Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN UJI KOMPETENSI KEAHLIAN (UKK)

PENANAMAN CABAI HINNORI


(Capsicum annum L)

Disusun oleh:
Nama: Ashabul Kahfi Hartono
NIS: 377/ATPH

BIDANG KEAHLIAN AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI


PROGAM STUDI AGROBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
SMK AMBARWATI TANJUNG-MAS SAMPIT
APRIL 2021

PENANAMAN TANAMAN CABAI HINNORI


(Capsicum annum L.)
DI SMK AMBARWATI AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN
DAN HORTIKULTURA, TANJUNG-MAS SAMPIT

yang dipersiapkan dan disusun oleh:


ASHABUl KAHFI HARTONO
377/ATPH

telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji


Pada tanggal: 12 April 2021
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan tim penguji


Penguji I penguji II

Supadi, S.P Juni Ramadhana Fitri


19651114 198801 1001

Tanjung mas, 14 April 2021


SMK AMBARWATI
BIDANG KEAHLIAN AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI
PROGAM STUDI AGROBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
SMK AMBARWATI TANJUNG-MAS SAMPIT

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala Hidayah dan Inayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Uji Kompetensi Keahlian(UKK). Laporan Uji
Kompetensi ini penulis susun sebagai salah satu syarat berarkhirnya kegiatan keahlian dan
sebagai pembelajaran tentang pembudidayaan tanaman Cabe Hinnori. Dengan Laporan
Kompetensi ini semua kegiatan yang ada dalam pelaksanaan Praktek uji kompetensi keahlian
telah penulis uraikan secara lengkap. Penyusunan Laporan kompetensi keahlian ini tidak mampu
penulis susun sendiri tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menghaturkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Laporan uji kompetensi
ini. Rasa terima kasih penulis haturkan kepada:
1) Ibu Esther Rachmadiasari, S.Pd, M.M, selaku ibu kepala sekolah Smk Ambarwati
2) Ibu khusnul Khotimah, selaku Ketua Uji Kompetensi Keahlian 2020/2021. Dan selaku
pembimbing yang memberikan bimbingan dan pengarahan selama berlangsungnya kegiatan Uji
Kompetensi Keahlian Tanaman Hortikultura
3) Bapak supadi, S.P selaku Penguji I Uji Kompetensi Keahlian 2020/2021
4) Ibu juni ramadhana fitri, selaku Penguji II Uji Kompetensi Keahlian 2020/2021
5) Bapak, Ibu, Kakak dan Adik tercinta yang telah memberi doa, semangat dan dorongan selama
berlangsung nya Uji Kompetensi Keahlian
6) Teman- teman Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura terimakasih atas
kerjasama dan kebersamaannya.
semoga Laporan Uji Kompetensi Keahlian ini nantinya banyak membantu dan berguna bagi
penulis dan semua yang membaca. Penulis menyadari, masih begitu banyak kekurangan dalam
penyusunan Laporan Kompetensi Keahlian ini. Oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun senantiasa penulis harapkan demi perbaikan Laporan Tugas ni. Akhir kata penulis
sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
Laporan Uji Kompetensi Keahlian (UKK)
Tanjung Mas, April 2021

Penulis,
Ashabul Kahfi Hartono

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................................
B. Tujuan Kegiatan................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
A DeskripsiI Cabai varietas S 801 (Cabai Hinnori) ........................
B. Sejarah dan Taksonomi Cabai (Capsicum annuum L) ...................
C. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai.......................................................
D. Teknik Uji Kompetensi Keahlian (Penanaman Cabai Hinnori) ........
D.1 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
D.2 Alat Dan Bahan Praktek Pertanian
D.3 Mengukur PH Tanah
D.4 Membuat rumah pembibitan
D.5 Membuat Media semai
D.6 Pembenihan dan Penyemaian
D.7 Pengoperasian Hand Traktor
D.8 Pengolahan Tanah (Bedeng dan Irigasi)
D.9 Pemasangan Mulsa
D.10 Penanaman
BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN ...........................................
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan .......................................................
B. Cara Pelaksanaan ..............................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................
B. Saran..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan
pertanian, selain itu kondisi tanah di Indonesia yang mempunyai kandungan unsur hara yang
baik sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman. Salah satu produk hortikultura yang
menjadi unggulan dalam sektor pertanian di Indonesia adalah tanaman sayuran. Sayuran
merupakan salah satu produk hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat karena
memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan. Sayuran dapat dikonsumsi dalam
keadaan mentah ataupun diolah terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan.
Salah satu komoditi sayur yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua orang dari berbagai
lapisan masyarakat, adalah cabai, sehingga tidak mengherankan bila volume peredaran di
pasaran dalam skala besar. Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang
memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan
menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk negara Indonesia.
Tanaman cabai banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20
spesies yang sebagian besar hidup di negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya
mengenal beberapa jenis saja, yakni cabai besar, cabai keriting, cabai rawit dan paprika.
Tanaman cabai merupakan salah satu sayuran buah yang memiliki peluang bisnis yang baik.
Besarnya kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri menjadikan cabai sebagai komoditas
menjanjikan. Permintaan cabai yang tinggi untuk kebutuhan bumbu masakan, industri makanan,
dan obatobatan merupakan potensi untuk meraup keuntungan. Tidak heran jika cabai merupakan
komoditas hortikultura yang mengalami fluktuasi harga paling tinggi di Indonesia. Harga cabai
yang tinggi memberikan keuntungan yang tinggi pula bagi petani. Keuntungan yang diperoleh
dari budidaya cabai umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya sayuran lain. Cabai
pun kini menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan. Namun, banyak kendala yang dihadapi
petani dalam berbudidaya cabai. Salah satunya adalah hama dan penyakit seperti kutu kebul,
