Anda di halaman 1dari 35

MATERI

NAVIGASI DARAT (NAVRAT)

PEMFOKUSAN

NAVIGASI ALAMI

Oleh :

Imam Hanafi (Neptunus)

MAPALA WIRASTA

UNIVERSITAS WIRARAJA MADURA

2020
MATERI

NAVIGASI DARAT (NAVRAT)

PEMFOKUSAN

NAVIGASI ALAMI

Materi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat pengambilan NIA (Nomor
Induk Anggota)

0leh :

Imam Hanafi (Neptunus)

MAPALA WIRASTA

UNIVERSITAS WIRARAJA MADURA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya sehingga saya berhasil menyelesaikan penyusunan materi ini dengan
judul “NAVIGASI DARAT”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam
kegelapan menuju alam yang terang menderang.

Materi ini berisikan tentang Navigasi Darat (Navrat), saya berharap


materi ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Dan saya menyadari
bahwa penyusunan materi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi
kesempurnaan materi didalamnya.

Pada penyusunan materi ini saya sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan materi ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Sumenep, 17 Juli 2020

Imam Hanafi (Neptunus)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

NAVIGASI DARAT................................................................................................1

1.1 Pengertian Navigasi Darat.........................................................................1

1.2 Sejarah Navigasi Darat..............................................................................1

1.3 Manfaat Navigasi Darat.............................................................................3

1.4 Macam - Macam Navigasi........................................................................4

1.5 Teknik dalam Navigasi Darat....................................................................5

1.5.1 Teknik Dasar Peta..............................................................................5

1.5.2 Teknik Dasar Kompas......................................................................10

1.5.3 Teori Orientasi Peta.........................................................................13

BAB II....................................................................................................................18

NAVIGASI ALAMI..............................................................................................18

2.1 Definisi Navigasi Alami..........................................................................18

2.2 Tanda-Tanda Dalam Navigasi Alami......................................................18

BAB III..................................................................................................................26

PENGEMBARAAN DAN PEMFOKUSAN.........................................................26

3.1 Teori Navigasi Alami..............................................................................26

3.2 Kesulitan Dalam Navigasi Alami............................................................26

3.2.1 Cuaca................................................................................................27

3.2.2 Lokasi...............................................................................................27

3.3 Dokumentasi Pengembaraan...................................................................28

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
BAB I

NAVIGASI DARAT

1.1 Pengertian Navigasi Darat

Navigasi berasal dari bahasa yunani yaiu NAVIS yang artinya


Perahu dan AGAKE yang artinya Mengarahkan. Navigasi darat adalah
bagian dari ilmu untuk menentukan posisi suatu objek dan arah perjalanan,
baik pada medan sebenarnya maupun pada peta. Kemampuan membaca
dan memahami peta, menggunakan alat navigasi unuk menentukan posisis
serta menganalisa dan memberika asumsi awal terhadap medan yang di
lalui merupakan salah satu dari keahlian dasar yang perlu dimiliki oleh
setiap penggiat alam bebas.
Hal tersebut merupakan bekal awal dalam merencanakan dan
melakuan kegiatan di alam terbuka maupun dalam usaha pencarian atau
penyelmatan korban kecelakaan atau tersesat.

