Disusun oleh:
Nama: Ashabul Kahfi Hartono
NIS: 377/ATPH
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala Hidayah dan Inayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Uji Kompetensi Keahlian(UKK). Laporan Uji
Kompetensi ini penulis susun sebagai salah satu syarat berarkhirnya kegiatan keahlian dan
sebagai pembelajaran tentang pembudidayaan tanaman Cabe Hinnori. Dengan Laporan
Kompetensi ini semua kegiatan yang ada dalam pelaksanaan Praktek uji kompetensi keahlian
telah penulis uraikan secara lengkap. Penyusunan Laporan kompetensi keahlian ini tidak mampu
penulis susun sendiri tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menghaturkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Laporan uji kompetensi
ini. Rasa terima kasih penulis haturkan kepada:
1) Ibu Esther Rachmadiasari, S.Pd, M.M, selaku ibu kepala sekolah Smk Ambarwati
2) Ibu khusnul Khotimah, selaku Ketua Uji Kompetensi Keahlian 2020/2021. Dan selaku
pembimbing yang memberikan bimbingan dan pengarahan selama berlangsungnya kegiatan Uji
Kompetensi Keahlian Tanaman Hortikultura
3) Bapak supadi, S.P selaku Penguji I Uji Kompetensi Keahlian 2020/2021
4) Ibu juni ramadhana fitri, selaku Penguji II Uji Kompetensi Keahlian 2020/2021
5) Bapak, Ibu, Kakak dan Adik tercinta yang telah memberi doa, semangat dan dorongan selama
berlangsung nya Uji Kompetensi Keahlian
6) Teman- teman Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura terimakasih atas
kerjasama dan kebersamaannya.
semoga Laporan Uji Kompetensi Keahlian ini nantinya banyak membantu dan berguna bagi
penulis dan semua yang membaca. Penulis menyadari, masih begitu banyak kekurangan dalam
penyusunan Laporan Kompetensi Keahlian ini. Oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun senantiasa penulis harapkan demi perbaikan Laporan Tugas ni. Akhir kata penulis
sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
Laporan Uji Kompetensi Keahlian (UKK)
Tanjung Mas, April 2021
Penulis,
Ashabul Kahfi Hartono
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................................
B. Tujuan Kegiatan................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
A DeskripsiI Cabai varietas S 801 (Cabai Hinnori) ........................
B. Sejarah dan Taksonomi Cabai (Capsicum annuum L) ...................
C. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai.......................................................
D. Teknik Uji Kompetensi Keahlian (Penanaman Cabai Hinnori) ........
D.1 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
D.2 Alat Dan Bahan Praktek Pertanian
D.3 Mengukur PH Tanah
D.4 Membuat rumah pembibitan
D.5 Membuat Media semai
D.6 Pembenihan dan Penyemaian
D.7 Pengoperasian Hand Traktor
D.8 Pengolahan Tanah (Bedeng dan Irigasi)
D.9 Pemasangan Mulsa
D.10 Penanaman
BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN ...........................................
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan .......................................................
B. Cara Pelaksanaan ..............................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................
B. Saran..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan
pertanian, selain itu kondisi tanah di Indonesia yang mempunyai kandungan unsur hara yang
baik sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman. Salah satu produk hortikultura yang
menjadi unggulan dalam sektor pertanian di Indonesia adalah tanaman sayuran. Sayuran
merupakan salah satu produk hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat karena
memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan. Sayuran dapat dikonsumsi dalam
keadaan mentah ataupun diolah terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan.
Salah satu komoditi sayur yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua orang dari berbagai
lapisan masyarakat, adalah cabai, sehingga tidak mengherankan bila volume peredaran di
pasaran dalam skala besar. Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang
memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan
menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk negara Indonesia.
Tanaman cabai banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20
spesies yang sebagian besar hidup di negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya
mengenal beberapa jenis saja, yakni cabai besar, cabai keriting, cabai rawit dan paprika.
Tanaman cabai merupakan salah satu sayuran buah yang memiliki peluang bisnis yang baik.
Besarnya kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri menjadikan cabai sebagai komoditas
menjanjikan. Permintaan cabai yang tinggi untuk kebutuhan bumbu masakan, industri makanan,
dan obatobatan merupakan potensi untuk meraup keuntungan. Tidak heran jika cabai merupakan
komoditas hortikultura yang mengalami fluktuasi harga paling tinggi di Indonesia. Harga cabai
yang tinggi memberikan keuntungan yang tinggi pula bagi petani. Keuntungan yang diperoleh
dari budidaya cabai umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya sayuran lain. Cabai
pun kini menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan. Namun, banyak kendala yang dihadapi
petani dalam berbudidaya cabai. Salah satunya adalah hama dan penyakit seperti kutu kebul,
antraknosa, dan busuk buah yang menyebabkan gagal panen. Selain itu, produktivitas buah yang
rendah dan waktu panen yang lama tentunya akan memperkecil rasio keuntungan petani cabai.
Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein,
Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain digunakan untuk keperluan
rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu
masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu. Cabai termasuk komoditas
sayuran yang hemat lahan karena untuk peningkatan produksinya lebih mengutamakan perbaikan
teknologi budidaya. Penanaman dan pemeliharaan cabai yang intensif dan dilanjutkan dengan
penggunaan teknologi pasca panen akan membuka lapangan pekerjaan baru. Oleh karena itu,
dibutuhkan tenaga kerja yang menguasai teknologi dalam usaha tani cabai yang berwawasan
agribisnis dan agroindustri. Menurut (Dermawan, 2010), salah satu sifat tanaman cabai yang
disukai oleh petani adalah tidak mengenal musim. Artinya, tanaman cabai dapat ditanam kapan
pun tanpa tergantung musim. Cabai juga mampu tumbuh di rendengan maupun labuhan, itulah
sebabnya cabai dapat ditemukan kapan pun di pasar atau di swalayan. Penanaman cabai pada
musim hujan mengandung resiko. Penyebabnya adalah tanaman cabai tidak tahan terhadap hujan
lebat yang terus menerus. Selain itu, genangan air pada daerah penanaman bisa mengakibatkan
kerontokan daun dan terserang penyakit akar. Pukulan air hujan juga bisa menyebabkan bunga
dan bakal buah berguguran. Sementara itu, kelembapan udara yang tinggi meningkatkan
penyebaran dan perkembangan hama serta penyakit tanaman. Dengan berkembangnya ilmu
bioteknologi di bidang pemuliaan tanaman, para breeder berusaha merekayasa gen cabai biasa
menjadi cabai unggul. Pada dasarnya, tujuan umum pemuliaan cabai adalah mendapatkan
kultivar yang lebih baik dari kultivar yang sudah ada. Tipe cabai unggul yang diinginkan adalah
memiliki karakter masa pembungaan dan pembentukan. buahnya cepat (umur panen genjah),
produktivitasnya tinggi, daya adaptasinya luas atau spesifik untuk daerah marginal tertentu
(kering rawa, pantai, gambut/asam), serta tahan terhadap hama penyakit. Tidak hanya untuk
memenuhi hasil secara kuantitas, perakitan cabai unggul juga ditekankan pada kualitas hasil
sesuai preferensi konsumen. Para konsumen menginginkan karakter cabai antara lain tingkat
kepedasan sesuai kebutuhan, penampilan buah yang baik, mulus, dan warna yang terang, serta
bebas dari penyakit seperti antraknosa. Untuk industri pangan, seperti saus dan pasta, sifat- sifat
cabai yang diinginkan adalah mempunyai tingkat kepedasan tinggi, warna merah terang, dan
buahnya harus tersedia sepanjang waktu untuk memenuhi kebutuhan industri (kontinuitas
terjaga). Salah satu tujuan pengembangan cabai adalah untuk meningkatkan produktivitas
tanaman cabai. Peningkatan produktivitas tanaman cabai dilakukan untuk memenuhi permintaan
konsumen yang terus meningkat dan efisiensi penggunaan lahan. Artinya, diharapkan di lahan
yang semakin sempit sekalipun tanaman cabai dapat berproduksi tinggi. Dengan demikian, para
petani yang memiliki lahan sempit (100-200 m2) dapat menanam cabai dan memetik hasil yang
tinggi. Begitu pula dengan orang- orang yang ingin memanfaatkan halaman rumahnya untuk
berbisnis cabai. Mereka dapat menanam cabai di dalam pot dan memanen hasil yang tinggi pula.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dilaksanakannya kegiatan Uji Kompetensi Keahlian ini antara lain:
a. Agar siswa dan siswi memperoleh pengalaman yang berharga dengan mengikuti kegiatan-
kegiatan di lapangan pada penanaman cabei Hinnori
b. Meningkatkan pemahaman mengenai hubungan antara teori dan aplikasinya, permasalahan
yang dihadapi serta cara penanganannya secara langsung apabila timbul masalah di lapangan.
c. Dengan melakukan kegiatan Uji Kompetensi Keahlian di lapangan secara langsung maka
dapat menjadi bekal dalam bekerja baik berwirausaha maupun bekerja didalam suatu perusahaan
setelah lulus.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dilaksanakannya kegiatan magang ini antara lain:
a. Sebagai salah satu syarat berarkhirnya kegiatan keahlian dan sebagai pembelajaran tentang
pembudidayaan tanaman Cabai Hinnori.
b. Mengetahui cara budidaya dan penanaman cabai yang benar, khususnya cabai Hinnori
c. Dapat melakukan kegiatan proses penanaman cabai Hinnori secara langsung.
d. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mengenai penanaman dan budidaya cabai
Hinnori
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5. Hand Traktor
Sama fungsinya dengan cangkul, namun berkerja dengan menggunakan alat ini sangat
mempermudah karena tidak terlalu besar mengeluarkan tenaga.
