Asuhan Keperawatan Kesehatan Agregat Anak Di Komunitas
Asuhan Keperawatan Kesehatan Agregat Anak Di Komunitas
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II
Dosen Pengampu : Susan Susyanti,M.Kep
Kelompok 4
Anggota :
Clara Anggita Dewi
Nanditha Ivania Putri
Nuria
Risanti
Tyta Ajeng M
Kelas : 4B S1 Keperawatan
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas Mata kuliah
Keperawatan Komunitas 2.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan usia yang rawan terserang berbagai penyakit, misalnya diare, kecacingan, dan anemia.
Berdasarkan data WHO (2007) bahwa setiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare, angka
kejadian kecacingan mencapai angka 40-60% (Depkes, 2005).
Anak usia sekolah merupakan individu yang berusia antara 5-12 dan merupakan masa peralihan antara
masa anak-anak dengan masa remaja, sedangkan anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-13 tahun
yang masih duduk dibangku sekolah dasar (Stanhope & Lancaster, 2003; Steward, 2003).
Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa sebagai sumber daya manusia pada masa yang akan
datang. Kualitas bangsa di masa depan di tentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Anak usia sekolah sering di
sebut sebagai periode peralihan antara masa pra sekolah dengan masa remaja. Pada kondisi ini akan terjadi banyak
perubahan pada diri anak usia sekolah (AUS), baik dari kondisi fisik, mental, sosial serta terjadi peningkatan
kemampuan dan keterampilan motorik. Hal ini akan mempengaruhi tumbuh kembang dan kesehatan usia sekolah
(AUS) (Suryani, 2008).
Perilaku hidup bersih sehat dapat diterapkan di sekolah atau diberikan dengan cara memberikan
pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan usaha untuk menyiapkan siswa agar dapat tumbuh
kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial dan lingkungan melalui kegiatan
bimbingan, di masa yang akan datang (Ananto, 2006).
Pendidikan kesehatan bagi anak bertujuan menambah kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab
terhadap kesehatan diri sendiri dan lingkungannya serta ikut aktif dalam usaha-usaha kesehatan. Tujuan dari
pendidikan kesehatan adalah memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat, menimbulkan sikap
perilaku hidup sehat, dan membentuk kebiasaan hidup sehat (Fitriani, 2011).
Ada beberapa indikator PHBS yang dilakukan di sekolah, yaitu cuci tangan dengan air bersih dan sabun,
jajan di kantin sekolah, BAB dan BAK di jamban, buang sampah di tempatnya, berolahraga, mengukur tinggi dan
berat badan, memeriksa jentik nyamuk, dan tidak merokok di sekolah (Notoatmodjo, 2010)
A. Rumusan Masalah
1. Konsep Tumbuh Kembang bayi dan Anak
2. Masalah Kesehatan Pada Kelompok Bayi dan Anak di Indonesia
3. Indikator Kesehatan Kelompok Khusus Bayi dan Anak
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan Anak
5. Program dan Kebijakan Pemerintah Untuk Kesehatan Bayi dan Anak
6. Ruang Lingkup Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus Bayi dan Anak
7. Peran Perawat Komunitas Pada Kelompok Khusus Bayi dan Anak
8. Penerapan Askep Kesehatan Agregat Anak dikomunitas
B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Tumbuh Kembang bayi dan Anak
2. Untuk Mengetahui Masalah Kesehatan Pada Kelompok Bayi dan Anak di Indonesia
3. Untuk Mengetahui Indikator Kesehatan Kelompok Khusus Bayi dan Anak
4. Untuk Mengetahui Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan Anak
5. Untuk Mengetahui Program dan Kebijakan Pemerintah Untuk Kesehatan Bayi dan Anak
6. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus Bayi dan Anak
7. Untuk Mengetahui Peran Perawat Komunitas Pada Kelompok Khusus Bayi dan anak
BAB II
PEMBAHASAN
8) Fasilitator
Perawat menjadi penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan dan instansi terkait,
melaksanakan rujukan.
A. Pengkajian
1. Data Inti
a. Sejarah
Daerah Mulyorejo dahulu adalah persawahan luas yang dikelola oleh perusahaan
swasta, lalu bangrut dan dijadikan perkampungan.
b. Luas Wilayah 1200 m2
c. Batas Wilayah
Barat : Pacar Keling
Utara : Kalijudan
Timur : Sutorejo Selatan : Darmahusada
d. Agama
Hampir 90% warga beragama Islam, 5% beragama Kristen, dan 5%
beragama Budha.
e. Kepercayaan
Warga sering membawa balita mereka yang sakit seperti batuk, demam, konstipasi, dan diare
ke dukun pijat untuk anak-anak. Warga masih belum sepenuhnya percaya untuk datang ke
bidan dan dokter. Mereka menganggap sakit yang diderita balita mereka menandakan
proses pertumbuhan yang dialami balita dan merupakan hal yang wajar.
f. Balita BGM (Bawah Garis Merah)
Terdapat 23 balita memiliki BB rendah maupun gizi buruk.
g. Masalah Kesehatan
Dari 55 balita, 41,8% balita mengalami gizi buruk/kurang dikarenakan orang tua kurang
memperhatikan kebutuhan gizi balita. Sebesar 21,8% balita mengalami diare karena
mengonsumsi makanan yang kurang bersih. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan
orang tua terhadap kesehatan balita.