1.2 Sejarah Navigasi Darat

Dimana kita berada diatas muka bumi, atau dimana pun itu, kita
selalu terikat oleh “ruangan” yang tak tentu ujungnya. Di dalam ruangan
ini pada tempat berdiam gunung yang tinggi, hutan lebat, sungai dan laut,
dan lain-lain yang ada di muka bumi. Kita membutuhkan dimensi yang
dapat menjadi ruang gerak kita. Namun “ruangan” ini terlalu luas bagi
indera kita, mata khususnya untuk dapat melihat seluruh tepinya. Ketika
ini di sadari manusia mencoba untuk membuat sketsa ruangannya dalam
betuk yang jauh lebih kecil agar dapat mengamati ruang gerak mereka,
untuk berbagai kepentingan, seperti militer, penelitian, pelayaran,
pendakian, dan lain-lain. Sketsa ini kemudian dikenal sebagai “peta”.
Catatan tertua tentang ini adalah sketsa yang dibuat pada tablet dari tanah
liat bakar oleh bangsa Babilonia di Mesopotamia, Irak sekarang, sekitar
tahun 4500 SM. Namun mungkin sebelum itu manusia purba telah
membuat coretan-coretan sketsa wilayah mereka diatas tanah. Kemudian
ditemukan pula sketsa peninggalan suku Indian Aztec dan sketsa pulau es
oleh bangsa Eskimo Tua.
Peta saja kurang dapat berguna bagi para pioner yang akan
melintasi daerah baru, mereka kemudian memerlukan teknik orientasi
medan sehingga berkembanglah peralatan dan teknik yang sangat
membantu disini, misalnya ilmu navigasi. Navigasi mula-mula digunakan
dalam pelayaran (navigation = ilmu pelayaran) yaitu teknik yang
digunakan untuk menentukan posisi kapal berdasarkan peta bintang langit
atau pulau terdekat yang nampak. Namun ternyata daratanpun (meski
hanya sepertiga permukaan bumi adalah daratan) masih jauh lebih luas
daripada jangkauan mata manusia, sehingga teknik navigasi juga
dikembangkan di daratan, pertama kali digunakan untuk kepentingan
militer.
Catatan pertama tentang penggunaan teknik navigasi untuk
pendakian adalah ketika dilakukan pendakian gunung pertama di dunia
yang tercatat adalah oleh Antoine de Ville tahun 1942, bendaharawan Raja
Karel VIII dari Perancis, yang juga sempat bermalam selama tiga hari di
puncak Mount Arguille Dauphine (2064m) dekat Grenoble. Laporan berisi
lengkap dan terperinci mengenai jalur pendakiannya.
Bahkan Edward Whimper, pemimpin pendakian paling tragis di
puncak Matterhon (4406mdpl) di Alpen Pennina antara Swis dan Italia
tahun 1869 juga mencatat sketsa-sketsa jalur menuju puncaknya, lalu
melakukan survey beberapa kemungkinan sebelum kemudian ber”ziarah”
ke puncaknya.
Ini membuktikan betapa akrabnya hubungan olahraga alam bebas
dengan kemampuan navigasi khususnya di darat. Kemudian juga kejadian-
kejadian hilangnya pendaki muda di Indonesia, yang kebanyakan terlalu
meremehkan kemampuan ilmu medan.
Perkembangan selanjutnya navigasi darat sudah diperlombakan,
sehingga bukan hanya berfungsi menjadi suatu “penjelajahan daerah
baru”, tetapi juga dapat seperti olahraga lainnya, misalnya Orienteering.
Permainan ini untuk melatih dan meningkatkan kemampuan navigasi darat
dan ketepatan dalam mengambil keputusan. Kompetisi orienteering juga
sering dilakukan sebagai lomba berskala internasional, dan di Amerika
Serikat dan Kanada sudah menjadi hal yang biasa mulai diperlombakan
tahun 1966. Di Indonesia baru tahun 1990, kompetisi orienteering ini
diselenggarakan oleh Wanadri komisariat ITB yang masih ditujukan untuk
kalangan Mahasiswa dan Umum.
Untuk mengantisipasi makin meningkatnya pendakian di gunung-
gunung tropis di Indonesia dan juga dengan berkembangnya olahraga
orienteering ini, maka perlu sekali dikenali teknik-teknik dalam navigasi
darat ini lebih baik.

1.3 Manfaat Navigasi Darat

Mengapa kita perlu mengetahui tentang navigasi darat ? Seorang


yang menggeluti kegiatan alam bebas, sangat perlu, karena:

1. Lingkup kegiatan memiliki pola keruangan sehingga bisa


dirasionalisasikan.
2. Sering kali medan yang ada memang asing, sehingga kita
perlu beradaptasi.
3. Mempelajari medan adalah sarana untuk menghitung
beberapa resiko yang mungkin terjadi.

Namun manfaat langsung yang bisa kita dapat adalah :

· Mengetahui keadaan/posisi/lokasi di medan

· Mengenali medan yang akan dihadapi

· Memperkirakan kesulitan/bahaya yang terjadi

· Merencanakan peralatan dan makanan yang diperlukan

· Menentukan arah dan tujuan perjalanan

Kunci sukses untuk menguasai teknik ini adalah :


· Mampu membaca dan merekam gambaran muka bumi

· Mampu menggunakan peralatan pedoman arah

1.4 Macam - Macam Navigasi

1. Navigasi Sungai
Navigasi sungai adalah tekhnik untuk menentukan kedudukan secara
tepat dalam perjalan penyusuran sungai. Perbedaan yang mendasar antara
navigasi sungai dan navigasi darat terletak pada acuan dasar untuk
menentukan kedudukan. Pada navigasi darat, yang diambil sebagai acuan
dasar adalah bentuk permukaan fisik bumi yang digambarkan oleh garis
kontur, sedangkan pada navigasi sungai acuan dasarnya adalah bentuk dari
tepi kiri dan tepi kanan sungai, yaitu belokan-belokann sungai yang
tergambar dii peta.
2. Navigasi Rawa
Navigasi rawa adalah tekhnik berjalan san menentukan posisi
dengan tepat di medan rawa. Navigasi rawa merupakan navigasi pada
daerah dataran sehingga prinsipnya sama dengan navigasi gurunn pasir.
Tidak ada tanda ekstrim (bukit atau lembah) yang dapat dijadikan patokan.
Jika pada rawa daerahnya datar dan kadang di penuhi aliran sungai yang
dapat berubah akibat banjir, maka pada gurun pasir pun daerahnya akan
selalu berubah-ubah akibat tiupan angin
3. Navigasi Pantai
Navigasi pantai adalah tekhnik berjalan dan menentukan posisi
dengan tepat di daerah pantai. Navigasi pantai jauh lebih mudah
dibandingkan dengan navigasi rawa dan sungai, sebab sebuah garis posisi
sudah diketahui, yaitu sebuah garis tepi pantai, jadi hanya di butuhkan
sebuah tanda lagi untuk melakukan resection. Tanda-tanda yang dapat
dijadikan patokan adalah sudut arah dari garis pantai, tanjung atau teluk,,
muara sungai, pulau atau karang yang terdapat di sekitar pantai, bukit yang
terdapat di daerah pantai. Kampong nelayan.
4. Navigasi Darat
Navigasi darat adalah bagian dari ilmu untuk menentukan posisi
suatu objek dan arah perjalanan, baik pada medan sebenarnya maupun
pada peta.

