Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

MAKALAH MEBEL

“Perencanaan Pemasaran Mebel”

ADITYA SEPTIANSYAH 202040056

ALMAS MATIN T 202040060

DAFICON JUNENDRA 202040009

ILHAM TRY GUSFI R 202040026

MOCHAMMAD DAFIT F 202040033

ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN


POLITIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat, penulis dapat menyelesaikan laporan “PEMASARAN MEBEL”

Keberhasilan penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan yang telah diberikan
oleh Ibu Yanti Purwanti, S.SOS. M. SI selaku dosen mata kuliah Manajemen Busana Anak.
Penulis berharap semoga laporan ini bisa bermanfaat untuk penulis sendiri khususnya untuk
para pembacanya.

Tiada gading yang tak retak, atas kekurangan yang ada dalam laporan ini penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................................ii

BAB.I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………….........
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………
C. Tujuan Perencanaan……………………………………………………………….

BAB.II RASIONAL TEORI

A. BIDANG USAHA.....................................................................................................
B. MANFAAT................................................................................................................
C. ASAL SUMBER PRODUK ......................................................................................
D. MANAJEMEN KEUANGAN ...................................................................................
E. JUMLAH MODAL …………………………………………………………………
F. PROSPEK PENGEMBANGAN ……………………………………………………
G. PEMASARAN ………………………………………………………………………
H. KENDALA ………………………………………………………………………….
I. PELUANG USAHA MEBEL ………………………………………………………

BAB. III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………
B. Daftar Pustaka……………………………………………………………………..
C. Kritik dan Saran…………………………………………………………………….

BAB.I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan kunjungan ini.
Dalam usaha yang dijalankan ini merupakan suatu produk mebel berbahan dasar kayu
jati model mebel yang akan diadopsi dari Jepara. Produk mebel yang akan di pruduksi
antaralain kusen pintu, kusen jendela, pintu, jendela, kursi (sofa), kursi biasa, meja
ruangtamu, meja makan, almari pajang (Bifed), almari biasa. dengan kehalusan tekstur dan
keindahan warna kayunya, Jati digolongkan sebagai kayu mewah oleh karena karakternya itu,
kusen kayu jati sangat banyak diminati, karena memiliki kualitas yang berkelas. kayu jati
merupakan kayu kelas satu karena kekuatan, keawetan dan keindahannya. secara teknis, kayu
jati memiliki kelas kekuatan I dan kelas keawetan I. kayu ini sangat tahan terhadap
seranganrayap. kayu teras jati berwarna coklat muda, coklat kelabu hingga coklat merah tua.
kayu gubal, di bagian luar, berwarna putih dan kelabu kekuningan. meskipun keras dan kuat,
kayu jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehingga disukai untuk membuat kusen pintu dan
ukir-ukiran. kayu yang diampelas halus memiliki permukaan yang licin dan seperti
berminyak. pola-pola lingkaran tahun pada kayu teras nampak jelas, sehingga menghasilkan
gambaran yang indah

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Usaha Jaya Mebel dalam mengembangkan dan mengatasi kendala


kendala yang dihadapi di tengah persaingan ekonomi?

2. Bagaiman peluang usaha mebel ditahun 2021 ini?

C. Tujuan

1. Mengetahui mantafaan mendirikan usaha, dan


2. Mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh

BAB. II

RASIONAL TEORI
A. BIDANG USAHA

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa produk yang dihasilkan adalah perabotan
rumah tangga, yaitu: bisa berupa satu set kursi ruang tamu, satu set kursi untuk ruang
makan, juga bisa membuat lemari pakaian yang semua produk tersebut terbuat dari kayu
jati. usaha mebel ini menggunakan sistem pesan terlebih dahulu dan membuat sampel
untuk promosi. dalam proses produksi ada beberapa tahapan mulai dari pemilihan
bahan,pengukuran,perakitan,penyelesaian. Bahan baku mebel adalah kayu jati dan kayu non
jati, kayu non jati seperti misalnya kayu johar, kayu aboria, kayu pinus, kayu nangka dan
lain-lain. selain bahan baku kayu jati masih diperlukan tambahan beberapa bahan pembantu
yang sering digunakan untuk pembuatan mebel antara lain sebagai berikut: polytur
digunakan untuk mempercantik penampilan mebel, alat kunci, paku, lem, engsel, dan lain-
lain. memperoleh bahan baku dari distributor yang tidak tentu (tergantung kebutuhan dan
harga). alat produksi yang digunakan oleh para tukang mebel terdiri dari alat-alat yang
masih pi ada juga yang sudah modern. Alat-alat mebel tersebut antara lain: Gergaji, Bur,
Bubut, Sekel, Asah /Kikir, Bengso (alat pemecah kayu)

B. Manfaat

1.Pengaruh positif

Industri mebel di anggap sangat efektif khususnya di daerah pedesaan.selain harganya


yang murah,mebel kayu juga memiliki kualitas yang sangat bagus. Khususnya di daerah
pedesaan,alat alat pembuatan rumah masih di dominasi oleh bahan-bahan kayu,seperti
pintu,kosen,dll Banyaknya penggunaan mebel kayu di nilai masih sangat tinggi.selain
mempunyai kualitas yang bagus,mebel ini juga mudah di temui.dengan banyaknya
perusahaan kecil dan perusahaan menengah yang semakin berkembang di daera-daerah
perkampungan dan di kota.