antraknosa, dan busuk buah yang menyebabkan gagal panen. Selain itu, produktivitas buah yang
rendah dan waktu panen yang lama tentunya akan memperkecil rasio keuntungan petani cabai.
Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein,
Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain digunakan untuk keperluan
rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu
masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu. Cabai termasuk komoditas
sayuran yang hemat lahan karena untuk peningkatan produksinya lebih mengutamakan perbaikan
teknologi budidaya. Penanaman dan pemeliharaan cabai yang intensif dan dilanjutkan dengan
penggunaan teknologi pasca panen akan membuka lapangan pekerjaan baru. Oleh karena itu,
dibutuhkan tenaga kerja yang menguasai teknologi dalam usaha tani cabai yang berwawasan
agribisnis dan agroindustri. Menurut (Dermawan, 2010), salah satu sifat tanaman cabai yang
disukai oleh petani adalah tidak mengenal musim. Artinya, tanaman cabai dapat ditanam kapan
pun tanpa tergantung musim. Cabai juga mampu tumbuh di rendengan maupun labuhan, itulah
sebabnya cabai dapat ditemukan kapan pun di pasar atau di swalayan. Penanaman cabai pada
musim hujan mengandung resiko. Penyebabnya adalah tanaman cabai tidak tahan terhadap hujan
lebat yang terus menerus. Selain itu, genangan air pada daerah penanaman bisa mengakibatkan
kerontokan daun dan terserang penyakit akar. Pukulan air hujan juga bisa menyebabkan bunga
dan bakal buah berguguran. Sementara itu, kelembapan udara yang tinggi meningkatkan
penyebaran dan perkembangan hama serta penyakit tanaman. Dengan berkembangnya ilmu
bioteknologi di bidang pemuliaan tanaman, para breeder berusaha merekayasa gen cabai biasa
menjadi cabai unggul. Pada dasarnya, tujuan umum pemuliaan cabai adalah mendapatkan
kultivar yang lebih baik dari kultivar yang sudah ada. Tipe cabai unggul yang diinginkan adalah
memiliki karakter masa pembungaan dan pembentukan. buahnya cepat (umur panen genjah),
produktivitasnya tinggi, daya adaptasinya luas atau spesifik untuk daerah marginal tertentu
(kering rawa, pantai, gambut/asam), serta tahan terhadap hama penyakit. Tidak hanya untuk
memenuhi hasil secara kuantitas, perakitan cabai unggul juga ditekankan pada kualitas hasil
sesuai preferensi konsumen. Para konsumen menginginkan karakter cabai antara lain tingkat
kepedasan sesuai kebutuhan, penampilan buah yang baik, mulus, dan warna yang terang, serta
bebas dari penyakit seperti antraknosa. Untuk industri pangan, seperti saus dan pasta, sifat- sifat
cabai yang diinginkan adalah mempunyai tingkat kepedasan tinggi, warna merah terang, dan
buahnya harus tersedia sepanjang waktu untuk memenuhi kebutuhan industri (kontinuitas
terjaga). Salah satu tujuan pengembangan cabai adalah untuk meningkatkan produktivitas
tanaman cabai. Peningkatan produktivitas tanaman cabai dilakukan untuk memenuhi permintaan
konsumen yang terus meningkat dan efisiensi penggunaan lahan. Artinya, diharapkan di lahan
yang semakin sempit sekalipun tanaman cabai dapat berproduksi tinggi. Dengan demikian, para
petani yang memiliki lahan sempit (100-200 m2) dapat menanam cabai dan memetik hasil yang
tinggi. Begitu pula dengan orang- orang yang ingin memanfaatkan halaman rumahnya untuk
berbisnis cabai. Mereka dapat menanam cabai di dalam pot dan memanen hasil yang tinggi pula.

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dilaksanakannya kegiatan Uji Kompetensi Keahlian ini antara lain:
a. Agar siswa dan siswi memperoleh pengalaman yang berharga dengan mengikuti kegiatan-
kegiatan di lapangan pada penanaman cabei Hinnori
b. Meningkatkan pemahaman mengenai hubungan antara teori dan aplikasinya, permasalahan
yang dihadapi serta cara penanganannya secara langsung apabila timbul masalah di lapangan.
c. Dengan melakukan kegiatan Uji Kompetensi Keahlian di lapangan secara langsung maka
dapat menjadi bekal dalam bekerja baik berwirausaha maupun bekerja didalam suatu perusahaan
setelah lulus.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dilaksanakannya kegiatan magang ini antara lain:
a. Sebagai salah satu syarat berarkhirnya kegiatan keahlian dan sebagai pembelajaran tentang
pembudidayaan tanaman Cabai Hinnori.
b. Mengetahui cara budidaya dan penanaman cabai yang benar, khususnya cabai Hinnori
c. Dapat melakukan kegiatan proses penanaman cabai Hinnori secara langsung.
d. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mengenai penanaman dan budidaya cabai
Hinnori

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DESKRIPSI CABAI VARIETAS S 801 (Cabai Hinnori)


Asal : Introduksi dari jepang/ sakata seed corp
Silsilah : ♀Sca11-03-09-22-73-06-12-31 x
♂Sca21-12-19- 05-08-04-35-52
Golongan varietas : Hibrida
Tinggi tanaman : 85,05 – 114,50 cm
Bentuk penampang batang : Bulat
Diameter batang : 1,71 – 2,30 cm
Warna batang : Hijau (RHS 137 C) antosianin pada buku
batang kuat : Ungu (RHS N 77 A)
daun : Bulat telur
Ukuran daun : Panjang 14,20 – 17,94 cm;
Lebar 4,83 – 7,53 cm
Warna daun : Hijau (RHS NN 137 A) antosianin pada pangkal
daun kuat : Ungu (RHS N 79 A)
Bentuk bunga : Seperti bintang
Warna bunga
Warna kelopak bunga : Hijau (RHS 137 A)
Warna mahkota bunga : Putih (RHS 157 A)
Warna kepala putik : Hijau kekuningan (RHS 153 A)
Warna benang sari : Abu – abu kehijauan (RHS N 189 A)
Umur mulai berbunga : 25 – 30 hari setelah tanam
Umur mulai panen : 66 – 71 hari setelah tanam
Bentuk buah : Memanjang semi gepeng, ujung buah agak
runcing
Ukuran buah : Panjang 17,14 – 21,39 cm;
Diameter 2,34 – 2,90 cm
Warna buah muda : Hijau tua (RHS 144 A)
Warna buah tua : Merah (RHS 44 B)
Tebal kulit buah : 0,97 – 1,37 mm
Rasa buah : Pedas
Bentuk biji : Bulat pipih
Warna biji : Kuning (RHS 11 B)
Berat 1.000 biji : 5,50 – 6,50 gram
Berat per buah : 34,10 – 38,43 gram
Jumlah buah per tanaman : 51 – 61 buah
Berat buah per tanaman : 1,74 – 2,28 kg
Daya simpan buah pada suhu 25 - 30oC : 5 – 7 hari setelah panen
Hasil buah per hektar : 20,97 – 29,34 ton
Populasi per hektar : 20.000 tanaman
Kebutuhan benih per hektar : 122 – 144 gram
Penciri utama : Antosianin pada buku
batang kuat: Ungu (RHS N 77 A), antosiani
pada tangkai daun kuat: Ungu (RHS N 79 A)
dan ujung buah: agak runcing
Keunggulan varietas : Umur panen genjah (61 – 71 HST),
dan hasil buah per hektar tinggi (20,97 – 29,34
ton/ ha)
Wilayah adaptasi : Sesuai di dataran rendah
Pemohon : PT. Winon International
Pemulia : Katsumata
Peneliti : Dudung Abdurrochman, M. Khais Prayoga, dan
Dedi Nurdianto

B. Sejarah dan Taksonomi Cabai (Capsicum annuum L.)


Cabai merupakan tanaman asli amerika tengah, yang berasal dari daerah Bolivia. Masyarakat
pertama yang memanfaatkan dan membudidayakan cabai adalah suku Inca di Amerika Selatan,
suku Maya di Amerika Tengah, dan suku Aztek dari Mesiko pada tahun 2500 SM. Orang yang
paling berjasa dalam penyebaran cabai hingga ke seluruh dunia adalah Christophorus Columbus
(1451-1506) seorang pelaut italia yang mendarat di pegunungan Guanahanin, yang kemudian ia
namakan sebagai panai San Salvador di Kepulauan Bahama, di laut Karibia, pada tanggal 12
Oktober 1492. Cabai di indonesia pertama kali dibawa oleh seorang pelaut portugis bernama
Ferdinand Magellan (1480-1521). Kelasifikasi dan morfologi tanaman cabai adalah sebagai
berikut; Divisi: Spermatophyta, Sub divisi: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo:
Solanales, Famili: Solanaceae, Genus: Capsicum, Spesies: Capsicum annum L (Agromedia,
2008). Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah
Capsicum sp. Cabai mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna
kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu, juga mengandung
mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, dan niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat
sebagai stimulan. Jika seseorang mengonsumsi kapsaisin terlalu banyak akan mengakibatkan
rasa terbakar di mulut dan keluarnya air mata. Selain kapsaisin, cabai juga mengandung
kapsisidin. Khasiatnya untuk memperlancar sekresi asam lambung dan mencegah infeksi sistem
pencernaan. Unsur lain di dalam cabai adalah kapsikol yang dimanfaatkan untuk mengurangi
pegal-pegal, sakit gigi, sesak nafas, dan gatal-gatal (Nurfalach, 2010).

C. Syarat Tumbuh Cabai Hinnori


Cabai Hinnori dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi, pada lahan sawah
atau tegalan dengan ketinggian 0-1000 m dpl. Tanah yang baik untuk pertanaman cabai adalah
yang berstruktur remah atau gembur, subur, banyak mengandung bahan organik, pH tanah antara
6-7. Kandungan air tanah juga perlu diperhatikan. Tanaman cabai yang dibudidayakan di sawah
sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan, sedangkan di tegalan ditanam pada musim hujan
(Wardani, 2008). Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai Hinnori adalah
sekitar 600-1200 mm per tahun. Tanaman cabai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asal
drainase dan aerasi tanah cukup baik, dan air cukup tersedia selama pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tanah yang ideal untuk penanaman cabai Hinnori adalah tanah yang
gembur, remah, mengandung cukup bahan organik (sekurang-kurangnya 1,5%), unsur hara dan
air, serta bebas dari gulma. Kelembaban tanah dalam keadaan kapasitas lapang (lembab tetapi
tidak becek) dan temperatur tanah antara 24-300 C sangat mendukung pertumbuhan tanaman
cabai (Sumarni dan Muharam, 2005).

D. Teknik Uji Kompetensi Keahlian (Penanaman Tanaman Cabai Hinnori)


D.1 Keselamatan dan keselamatan kerja (k3)
1. Topi keselamatan
Berguna untuk melindungi kepala dari benturan, pukulan, kejatuhan suatu benda, baik bersifat
tajam ataupun berat. Selain berfungsi untuk melindungi dari benturan, topi atau helm
keselamatan juga berguna untuk melindungi kepala dari panasnya terik matahari.
2. Sepatu Boot
Berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam
atau uap panas.
3. Masker
Berguna untuk melindungi organ pernafasan dari fartikel debu, mikroorganisme, ataupun uap
asap, sehingga udara yang dihirup masuk ketubuh adalah udara yang bersih dan sehat.
4. Kaos tangan
Berfungsi untuk melindungi jari jari tangan agar tida tergores, dan melindungi tangan dari
panasnya sinar matahari.

D.2 Alat Dan Bahan Praktek Pertanian


1. Meteran
Untuk mengukur luas lahan yang digunakan untuk praktek lapangan
2. Parang/arit
Berguna untuk membersihkan lahan yang ditumbuhi gulma
3. Palu , gergaji
digunakan untuk membuat rumah pembibitan atau penyemaian
4. Cangkul
Berfungsi untuk menggemburkan tanah atau membalik tanah

5. Hand Traktor
Sama fungsinya dengan cangkul, namun berkerja dengan menggunakan alat ini sangat
mempermudah karena tidak terlalu besar mengeluarkan tenaga.
6. Gembor
Berguna untuk menyiram tanaman
7. Backpack sprayer
Sama hal nya dengan gembor, tetapi alat ini digunakan untuk penyemaian/penyemprotan
yang air nya sudah tercampur pestisida/pungisida yang berguna untuk mengendalikan hama
atau penyakit.
8. Sekop
Berguna untuk mengaduk campuran komposisi media persemaian
9. Baby polybag
Digunakan sebagai tempat menyemai benih.

D.3 Mengukur PH Tanah


Cara mengukur PH tanah menggunakan PH meter yaitu dengan menusukkan ujung alat PH
meter pada media semai yang siap digunakan untuk persemaian benih. Atau pada tanah yang
berada ditengah tengah titik lahan bedengan hasil yang diperoleh pada skala PH akan
menunjukan angka yang sudah dirata ratakan.

D.4 Membuat Rumah Pembibitan


Alat dan bahan:
Palu, gergaji, parang/arit, meteran, selang plastic, kayu galam, kayu reng berukuran 3-5 cm,
papan, paku, shading net (shading house).

Langkah-langkah pembuatan rumah pembibitan:


1 Pengukuran lahan yang akan digunakan untuk rumah pembibitan yaitu 10 meter, dengan
lebar 4 meter, dan tinggi 2 meter. Dilanjutkan dengan pembersihan lahan.
2 Mengupas kulit kayu galam yang akan digunakan untuk tiang. Pengupasan tersebut berfungsi
agar kayu tahan lama.
3 Selanjutnya pemasangan kayu reng menyesuaikan pola rumah pembibitan dan ukuran rumah
pembibitan yang dipasang pada bagian atas dan bawah tiang.
4 Tahap selanjutnya pemasangan rak pertama dengan tinggi 50 cm dengan lebar 88 cm. di ikuti
rak kedua dengan tinggi 110 cm dan lebar yang sama, kemudian rak meja dengan tinggi 1
meter dan lebar 88 cm.
5 Pemasangan shading net yang menjadi dinding dan juga bagian penutup atas rumah
pembibitan
6 Tahap terakhir ialah pemasangan pintu yang juga terbuat dari shading net dengan lebar 2
meter.

D.5 Membuat Media Semai


Alat dan bahan:
Cangkul, sekop, polybag, tanah subur, sekam pupuk kandang, pupuk cairan OZ, dan air untuk
campuran pupuk OZ.

Langkah langkah pembuatan media tanam untuk menyemai


1 Campurkan 20 arco tanah subur, 1 karung ukuran 50 sekam dan 50 kg pupuk kandang.
Aduk semua bahan komposisi tercampur rata
2 Larutkan 1 liter pupuk cairan OZ dengan 3liter air bersih selanjutnya siramkan pada pada
campuran media tadi secara merata dengan gembor sambil tetap diaduk menggunakan
sekop dan cangkul
3 Ketika bahan sudah tercampur rata, media semai siap digunakan dan siap untuk
dimasukkan kedalam baby polybag.

D.6 Pembenihan Dan Penyemaian


Alat dan bahan pembenihan/penyemaian benih cabe hinnori:
1. Biji cabe Hinnori
2. Cairan OZ
3. tempat perendaman (toples)

langkah langkah:
1 rendam benih cabe Hinnori dalam cairan OZ selama 12 jam
2 semai benih kedalam media semai yang sudah disiapkan
3 berilah tanda menggunakan lidi kepada media tanam yang sudah dilakukan penyemaian
benih.
4 Semprotkan pupuk OZ2: 3 liter air.

D.7 Pengoperasian Hand Traktor


1. Ada beberapa dari bagian traktor yang perlu dilakukan pemeriksaan. Baik secara rutin
maupun secara berkala, yaitu:
 Memeriksa bahan bakar
 Memeriksa oli mesin
 Memeriksa sistem air pendingin (air radiator)
 Memeriksa saringan udara
 Memeriksa tekanan ban
 Memeriksa oli Transmisi
 Memeriksa implement
 Memeriksa Moor/Baut (setiap 25-jam kerja)
 Memeriksa v-bell

2. Cara menghidupkan hand traktor


I. Tuas kopling utama diposisikan “off” atau “rem”, sehingga traktor tida berjalan pada saat
dihidupkan
II. Untuk keamanan, semua tuas perseneling pada posisi nertral
III. Buka kran bahan bakar, sehingga terjadi aliran bahan bakar keruang pembakaran
IV. Gas dibesarkan pada posisi “start”, sehingga ada aliran bahan bakar (solar) yang cukup
banyak diruang pembakaran.
V. Tuas dekompresi ditarik dengan tangan kiri, untuk menghilangkan tekanan diruang
pembakaran pada saat engkol diputar.
VI. Engkol dimasukkan keporos engkol, lalu putar searah jarum jam bebrapa kali agar oli
pelumas dapat mengalir keatas melumasi bagia bagin traktor. Biasanya dilengkapi
dengan indikator oli, untuk menunjukan adanya aliran pelumas didalam enginyne.
VII. Lepaskan tuas dekompresi, untuk menghasilkan tekanan, sementar engkol masih tetap
diputar sampai motor hidup.\
VIII. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas sendiri dari poros engkol, hal ini disebabkan
untuk bentuk pengait engkol yang miring
IX. Geser posisi tuas gas pada posisi “idle” atau stasioner.
X. Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih 2-3 menit, agar proses pelumasan dapat
berjalan dengan baik
XI. Traktor siap dioperasiakan

3. Cara mematikan Hand Traktor


I. Lepaskan beban motor
II. Kecilkan gas pada posisi “idle” atau stasioner, sehingga putaran mesin akan pelan,
selama 2-3 menit.
III. Geser tuas gas pada posisi “stop”, hingga motor mati karena tidak ada aliran bahan bakar
keruang pembakaran.
IV. Tutup kran bahan bakar.

D.8 Pengolahan Lahan (bedeng dan irigasi)


Beberapa alat yang disiapkan untuk pengolahan lahan (bedengan)
1 Cangkul
2 Parang/arit
3 Sekop
4 Tali dan meteran
5 Hand traktor

Langkah langkah pengolahan lahan:


1 Land clearing yaitu membersihkan lahan dari sisa tumbuhan atau semak yang ada.
2 Discing atau membajak yaitu mengiris ngiris lahan yang masih menjadi bongkahan tanah
3 Harroing atau membalik tanah, dan menghaluskan
4 Chaining adalah lebih menghaluskan lagi pada tanah
5 Seed bad preparation yaitu menyediakan bentuk akhir lahan (bedengan)

D.9 Pemasangan Mulsa


Pemasangan mulsa plastik sebaiknya dilakukan pada siang hari saat matahari sedang terik
teriknya sehingga muka plastik dapat ditarik dan dikembangkan secara maksimal. Tahap
pekerjaannya yaitu sebagai berikut:
1 Siapkan mulsa plastik jenis MPHP sepanjang bedengan
2 Ujung mulsa plastik secara bersamaan, kemudian kedua ujung dipasak atau dikancing
dengan menggunakan pasak dari bambu
3 Kemudian salah satu sisinya dipasang pasak atau kancing bambu dengan jarak setiap
50cm, setelah salah satu sisinya selesai, sisi lainnya menyusul untuk dipasang pasak atau
kancing. Pemasangan mulsa ini dilakukan sambil menarik mulsa secara perlahan
sehingga menutup bedengan dengan rapat.

D.10 Penanaman
Penanaman dilakukan secara bersamaan pada jam 2-3 pada sore hari, agar tanaman tidak mati
karena layu yang disebabkan suhu panas matahari yang tinggi. Setelah pindah tanam, disiram air
kurang lebih 250 ml/lubang tanam, pagi atau sore agar bibit bisa tumbuh dan tidak stress,
selanjutnya penyiraman dilakukan lagi pada setiap pagi dan sore. Sementara penyiraman
maksimal 3-7 hari setelah tanam. Sebelum fase penanaman terlebih dahulu bibit disiapkan
dengan cara menyemai benih cabai yang sudah disiapkan.

BAB III

TATA LAKSANA PELAKSANAAN

A. Waktu dan tempat pelaksanaan


Kegiatan uji kompetensi keahlian ini telah dilaksanakan pada tanggal 08 maret 2021-tanggal...
april 2021. Bertempat di Smk Ambarwati, desa ganepo kec. Seranau kabupaten Kotawaringin
Timur, Sampit. Dengan bidang keahlian Agribisnis tanaman pangan dan hortikultura.

B. Cara Pelaksanaan

1. Penentuan Lokasi Uji Kompetensi Keahlian


Pemilihan lokasi kegiatan Uji kompetensi yang disesuaikan dengan sistem teknik penanaman
cabai Hinnori, sehingga penulis dapat memperoleh
pengetahuan, informasi dan pengalaman berdasarkan pengamatan untuk membuat laporan Uji
Kompetensi Keahlian yang dilaksanakan. Dengan adanya pengalaman dan pengetahuan yang
diperoleh selama uji kompetensi, diharapkan siswa/siswi dapat membuat laporan Uji Kompetensi
Keahlian sebagai salah satu syarat berakhirnya kegiatan keahlian dan sebagai pembelajaran
tentang pembudidayaan tanaman Cabai Hinnori.

2. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan UKK ini antara lain:

a. Pelaksanaan Kegiatan UKK


Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam konsep praktik lapangan selama
pelaksanaan. Sehingga siswa dapat mengetahui secara langsung kegiatan yang dilaksanakan
dalam pelaksanaan uji kompetensi keahlian.

b. Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati secara langsung peristiwa atau hal-hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan uji kompetensi keahlian.
Kegiatan yang dilaksanakan berupa pengamatan dan praktik pada teknik penanaman cabai
Hinnori yang meliputi pembuatan rumah pembibitan, penyemaian sampai penanaman

c. Wawancara
Suatu proses untuk mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab
dengan responden. Responden dalam hal ini adalah penguji dan pembimbing di tempat
pelaksanaan uji kompetensi keahlian. Sehingga diperoleh informasi yang diperlukan dengan
mudah dan jelas.

d. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat data yang dikumpulkan dibagi menjadi
dua jenis data, yaitu:

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari


responden. Dalam pelaksanaan kegiatan uji kompetensi keahlian, data primer diperoleh dari
wawancara dengan penguji, pembimbing ditempat pelaksanaan uji kompetensi berlangsung.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung


dari responden. Dalam pelaksanaan kegiatan uji kompetensi, data sekunder diperoleh dari buku,
catatan kegiatan, jurnal harian dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan Uji
Kompetensi Keahlian (UKK)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Uji kompetensi keahlian (UKK) merupakan tugas akhir yang wajib dilaksanakan semua siswa
sebagai ujian praktek tahap akhir kejuruan siswa.
2. varietas cabe Hinnori adalah golongan hibrida yang berasal dari introduksi jepang/sakata seed
corp.
3. keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperhatikan pada pelaksaan kegitan lapangan yang
meliputi: topi keselamatan, sepatu boot, masker/faca shild dan kaos tangan.
4. teknik uji kompetensi keahlian pada penanaman cabai Hinnori meliputi: Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja, Alat Dan Bahan Praktek Pertanian, Mengukur PH Tanah, Membuat rumah
pembibitan, Membuat Media semai, Pembenihan dan Penyemaian, Pengoperasian Hand Traktor,
Pengolahan Tanah (Bedeng dan Irigasi), Pemasangan Mulsa dan Penanaman.
5. Penanaman sangat efektif dilakukan pada saat sore hari agar tanaman tidak mati karena layu
yang disebabkan suhu panas matahari yang tinggi. Setelah pindah tanam, disiram air kurang
lebih 250 ml/lubang tanam, pagi atau sore agar bibit bisa tumbuh dan tidak stress,

B. Saran

1. Perlakuan pada persemaian benih/bibit cabai hinnori perlu ditingkatkan agar tanaman yang
disemai dapat tumbuh dengan baik, khususnya pencegahan terhadap hama dan serangga yang
dapat menyebabkan kerusakan fisik pada benih yang disemai bahkan bibit yang siap untuk
ditanam. Karena keterlambatan dalam penanganan serangan hama atau pun serangga pada
tanaman merupakan salah satu faktor kegagalan proses penanaman cabai Hinnori (Capsicum
annum L).
2. Dalam pembuatan rumah pembibitan sangat diperhatikan salah satu pencahayaan yang masuk,
sehingga pada proses perkecambahan benih nanti nya cahaya yang diperlukan oleh tanaman itu
sesuai dengan kebutuhannya. Intensitas cahaya yang tepat untuk kebutuhan benih/bibit dalam
masa persemaian adalah 30%-40% per-hari.

Anda mungkin juga menyukai