5. Navigasi Laut
Navigasi Laut adalah tekhnik menentukan arah dan posisi seorang
navigator di laut. Navigasi ini biasa di gunakan dalam pelayaran dari suatu
titik menuju titik lain supaya aman.
6. Navigasi Udara
Navigasi Udara adalah tekhnik menentukan arah saat berada di
udara. Pasalnya navigasi ini di gunakan oleh pesawat supaya
penerbangannya dapat terkendali dengan aman.

1.5 Teknik dalam Navigasi Darat

Jika akan melakukan suatu perjalanan ke kawasan hutan atau


permainan kata-kata kedaerah Gunung yang belum kita kenali maka kita
wajib master dahulu teknik dasar navigasi darat. Dengan master teknik
navigasi darat kita akan lebih yakin akan jalur yang berlalu dan juga
menghindarkan dari tersesat ditengah hutan. Ilmu navigasi darat mencakup
3 teknik yaitu :

1.5.1 Teknik Dasar Peta

Peta adalah gambaran keseluruhan atau sebagian permukaan bumi yang di


proyeksikan dalam dua dimensi pada bidang datar dengan metode dan melibatkan
tertentu. Peta yang biasanya digunakan dalam kegiatan pendakian gunung adalah
peta topografi. Selain pendaki gunung, jenis peta ini juga dipakai oleh militer.
Kandungan informasi yang dimiliki oleh peta topografi seperti permukaan
bantuan bumi, hutan, pemukiman penduduk, jaringan sungai, jalan dan
sebagainya, keistimewaan peta topografi adalah skala yang besar namun hal ini
menyebabkan peta topografi itu hanya menggambarkan suatu wilayah kecil saja.
Secara umum peta bisa dibedakan menjadi:
1. Peta Umum, yaitu peta yang memuat kenampaakan-kenampakan
umum, baik kenampakan fisik maupun kenampakan sosisal ekonomi.
Pwta jenis ini meliputi :

a. Peta Topografi
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan
permukaan bumi dengan menggunakan garis-garis kontur. Garis
kontur adalah garis-garis pada peta yang menunjukkan perbedaan
tinggi suatu tempat. Peta topografi juga menggambarkan
kenampakan alam, misalnya pola aliran sungai dan morfologi, juga
kenampakan buatan manusia, misalnya jalan dan permukiman.
Ukuran peta topografi sebagai berikut :-Skala 1 : 50.000-Skala 1 :
25.000-Skala 1 : 5.000

b. Peta Chorografi
Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan
keseluruhan atau sebagian permukaan bumi yang bercorak umum.
Peta chorografi Umum berskala sedang hingga kecil, yaitu antara 1
: 250.000 hingga di atas 1: 1.000.000.
c. Peta Geografi
Peta geografi adalah peta umum yang berskala sangat kecil
dengan negosiasi wilayah yang sangat luas.

2. Peta Khusus / Thematik, yaitu peta yang menggambarkan kenampakan


–kenampakan yang khusus. Peta ini meliputi :
a. Peta Kadaster
Peta Kadaster adalah peta yang menampilkan informasi
kepemilikan tanah dan batasnya.

b. Peta Irigasi
Peta Irigasi adalahh peta yang menampilkan informasi
jaringan irigasi.

c. Peta Jalan
Peta Jalan adalah peta yang menampilkan informasi
jeringan jalan.

 Bagian- bagian pada Peta:


