 2.5 0.05 5
25.6815181
12 3150 2.75 0.055 9
26.0891613
13 3200 3 0.06 4
26.4968044
14 3250 3.25 0.065 9
26.9044476
15 3300 3.5 0.07 3
16 3325 3.75 0.075 27.1082692
27.3120907
17 3350 4 0.08 8
27.3120907
18 3350 4.25 0.085 8
27.7197339
19 3400 4.5 0.09 2
27.7197339
20 3400 4.75 0.095 2
21 3425 5 0.1 27.9235555

16
28.1273770
22 3450 5.25 0.105 7
28.3311986
23 3475 5.5 0.11 4
28.5350202
24 3500 5.75 0.115 2
28.5350202
25 3500 6 0.12 2
28.7388417
26 3525 6.25 0.125 9
28.9426633
27 3550 6.5 0.13 6
28.9426633
28 3550 6.75 0.135 6
29.1464849
29 3575 7 0.14 3
29.1464849
30 3575 7.25 0.145 3
29.1464849
31 3575 7.5 0.15 3
29.3503065
32 3600 7.75 0.155 1
29.3503065
33 3600 8 0.16 1
29.5541280
34 3625 8.25 0.165 8
29.5541280
35 3625 8.5 0.17 8
29.5541280
36 3625 8.75 0.175 8
29.7579496
37 3650 9 0.18 5
29.7579496
38 3650 9.25 0.185 5
29.7579496
39 3650 9.5 0.19 5
29.7579496
40 3650 9.75 0.195 5
29.7579496
41 3650 10 0.2 5
10.2 29.7579496
42 3650 5 0.205 5
29.7579496
43 3650 10.5 0.21 5
10.7 29.7579496
44 3650 5 0.215 5
29.7579496
45 3650 11 0.22 5
11.2 29.5541280
46 3625 5 0.225 8

17
29.3503065
47 3600 11.5 0.23 1
11.7 28.9426633
48 3550 5 0.235 6
28.5350202
49 3500 12 0.24 2
12.2 28.1273770
50 3450 5 0.245 7
27.7197339
51 3400 12.5 0.25 2
12.7 27.3120907
52 3350 5 0.255 8
53 3325 13 0.26 27.1082692
13.2 26.4968044
54 3250 5 0.265 9
25.6815181
55 3150 13.5 0.27 9

Gambar 3 spesimen baja karbon renda


L₀ = 50 mm
D₀ = 12,5mm

4.2. Contoh Perhitungan


 Perhitungan regangan (ε)

18
ΔL
ε= x 100 %
L₀

0,25
ε= x 100 %
50

= 0.5 %

 Rumus tegangan (σ) :

P
σ=
A₀

1 2 1 2 2
Dimana : A₀ = 4 π d = 4 x 3,14 x 12,5 =12,656 mm

2700
σ=
122,6563

= 22.01272988 kg/mm2

4.3. Pembahasan
No P (kg) ΔL (mm) ε (%) C (kg/mm²
1 0 0 0 0
2 2700 0.25 0.005 22.01272988016
3 2800 0.5 0.01 22.82801617202
4 2875 0.75 0.015 23.43948089091
35
5 2900 1 0.02 23.64330246388
6 2900 1.25 0.025 23.64330246388
30
7 2900 1.5 0.03 23.64330246388
8 2950 1.75 0.035 24.05094560981 25
9 2950 2 0.04 24.05094560981
10 3050 2.25 0.045 24.86623190166 20
11 3100 2.5 0.05 25.27387504759
12 3150 2.75 0.055 25.68151819352 15
13 3200 3 0.06 26.08916133945
14 3250 3.25 0.065 26.49680448538 10

5
Gamba 4.Grafik Tegangan- regangan 0
0 0.05 0.1 0.15

Berdasarkan grafik tegangan dan regangan diatas pada pengujian tarik baja karbon
rendah Nilai L₀ = 50 mm, Dari tabel standar ASTM E8 : nilai D₀ = 12,5mm dan Nilai akhir
dari Table Tegangan adalah 0,27, Regangan 25.68151819 pada tabel benda kerja seolah olah
mencair dan beban naik turun atau daerah luluh
Tegangan tarik maksimum atau kekuatan tarik bahan, terlihat jelas benda kerja
mengalami pengecilan penampang (necking) benda semakin melewati batas proporsional
sampai dengan benda kerja putus karena sudah melewati daerah elastis dan biasa dikenal
dengan daerah plastis dan regangannya disebut regangan plastis jika setelah benda kerja putus
dan disambungkan lagi (dijajarkan) kemudian diukur pertambahan panjangnya

19
BAB V

PENUTUP

20
5.1. Kesimpulan

Kesimpulan Pada praktikum metalurgi fisik pada uji tarik, dapat diambil beberapa
kesimpulan, dalam melakukan pengujian kami mahasiswa perlu dibimbing agar dan
mendapatkan hasil tegangan tarik maksimum dan tegangan patah

1. Pengukuran spesimen harus dilakukan minimal 3 kali agar hasil yang didapatkan
lebih presisi.
2. Tegangan tarik maksimum 29.14648493
3. Tegangan patah 25.68151819

5.2. Saran-saran

Dari hasil selama saya melalaukan kegiatan pengukuran saya memberikan saran agar
kegiatan Pengukuran spesimen harus dilakukan minimal 3 kali dan yang lainya agar hasil
yang didapatkan lebih presisi.
Memahami tujuan praktikum dan dapat dilaksanakan dengan lancer dan baik kedepannya
serta saya berharap :
Kepada para teman-teman adik-adik agar mempersiapkan diri dengan menguasi pelajaran
yang akan di terapkan dalam mata kulia Teknik Pengukuran dan Instrumen, agar
memudahkan dalam melakukan praktek dimata Kulia Teknik Pengukuran dan Instrumen.

DAFTAR PUSTAKA

21
https://zdocs.tips/doc/laporan-praktiku-metalurgidocx-wp9n934rv (rabu 07 desember 2021)

Buku Metalurgi Logam - Hendri Nurdin.pdf (unp.ac.id)

Oleh Hendri Nurdin (Rabu 07 Desember 2021)

LAMPIRAN

22
No P (kg) ΔL (mm) ε (%) C (kg/mm²
1 0 0 0 0
2 2700 0.25 0.005 22.01272988016
3 2800 0.5 0.01 22.82801617202

23

Anda mungkin juga menyukai