Diare 12 12/55x100%=21,8 %
2. Data Subsistem
a. Lingkungan fisik
1.Kondisi lingkungan kurang dari kata sehat, setiap rumah kurang memiliki ventilasi dan
tingkat kelembapan setiap rumah juga tinggi karena mengingat jarak antar rumah
saling berdekatan.
2.Terdapat sungai di sekitar rumah warga, kedalaman sungai dangkal sehingga jika terjadi
hujan mengakibatkan banjir, selokan di depan rumah warga banyak yang tersumbat, jalan
di depan rumah kotor, banyak sisa sampah banjir yang berserakan. Apabila terdapat
lahan kosong, banyak sampah bertumpukan.
3.Lingkungan terbuka: mayoritas tidak memiliki halaman rumah yang luas.
4.Kebiasaan: balita yang berumur 36-60 bulan sering mengonsumsi makanan ringan
(snack), jajanan pentol, es lilin, dan mie instan.
b. Pelayanan kesehatan dan social
1. Pusat pelayanan: terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas. Kegiatan Posyandu Balita di lakukan
setiap 4 minggu sekali, diadakan di masing-masing RT yang dibantu oleh beberapa kader
binaan puskesmas. Kegiatan yang dilakukan biasanya pengukuran antropometri dan penyuluhan
tentang kebutuhan gizi anak, pemberian nutrisi yang tepat untuk balita serta penjelasan tentang
penyakit yang sering menyerang balita, tetapi warga kurang berpartisipasi karena kepercayaan
warga disekitar apabila anaknya sakit lebih memilih berobat ke dukun pijat dibandingkan ke
puskesmas karena mereka masih menganggap penyakit yang diderita menandakan proses
pertumbuhan yang mereka anggap masih wajar.
1). Tempat belanja: di pasar tradisional dan mini market.
2). Tempat ibadah: 1 masjid dan 3 musholla
c. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara, penghasilan rata-rata kepala keluarga per bulan Rp 800.000 –
Rp 1.200.000. Sebagian besar bapak-bapak bekerja sebagai pedagang dan pekerja bangunan.
Mayoritas ibu-ibu tidak bekerja.
d. Keamanan dan Transportasi
Transportasi: ibu mengantarkan balita ke posyandu dengan jalan kaki sedangkan untuk beraktivitas
biasanya menggunakan sepeda motor. Keamanan diwilayah ini tidak ada masalah karena jarang
dijumpai kasus penculikan atau pencurian barang berharga.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu-ibu balita mengatakan bahwa mencuci piring dan botol
susu dengan air sumur
e. Pemerintahan dan Politik
Kampung Mulyorejo memiliki lurah sebagai pimpinan dan dibantu beberapa warga yang
menjadi perwakilan dalam sistem pemerintahan kelurahan.
f. Komunikasi
Komunikasi antar warga dengan pihak penyelenggara fasilitas kesehatan menggunakan surat
edaran yang dibagikan oleh ibu RT. Beberapa ibu mencari informasi secara mandiri melalui
media sosial. Ketika terjadi bencana seperti banjir dan kebakaran, warga mendapat komando
dari balai RT/RW masing-masing melalui kentongan yang dipukul
berkali-kali.
g. Pendidikan
Tingkat pendidikan warga 30% lulusan SD, 40% lulusan SMP, selebihnya
lulusan SMA/SMK.
h. Rekreasi
Dari hasil wawancara, ibu sering mengajak balitanya naik mobil aneka warna yang diputarkan
lagu-lagu anak untuk berkeliling, serta setiap Minggu pagi, ibu yang memiliki balita, sering
membawa balitanya jalan-jalan kedanau kampus C Universitas Airlangga.
i. Persepsi Warga dan Perawat
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit pada balita masih acuh, mungkin
dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ataupun kurangnya pengetahuan
mengenai suatu penyakit. Menurut perawat puskesmas Kelurahan Mulyorejo, tingkat
pasrtisipasi masyarakat terhadap kesehatan balita masih perlu ditingkatkan kembali dan masih
sangat perlu mendapatkan edukasi serta pelatihan untuk orang tua balita.
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan