PEMFOKUSAN
NAVIGASI ALAMI
Oleh :
MAPALA WIRASTA
2020
MATERI
PEMFOKUSAN
NAVIGASI ALAMI
Materi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat pengambilan NIA (Nomor
Induk Anggota)
0leh :
MAPALA WIRASTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya sehingga saya berhasil menyelesaikan penyusunan materi ini dengan
judul “NAVIGASI DARAT”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam
kegelapan menuju alam yang terang menderang.
Pada penyusunan materi ini saya sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan materi ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
NAVIGASI DARAT................................................................................................1
BAB II....................................................................................................................18
NAVIGASI ALAMI..............................................................................................18
BAB III..................................................................................................................26
3.2.1 Cuaca................................................................................................27
3.2.2 Lokasi...............................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
BAB I
NAVIGASI DARAT
Dimana kita berada diatas muka bumi, atau dimana pun itu, kita
selalu terikat oleh “ruangan” yang tak tentu ujungnya. Di dalam ruangan
ini pada tempat berdiam gunung yang tinggi, hutan lebat, sungai dan laut,
dan lain-lain yang ada di muka bumi. Kita membutuhkan dimensi yang
dapat menjadi ruang gerak kita. Namun “ruangan” ini terlalu luas bagi
indera kita, mata khususnya untuk dapat melihat seluruh tepinya. Ketika
ini di sadari manusia mencoba untuk membuat sketsa ruangannya dalam
betuk yang jauh lebih kecil agar dapat mengamati ruang gerak mereka,
untuk berbagai kepentingan, seperti militer, penelitian, pelayaran,
pendakian, dan lain-lain. Sketsa ini kemudian dikenal sebagai “peta”.
Catatan tertua tentang ini adalah sketsa yang dibuat pada tablet dari tanah
liat bakar oleh bangsa Babilonia di Mesopotamia, Irak sekarang, sekitar
tahun 4500 SM. Namun mungkin sebelum itu manusia purba telah
membuat coretan-coretan sketsa wilayah mereka diatas tanah. Kemudian
ditemukan pula sketsa peninggalan suku Indian Aztec dan sketsa pulau es
oleh bangsa Eskimo Tua.
Peta saja kurang dapat berguna bagi para pioner yang akan
melintasi daerah baru, mereka kemudian memerlukan teknik orientasi
medan sehingga berkembanglah peralatan dan teknik yang sangat
membantu disini, misalnya ilmu navigasi. Navigasi mula-mula digunakan
dalam pelayaran (navigation = ilmu pelayaran) yaitu teknik yang
digunakan untuk menentukan posisi kapal berdasarkan peta bintang langit
atau pulau terdekat yang nampak. Namun ternyata daratanpun (meski
hanya sepertiga permukaan bumi adalah daratan) masih jauh lebih luas
daripada jangkauan mata manusia, sehingga teknik navigasi juga
dikembangkan di daratan, pertama kali digunakan untuk kepentingan
militer.
Catatan pertama tentang penggunaan teknik navigasi untuk
pendakian adalah ketika dilakukan pendakian gunung pertama di dunia
yang tercatat adalah oleh Antoine de Ville tahun 1942, bendaharawan Raja
Karel VIII dari Perancis, yang juga sempat bermalam selama tiga hari di
puncak Mount Arguille Dauphine (2064m) dekat Grenoble. Laporan berisi
lengkap dan terperinci mengenai jalur pendakiannya.
Bahkan Edward Whimper, pemimpin pendakian paling tragis di
puncak Matterhon (4406mdpl) di Alpen Pennina antara Swis dan Italia
tahun 1869 juga mencatat sketsa-sketsa jalur menuju puncaknya, lalu
melakukan survey beberapa kemungkinan sebelum kemudian ber”ziarah”
ke puncaknya.
Ini membuktikan betapa akrabnya hubungan olahraga alam bebas
dengan kemampuan navigasi khususnya di darat. Kemudian juga kejadian-
kejadian hilangnya pendaki muda di Indonesia, yang kebanyakan terlalu
meremehkan kemampuan ilmu medan.
Perkembangan selanjutnya navigasi darat sudah diperlombakan,
sehingga bukan hanya berfungsi menjadi suatu “penjelajahan daerah
baru”, tetapi juga dapat seperti olahraga lainnya, misalnya Orienteering.
Permainan ini untuk melatih dan meningkatkan kemampuan navigasi darat
dan ketepatan dalam mengambil keputusan. Kompetisi orienteering juga
sering dilakukan sebagai lomba berskala internasional, dan di Amerika
Serikat dan Kanada sudah menjadi hal yang biasa mulai diperlombakan
tahun 1966. Di Indonesia baru tahun 1990, kompetisi orienteering ini
diselenggarakan oleh Wanadri komisariat ITB yang masih ditujukan untuk
kalangan Mahasiswa dan Umum.
