OLEH
I MADE ARNAWA
NPM: 16.2.034
Abstrak
I. PENDAHULUAN
Gaguritan Bhima Sakti karya I Ketut Ruma selesai tahun 2011. Geguritan
tesebut diadaptasikan dari cerita Mahabharata bagian pertama yaitu Adi Parwa.
Teks tersebutlah dicermati, dipahami, diramu, dan digubah dalam sebuah
geguritan. Di dalamnya sarat akan ajaran susila yang perlu dipedomani sebagai
umat beragama Hindu di era millenial sekarang ini. Tantangan kehidupan dalam
kehidupan masyarakat Bali sangat besar sehingga perlu ditopang oleh ajaran-
ajaran yang bersumber dari tattwa-tattwa Hindu yang divisualisasikan ke dalam
Gaguritan Bhima Sakti.
Perkembangan zaman di era millenial ini seolah-olah menggeser tradisi
mabebasan atau pasantian dalam masyarakat Bali. Dahulu, tradisi ini sangat
kental dengan jargon: “Magending sambil malajah, malajah sambil magending”
(Bernyanyi sambil belajar, belajar sambil bernyanyi). Artinya, melalui
melantunkan nyanyian yang bersumber pada teks geguritan sebagai ekspresi
estetis masyarakat Bali, juga sebagai wahana untuk meningkatkan pengetahuan
dan wawasan tentang ajaran-ajaran susila yang ada di dalamnya. Transformasi
ajaran-ajaran tersebut dilakukan melalui kegiatan pasantian.
Pasantian umumnya dilaksanakan setiap kali ada upacara keagamaan baik
dewa yadnya, manusa yadnya, pitra yadnya, butha yadnya, maupun rsi yadnya.
Namun, dewasa ini kegiatan pasantian telah mulai mengalami degradasi. Minat
generasi muda mempelajari geguritan dan berpartisipasi dalam pasantian
sangatlah minim. Di samping pengaruh budaya asing dan maraknya penggunaan
game online menjadi pemicu mengalihkan dunianya terhadap budaya adiluhung
masyarakat Bali. Dengan kurangnya membaca dan memahami sastra Bali yang
kaya dengan nilai dan ajaran agama Hindu itu, berdampak pada kurangnya
pemahaman ajaran agama itu kepada generasi muda. Selanjutnya, generasi muda
cenderung berprilaku di luar batas pemikiran, arogan, sensitif, pemarah, keras
kepala, pendendam, dan berbuat kriminal.
V. PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Struktur
forma dalam Gaguritan Bhima Sakti, yaitu: (1) kode sastra yang membangun
Gaguritan Bhima Sakti adalah pupuh sejumlah 110 bait pupuh; (2) ragam bahasa
yang digunakan, yaitu bahasa Kawi dan bahasa Bali (basa Andap, Alus Sor, Alus
Singgih, dan Kasar); dan (3) gaya bahasa terdiri atas majas simile dan esklamasio.
2) Struktur naratif dalam Gaguritan Bhima Sakti, yaitu: (1) synopsis, (2) tema, (3)
tokoh dan penokohan, (4) alur, (5) latar, (6) amanat. 3) Ajaran susila yang
terkandung di dalam Gaguritan Bhima Sakti, yaitu Ajaran Tri Kaya Parisuda
(manacika, wacika, dan kayika), Panca Yama Brata (satya), Panca Nyama Brata
(guru susrusa, aharalaghawa, dan apramada), dan Catur Paramita (mudita).
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut.
V.2.1 Kepada generasi muda agar mengembangkan diri dalam bersikap dan
berprilaku yang baik sesuai ajaran susila yang terkandung di dalam
Gaguritan Bhima Sakti karya I Ketut Ruma.
V.2.2 Kepada masyarakat Bali agar mampu memanfaatkan hasil penelitian ini
sebagai sumber informasi dalam kegiatan mabebasan di pasantian-
pasantian. Selanjutnya, dipedomani dalam kehidupan masyarakat sehari-
hari.
V.2.3 Kepada Lembaga STKIP Agama Hindu Amlapura agar meningkatkan
kuantitas dan kualitas pengembangan keilmuan dalam bidang sastra
tradisional khususnya geguritan.
V.2.4 Kepada peneliti agar mampu mengembangkan penelitian di program studi
dan pengembangan kepribadian diri yang lebih baik dan santun mengacu
pada ajaran susila yang diperoleh dalam penelitian ini.
V.2.5 Kepada peneliti lain agar menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam
melakukan penelitian yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Agastia, I. B. 1980. Geguritan Sebuah Bentuk Karya Sastra Bali. Denpasar:
Makalah Dibawakan Dalam Sarasehan Sastra Daerah Pesta Kesenian II.
Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Antara. 2008. Sastra Bali Purwa. Singaraja: FKIP, Undhiksa.
Azwar, 1997. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Damono, S. D. 1978. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Depdikbud.
Dewan Redaksi. 2004. Ensiklopedia Sastra Indonesia Jilid I. Bandung: Titian
Ilmu.
Dwija, I Wayan. 2006. “Metodologi Penelitian Pendidikan.” (Buku Ajar).
Amlapura: STKIP Agama Hindu Amlapura.
