Anda di halaman 1dari 16

Nama :Riza angrela

NIM :112011462
Kelas :MA20C02
Mata Kuliah :Kewirausahaan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan produksi, implementasi, proses dan inventory control (PPIC)


adalah pusat dari proses supply chain diberbagai jenis perusahaan trading dan
manufacturing. Mengelola proses produksi secara efektif bukan hanya
memastikan operasional yang mulus dan efisien tetapi juga akan menentukan
dan membedakan suatu perusahaan sebagai komponen yang besar dalam
keunggulan kompetitif.
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba yang
digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan
usahanya, meningkatkan kesejahteraan karyawannya dan memberi kepuasan
pada pemilik perusahaan dan mengembangkan usahanya, meningkatkan
kesejahteraan karyawannya dan memberi kepuasan pada pemilik perusahaan.
Sehubungan dengan pencapaian sasaran ini, masalah yang paling sering
dihadapi oleh para manajer perusahaan adalah bagaimana agar proses
produksinya dapat berjalan secara efektif dan efisien. Peran manajemen disini
sangat dibutuhkan. Dalam hal ini manajemen yang akan dibahas yaitu
manajemen produksi dan manajemen persediaan.
Pengertian manajemen produksi tidak terlepas dari pengertian produksi itu
sendiri. Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah
kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor
produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills (organizational,
managerial and technical skills). Proses produksi yang berjalan dengan lancer
dan baik merupakan suatu hal yang sangat diharapkan oleh suatu perusahaan.
Untuk mewujudkan proses produksi agar selalu berjalan dengan baik, maka
dibutuhkan suatu manajemen yang bisa mengelola keseluruhan kegiatan
produksi tersebut.
Sedangkan manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam
penetapan keunggulan kompetatif jangka panjang. Mutu, rekayasa, produk,
harga, kapasitas berlebih, kemampuan merespon pelanggan akibat kinerja
kurang baik, waktu tenggang (lead time) dan profitabilitas keseluruhan adalah
hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Perusahaan dengan tingkat
persediaan yang lebih tinggi daripada pesaing cenderung berada dalam posisi
kompetitif yang lemah. Kebijaksanaan manajemen persediaan telah menjadi
sebuah senjata untuk memenangkan kompetitif. Maka dari itu, manajemen
produksi dan persediaan sangat dibutuhkan dalam keseajahteraan dan
pengembangan suatu perusahaan.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang manajemen
produksi.
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang manajemen
persediaan.
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pentingnya manajemen
produksi dan persediaan dalam kemajuan suatu usaha.

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen produksi?
2. Apa yang dimaksud dengan manajemen persediaan?
3. Bagaimana peran manajemen produksi dan persediaan dalam kemajuan
suatu usaha?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Manajemen Produksi

Pengertian manajemen produksi tidak terlepas dari pengertian


produksi itu sendiri. Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan
dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang
membutuhkan faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja,
dan skills (organizational, managerial and technical skills) (Assauri, 1978).
Proses produksi yang berjalan dengan lancer dan baik merupakan suatu hal
yang sangat diharapkan oleh suatu perusahaan. Untuk mewujudkan proses
produksi agar selalu berjalan dengan baik, maka dibutuhkan suatu
manajemen yang bisa mengelola keseluruhan kegiatan produksi tersebut.
Manajemen merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan suatu
organisasi. Organisasi tidak akan mampu menjawab setiap tantangan yang
timbul sebagai akibat dari perubahan teknologi, perubahan organisasi, dan
lingkungan dalam aspek kegiatan industri jika tanpa adanya suatu
manajemen yang efektif. Menurut Manullang (1996), manajemen
merupakan suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumberdaya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Produksi merupakan kegiatan untuk
menambah atau menciptakan manfaat yang terdiri atas penambahan
manfaat bentuk, manfaat waktu, dan manfaat tempat atau gabungan di
antaranya. Oleh karena itu, manajemen produksi dapat diartikan sebagai
proses manajemen yang diterapkan dalam kegiatan atau bidang produksi
dalam sebuah perusahaan.
Manajemen berperan untuk mengkombinasikan faktor-faktor
produksi sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan produk dan jasa yang
lebih berdaya guna melalui proses manajemen yang terdiri dari kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan
pengendalian (Sumarni dan Soeprihanto, 2000).
Fungsi-fungsi manajemen menurut Ahyari (1999), terdiri dari :
1. Perencanaan
Perencanaan adalah keputusan yang diambil sekarang untuk dikerjakan
pada waktu yang akan datang. Titik berat dari perencanaan adalah
pembuatan keputusan, dimana keputusan tersebut akan dilaksanakan
pada periode pelaksanaan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses menciptakan hubungan-hubungan
antar komponen-komponen organisasi dengan tujuan agar segala
kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.
Pengorganisasian memuat bagaimana kerjasama yang baik pada
lingkungan perusahaan yang berpengaruh pada produktivitas kerja.
Pengorganisasian menjelaskan tentang garis kewenangan dari masing-
masing elemen yang terlibat dalam produksi yang digambarkan dalam
struktur organisasi.
Komponen-komponen produksi yang harus diarahkan dalam
pengorganisasian meliputi pekerjaan yang harus dilakukan, orang yang
harus melaksanakan pekerjaan tersebut, dan alat-alat yang harus
dipergunakan untuk menjalankan pekerjaan. Ketiga komponen itu harus
dikoordinasi dengan baik agar tujuan produksi dapat dicapai.
3. Pengarahan
Pengarahan adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha
memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada
bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tujuan dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang
telah ditetapkan. Pengarahan ini dimaksudkan untuk mengamankan
pendapat dan aspirasi dari masing-masing staf dan karyawan demi
tercapainya tujuan perusahaan.

4. Pengkoordinasian
Pengkoordinasian merupakan fungsi manajemen yang berupa
penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga
kerja, pengembangannya sampai pada usaha agar setiap tenaga
karyawan dapat memberi daya guna maksimal kepada perusahaan.
Fungsi ini juga merupakan suatu proses menajemen yang menyangkut
kerja sama dalam melaksanakan tugas antar bagian maupun antar
masing-masing pihak secara baik. Proses ini membutuhkan peranan
komunikasi timbal balik antar atasan dan bawahan, begitu pula
sebaliknya.
5. Pengawasan atau pengendalian
Pengawasan atau pengendalian adalah suatu proses sistematik untuk
mengevaluasi apakah aktivitas-aktivitas organisasi telah dilaksanakan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak. Apabila belum
dilaksanakan, maka dilakukan diagnosis faktor penyebabnya untuk
selanjutnya diambil tindakan perbaikan.

Dengan adanya manajemen yang diterapkan dalam kegiatan produksi


suatu perusahaan, maka hasil dari produksi tersebut dapat menghasilkan
output yang baik pula. Manajemen yang digunakan tersebut disebut
manajemen produksi. Manajemen produksi bertujuan mengatur
penggunaan faktor-faktor produksi yang ada sedemikian rupa sehingga
proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Fungsi dasar
manajemen produksi menurut Sastrodipoera (1994) dibagi menjadi tujuh
sebagai berikut:
1. Fungsi Perencanaan Produk
Fungsi ini menentukan bentuk dan mutu produksi akhir.
Perencanaan produksi umumnya mempunyai tiga jenis kegiatan yaitu
urutan kerja, penjadwalan, dan dispesing. Dispesing ini merupakan
perintah kepada karyawan untuk memulai pekerjaan sesuai dengan
jadwal dan urutan kerja yang sudah disusun.
2. Fungsi Perencanaan Proses
Fungsi ini berhubungan dengan penetapan metode terbaik, paling
efektif dan efisien untuk mengkombinasikan sumber-sumber daya yang
ada dan untuk menghasilkan produksi yang sesuai dengan perencanaan
produksi.
3. Fungsi Persediaan
Fungsi ini berhubungan dengan kegiatan persediaan bahan baku, mutu,
waktu, dan tempat yang tepat dengan memperhitungkan biaya serendah
mungkin.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi ini menentukan kegiatan pelaksanaan agar tetap sesuai dengan
rencana produksi.
5. Fungsi Pengawasan Mutu
Berhubungan dengan pemeliharaan mutu produksi sehingga sesuai
dengan keinginan pasar.
6. Fungsi Pengawasan biaya
Kegiatan yang bertanggung jawab terhadap setiap perbedaan antara
biaya yang dikeluarkan dengan biaya yang direncanakan.
7. Fungsi Pengangkutan
Bertujuan agar proses produksi dapat dilaksanakan dengan tepat
dan dengan biaya perlengkapan sekecil-kecilnya.
Dalam mengoperasikan suatu kegiatan, peranan manajemen ini sangat
penting sehingga antara satu aspek dengan aspek yang lainnya tidak
berjalan sendiri-sendiri. Suatu manajemen diterapkan dalam perusahaan
agar setiap input atau faktor produksi dikombinasikan dengan baik dan
dalam prosesnya prinsip efisiensi dapat lebih diperhatikan.

B. Manajemen Persediaan
Persediaan merupakan bagian yang penting dalam operation management
karena membutuhkan modal atau dana yang cukup besar dana
mempengaruhi penyerahan barang-barang pada para
pelanggan. Pengaturan inventory berpengaruh terhadap semua fungsi
bisnis seperti operation, marketing dan financial.
Yang dimaksud dengan inventory adalah : bahan baku, barang dalam
proses, bahan pembatu, barang jadi supplies.
Tujuan inventory controll adalah menyediakan persediaan dengan mutu
dalam jumlah dan waktu yang sesuai dengan permintaan. Jumlah yang
disediakan tidak terlalu banyak agar investasi tidak terlalu tinggi dan juga
tidak terlalu sedikit agar jika ada kekurangan, harga inventory tidak terlalu
mahal.
Permasalahan yang dihadapi dalam inventory controll adalah ;
1. Item mana saja yang harus disediakan atau disimpan di
gudang. Suatu item akan selalu disediakan sebagai suatu persediaan
di Gudang atau dibeli. Yang perlu diperhatikan juga apakah item
yang ada akan terus disimpan atau sudah waktunya ditukar atau
diganti. Mungkinsaja banyak itemyang sudah rusak atau
ketinggalan jaman.
2. Berapa jumlah persediaan yang harus dibeli. Kita harus mengetahui
terlebih dahulu biaya-biaya yang berhubungan dengan inventory
3. Kapan waktunya suatu pembelian harus dilakukan. Suatu inventory
controll yang bagaimana yang harus digunakan.

Fungsi persediaan yaitu :


1. Fungsi decoupling → dilakukan oleh perusahaan yang mengadakan
pengelompokkan operasional secara terpisah. Memungkinkan operasi
internal dan eksternal mempunyai kebebasan
2. Fungsi economic lot size → penyimpanan persediaan bahan dalam
jumlah besar dengan mempertimbangkan adanya discount pembelian,
kapasitas dan kondisi gudang serta keperluan operasi.
3. Fungsi antisipasi → penyimpanan persediaan berfungsi sebagai
penyelamat jika terjadi kelambatan datangnya pesanan atau jika ada
permintaan musiman.

Biaya yang ditimbulkan oleh persediaan, yaitu :


1. Biaya penyimpanan (holding cost atau carying cost)
➢ Biaya fasilitas penyimpanan
➢ Biaya modal
➢ Biaya keusangan
➢ Biaya asuransi persediaan
➢ Biaya pajak persediaan
➢ Biaya perhitungann fisik dan konsolidasi laporan
➢ Biaya kecurian, rusak dan perampokan
➢ Biaya asuransi
➢ Biaya penanganan persediaan
2. Biaya pemesanan (ordering cost atau procurement cost)
➢ Biaya ekspedisi
➢ Biaya upah
➢ Biaya telepon
➢ Biaya surat-menyurat
➢ Biaya pemeriksaan penerimaan
3. Biaya penyiapan atau pemasangan (set-up cost)
➢ Biaya mesin yang menganggur
➢ Biaya persiapan tenaga kerja langsung
➢ Biaya penjadwalan
➢ Biaya ekspedisi
4. Biaya kehabisan stok (Shortage cost)
➢ Biaya kehilangan penjualan
➢ Biaya kehilangan pelanggan
➢ Biaya pemesanan khusus
➢ Selisih harga
➢ Biaya terganggunya operasi
➢ Biaya tambahan pengeluaran kegiatan manajerial