1. Judul peta adalah identitas yang tergambar pada peta, ditulis nama
daerah atau identitas berbaring yang menonjol.
2. Keterangan pembuatan merupakan informasi tentang pembuatan dan
Instansi pembuat. Dicantumkan di bagian kiri bawah dari peta.
Keterangan ini digunakan untuk hitung sudut variasi magnetisnya
karena kutub magnetis selalu berubah setiap tahun karena pengaruh
rotasi bumi. Variasi ini dinamakan "Deklinasi", variasi deklinasi ini
sangat sungguh terhadap menghitung dalam menggunakan peta dan
kompas.
3. Nomor peta (indeks peta) nomor peta berguna untuk memudahkan kita
mencari peta yang dibutuhkan.
4. Pembagian lembar peta adalah penjelasan nomor-nomor peta berbaring
yang tergambar disekitar peta yang digunakan, mengharapkan untuk
memudahkan penggolongan peta kapan memerlukan interpretasi suatu
daerah yang lebih luas.
5. Sistem koordinat adalah perpotongan antara dua garis sumbu
koordinat.
Macam-macam koordinat adalah:
 Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT),
yang berpotongan dengan garis lintang (LU dan LS) atau koordinat
yang penyebutannya menggunakan sebuah garis lintang dan bujur.
Koordinatnya menggunakan derajat, menit dan detik. Misal
Bersama 120° 32' 12" BT 5° 17' 14" LS.
 Koordinat Grid
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan
dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah indonesia,
titik acuan berada disebelah barat jakarta (06° LU, 98° BT). Garis
vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedankan
horizontal dari barat ke timur.
Sistem koordinat grid mengenal penomoran 4 angka, 6
angka, dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan
koorinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu utuk
penentuan koordinat grid 4 angka dapat langsung ditentukan.
Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih
dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan
koordinat grid 8 angka dibagi menjadi 10 bagian (per 1 mm).
6. Skala Peta adalah antar jarak di peta dengan jarak horisontal
sebenarnya dimedan atau lapangan. Rumus jarak datar dipeta bisa di
tuliskan : JARAK DIPETA x SKALA = JARAK DI MEDAN
Penulisan skala peta biasanya ditulis dengan angka non garis (grafis).
Misalnya Skala 1: 25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 250 m di
medan yang sebenarnya.
7. Tanda peta tanda peta adalah gambar bagaian-bagaian atau benda-
benda medan yang disajikan dengan tanda-tanda tertentu dan telah
ditentukan
8. Garis kontur atau garis tinggi. Garis tinggi adalah merupakan garis
perbatasan bidang yang merupakan tempat kedudukan titik-titik
dengan tinggi sama terhadap bidang referensi (pedoman) acuan
tertentu. Garis kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi pada
peta topografi. Garis kontur membahas sesuatu untuk mengetahui
ketingian suatu daerah atau tempat dari permukaan laut dan juga bisa
digunakan untuk lanjut atau tahu keadaan medan yang sebenarnya
dilapangan.

1.5.2 Teknik Dasar Kompas

Kompas merupakan penunjuk Arah mata angin dengan ketentuan


sudut derajat dari Arah utara magnetis bumi. Kompas yang biasa
digunakan untuk keperluan navigasi darat bisa dibedakan menurut
kegunaannya dan menurut cara melihat angka di dalam lingkaran
sudutnya.
Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya,
jarumnya akan selalu menunjuk arah utara-selatan (meski utara yang
diminta disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis).
Secara fisik, kompas terdiri dari :

Bagian-bagian kompas :
a. Jarum kompas / jarum magnet Jarum kompas merupakan bagian
utama pada sebuah kompas. Jarum ini dibuat dengan menggunakan
magnet.
b. Piringan derajat di dalam kompas ada lingkaran yang terdiri atas
garis-garis.Garisini dikenal dengan garis pembagi skala derajat.
Cara membaca skala derajat ini searah dengan jarum selai yang
dimulai dari Arah utara magnetis, kemudian melingkar menuju
titik utara magnetis, kemudian melingkar menuju titik utara
magnetis kembali.
c. Skala piringan derajat Ada banyak macam untuk skala piringan
derajat ini. Pembagian derajat internasional atau standarnya adalah
seperti sudut lingkaran yaitu 360°. Kompas militer memiliki skala
6.000' : 6.300' atau 64.00'
d. Rumah Kompas Mewakili tempat bagian kompas tersebut berada.
Di dalam rumah kompas biasanya juga diberi cairan bening sebagai
penangkal luar. Cairan ini bekerja melindingi kompas terutama
dalam suhu -4°C sampai 50° C.

Pada umum para pendaki mengenal dua tipe kompas yang sering
mereka gunakan dilapangan. Kedua macam kompas tersebut adalah :

1. Kompas bidik atau kompas Prisma, kompas ini umum digunakan


oleh militer, tetapi tidak tutup menunggu bagi pendaki gunung
untuk memakainya. Alat bantu navigasi lainnya :

2. Kompas silva, Kompas jenis ini sudah dilengkapi dengan busur


derajat dan penggaris. Kompas ini sangat mudah digunakan.
Terkadang kompas ini dilengkapi alat bidik. Jenis kompas ini
banyak digunakan oleh tengah penggiat Kegiatan orientenering.

3. Kompas Lensa, Kompas ini merupakan kompas yang dilengkapi


dengan lensa Biconcave yang berfungsi untuk mempermudah
dalam pembacaannya. Umumnya kompas lensa berbentuk
sederhana, ringan, dan harganya lebih murah. Namunn validitas
pengukuran besarnya sudut kompas kurang akurat.

Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya.


Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang
jarumnya bisa menunjukkan arah utara secara terus dan tidak
bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan
kompas permainan kata-kata perlu memperhatikan harus dari
bahan yang kuat / tahan banting mengingat kompas saya
merupakan salah satu tidak vital dalam navigasi darat.