Untuk mengantisipasi makin meningkatnya pendakian di gunung-
gunung tropis di Indonesia dan juga dengan berkembangnya olahraga
orienteering ini, maka perlu sekali dikenali teknik-teknik dalam navigasi
darat ini lebih baik.
1. Navigasi Sungai
Navigasi sungai adalah tekhnik untuk menentukan kedudukan secara
tepat dalam perjalan penyusuran sungai. Perbedaan yang mendasar antara
navigasi sungai dan navigasi darat terletak pada acuan dasar untuk
menentukan kedudukan. Pada navigasi darat, yang diambil sebagai acuan
dasar adalah bentuk permukaan fisik bumi yang digambarkan oleh garis
kontur, sedangkan pada navigasi sungai acuan dasarnya adalah bentuk dari
tepi kiri dan tepi kanan sungai, yaitu belokan-belokann sungai yang
tergambar dii peta.
2. Navigasi Rawa
Navigasi rawa adalah tekhnik berjalan san menentukan posisi
dengan tepat di medan rawa. Navigasi rawa merupakan navigasi pada
daerah dataran sehingga prinsipnya sama dengan navigasi gurunn pasir.
Tidak ada tanda ekstrim (bukit atau lembah) yang dapat dijadikan patokan.
Jika pada rawa daerahnya datar dan kadang di penuhi aliran sungai yang
dapat berubah akibat banjir, maka pada gurun pasir pun daerahnya akan
selalu berubah-ubah akibat tiupan angin
3. Navigasi Pantai
Navigasi pantai adalah tekhnik berjalan dan menentukan posisi
dengan tepat di daerah pantai. Navigasi pantai jauh lebih mudah
dibandingkan dengan navigasi rawa dan sungai, sebab sebuah garis posisi
sudah diketahui, yaitu sebuah garis tepi pantai, jadi hanya di butuhkan
sebuah tanda lagi untuk melakukan resection. Tanda-tanda yang dapat
dijadikan patokan adalah sudut arah dari garis pantai, tanjung atau teluk,,
muara sungai, pulau atau karang yang terdapat di sekitar pantai, bukit yang
terdapat di daerah pantai. Kampong nelayan.
4. Navigasi Darat
Navigasi darat adalah bagian dari ilmu untuk menentukan posisi
suatu objek dan arah perjalanan, baik pada medan sebenarnya maupun
pada peta.
5. Navigasi Laut
Navigasi Laut adalah tekhnik menentukan arah dan posisi seorang
navigator di laut. Navigasi ini biasa di gunakan dalam pelayaran dari suatu
titik menuju titik lain supaya aman.
6. Navigasi Udara
Navigasi Udara adalah tekhnik menentukan arah saat berada di
udara. Pasalnya navigasi ini di gunakan oleh pesawat supaya
penerbangannya dapat terkendali dengan aman.
a. Peta Topografi
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan
permukaan bumi dengan menggunakan garis-garis kontur. Garis
kontur adalah garis-garis pada peta yang menunjukkan perbedaan
tinggi suatu tempat. Peta topografi juga menggambarkan
kenampakan alam, misalnya pola aliran sungai dan morfologi, juga
kenampakan buatan manusia, misalnya jalan dan permukiman.
Ukuran peta topografi sebagai berikut :-Skala 1 : 50.000-Skala 1 :
25.000-Skala 1 : 5.000
b. Peta Chorografi
Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan
keseluruhan atau sebagian permukaan bumi yang bercorak umum.
Peta chorografi Umum berskala sedang hingga kecil, yaitu antara 1
: 250.000 hingga di atas 1: 1.000.000.
c. Peta Geografi
Peta geografi adalah peta umum yang berskala sangat kecil
dengan negosiasi wilayah yang sangat luas.
b. Peta Irigasi
Peta Irigasi adalahh peta yang menampilkan informasi
jaringan irigasi.
c. Peta Jalan
Peta Jalan adalah peta yang menampilkan informasi
jeringan jalan.
Bagian-bagian kompas :
a. Jarum kompas / jarum magnet Jarum kompas merupakan bagian
utama pada sebuah kompas. Jarum ini dibuat dengan menggunakan
magnet.
b. Piringan derajat di dalam kompas ada lingkaran yang terdiri atas
garis-garis.Garisini dikenal dengan garis pembagi skala derajat.
Cara membaca skala derajat ini searah dengan jarum selai yang
dimulai dari Arah utara magnetis, kemudian melingkar menuju
titik utara magnetis, kemudian melingkar menuju titik utara
magnetis kembali.
c. Skala piringan derajat Ada banyak macam untuk skala piringan
derajat ini. Pembagian derajat internasional atau standarnya adalah
seperti sudut lingkaran yaitu 360°. Kompas militer memiliki skala
6.000' : 6.300' atau 64.00'
d. Rumah Kompas Mewakili tempat bagian kompas tersebut berada.
Di dalam rumah kompas biasanya juga diberi cairan bening sebagai
penangkal luar. Cairan ini bekerja melindingi kompas terutama
dalam suhu -4°C sampai 50° C.
Pada umum para pendaki mengenal dua tipe kompas yang sering
mereka gunakan dilapangan. Kedua macam kompas tersebut adalah :
RESECTION
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali.
Medan yang terlihat jelas dalam peta dan bisa dibidik pada medan
sebenarnya (untuk latihan reseksi biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti
kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas). Tidak
setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.
Langkah- langkah melakukan reseksi:
1) Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta,
minimal 2 buah
2) Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda
medan tersebut (untuk alat tulis pagar ideal menggunakan sebuah
pensil mekanik 2B).
3) Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan
menggunakan kompas bidik. Kompas Orienteering dapat digunakan,
namun kurang akurat.
4) Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung
sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dibuat
sebagai titik acuan.
INTERSECTION
Azimuth adalah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan
titik yang di tuju. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika kamu membidik
sebuah tanda medan, dan memperoleh sudutnya, maka sudut itu juga bisa
dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimut. Dalam reseksi
back azimuth diperoleh dengan cara:
1. Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimut adalah
dikurangi 180º. Misal milikmu membidik tanda medan, diperoleh azimut
200º. back azimuthnya adalah 200º - 180º = 20º
2. Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya
adalah ditambah 180º. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak,
diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º =
340º. Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan
kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta
berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth
ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man,
biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat
lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikkan kompas
ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.
ANALISA PERJALANAN
a. Jarak
b. Waktu
NAVIGASI ALAMI
Dalam navigasi alami ada beberapa tanda yang dapat kita gunakan sebagai
penunjuk arah, dari buatan manusia yang hanya di buat untuk di gunakan
sesaat, ada pula yang di buat manusia yang menetap di alam, ada yang murni
sudah di sediakan oleh alam. Berikut beberapa tanda-tanda yang dapat di
gunakan dalam navigasi alami :
Ingat! Hanya cara ini hanya dipakai di Indonesia, beda negara beda juga
arahnya. Jika dipakai di negara tetangga misalnya Malaysia, Timor Leste,
Papua Newguini, Singapura terdekat lainnya kemungkinan agak geser sedikit
arahnya.
Cara ini juga hanya berlaku di negara kita dan sekitarnya. Makam umat
Muslim di negara kita mununjukkan arah utara (bagian kepala mayat) dan
selatan (bagian kaki). Hal tersebut bisa kita ketahui dengan melihat patok
nama yang ditanam arah kepala mayat pada sebuah kuburan.
Tancapkanlah sebuah tongkat pendek kurang lebih 50 cm. Beri tanda pada
ujung bayangan tongkat tersebut. Tunggu sekitar 15 - 30 menit, lalu berikan
tanda lagi pada ujung bayangan tongkat. buatlah garis lurus antara tanda
pertama dan tanda kedua (lihat gambar di atas). Arah utara akan diperoleh
dengan garis tegak lurus (90°) dari garis yang telah kita peroleh dari kedua
titik bayangan tadi.
4) Menggunakan silet atau jarum
Cara ini tergolong metode yang sederhana. Jarum dan silet adalah solusi
alat alternatif untuk mengetahui arah, karena bisa digunakan saat siang dan
malam tanpa bantuan matahari.
Silet dan jarum memanfaatkan gaya medan magnet bumi. Jadi cara
kerjanya sama dengan kompas, hanya saja ini menggunakan alat yang lebih
sederhana.
Cara membuatnya:
-Tusukkan pada gabus yang ringan (agar gaya yang dibutuhkan tidak terlalu
besar)
-Letakkan diatas air yang tenang misalnya ember atau bak yang diisi air.
-Tunggu beberapa saat maka jarum atau silet tersebut akan menunjukkan arah
utara dan selatan.
5) Melihat arah matahari terbit / terbenam.
Matahari terbit dan terbenam untuk navigasi arah. Untuk cara ini
merupakan hal yang paling mudah, adik-adik Siaga juga bisa. Cukup jelas
bahwa matahari terbit dari timur dan tenggelam disebelah barat.