Ebayanti, I. A. W. 2006. “Kajian Struktur, Fungsi, dan Makna Geguritan
Padmareka Karya Anak Agung Istri Biang Agung Puri Agung
Karangasem.” (Skripsi Tidak Dipublikasikan). Amlapura: STKIP Agama
Hindu Amlapura.
Ekawati, 2014. Kode sastra
Ernawati. 2011. “Nilai Pendidikan Agama Hindu dalam Geguritan Burayut.”
(Skripsi Tidak Dipublikasikan). Amlapura: STKIP Agama Hindu
Amlapura.
Gautama, W. B, dkk. 2009. Kamus Bahasa Bali (Bali-Indonesia). Surabaya:
Paramita.
Gorda, I. G. N. 1997. Metode Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. Denpasar:
Widya Kriya Gematama.
Gunawan, I Komang Adi. 2020. “Pengertian dan Pembagian Catur Paramita.”
(Online). Dalam URL
https://www.sastrabalidanhindu.com/2020/01/pengertian-dan-
pembagian-catur-paramita.html. Diakses tanggal 3 Maret 2020.
Hardaniwati. 2003. Kamus Sastra. Bandung: Angkasa.
Iqbal, H. 2002. Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bandung:
Ghalia Indonesia.
Irman, Mokhamad, dkk. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen dan Kebudayaan.
Kutha Ratna, Nyoman. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kutha Ratna, Nyoman. 2011. Antropologi Sastra: Peranan Unsur-unsur
Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mardalis. 2004. Metode Penelitian (Suatu Pendekata Proposal). Jakarta: Bumi
Aksara.
Mardiwarsito, L. 1981. Kamus Jawa Kuna – Indonesia. Ende, Flores: Nusa Indah.
Mardiwarsito, L. 1981. Kamus Jawa Kuna – Indonesia. Ende, Flores: Penerbit
Nusa Indah.
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajahmada
University Press.
Padang, Ida Bagus Nengah. 2011. “Nilai Pedidikan Agama Hindu dalam
Geguritan Datta Candra Bhanu.” (Skripsi Tidak Dipublikasikan).
Amlapura: STKIP Agama Hindu Amlapura.
Pandu, M. T. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Paryatna. 2006. Sistematika Karya Sastra. Denpasar: Yayasan Acarya Percetakan
Mandara Sastra.
Purnami, Ida Ayu. 2008. “Nilai pendidikan Agama Hindu dalam Gaguritan
Manukan”. (Skripsi). Amlapura: STKIP Agama Hindu Amlapura.
Raharjo, S. H, dkk. 1990. Bahasa dan Sastra Bahasa Indonesia. Semarang: PT
Intan Pariwara.
Riyanto. 2001. Metodologi Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ruma, I Ketut. 2011. Gaguritan Bhima Sakti. Amlapura: UD. Santi, Bugbug.
Saini, K. M. 2013. “Kebudayaan Karya Sastra”. Dalam:
http://grms.multiply.com/2014/10/26 Kebudayaan-Karya-Sastra.
Diunduh tanggal 23 April 2019.
Semi, M. A. 1989. Anatomi Sastra. Padang: Yayasan Angkasa Raya.
Singer, I. W. 2013. Tata Susila Hindu. Surabaya: Paramita.
Soepomo,Poedjosoedarmo. 1975. Kode (code) Penataran Linguistik. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Subagyo, P. J. 2004. Metodologi Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjiman, P. 1998. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhariyanto, S. 1982. Dasar-Dasar Teori Sastra. Surakarta: Widya Duta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sukada, I Made. 1987. Masalah Sistematisasi Analisis Cipta Sastra Prosa.
Denpasar: Lembaga Penelitian, Pusat Dokumentasi Publikasi Fakultas
Sastra Universitas Udayana.
Susila, I. B. M. S. 2008. “Aspek-Aspek Pendidikan Agama Hindu dalam Teks
Pademaning Mantra Sakotama.” (Tesis Tidak Dipublikasikan).
Denpasar: IHD Negeri Denpasar.
Teguh. 2001. Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grapindo
Persada.
Tim Penyusun, 1988. Kamus Kawi – Bali. Denpasar: Dinas Pendidikan Propinsi
Bali Dati I Bali.
Tim Penyusun. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Tim Penyusun. 2008. Kamus Bali – Indonesia Beraksara Bali dan Latin.
Denpasar: Badan Pembina Bahasa, Aksara dan Sastra Bali Provinsi Bali.
Tinggen, I. N. 1994. Aneka Sari Gending-Gending Bali. Singaraja: Rhika
Dewata.
Warna, I Wayan, dkk. 1988. Kamus Kawi – Bali. Denpasar: Dinas Pendidikan
Dasar, Propinsi Dati I Bali.
Wikipedia. 2020. “Simile.” (Online). Dalam URL
https://id.wikipedia.org/wiki/Simile. Diakses tanggal 22 Oktober 2020.
Wisnu, I Wayan Gede. 2001. “Gaguritan Darma Santi Adnyana: Analisis Struktur
Semiotik.” (Skripsi Tidak Dipublikasikan). Denpasar: Fakultas Udayana.
Zaidan, A.R, dkk. 2007. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.