2.Pengaruh negatif

Semakin berkembangnya industri mebel ini juga semakin berkurangnya kayu yang ada di
bumi ini, Tapi jangan terlalu memandang negatif usaha mebel,karena usaha ini hanya
menggunakan bahan kayu legal yang mempunyai kualitas diatas rata-rata. Dan bahan-
bahan yang di ambil juga mempunyai izin alias kayu hasil tanam. Meski ada juga pelaku
ilega loging yang marak hingga mengakibatkan hutan gundul,ini sebagian besar terjadi
karena penebangan liar dan pengambilan lahan secara ilegal. Pembuatan kebun di hutan
belantara jauh lebih berdampak negatif dari pada cuma pengambilan kayu yang kualitas
tinggi,karena kayu tidak semuanya bagus dan berkualitas

C. ASAL SUMBER PRODUK


Sebelum membuat suatu produk mebel,saya terbelih dahulu akan memesan bahan
bahan berupa barang-barang mebel setengah jadi dari rekan yang memiliki uasaha
penyedia bahan kayu mebel setengah jadi . Maksud dari setengah jadi adalah sudah
berbentuk suatu produk, namun masih memiliki kekurangan nilai estetikanya dan
belum dapat digunakan. Misalnya, sebuah kursi ruang tamu yang sudah berbentuk
kursi namun belum diberi joknya, belum dicat, belum diberi ukiran. Selain itu, ia juga
memesan beberapa bahan baku mentah berupa kayu-kayu jati dari para petani pohon
jati, kemudian diolah menjadi peralatan rumah tangga seperti kursi ruang tamu dan
lain-lain.

Agar usaha mebel ini tetap bertahan lama, kami lebih mengutamakan kualitas
daripada l ini lakukan untuk meningkatkan kualitas produk dengan memberikan
desain mebel yang lebih unik, dan bervariasi. Tidak hanya dalam peningkatan,
tetapi juga meningkatkan pelayanan terhadap para pelanggannya dengan memberikan
garansi/jaminan produk jika ada produk barang yang rusak, tepat waktu dalam
memproduksi pesanan pelanggan.Kami juga bersedia menukar produk mebelnya yang
rusak atau tidak sesuai dengan pesanan pelanggan lalu menggantinya dengan produk
yang lain.

D. MANAJEMEN KEUANGAN

Untuk mengembangkan bisnis mebel agar lebih produktif, maka diperlukan beberapa
sistem manajemen yang perlu dilakukan. Sistem manajemen tersebut sangatlah
berguna bagi para pelaku usaha kecil, jadi diperlukan beberapa pemahaman dan
diperhatikan yang mendalam supaya dapat melaksanakan manajemen usaha kecil
yang baik dan benar. Kami akan menggunakan sistem manajemen keuangan bagi
hasil, yaitu dengan membagi hasil secara bijak antara dirinya dengan para
karyawannya.Para karyawan diberi upah per bulannya sekitar Rp2.000.000 ribu
kemudian juga memberikan bonus tambahan berupa materi atau non materi bagi para
karyawannya jika berhasil membuat suatu produk mebel yang unik, yang tentunya
memiliki nilai estetika dan bernilai ekonomi yang tinggi pula. Memang bila dipikir
upah yang diberikan terhadap para karyawan sangat kecil, namun karena ini adalah
usaha kecil yang tidak berbadan hukum atau informal, maka di rasa upah tersebut
cukup bagi para karyawannya, terlebih lagi produk yang dihasilkan dari usaha mebel
ini juga bukan dalam skala besar.

Sebenarnya ada suatu manajemen yang sangat tepat dalam mengembangkan bisnis
UKM, apalagi bisnis mebel seperti ini yaitu dengan manajemen strategis. Manajemen
strategis adalah suatu ilmu dalam penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian
keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu industri
rumahan/usaha kecil non formal dapat mencapai sasarannya. Berdasarkan definisi
tersebut maka manajemen strategis berfokus pada proses penetapan tujuan organisasi,
pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran, serta
mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan
pencapaian tujuan organisasi.

Selain menggunakan amanagemen strategis akan dilakukan siste pemasaran yang


dilakukan dengan melakukan pemasaran mebel dengan cara dipasarkan sendiri ke
masyarakat sekitar tempat usahanya, bisa juga dengan melalui door to door
(menawarkan barang mebelnya langsung pada para tetangganya) atau dengan
menjalin kemitraan dengan para tengkulak melalui toko-toko atau show room yang
menginformasikan mebel-mebel yang sedang digemari konsumen disamping
memberikan pinjaman modal usaha. Hubungan pengusaha industri kecil mebel
dengan pemilik show room dan pedagang perantara melahirkan suatu model
kemitraan dengan pola dagang. Sementara hubungan dengan industri rumah tangga
melahirkan model kemitraan pola produksi.

.
E. JUMLAH MODAL

Modal untuk membuka usaha mebel ini diperkirakan akan mengeluarkan dana sekitar
50 sampai 70 juta rupiah, yang merupakan modal pribadi dan modal peminjaman dari
bank. Sebagian besar untuk membeli peralatan pertukangan (termasuk memesanbahan
baku setengah jadi dari Jepara). Sedangkan, untuk membeli kayu, cat, pernis, dan
ampelas membutuhkan dana sekitar Rp 10 juta per bulan, selebihnya adalah biaya
operasional, seperti listrik, dan air.

Modal yang akan di siapkan untuk membuka usaha mebel ini selain uang
juga pengalaman jaringan tukang. Jaringan tukang yang dimaksud adalah mempunyai
kenalan di daerah Jepara agar dapat dengan mudah memesan bahan baku mebel
berupa produk mebel setengah jadi tadi. kemudian, pada saat pertama kali membuka usaha
mebel ini kami akan memanggil seorang tukang yang berpengalaman langsung dari
Jeparanya sebagai pusat pembuatan kerajinan furniture untuk mengajari para
karyawannya yang lain dalam memahat, mengecat, membuat ukiran-ukiran indah
pada produk mebel yang akan dihasilkan.

cara ini diharapkan karyawanakan menjadi lebih terampil dalam membuat suatu
produk mebel, misalnya membuat satu set kursi ruang tamu berbahan baku jati dengan
motif ukiran yang indah, atau dengan membuat meja belajar yang indah. Jika para karyawan
sudah memiliki skill dalam mengolah kayu jati/bahan baku setengah jadi maka tidak
akan menemui kesulitan dikemudian hari

F. PROSPEK PENGEMBANGAN

Prospek pengembangannya akan menjalin kerja sama dengan salah satu pengembang
perumahan yang ada di sekitar tempat usahanya. Tentunya harus melihat terlebih
dahulu bagaimana tingkat ekonomi masyarakat di perumahan , jika menengah ke atas
maka akan berani menawarkan produk mebelnya dengan harga yang cukup tinggi,
namun jika sedang-sedang saja tingkat perekonomiannya maka akan menawarkan
harga produk mebelnya dengan harga agak sedikit miring di banding dengan
pengusaha mebel lainnya. Bila perlu memberi gebrakan baru, seperti menerima tukar
tambah kursi ruang tamu, atau dengan membuka jasa servis barang-barang mebel
yang sudah rusak yang dimiliki oleh masyarakat di perumahan tersebut
G. PEMASARAN

Dalam melakukan pemasaran produk, kami akan melakukan beberapa strategi


pemasaran, diantaranya ialah pembuatan brosur, membuat iklan atau mempromosikan
lewat media social, pemasaran secara langsung, memberikan penjelasan tentang
produk yang dibuat agar masyarakat memahaminya, memberi potongan harga untuk
awal produksi ,mengadakan promosi mengenai mebel didaerah-daerah tertentu.

H. KENDALA

Usaha yang cukup klasik dalam dunia usaha kecil apalagi yang non formal seperti
yang akan adalah modal. Selain modal sebagai kendala utama dalam pengembangan
bisnis mebel ini, yaitu sangat susah memperoleh bahan baku: karena usaha mebel ini
berbahan baku kayu jati, maka sangatlah sulit mendapatkan kayu jati dengan kualitas
yang bagus dan harga terjangkau.

I. PELUANG USAHA MEBEL

Tingkat kebutuhan yang tinggi terhadap mebel dari tahun ke tahun selalu meningkat,
bahkan di tahun 2021 ini. Permintaan akan mebel jauh melebihi tingkat pertumbuhan
penduduk dan atau tingkat pertumbuhan rumah tangga baru di Indonesia. Hal ini
berarti bahwa mebel dibutuhkan bukan hanya karena fungsinya saja, tapi sudah masuk
pada pemenuhan kebutuhan selera. Furnitur kini telah menjadi produk fashion, mode,
dan gaya hidup. Di lain pihak, ketersediaan barang mebel itu juga sudah sedemikian
tingginya sehingga dimana saja, kapan saja, dan pada tingkat harga berapa saja,
masyarakat dengan mudah dapat memperolehnya.
BAB. III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Usaha Mebel ini dapat menjadi motivator bagi masyarakat atau mahasiswa/I bahwa
dengan modal ketekunan dan bekerja keras kita akan memperoleh hasil yang setimpal
dengan apa yang kita lakukan untuk mengejar suatu prestasi atau cita-cita untuk
menjadi orang sukses,. Inilah bahwa usaha kecil mikro dan menengah ikut turut andil
dalam perkembangan perekonomian untuk negara dan masyarakat indonesia.

B. Daftar Pustaka

Usaha ini memang sudah mantap dan maju, akan tetapi perlu sekali dukungan dari
masyarakat dan pemerintah untuk melegalkan usaha ini agar menjadi usaha yang
besar dan menambah devisa bagi negara.

C. Kritik dan Saran

Anda mungkin juga menyukai