Jika kita berdiri menghadap matahari terbit sudah pasti sebelah kanan kita
adalah arah selatan dan sebelah kiri adalah arah utara. Begitu juga sebaliknya,
jika kita berdiri menghadap matahari terbenam maka sebelah kanan adalah
arah utara dan sebelah kiri arah selatan.
7) Kelebatan Pohon.
Kita dapat menentukan arah barat dan timur melalui pedoman tajuk pohon.
Biasanya pohon yang mengarah ke timur itu lebih lebat dari pada yang
mengarah ke barat.
Ini berkaitan bahwa sinar dipagi hari lebih baik untuk proses fotosintesis
yang membutuhkan cahaya dengan optimal.
Saat di hutang yang lebat kita dapat memanfaatkan Lumut Parmelia sp dan
Polytrichum sp. Lumut-lumut ini lebih cenderung untuk tumbuh didaerah
yang kurang sinar matahari atau kualitas sinar mataharinya rendah yaitu arah
barat.
Jadi jika terdapat banyak lumut dibagian yang melingkari pohon, maka
yang paling tebal adalah arah utara atau selatan.
9) Rasi Bintang
Rasi bintang bisa digunakan untuk menandai arah mata angin dengan
pedoman yang telah ditentukan oleh Himpunan Astronomi Internasional. Ada
sekitar 88 rasi bintang dengan batasan yang jelas, sehingga setiap arah hanya
dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Di belahan bumi (hemisfer) utara ini,
biasanya rasi bintangnya didasarkan dan berpedoman terhadap tradisi Yunani,
yang diwariskan pada abad pertengahan.
Berikut beberapa rasi bintang :
c. Rasi Antlia
Rasi antlia merupakan salah satu rasi yang terletak di belahan
langit bagian selatan. Nama Antlia ini berasal dari bahasa Yunani apabila
diartikan kedalam bahasa Indonesia adalah pompa, atau lebih tepatnya
disebut pompa udara.
Rasi ini ditemukan oleh seorang astronom Perancis yang bernama
Abbé Nicolas Louis de Lacaille pada saat abad 18 . Pada awalnya rasi ini
dinamakan Antlia pneumatica untuk menghargai dengan adanya penemuan
pompa udara yang ditemukan oleh seorang fisikawan Perancis yaitu Denis
Papin.
Antlia tidak mempunyai mitologi secara khusus sebab Lacaille
tidak memakai tradisi memberi nama berdasar mitologi, tetapi berdasarkan
nama latin suatu alat.
Antlia dikelilingi oleh berbagai rasi bintang yang lain. Dari utara
dikelilingi Hydra, Pyxis, Vela dan Centaurus. Bintang yang paling terang
di rasi Antlia ini adalah Alpha antliae, yakni sebuah bintang oranye
raksasa dengan magnitudo 4,25.
d. Rasi Apus
Apus yang berarti cendrawasih adalah suatu rasi bintang redup di
belahan bagian selatan. Pertama kali ditemukan dalam Uranometria yang
ditulis oleh Johann Bayer, tetapi sudah dipakai untuk navigasi
sebelumnya.
Cara Lainnya untuk menentukan arah yang dilakukan di pagi hari atau
siang hari, kita dapat menggunakan jam analog untuk menentukan arah.
Untuk belahan bumi selatan (sebelah selatan khatulistiwa) :
-Arah utara adalah setengah sudut antara angka 12 dengan jarum pendek
jam (lihat gambar).
-Arah utara adalah setengah sudut antara angka 12 dengan jarum pendek
jam (45°, lihat gambar).
Namun cara ini kurang akurat untuk kita yang tinggal di wilayah
katulistiwa. Jika wilayah waktu kita sedang menggunakan “Daylight saving
time”, maka gunakan angka 1 sebagai referensi menggantikan angka 12.
BAB III
3.2.1 Cuaca
3.2.2 Lokasi
http://mamikghubatras.blogspot.com/2012/06/navigasi-darat.html?m=1
https://www.academia.edu/34807091/Makalah_Navigasi_Darat.docx
http://capsinarmatahari.blogspot.com/2012/12/navigasi-koordinat-grid.html?m=1
http://belajarnavigasidarat.blogspot.co.id/
https://phinemo.com/cara-menentukan-arah-mata-aangin/
https://kafeastronomi.com/mengenal-rasi-gubuk-penceng-atau-rasi-crux.html
http://tri-santiandji.blogspoot.com/2014/03/menentukan-arah-saat-tersesat-
tanpa.html?m=1
https://www.pramukatop.com/2017/05/arah-mata-angin.html
I.
Pr
otokol Kesehatan
a. Left
b. Right
c. Center
d. Justify
ALHAMDULILLAH