Alat bantu navigasi lainnya :


 Alat pengukur tinggi : alat untuk mengukur tinggi, alat ini bekerja
berdasarkan tekanan udara yang berkurang sesuai dengan
bertambahnya angka tinggi.
 Kurvameter : alat ini untuk mengukur jarak di peta, cara
melanjutkan dengan menggulirkan roda kecil yang akan
menggerakkan jarum penunjuk yang menunjukkan jarak
berdasarkan skala peta.
 Busur derajat : alat bantu saat kita melakukan ploting / sketsa
dipeta setelah mendapat sebuah sudut kompas / azzimut.

1.5.3 Teori Orientasi Peta

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan


sebenarnya (atau dengan kata berbaring menyamakan utara peta
dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai melintasi peta,
usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang
mencolok dan posisinya di peta. Hal ini bisa dilakukan dengan
pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda
tahu secara kasar posisi anda dimana.

Langkah- langkah melintasi peta:


 Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka
agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
 Siapkan kompas dan peta milikmu, letakkan pada bidang datar
 Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, jadi Arah peta
sesuai dengan arah medan sebenarnya
 Dari tanda-tanda medan yang pagar menonjol sekitar kamu, dan
temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk
beberapa tanda medan
 Tanda-tanda itu, bentuknya dan tempat di medan yang sebenarnya.
Ingat hal-hal khas dari tanda medan. Jika kamu sudah lakukan itu
semua maka milikmu sudah memiliki perkiraan secara kasar,
dimana posisi milikmu di peta. Untuk periksa posisi milikmu
secara akurat, dipakailah metode resection.

RESECTION
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali.
Medan yang terlihat jelas dalam peta dan bisa dibidik pada medan
sebenarnya (untuk latihan reseksi biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti
kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas). Tidak
setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.
Langkah- langkah melakukan reseksi:
1) Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta,
minimal 2 buah
2) Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda
medan tersebut (untuk alat tulis pagar ideal menggunakan sebuah
pensil mekanik 2B).
3) Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan
menggunakan kompas bidik. Kompas Orienteering dapat digunakan,
namun kurang akurat.
4) Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung
sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dibuat
sebagai titik acuan.

Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut


adalah posisi kita dipeta.

INTERSECTION

Intersection adalah menentukan posisi suatu titik pada peta dengan


menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan tanpa harus
ketempat tersebut.

Langkah-langkah melakukan Intersection adalah :

1. Lakukan orientasi peta.


2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
3. Bidik obyek yang kita amati
4. Pindahkan sudut yang didapat kedalam peta
5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut dipeta. Lakukan
langkah 1-3.
6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi
yang dimaksud.

AZIMUTH - BACK AZIMUTH

Azimuth adalah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan
titik yang di tuju. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika kamu membidik
sebuah tanda medan, dan memperoleh sudutnya, maka sudut itu juga bisa
dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimut. Dalam reseksi
back azimuth diperoleh dengan cara:
1. Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimut adalah
dikurangi 180º. Misal milikmu membidik tanda medan, diperoleh azimut
200º. back azimuthnya adalah 200º - 180º = 20º
2. Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya
adalah ditambah 180º. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak,
diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º =
340º. Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan
kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta
berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth
ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man,
biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat
lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikkan kompas
ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:


1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus
dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas).
Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan
back azimuth.
2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan.
Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan
tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini
dinamakan azimuth.
4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik
pertama tadi,untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai
dengan sudut kompas (back azimuth).
5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat
dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang
rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut
sebagai sistem man to man.

ANALISA PERJALANAN

Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan


kira-kira medan apa yang akan kita lalui, dengan mempelajari peta yang
akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.

a. Jarak

Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang


perlu diperhatikan adalah jarak yang sebenarnya yang kita tempuh bukanlah
jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan)
lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian
mengalihkannya dengan skala untuk memperoleh jarak sebenarnya.

b. Waktu

Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus


memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak
tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi
pedoman dalam menempuh perjalanan.

c. Medan Tidak Sesuai Peta


Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita
pegang salah. Memang banyak sungai-sungai kecil yang tidak tergambarkan
di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung
yang sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-
perubahan lain yang mungkin terjadi.

Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi


lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti, lihat tahun keluaran peta,
karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang
terdapat pada peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang
tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat dianalisa akan
terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar
anda yang salah (mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang
salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta 1:50.000 atau 1:25.000
umumnya cukup teliti.
BAB II

NAVIGASI ALAMI

2.1 Definisi Navigasi Alami

Navigasi alami adalah tekhnik menentukan arah dengan menggunakan


tanda yang sudah di sediakan oleh alam. Sebelum adanya kompas, orang
zaman dahulu menentukan arah dengan menggunakan tanda-tanda alam,
terutama para nelayan.