6. Gembor
Berguna untuk menyiram tanaman
7. Backpack sprayer
Sama hal nya dengan gembor, tetapi alat ini digunakan untuk penyemaian/penyemprotan
yang air nya sudah tercampur pestisida/pungisida yang berguna untuk mengendalikan hama
atau penyakit.
8. Sekop
Berguna untuk mengaduk campuran komposisi media persemaian
9. Baby polybag
Digunakan sebagai tempat menyemai benih.
langkah langkah:
1 rendam benih cabe Hinnori dalam cairan OZ selama 12 jam
2 semai benih kedalam media semai yang sudah disiapkan
3 berilah tanda menggunakan lidi kepada media tanam yang sudah dilakukan penyemaian
benih.
4 Semprotkan pupuk OZ2: 3 liter air.
D.10 Penanaman
Penanaman dilakukan secara bersamaan pada jam 2-3 pada sore hari, agar tanaman tidak mati
karena layu yang disebabkan suhu panas matahari yang tinggi. Setelah pindah tanam, disiram air
kurang lebih 250 ml/lubang tanam, pagi atau sore agar bibit bisa tumbuh dan tidak stress,
selanjutnya penyiraman dilakukan lagi pada setiap pagi dan sore. Sementara penyiraman
maksimal 3-7 hari setelah tanam. Sebelum fase penanaman terlebih dahulu bibit disiapkan
dengan cara menyemai benih cabai yang sudah disiapkan.
BAB III
B. Cara Pelaksanaan
b. Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati secara langsung peristiwa atau hal-hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan uji kompetensi keahlian.
Kegiatan yang dilaksanakan berupa pengamatan dan praktik pada teknik penanaman cabai
Hinnori yang meliputi pembuatan rumah pembibitan, penyemaian sampai penanaman
c. Wawancara
Suatu proses untuk mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab
dengan responden. Responden dalam hal ini adalah penguji dan pembimbing di tempat
pelaksanaan uji kompetensi keahlian. Sehingga diperoleh informasi yang diperlukan dengan
mudah dan jelas.
d. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat data yang dikumpulkan dibagi menjadi
dua jenis data, yaitu:
BAB V
A. Kesimpulan
1. Uji kompetensi keahlian (UKK) merupakan tugas akhir yang wajib dilaksanakan semua siswa
sebagai ujian praktek tahap akhir kejuruan siswa.
2. varietas cabe Hinnori adalah golongan hibrida yang berasal dari introduksi jepang/sakata seed
corp.
3. keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperhatikan pada pelaksaan kegitan lapangan yang
meliputi: topi keselamatan, sepatu boot, masker/faca shild dan kaos tangan.
4. teknik uji kompetensi keahlian pada penanaman cabai Hinnori meliputi: Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja, Alat Dan Bahan Praktek Pertanian, Mengukur PH Tanah, Membuat rumah
pembibitan, Membuat Media semai, Pembenihan dan Penyemaian, Pengoperasian Hand Traktor,
Pengolahan Tanah (Bedeng dan Irigasi), Pemasangan Mulsa dan Penanaman.
5. Penanaman sangat efektif dilakukan pada saat sore hari agar tanaman tidak mati karena layu
yang disebabkan suhu panas matahari yang tinggi. Setelah pindah tanam, disiram air kurang
lebih 250 ml/lubang tanam, pagi atau sore agar bibit bisa tumbuh dan tidak stress,
B. Saran
1. Perlakuan pada persemaian benih/bibit cabai hinnori perlu ditingkatkan agar tanaman yang
disemai dapat tumbuh dengan baik, khususnya pencegahan terhadap hama dan serangga yang
dapat menyebabkan kerusakan fisik pada benih yang disemai bahkan bibit yang siap untuk
ditanam. Karena keterlambatan dalam penanganan serangan hama atau pun serangga pada
tanaman merupakan salah satu faktor kegagalan proses penanaman cabai Hinnori (Capsicum
annum L).
2. Dalam pembuatan rumah pembibitan sangat diperhatikan salah satu pencahayaan yang masuk,
sehingga pada proses perkecambahan benih nanti nya cahaya yang diperlukan oleh tanaman itu
sesuai dengan kebutuhannya. Intensitas cahaya yang tepat untuk kebutuhan benih/bibit dalam
masa persemaian adalah 30%-40% per-hari.