Jenis-jenis Persediaan
➢ Persediaan bahan baku
➢ Persediaan barang dalam proses
➢ Persediaaan MRO (maintanance and repair operation)
➢ Persediaan barang jadi

Manajemen Persediaan
Manajer operasi dapat menetapkan suatu sistem untuk mengelola
persediaan. Terdapat 2 hal yang harus diselelsaikan oleh manajer operasi
yaitu :
1. How inventory items can be classified
2. How accurate inventory record can be maintained

How inventory items can be classified → Analisis ABC


Analisis ABC membagi persediaan ke dalam tiga kelompok berdasarkan
volume tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC merupakan penerapan
persediaan dengan prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan bahwa
memfokuskan sumber daya pada bagian persediaan penting walaupun
jumlahnya sedikit dan bukan pada bagian persediaan yang banyak namun
sepele.
Kelas A (70-80%) → Persediaan dengan nilai uang yang tinggi >< volume
rendah
Kelas B (30%) → Persediaan dengan nilai uang sedang >< volume sedang
Kelas C (5%) → Persediaan dengan nilai rendah >< volume tingg
Contoh :
Silicon chipsInc., produsen chip I mega super cepat, telah mengatur
pengelolaan persediaan yang terdiri atas 10 butir persediaan dengan
menggunakan dasar volume tahunan dalam nilai uang. Yang ditampilkan
berikut ini adalah butir-butir persediaan perusahaan tersebut, permintaan
tahunan atas butir tersebut, biaya per unit, volume tahunan dalam nilai uang
dan persentase setiap butir persediaan terhadap keseluruhan
persediaan. Pada tabel di bawah ini kami tunjukkan butir-butir ini
dikelompokkan menjadi klasifikasi ABC

NO. %  PERSED VOL. BI. VOL % VOL KELAS


PERSED. YG TAHUNAN PER THN THN
DIMASUKKAN UNIT DLM DLM
DALM STOK NILAI NILAI
UANG UANG
A-10286 20% 1.000 $90,00 90.000 38,8% A
A-11526 500 154,00 77.000 33,2% A
72%
A-12760 30% 1.550 17,00 26.350 11,4% B
B-10867 350 42,86 15.001 6,5% B
B-10500 1.000 12,50 12.500 5,4% B
23%
B-12572 50% 600 14,17 8.502 3,7% C
C-14075 2.000 0,60 1.200 0,5% C
C-01036 100 8,50 850 0,4% C
C-01307 1.200 0,42 504 0,2% C
C-10572 250 0,60 150 0,1% C
Jumlah 100% 5%

Kriteria selain volume tahunan dalam nilai uang dapat menentukan


klasifikasi butir persediaan. Misalnya, perubahan teknis yang diantisipasi,
masalah-masalah pengiriman, masalah mutu, atau biaya per unit yang tinggi
dapat membawa butir persediaan naik ke dalam klasifikasi yang lebih
tinggi. Keuntungan pembagian butir-butir persediaan ke dalam kelas-kelas
memungkinkan ditetapkannya kebijakan dan pengendalian untuk setiap
kelas yang ada.
Kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC mencakup hal-hal di
bawah ini :
1. Perkembangan sumber daya pembelian yang dibayarkan kepada
pemasok harus lebih tinggi untuk butir persediaan A dibandingkan butir
persediaan C.
2. Butir persediaan A, berlainan dengan butir persediaan B dan C, harus
dikendalikan secara lebih ketat; mungkin karena butir persediaan A ini
ditempatkan di wilayah yang lebih tertutup dan mungkin karena
keakuratan catatan persediaannya harus lebih sering diverifikasi.
3. Meramalkan butir persediaan A mungkin harus lebih berhati-hati
daripada meramalkan butir (kelas) persediaan yang lain.

How accurate inventory record can be maintained


Keakuratan catatan mengenai persediaan penting dalam sistem produksi
dan persediaan. Keakuratan ini memungkinkan organisasi untuk dapat
membuat keputusan yang tepat mengenai pemesanan, penjadwalan, dan
pengangkutan.
1. Economic Order Quantity (EOQ)
EOQ Model adalah suatu model yang digunakan untuk menentukan
jumlah pembelian yang paling ekonomis.

2𝐴𝑆
𝐸𝑂𝑄 =
𝐶𝑃
EOQ = Economic Order Quantity
A = Kebutuhan Bahan Baku untuk Tahun yang akan datang
S = Biaya pemesanan variabel setiap kali pemesanan
C = Biaya/unit, harga faktur dan biaya angkut/unit yang dibeli
P = Biaya penyimpanan variabel yang dihitung berdasarkan % dari C
2. Reorder Point
Agar pembelian bahan yang sudah ditetapkan dalam EOQ tidak
mengganggu kelancaran kegiatan produksi, maka diperlukan waktu
pemesanan kembali bahanbaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi titik
pemesanan kembali adalah :
1. Lead Time. Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara bahan
baku dipesan hingga sampai diperusahaan. Lead time ini akan
mempengaruhi besarnya bahan baku yang digunakan selama masa
lead time, semakin lama lead time maka akan semakin besar bahan
yang diperlukan selama masa lead time.
2. Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata persatuan waktu tertentu.
3. Persediaan Pengaman (Safety Stock), yaitu jumlah persediaan
bahan minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk
menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan baku,
sehingga tidak terjadi stagnasi. Dari ketiga faktor di atas, maka
reorder point dapat dicari dengan rumus berikut ini :
LD = Lead Time
AU = Average Usage = Pemakaian rata-rata
SS = Safety Stock
3. Safety Stock
Untuk menaksir besarnya safety stock, dapat dipakai cara yang relatif
lebih teliti yaitu dengan metode sebagai berikut :
1. Metode Perbedaan Pemakaian Maksimum dan Rata-Rata. Metode
ini dilakukan dengan menghitung selisih antara pemakaian
maksimum dengan pemakaian rata-rata dalam jangka waktu tertentu
(misalnya perminggu), kemudian selisih tersebut dikalikan dengan
lead time.
2. Metode Statistika. Untuk menentukan besarnya safety stock dengan
metode ini, maka dapat digunakan program komputer kuadrat
terkecil (least square). Untuk menggambarkan penggunaan metode
ini, maka diberi contoh berikut ini, yaitu untuk menaksir safety
stock tahun 2001 didasarkan pada data tahun 2000.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian manajemen produksi tidak terlepas dari pengertian produksi itu
sendiri. Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah
kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor
produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills (organizational,
managerial and technical skills) (Assauri, 1978). Proses produksi yang
berjalan dengan lancer dan baik merupakan suatu hal yang sangat
diharapkan oleh suatu perusahaan. Untuk mewujudkan proses produksi
agar selalu berjalan dengan baik, maka dibutuhkan suatu manajemen yang
bisa mengelola keseluruhan kegiatan produksi tersebut.
2. Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan
keunggulan kompetatif jangka panjang. Mutu, rekayasa, produk, harga,
kapasitas berlebih, kemampuan merespon pelanggan akibat kinerja kurang
baik, waktu tenggang (lead time) dan profitabilitas keseluruhan adalah hal-
hal yang dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Perusahaan dengan tingkat
persediaan yang lebih tinggi daripada pesaing cenderung berada dalam
posisi kompetitif yang lemah. Kebijaksanaan manajemen persediaan telah
menjadi sebuah senjata untuk memenangkan kompetitif.
3. Manajemen berperan untuk mengkombinasikan faktor-faktor produksi
sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan produk dan jasa yang lebih
berdaya guna melalui proses manajemen yang terdiri dari kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan
pengendalian. Persediaan merupakan bagian yang penting dalam operation
management karena membutuhkan modal atau dana yang cukup besar dana
mempengaruhi penyerahan barang-barang pada para
pelanggan. Pengaturan inventory berpengaruh terhadap semua fungsi
bisnis seperti operation, marketing dan financial.
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, M.B.A. Dr. Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.


Haningsih, Luna. 2004. Manajemen Kuantitatif. Jakarta : Pusat Pengembangan
Bahan Ajar- UMB.

Anda mungkin juga menyukai