Zaman dahulu, para pelaut Sulawesi Selatan menggunakan navigasi


tradisional dalam mengarungi lautan. Navigasi tradisional ini bersumber pada
pengalaman, tradisi turun temurun, insting, dan daya tanggap mereka terhadap
alam sekitar. Pelaut Sulawesi Selatan mengenal baik ilmu perbintangan,
meskipun dengan cara yang sederhana. Mereka mengenal dan memahami
setiap perubahan alam dan meramal dengan tepat apa yang akan terjadi.
Pengetahuan yang mereka peroleh dari pergaulan alam sekitar itu ,akhirnya
diwariskan kepada generasi selanjutnya, sehingga merupakan suatu
pengetahuan tradisional turun temurun di kalangan para pelaut Sulawesi
Selatan.

2.2 Tanda-Tanda Dalam Navigasi Alami

Dalam navigasi alami ada beberapa tanda yang dapat kita gunakan sebagai
penunjuk arah, dari buatan manusia yang hanya di buat untuk di gunakan
sesaat, ada pula yang di buat manusia yang menetap di alam, ada yang murni
sudah di sediakan oleh alam. Berikut beberapa tanda-tanda yang dapat di
gunakan dalam navigasi alami :

1) Melihat arah Masjid / Mushola

Tempat ibadah umat muslim ini bisa dijadikan patokan untuk


menunjukkan arah. Khususnya di negara Indonesia, arah masjid akan
menyesuaikan arah kiblat yakni menghadap ke barat atau kurang lebihnya
barat barat laut (Bbt).

Ingat! Hanya cara ini hanya dipakai di Indonesia, beda negara beda juga
arahnya. Jika dipakai di negara tetangga misalnya Malaysia, Timor Leste,
Papua Newguini, Singapura terdekat lainnya kemungkinan agak geser sedikit
arahnya.

2) Melihat makam (agama Islam)

Cara ini juga hanya berlaku di negara kita dan sekitarnya. Makam umat
Muslim di negara kita mununjukkan arah utara (bagian kepala mayat) dan
selatan (bagian kaki). Hal tersebut bisa kita ketahui dengan melihat patok
nama yang ditanam arah kepala mayat pada sebuah kuburan.

3) Menggunakan bayangan benda

Tancapkanlah sebuah tongkat pendek kurang lebih 50 cm. Beri tanda pada
ujung bayangan tongkat tersebut. Tunggu sekitar 15 - 30 menit, lalu berikan
tanda lagi pada ujung bayangan tongkat. buatlah garis lurus antara tanda
pertama dan tanda kedua (lihat gambar di atas). Arah utara akan diperoleh
dengan garis tegak lurus (90°) dari garis yang telah kita peroleh dari kedua
titik bayangan tadi.
4) Menggunakan silet atau jarum

Cara ini tergolong metode yang sederhana. Jarum dan silet adalah solusi
alat alternatif untuk mengetahui arah, karena bisa digunakan saat siang dan
malam tanpa bantuan matahari.

Silet dan jarum memanfaatkan gaya medan magnet bumi. Jadi cara
kerjanya sama dengan kompas, hanya saja ini menggunakan alat yang lebih
sederhana.

Cara membuatnya:

-Gosokkan jarum atau silet ke permukaan kering, ini bertujuan untuk


mendapatkan gaya listrik dan gaya magnetis

-Tusukkan pada gabus yang ringan (agar gaya yang dibutuhkan tidak terlalu
besar)

-Letakkan diatas air yang tenang misalnya ember atau bak yang diisi air.

-Tunggu beberapa saat maka jarum atau silet tersebut akan menunjukkan arah
utara dan selatan.
5) Melihat arah matahari terbit / terbenam.

Matahari terbit dan terbenam untuk navigasi arah. Untuk cara ini
merupakan hal yang paling mudah, adik-adik Siaga juga bisa. Cukup jelas
bahwa matahari terbit dari timur dan tenggelam disebelah barat.

Jika kita berdiri menghadap matahari terbit sudah pasti sebelah kanan kita
adalah arah selatan dan sebelah kiri adalah arah utara. Begitu juga sebaliknya,
jika kita berdiri menghadap matahari terbenam maka sebelah kanan adalah
arah utara dan sebelah kiri arah selatan.

6) Merasakan suhu pohon

Cari pohon yang mempunyai batang dengan ukuran besar. Perhatikan


semua sisi batang pohon. Cobalah untuk meraba sisi pohon berbatang besar
ini, dan rasakan suhunya. Cari sisi pohon yang terasa paling hangat.
Kenapa....? Karena matahari belum lama tenggelam jadi kemungkinan besar
sisi ini menunjukkan arah barat.

7) Kelebatan Pohon.

Kita dapat menentukan arah barat dan timur melalui pedoman tajuk pohon.
Biasanya pohon yang mengarah ke timur itu lebih lebat dari pada yang
mengarah ke barat.
Ini berkaitan bahwa sinar dipagi hari lebih baik untuk proses fotosintesis
yang membutuhkan cahaya dengan optimal.

8) Melihat tumbuhan lumut pohon di hutan

Saat di hutang yang lebat kita dapat memanfaatkan Lumut Parmelia sp dan
Polytrichum sp. Lumut-lumut ini lebih cenderung untuk tumbuh didaerah
yang kurang sinar matahari atau kualitas sinar mataharinya rendah yaitu arah
barat.

Jadi jika terdapat banyak lumut dibagian yang melingkari pohon, maka
yang paling tebal adalah arah utara atau selatan.

9) Rasi Bintang

Cara yang selanjutnya digunakan yaitu dengan melihat sekelompok


bintang yang tampak saling berhubungan membentuk suatu konfigurasi
khusus atau yang disebut juga dengan rasi bintang atau konstelasi.

Rasi bintang bisa digunakan untuk menandai arah mata angin dengan
pedoman yang telah ditentukan oleh Himpunan Astronomi Internasional. Ada
sekitar 88 rasi bintang dengan batasan yang jelas, sehingga setiap arah hanya
dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Di belahan bumi (hemisfer) utara ini,
biasanya rasi bintangnya didasarkan dan berpedoman terhadap tradisi Yunani,
yang diwariskan pada abad pertengahan.
Berikut beberapa rasi bintang :

a. Rasi Pari / Crux (arah selatan)


Rasi bintang crux / pari / salib layang - layang arah selatan. Rasi
bintang ini mempunyai fungsi sebagai petunjuk arah pada malam hari kalo
tiba-tiba kita kehilangan arah. Pada setiap rasi bintang, ada satu bintang
yang paling terang.Bintang pari / crux merupakan rasi bintang yang mudah
ditemukan dan mudah dilihat di langit. Rasi bintang ini berbentuk pari /
salib / layang-layang. kita dapat melihat pada saat malam dengan arah
agak ke selatan.

b. Rasi biduk (arah utara)


Bintang biduk menunjukkan arah utara. Biduk / Beruang besar
adalah bintang yang menunjukkan arah utara. Bentuknya mirip seperti
gayung, terdiri dari 7 buah bintang terang.
Oleh karena itu juga rasi bintang biduk disebut sebagai konstelasi
bintang tujuh. Bintang biduk ini terlihat sepanjang tahun di bagian langit
utara.
Bintang tujuh ini dikenal oleh masyarakat Jawa sebagai lintang
kartika, lebih tepatnya ditujukan kepada rasi bintang Pleiades.

c. Rasi Antlia
Rasi antlia merupakan salah satu rasi yang terletak di belahan
langit bagian selatan. Nama Antlia ini berasal dari bahasa Yunani apabila
diartikan kedalam bahasa Indonesia adalah pompa, atau lebih tepatnya
disebut pompa udara.
Rasi ini ditemukan oleh seorang astronom Perancis yang bernama
Abbé Nicolas Louis de Lacaille pada saat abad 18 . Pada awalnya rasi ini
dinamakan Antlia pneumatica untuk menghargai dengan adanya penemuan
pompa udara yang ditemukan oleh seorang fisikawan Perancis yaitu Denis
Papin.
Antlia tidak mempunyai mitologi secara khusus sebab Lacaille
tidak memakai tradisi memberi nama berdasar mitologi, tetapi berdasarkan
nama latin suatu alat.
Antlia dikelilingi oleh berbagai rasi bintang yang lain. Dari utara
dikelilingi Hydra, Pyxis, Vela dan Centaurus. Bintang yang paling terang
di rasi Antlia ini adalah Alpha antliae, yakni sebuah bintang oranye
raksasa dengan magnitudo 4,25.

d. Rasi Apus
Apus yang berarti cendrawasih adalah suatu rasi bintang redup di
belahan bagian selatan. Pertama kali ditemukan dalam Uranometria yang
ditulis oleh Johann Bayer, tetapi sudah dipakai untuk navigasi
sebelumnya.

10) Menggunakan Jam Analog

Cara Lainnya untuk menentukan arah yang dilakukan di pagi hari atau
siang hari, kita dapat menggunakan jam analog untuk menentukan arah.
Untuk belahan bumi selatan (sebelah selatan khatulistiwa) :

- Letakkan jam secara horisontal,

- Arahkan angka 12 kearah matahari (dengan bantuan bayangan tongkat),

-Arah utara adalah setengah sudut antara angka 12 dengan jarum pendek
jam (lihat gambar).

Untuk belahan bumi utara (sebelah utara khatulistiwa) :

- Letakkan jam secara horisontal,

- Arahkan jarum pendek kearah matahari,

-Arah utara adalah setengah sudut antara angka 12 dengan jarum pendek
jam (45°, lihat gambar).

Namun cara ini kurang akurat untuk kita yang tinggal di wilayah
katulistiwa. Jika wilayah waktu kita sedang menggunakan “Daylight saving
time”, maka gunakan angka 1 sebagai referensi menggantikan angka 12.
BAB III

PENGEMBARAAN DAN PEMFOKUSAN

3.1 Teori Navigasi Alami

Navigasi alami adalah tekhnik menentukan arah dengan menggunakan


tanda-tanda alam, baik yang di buat manusia yang menetap di alam sehingga
menjadi tanda alam, atau yang murni tersedia dari alam. Dalam bernavigasi
alami ini ada yang akurat ada juga yang kurang akurat.
Dalam pengembaraan yang saya lakukan, ada satu tanda alam yang
bisa di jadikan sebagai penunjuk arah pada malam hari, yaitu :
 Rasi Bintang Scorpio
Rasi bintang scorpio adalah rasi bintang yang terletak di sebelah
timur, dalam ilmu astronomi rasi ini berbentuk seperti kalajengking,
karena susunan letak bintang-bintangnya yang jika ditarik garis akan
membentuk seperti kalajengking dengan posisi kepala menunjukkan
arah sebelah barat, dan ekor menunjukkan arah sebelah timur. Rasi
bintang ini terdapat 14 bintang sehingga membentuk seperti
kalajengking.

3.2 Kesulitan Dalam Navigasi Alami

Dalam bernavigasi alami tidak serta merta di lakukan secara lancar,


namun terdapat beberapa kendala yang menghambat ketika ingin
melakukan yang namanya navigasi alami. Berikut beberapa hal yang
menghambat di lakukannya navigasi alami.

3.2.1 Cuaca

Cuaca sangat berpengaruh saat melakukan navigasi alami, baik


siang hari ataupun malam hari, cuaca harus benar-benar cerah, tidak
berkabut dan tidak hujan.
Pada siang hari misal ketika ingin melakukan navigasi dengan
melihat matarahi terbit atau terbenam, melihat bayang benda,
menggunakan jam analog itu harus dalam kondisi cuaca cerah. Tidak
mungkin kita melakukan navigasi tersebut ketika matahari terhalang
hujan. Begitu juga dengan navigasi di malam hari, ketika melihat rasi
bintang harus benar-benar cerah tanpa terhalang awan sedikitpun,
karena cahaya bintang sangat minim, ketika ada awan yang
menghalangi maka rasi bintang sulit untuk di temukan

3.2.2 Lokasi

Lokasi keberadaan kita juga berpengaruh atas sebagian cara


bernavigasi alami, contohnya ketika hendak melakukan navigasi
dengan memperhatikan lumut pada suatu pohon, merasakan suhu
pohon, mengamati kelebatan pohon. Tekhnik tersebut akan sulit di
gunakan ketika berada di dalam hutan tropis seperti di indonesia ini,
pasalnya dalam hutan tropis tumbuh-tumbuhan dan pepohonan
sangatlah lebat, lumut yang terdapat pada sebuah pohon yang biasanya
hanya terdapat di bagian barat pohon akan tetapi jika di hutan tropis
lumut itu menyeluruh di batang pohon.
Begitu juga dengan merasakan suhu pohon, dalam hutan biasa
(selain hutan tropis) suhu pohon lebih hangat di sebelah timur di
bandingkan sebelah barat, di karenakan sinar matahari lebih panas
ketika terbit di bandingkan ketika terbenam, namun di hutan tropis
sinar matahari sulit untuk tembus ke bawah pohon dikarenakan
kelebatan pohon yang sangat lebat. Dan juga kelebatan pohon bisa jadi
penunjuk arah, karena sinar matahari yang semakin sore semakin tidak
panas, pepohonan banyak yang tumbuh di sebelah barat pohon yang
lumayan besar.

Pengamatan Rasi Bintang Scorpio

No Tanggal Waktu Uraian

Ujung barat rasi scorpio tepat berada


1 24/07/2020 19.31
di atas kita

Ujung barat rasi scorpio tepat berada


2 25/07/2020 19.24
di atas kita

Ujung barat rasi scorpio tepat berada


3 26/07/2020 19.17
di atas kita

Ujung barat rasi scorpio tepat berada


4 27/07/2020 19.10
di atas kita

Ujung barat rasi scorpio tepat berada


5 28/07/2020 19.03
di atas kita

Ujung barat rasi scorpio tepat berada


6 29/07/2020 18.57
di atas kita

Ujung barat rasi scorpio tepat berada


7 30/07/2020 18.50
di atas kita

3.3 Dokumentasi Pengembaraan


DAFTAR PUSTAKA

http://mamikghubatras.blogspot.com/2012/06/navigasi-darat.html?m=1

https://www.academia.edu/34807091/Makalah_Navigasi_Darat.docx

http://capsinarmatahari.blogspot.com/2012/12/navigasi-koordinat-grid.html?m=1

http://belajarnavigasidarat.blogspot.co.id/

https://phinemo.com/cara-menentukan-arah-mata-aangin/

https://kafeastronomi.com/mengenal-rasi-gubuk-penceng-atau-rasi-crux.html

http://tri-santiandji.blogspoot.com/2014/03/menentukan-arah-saat-tersesat-
tanpa.html?m=1

https://www.pramukatop.com/2017/05/arah-mata-angin.html
I.

Pr
otokol Kesehatan

II. Mencuci Tangan


III. Memakai Masker
IV. Menjaga Jarak

a. Left
b. Right
c. Center
d. Justify

ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai