BIOLOGI LAUT
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan dan Mengikuti Ujian Praktikum
Biologi Laut
OLEH :
Penulis
DAFTAR ISI
PRAKTIKUM
I. Porifera……………………………………………………………… 2
II. Cnidaria…………………………………………………………….. 15
III. Echinodermata………………………………………………………. 26
IV. Crustacea…………………………………………………………… 41
V. Pisces……………………………………………………………….. 53
VI. Mollusca……………………………………………………………. 71
VII. Identifikasi Jenis-Jenis Plankton…………...................…………….. 95
VIII. Identifikasi Jenis-Jenis Benthos……………..................….….…...... 106
IX. Identifikasi Jenis-Jenis Lamun……………...................……………. 123
X. Karakteristik Organisme Pantai Berpasir dan Berbatu…...............… 136
XI. Identifikasi Jenis-Jenis Mangrove…………....,................………….. 153
XII. Snorkeling…………………………………………………………… 165
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
Tabel 1 Bahan dan Kegunaan pada Praktikum Porifera 6
Tabel 2 Alat dan Kegunaan pada Praktikum Porifera 6
Tabel 3 Hasil Pengamatan Porifera 9
Tabel 1 Bahan dan Kegunaan pada Praktikum Cnidaria 20
Tabel 2 Alat dan Kegunaan pada Praktikum Cnidaria 20
Tabel 3 Hasil Pengamatan Praktikum Cnidaria 22
Tabel 1 Bahan dan Kegunaan pada Praktikum Echinodermata 31
Tabel 2 Alat dan Kegunaan pada Praktikum Echinodermata 31
Tabel 3 Hasil Pengamatan Praktikum Echinodermata 33
Tabel 1 Bahan dan Kegunaan pada Praktikum Crustacea 46
Tabel 2 Alat dan Kegunaan pada Praktikum Crustacea 48
Tabel 3 Hasil Pengamatan Praktikum Crustacea 49
Tabel 1 Bahan dan Kegunaan pada Praktikum Pisces 56
Tabel 2 Alat dan Kegunaan pada Praktikum Pisces 56
Tabel 3 Hasil Pengamatan Praktikum Pisces 58
Tabel 1 Bahan dan Kegunaan pada Praktikum Mollusca 76
Tabel 2 Alat dan Kegunaan pada Praktikum Mollusca 76
Tabel 3 Hasil Pengamatan Praktikum Mollusca 78
Tabel 1 Bahan dan Kegunaan pada Praktikum Identifikasi Jenis-Jenis
Plankton 100
Tabel 2 Alat dan Kegunaan pada Praktikum Identifikasi Jenis-Jenis
Plankton 100
Tabel 3 Hasil Pengamatan Praktikum Identifikasi Jenis-Jenis Plankton 102
Tabel 1 Bahan dan Kegunaan pada Praktikum Identifikasi Jenis-Jenis
110
Benthos
Tabel 2 Alat dan Kegunaan pada Praktikum Identifikasi Jenis-Jenis
110
Benthos
Tabel 3 Hasil Pengamatan Praktikum Identifikasi Jenis-Jenis Benthos 112
Tabel 1 Bahan dan Kegunaan pada Praktikum Identifikasi Jenis-Jenis
Lamun 128
Tabel 2 Alat dan Kegunaan pada Praktikum Identifikasi Jenis-Jenis
Lamun 128
Tabel 3 Hasil Pengamatan Praktikum Identifikasi Jenis-Jenis Lamun 129
Bahan dan Kegunaan pada Praktikum Karakteristik Organisme
Tabel 1 141
Berpasir dan Berbatu
Alat dan Kegunaan pada Praktikum Karakteristik Organisme
Tabel 2 141
Berpasir dan Berbatu
Tabel 3 Hasil Pengamatan Praktikum Karakteristik Organisme Berpasir 152
dan Berbatu
Tabel 1 Bahan dan Kegunaan pada Praktikum Identifikasi Jenis-Jenis
Mangrove 158
Tabel 2 Alat dan Kegunaan pada Praktikum Identifikasi Jenis-Jenis
Mangrove 158
Tabel 3 Hasil Pengamatan Praktikum Identifikasi Jenis-Jenis Mangrove 160
Tabel 1 Bahan dan Kegunaan pada Praktikum Snorkeling 170
Tabel 2 Alat dan Kegunaan pada Praktikum Snorkeling 170
Tabel 3 Hasil Pengamatan Praktikum Snorkeling 171
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
1. Praktikum 1
Cover
Daftar Pustaka
Laporan Sementara
Lampiran Jurnal
2. Praktikum 2
Cover
Daftar Pustaka
Laporan Sementara
Lampiran Jurnal
3. Praktikum 3
Cover
Daftar Pustaka
Laporan Sementara
Lampiran Jurnal
4. Praktikum 4
Cover
Daftar Pustaka
Laporan Sementara
Lampiran Jurnal
5. Praktikum 5
Cover
Daftar Pustaka
Laporan Sementara
Lampiran Jurnal
6. Praktikum 6
Cover
Daftar Pustaka
Laporan Sementara
Lampiran Jurnal
7. Praktikum 7
Cover
Daftar Pustaka
Laporan Sementara
Lampiran Jurnal
8. Praktikum 8
Cover
Daftar Pustaka
Laporan Sementara
Lampiran Jurnal
9. Praktikum 9
Cover
Daftar Pustaka
Laporan Sementara
Lampiran Jurnal
10. Praktikum 10
Cover
Daftar Pustaka
Laporan Sementara
Lampiran Jurnal
11. Praktikum 11
Cover
Daftar Pustaka
Laporan Sementara
Lampiran Jurnal
12. Praktikum 12
Cover
Daftar Pustaka
Laporan Sementara
Lampiran Jurnal
PRAKTIKUM I
PORIFERA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Porifera berasal dari bahasa Latin “porus” yang berarti lubang kecil
atau pori-pori dan “ferre” yang berarti mempunyai atau mengandung. Porifera
makanan dari air. Rangka Porifera merupakan perserikatan sel yang tersusun
habitatnya ada di dalam air. Sebagian besar terdapat di lautan yang tenang, dan
tersusun atas dua lapisan embrional yang berupa ectoderm dan mesoderm.
Porifera juga tidak memiliki otot dan saraf, sehingga hewan ini relatif menetap
secara intraseluler yang dilakukan oleh sel leher yang berflagella (sel
memasukkan air kedalam tubuhnya dengan melalui pori-pori. Air yang masuk
dialirkan ke rongga tubuh sehingga akan terjadi pertukaran oksigen serta juga
karbon dioksida kedalam tubuh. Proses pertukaran oksigen dengan karbon
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah apa ciri morfologi dan
C. Tujuan Praktikum
D. Manfaat Praktikum
A. Sponge
Sponge laut hidupnya menetap (immobile) dan dapat hidup di berbagai habitat
seperti pasir, karang mati, batu serta pada media apapun yang mempunyai
struktur keras. Sponge berperan dalam siklus karbon, siklus silikon dan siklus
B. Anatomi Sponge
spongia sp. terdiri dari tiga lapis, dari luar ke dalam yaitu, pinacoderm,
merupakan sel yang tersusun berupa sel pipih (pinacocyte). Tubuh Spongia sp.
memiliki banyak pori-pori yang merupakan awal dari sistem kanal (saluran air)
porifera tidak dilengkapi dengan apendiks dan bagian tubuh yang dapat
C. Morfologi sponge
Sponge adalah hewan metazoa multiseluler, yang tergolong ke dalam
Secara umum spons terdiri dari beberapa jenis sel yang menyusun struktur
tubuh dan biomassanya. Sel-sel tersebut memiliki fungsi yang berperan dalam
Lapisan luar dinding tubuh disusun oleh sel-sel pipih yang disebut pinacocytes.
Pada dinding tubuh spons juga terdapat pori-pori tempat masuknya air ke
dalam tubuh, yang dibentuk oleh porocyte. Sel-sel ini dapat membuka dan
C. Ciri-ciri Sponge
(sedentaire) dan menyaring apa yang ada. Spons tampak sebagai hewan
sederhana, tidak memiliki jaringan, sedikit otot maupun jaringan saraf serta
organ dalam. Tubuh spons berongga dan disokong oleh mesohil, zat mirip jeli
yang tersusun dari kolagen, mesohil mengandung sel yang disebut amebosit
yang memiliki berbagai fungsi seperti mengedarkan sari makanan dan oksigen,
D. Habitat sponge
penyusun ekosistem pesisir dan laut, terutama pada ekosistem terumbu karang
jenis sponge di suatu habitat umumnya ditentukan oleh kondisi perairan yang
jernih dan tidak memiliki arus kuat. Sponge juga dapat ditemui pada setiap
kondisi kedalaman yang berbeda dengan tingkat kecerahan yang cukup untuk
A. WaktudanTempat
Kendari.
B. Alat Praktikum
Tabel 1.Alatdankegunaan
No Alat Kegunaan
1 2 3
1 Pisau/silet Untuk membedah hewan uji.
2 Tissue Untuk membersihkan alat bedah.
3 Alat tulis menulis Untuk mencatat hasil pengamatan.
4 Kamera Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan.
C. Bahan Praktikum
D. Prosedur Kerja
4. Mendokumentasikan sponge.
A. Hasil Praktikum
1 2 3 4 1 Anatomi
1. Spongosol
Tabel 3. Lanjutan
B. Pembahasan
pada tubuhnya. Pori-pori ini berfungsi untuk melewatkan air sehingga dapat
menyaring makanan dari air. Rangka Porifera merupakan perserikatan sel yang
masih belum terspesialisasi. Porifera juga sering disebut dengan hewan spons,
habitatnya ada di dalam air, sebagian besar terdapat di lautan yang tenang.
Sponge laut hidupnya menetap (immobile) dan dapat hidup di berbagai habitat
seperti pasir, karang mati, batu serta pada media apapun yang mempunyai
struktur keras.
dipoblastik, karena tersusun atas dua lapisan embrional yang berupa ectoderm
dan mesoderm. Porifera merupakan salah satu hewan primitif yang hidup
menetap (sedentaire) dan menyaring apa yang ada. Spons tampak sebagai
hewan sederhana, tidak memiliki jaringan, sedikit otot maupun jaringan saraf
serta organ dalam. Tubuh spons berongga dan disokong oleh mesohil, zat mirip
jeli yang tersusun dari kolagen, mesohil mengandung sel yang disebut
dan oksigen.
terorganisasi secara sederhana. Lapisan luar dinding tubuh disusun oleh sel-sel
pipih. Dinding tubuh spons juga terdapat pori-pori tempat masuknya air ke
dalam tubuh, yang dibentuk oleh porocyte. Sel-sel ini dapat membuka dan
berbeda, walaupun dalam satu jenis. Spons yang hidup di lingkungan gelap,
akan berbeda warnanya dengan spons sejenis yang hidup pada lingkungan
dengan kecerahan sinar matahari cukup atau terang. Warna spons sebagian
A. Kesimpulan
terorganisasi secara sederhana karena, lapisan luar dinding tubuh disusun oleh
sel-sel pipih yang disebut pinacocytes. Dinding tubuh spons juga terdapat pori-
pori tempat masuknya air ke dalam tubuh, yang dibentuk oleh porocyte. Sel-sel
ini dapat membuka dan menutup dengan adanya kontraksi. Tubuh porifera
B. Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
A. Latar Belakang
Cnidaria merupakan sebuah filum yang terdiri atas 10 ribu spesies hewan
yang tergolong sederhana dan hanya dapat ditemukan di perairan atau daerah
memiliki dua fase kehidupan sebagai medusa (berenang bebas) dan polip
(menetap).
Tubuh cnidaria terdiri atas dua lapisan yaitu epidermis dan epidermis
adalah lapisan tubuh paling luar yang tersusun atas lima macam sel, yaitu sel
epitel otot, sel interstisial, sel knidosit, sel kelenjar lendir dan sel saraf indra.
yakni ektoderm dan endoderm. Cnidaria juga hidup secara heterotrof sebagai
karnivor dengan memakan udang serta ikan kecil. Polip yang berbentuk
silindris yang memiliki dua ujung yaitu ujung yang satu sebagai mulut yang di
kelilingi oleh tentakel, sedangkan ujung yang lainnya sebagai aboral yang
hanya beberapa spesies saja yang hidup di air tawar dan cnidaria hidup di
daerah perairan yang dangkal secara berkoloni (soliter). Berdasarkan latar
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
D. Manfaat Praktikum
A. Cnidaria
penyengat adalah suatu filum yang terdiri atas sekitar 10.000 spesies hewan
Tubuh simetri radial, dipoblastik dan memiliki knidosit atau sel-sel penyengat
tubuh, memiliki dua fase kehidupan sebagai medusa (berenang bebas) dan
B. Jenis Cnideria
cnideria koelenterata yang hidup di laut baik dalam bentuk polip yang melekat
di dasar ataupun yang berenang bebas dalam bentuk medusa. Tubuhnya lunak
seperti gelatin, transparan, dan mengandung banyak air. Bentuk tubuhnya unik
sehingga dengan mudah dapat dibedakan dari jenis koelenterata lainnya. Ubur-
ubur ini dikenal sebagai binatang pengganggu di perairan dekat pantai terutama
pada tempat-tempat rekreasi, karena dapat menyebabkan rasa gatal pada kulit
bila tersentuh. Hal ini disebabkan oleh sel-sel penyengat atau nematosis yang
payung dan lengan atau kaki-kaki yang menggantung bebas. Tekstur tubuh
seperti gelatin dan mengandung banyak air. Bentuk payung bervariasi, ada
yang seperti lonceng atau genta, seperti kubah, terompet atau juga seperti
kubus, dan bentuk-bentuk ini dapat di bagi menjadi empat bagian yang sama
atau tetramerus simetri. Ukuran atau diameter payung berkisar antara beberapa
D. Anatomi Ubur-ubur
termasuk dalam filum Cnidaria, ubur-ubur yang dimaksud di sini adalah hewan
dari kelas Schypozoa, sehingga sering disebut ubur-ubur sejati agar tidak
unik dalam jaringan tubuh ektoderemnya, yaitu cnidae yang akan dilepaskan
keluar tubuhnya jika ada rangsangan dari lingkungan dimana fauna ini tinggal.
pada substrat yang cocok selama proses setelmen (Paruntu dan kusen, 2013).
E. Manfaat Cnideria
namun ada beberapa jenis yang dapat dikonsumsi misalnya ubur-ubur pantai
(Aurelia sp.), Aurelia aurita juga memiliki kandungan MgO yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber material baku keramik tahan api. Sebagian besar
Cnidaria lainnya pada ekosistem laut memiliki peran ekologis yang penting, seperti
membentuk batu karang penahan gelombang. Terumbu karang yang terdiri dari
Oleo, Kendari.
B. Alat Praktikum
C. Bahan Praktikum
sp.).
D. Prosedur Kerja
morfologinya.
10. Mendokumentasikan morfologi dari ubur-ubur (Aurelia sp.).
A. Hasil Pengamatan
1 2 3 4 5 1 2 3
4
Tabel 3. Lanjutan
B. Pembahasan
yang berarti berongga dan usus karena mempunyai rongga besar ditengah-
tengah tubuh, memiliki dua fase kehidupan sebagai medusa (berenang bebas)
dan polip (menetap). Habitat cnidaria sebagian besar hidup di lingkungan air
laut serta hanya beberapa spesies saja yang hidup di air tawar dan cnidaria
heterotrof sebagai karnivor dengan memakan udang serta ikan kecil. Tubuhnya
tubuhnya unik sehingga dengan mudah dapat dibedakan dari jenis koelenterata
lainnya.
bentuk tubuh atau morfologinya dibagi atas bentuk payung dan lengan atau
mengandung banyak air. Bentuk payung bervariasi, ada yang seperti lonceng
atau genta, seperti kubah, terompet atau juga seperti kubus. Ubur-ubur
sebagai pencernaan, sirkulasi dan satu set tentakel. Tentakel dilapisi oleh
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah secara garis besar bentuk
tubuh atau morfologi dari ubur-ubur dibagi atas bentuk payung dan lengan atau
mengandung banyak air. Bentuk payung bervariasi, ada yang seperti lonceng
atau genta, seperti kubah, terompet atau juga seperti kubus. Ubur-ubur
B. Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
A. Latar Belakang
Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000
anggota yang hidup di air tawar atau darat. Hewan-hewan ini juga mudah
dimanfaatkan manusia, antara lain, Bulu babi dapat diambil gonadnya untuk
kering atau kerupuk teripang. Mentimun laut dimanfaatkan sebagai bahan obat-
lapisan brancia atau yang sering disebut lapisan pernapasan dan mempunyai
beberapa jenis diantaranya dapat dimakan misalnya bulu babi dan teripang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui
ciri morfologi dan anatomi hewan bintang laut (Protoreaster nodosus), bulu
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperolah pada praktikum ini adalah agar dapat
B. Bahan Praktikum
C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
D. Prosedur Kerja
E. Echinodermata
dan derma yang artinya kulit jadi echinodermata adalah hewan yang berkulit
berduri yang merupakan filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota
yang hidup diair tawar, echinodermata juga merupakan salah satu komponen
utama dari keanekaragaman hayati laut yang berperan penting dalam fungsi
B. Ciri-ciri Echinodermata
babi (Echinoidea) dan lili laut (Crinoidea). Hewan ini sangat umum di jumpai
(kawasan Indo-Pasifik Barat) terdapat biota teripang kurang lebih 141 jenis,
bintang laut 87 jenis, bintang ular 142 jenis, bulu babi 84 jenis dan lili laut 91
laut. Hewan ini memiliki endoskeleton dari osikel berkapur dan karenanya
disisi ventral dan anus disisi dorsal. Fitur yang paling khas adalah sistem
vaskular air, tidak memiliki sistem sekresi, jenis kelamin terpisah, fertilisasi
mempunyai cabang menjulur yang disebut kaki tabung (tube feet) berfungsi
air laut. Kemudian zigot yang dihasilkan berkembang menjadi larva yang
G. Habitat Echinodermata
dijadikan sebagai tempat hidup dan berkembang, salah satu contohnya yaitu
Echinodermata, selain itu pantai yang terdapat padang lamun dapat menjadi
itu, pasir dapat membantu Echinodermata dalam upaya melindungi diri dari
E. Peranan Echinodermata
peran ekologi. Pasir dolar dan teripang yang menggali ke dalam pasir. Kegiatan
ini akan menyediakan lebih banyak oksigen pada kedalaman lebih besar dari
kepentingan ini, yaitu sekitar 4.000 ton hewan yang digunakan setiap tahun
B. Hasil Praktikum
1 2 3 4 5 1 2 3 Anatomi
1. Lentera aristoteles
2. Lambung
(Venticulus)
3. Radial canal
Ampulla
Tabel 3. Lanjutan
1 2 3 1 Anatomi
1. Mulut (Oris)
Tabel 3. Lanjutan
1 2 1 2 3 4 Anatomi
1. Usus
2. Gonad
3. Anus
4. Lambung
Sal uran faring
Tabel 3. Lanjutan
B. Pembahasan
dan derma yang artinya kulit jadi echinodermata adalah hewan yang berkulit
berduri yang merupakan filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang
hidup diair tawar, echinodermata juga merupakan salah satu komponen utama dari
keanekaragaman hayati laut yang berperan penting dalam fungsi ekosistem yaitu
Echinodermata berkembang biak secara seksual, yaitu hewan jantan dan betina
yang melepaskan sel gametnya ke air laut, dan proses fertilisasi yang berlangsung
berbentuk simetris radial (cakram) dengan 5 lengan, pada beberapa jenis tertentu,
jumlah lengan dapat mencapai 40 buah. Mulut bintang laut terletak di tengah
cakram pada sisi bawah tubuh, dibawah lengan bintang laut terdapat alur yang
dalam mulai dari mulut hingga ujung lengan yang disebut celah ambulakral.
terletak berderet dalam garis-garis membujur dan dapat digerakkan. Duri dan kaki
gigi merapat jadi satu, dilekatkan oleh suatu bagian dari kapur, membentuk
bulat panjang di sepanjang sumbu oral dan aboral. Mulut dan anus Holothuria
scabra terletak pada ujung poros yang berlawanan Hewan ini termasuk dalam
yang memiliki duri pada permukaan kulitnya. Filum Echinodermata terdiri atas 5
(bulu babi), holothuroidea (timun laut) dan Crinoidea (lili laut). Masing-masing
dari kelas tersebut memiliki peranan tersendiri terhadap ekologi laut. Asteroidea
A. Kesimpulan
memiliki 5 tangan, celah amburakral dan kaki tabung sedangkan pada anatominya
memilki mulut pada bagian bawah tubuh bintang laut. Bulu babi memiliki
morfologi duri primer, mulut, duri sekunder, anus dan tuberkel sedangkan
B. Saran
A. Latar Belakang
artropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan dan
hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta
yaitu, Arthropoda yang memiliki eksoskeleton berupa kulit tubuh atau kutikula
yang keras. Hidup di air, yaitu air tawar dan air laut. Crustacea hidup sebagai
sepasang kaki capit (keliped) dan empat pasang kaki jalan (pereiopod). Setiap
terjadi secara internal dan ada pula yang partenogenesis. Berdasarkan latar
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperolah pada praktikum ini adalah agar dapat
A. Crustacea
dan Malacostraca. Crustacea dapat hidup di sungai, laut, payau atau daerah
juga merupakan sumber unsur hara bagi kehidupan hayati (biota perairan)
laut, serta sumber pakan bagi kehidupan (Noveria dan Duya, 2019).
B. Habitat Crustacea
Habitat yang paling disukai adalah perairan dengan dasar pasir yang
ditumbuhi rumput laut. Habitat udang karang (lobster) pada umumnya adalah
Terumbu karang ini disamping sebagai barrier (pelindung) dari ombak, juga
tempat bersembunyi dari predator serta berfungsi pula sebagai daerah pencari
rastrum. Tiga belas pasang pertama alat tambahan dan mata bertaut dengan
menjadi dua: sebuah tergit (dorsal) dan dua buah pleura (lateral) (Syafarudin,
2016).
D. Jenis-jenis Crustacea
lobster dan kerabat lainnya. Sebagian besar spesiesnya hidup dilaut, tetapi
banyak yang hidup diair tawar juga dan beberapa seperti sow bug,
rantai makanan sebagai mangsa dan pemangsa biota lain, sebagai sumber
F. Bahan Praktikum
G. Alat Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
H. Prosedur Kerja
(Brachyura).
10. Mendokumentasikan morfologi dari udang windu (Penaeus monodon) dan
dan Malacostraca. Crustacea dapat hidup di sungai, laut, payau atau daerah
jenis tertentu. Jumlah jenis terbesar hanya dari dua suku yaitu Ocypodidae
(daerah pantai dekat muara sungai) dan Sesarmidae (daerah kering, memanjat
sepasang kaki capit (keliped) dan empat pasang kaki jalan (pereiopod). Setiap
dan 1 pasang mata di bagian toraksnya. Bagian kepala terdiri dari 5 segmen
family dari portinuidae dan orfologi yaitu Cangkang berwarna hijau hingga
jingga, pada bagian kiri dan kanan cangkang terdapat 9 buah duri. Bagian
frontal mempunyai spina yang tajam. Capit kanan lebih besar daripada capit
kiri. Capit berwarna hijau hingga biru kehijauan dengan permukaan yang
duri. Memiliki 3 pasang kaki jalan dan 1 pasang kaki renang pada ujung
famili Portunidae yang hidup hampir di seluruh perairan pantai terutama pada
pantai yang ditumbuhi mangrove, perairan dangkal yang dekat dengan hutan
kuat dengan hutan mangrove dan memiliki daerah penyebaran yang luas.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
bervariasi, tubuh Crustacea terdiri dari kepala menyatu (sefalotoraks) dan perut
B. Saran
A. Latar Belakang
dari anggota hewan bertulang belakang yang merupakan subfilum dari Pisces.
Osteichthyes berasal dari bahasa Yunani, yaitu osteon yang berati tulang dan
ichthyes yang berarti ikan. Ikan jenis ini hidup di laut, rawa-rawa, atau air
tawar. Pisces (Ikan) merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat
insang (operculum) dan siripnya serta bergantung pada air tempatnya tinggal
belakang, insang (operculum) dan siripnya serta bergantung pada air tempatnya
tinggal. Pisces (ikan) ini diklasifikasikan dengan berbagai ciri-ciri dan manfaat
atau peranan dari jenis-jenis pisces (ikan). Tubuh ikan ini mempunyai bentuk
pipih lateral (misalnya ikan bandeng) atau pipih dorsoventral (misalnya ikan
pari), hal ini untuk memudahkan dalam bergerak di air. Anggota geraknya
berupa sirip yang terdiri dari sepasang sirip dada dan juga sepasang sirip perut,
selain dari itu terdapat pula sirip anal serta sirip punggung dimana bagian
payau, maupun laut. Pisces memiliki manfaat yang sangat menguntungkan bagi
kehidupan manusia yaitu, pada daging ikan merupakan sumber protein tinggi
dan mengandung asam lemak yang tak jenuh. Kulit ikan tertentu dapat disamak
untuk dibuat tas, dompet, sepatu dan juga jaket. Tulang ikan bisa dimanfaatkan
sebagai bahan pembuatan lem. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu
B. Rumusan Masalah
struktur morfologi dan anatomi dari ikan ekor kuning (Caesio cuning), ikan
C. Tujuan Praktikum
mengetahui struktur morfologi dan anatomi dari ikan ekor kuning (Caesio
D. Manfaat Praktikum
mengetahui struktur morfologi dan anatomi dari ikan ekor kuning (Caesio
cuning), ikan ruma-ruma (Rastrelliger sp.), ikan kerapu (Epinephelus sp.) dan
A. Pisces
hewan yang hidup di air, baik itu perairan tawar maupun perairan laut
menyebabkan ikan harus mengetahui kekuatan maupun arah arus, karna ikan
dilengkapi dengan organ yang disebut linea lateralis. Ikan merupakan hewan
dkk., 2016).
B. Jenis-jenis Pisces
meliputi semua jenis ikan, baik yang tidak mempunyai rahang (termasuk ke
pisces adalah berbagai macam spesies ikan seperti ikan tuna, ikan salmon, ikan
hiu, ikan bandeng, ikan kakap, ikan lele, juga kuda laut (Ferdyan, dkk., 2020).
C. Ciri-ciri Pisces
mempunyai bagian tubuh yang jelas antara kepala, badan dan ekor. Ukuran
ikan bervariasi mulau dari yang kecil sampai yang besar. Filamen insang
memberikan satu ruang permukaan yang besar untuk pertukaran gas dan insan
2019).
D. Habitat Pisces
tersebar pada perairan tawar, seperti danau, sungai dan rawa serta perairan
payau dan perairan laut. Habitat yang menjadi distribusi ikan pada perairan
tawar adalah danau yang merupakan badan perairan alami berukuran besar
yang dikelilingi oleh daratan yang tidak bercampur dengan air laut, kecuali air
zona litoral, zona neritik, zona bathial dan zona abisal (Fauziah, dkk., 2017).
E. Manfaat Fisiologis
hewani dan vitamin A, lemak ikan adalah sumber asam lemak tidak jenuh,
sebagai bahan kerajinan atau bahan ampelas dari kulit ikan yang telah disamak,
sumber usaha mata pencaharian, misalnya dengan budi daya ikan kolam,
tambak dan pemijihan ikan hias di aquarium. Pemanfaatan ikan pada ekosistem
juga adalah terjaganya rantai makanan pada ekosistem perairan atau sebagai
rantai makanan, selain itu ikan juga dapat membantu memicu penutrisian pada
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan ekor kuning
C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
E. Prosedur Kerja
(Decapterus sp.).
(Decapterus sp.).
A. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Lanjutan
3 Ikan Ekor Kingdom: Animalia Morfologi
Kuning Filum :Chordata 1.Kepala (Caput)
(Caesio cuning) Kelas : Osteichthyes 2. Mata
Ordo : Perciformes 3.Sirip punggung
Famili :Caesionidae (Pinna dorsalis)
Genus :Caesio 4.Sirip perut (Pinna
Spesies :Caesio ventralis)
Cuning 5.Sirip ekor (Pinna
analis)
(Zyhdi dan Maduppa, 2020)
(Aeni, 2017) 6.Mulut
(Indarsyah, dkk., 2018)
Anatomi
1. Insang
2. Empedu
3. Usus
4. Anus
5. Hati
6.Tulang punggung
Tabel 3. Lanjutan
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Tabel 3. Lanjutan
4 Ikan lajang Kingdom : Animalia Morfologi
(Decapterus sp. ) Filum :chordata 1. Mata (oculus)
Kelas :Aktinopterygii 2. Kepala (caput)
Ordo : Perciformes 3. Mulut (Oris)
Famili :Carangidae 4. Badan (Corpus)
Genus :Decapterus 5.Sirip dada
Spesies :Decapterussp. (Prihartini, 2006) (Pectoralis
(Prihartini, 2006) Fin)
(Prihartini, 2006) 6. Ekor (Cauda)
Anatomi
1. Insang (Gill)
2. Hati (Hepar)
3. Lambung
(Ventrikullus)
4. Tulang (Ossis)
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
Tabel 3. Lanjutan
B. Pembahasan
belakang, insang (operculum) dan siripnya serta bergantung pada air tempatnya
tinggal. Tubuh ikan ditutupi oleh sisik-sisik yang tersusun atas zat kapur
kemudahan dalam gerakan ikan dalam air. Sisi kiri kanan tubuh ikan terdapat
gurat sisi yang berfungsi sebagai alat keseimbangan dan juga sebagai penentu
arah arus air serta kedalaman sewaktu berenang. Pisces dibagi dalam tiga kelas
Ciri-ciri ikan atau pisces adalah mempunyai rangka tulang sejati dan
operculum, tubuhnya ditutupi oleh sisik dan berlendir, serta mempunyai bagian
tubuh yang jelas antara kepala, badan dan ekor. Ukuran ikan bervariasi mulau
dari yang kecil sampai yang besar. Mekanisme pernapasan ikan yaitu
menutup insang. Oksigen kemudian masuk lewat mulut menuju insang yang
kemudian diserap oleh pembuluh darah pada insang. Saat katup insang
cuning) dan ikan lajang (Decapterus sp.) merupakan kelas ikan bertulang sejati
yaitu osteichthyes. Morfologi yang dapat diamati pada ikan yaitu kepala
(caput), badan (corpus), ekor (caudal), mata (oculus), mulut (oris), sirip
punggung (dorsalin), sirip dubur ( ani fin), sirip dada (pectoralis fin), sirip
perut (palvicus fin) dan sisik (scale). Pengamatan selanjutnya adalah pada
anatomi ikan yang terdapat operculum atau insang, gonad, ginjal, usus, anal,
lambung dan hati. Menurut Kusuma, dkk., (2021), ikan kerapu merupakan ikan
karnivora yang memiliki relung habitat kedalaman yang beragam. Ikan kerapu
hidup pada ekosistem terumbu karang, pantai berpasir, pasir berbatu, hingga
berlumpur. Ikan kerapu juga dapat dikenali dengan bentuk operculum, corak
hidup bergerombol dengan ikat lain. Ikan lajang mendiami perairan tropis dan
wilayah yang luas, setiap jenis mempunyai sebaran tertentu dan ada juga yang
berarti ikan yang mempunyai sepuluh sayap yang mampu bergerak sangat
cepat di air laut. Kecepatan tinggi ini memang dapat dicapai karena bentuknya
kuning pada bagian atas sirip ekor dan bagian belakang. Bagian bawah dan
perut putih atau kemerah-merahan (merah muda). Sirip dada, sirip perut, dan
sirip anal, berwarna putih hingga merah muda. Hidup dengan kebiasaan
memakan plankton. Jenis ini sering dijumpai dalam bentuk gerombolan besar
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah morfologi dari ikan ekor
(Epinephelus macrodon) dan ikan lajang (Decapterus sp.) yaitu terdapat kepala
(caput), badan (corpus), ekor (caudal), mata (oculus), mulut (oris), sirip
punggung (dorsalin), sirip dubur ( ani fin), sirip dada (pectoralis fin), sirip
perut (palvicus fin) dan sisik (scale) sedangkan, anatomi pada ikan yaitu
terdapat operculum atau insang, gonad, ginjal, usus, anal, lambung dan hati.
B. Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
bukan perkelompok.
A. Latar Belakang
jumlah individu, dua kelas terbesar dari filum Mollusca adalah Gastropoda dan
100.000 spesies hidup dan 35.000 spesies fosil. Mollusca memiliki 5 kelas
Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas, tubuh hewan
yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang tiram, siput sawah dan bekicot.
Cangkang kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan cangkok siput
tergenang air laut, sedangkan pada saat air laut surut, zona ini menjadi daratan.
B. Rumusan Masalah
struktur morfologi dan anatomi dari gurita (Octopus sp.), cumi-cumi (Loligo
C. Tujuan Praktikum
mengetahui struktur morfologi dan anatomi dari gurita (Octopus sp.), cumi-
cumi (Loligo sp.), kerang dara (Anadara granosa), pokea (Batissa violacea
celebensis), kerang hijau (Perna viridis), Nelia nirata dan Rhinoclavis sinensis.
D. Manfaat Praktikum
mengetahui struktur morfologi dan anatomi dari gurita (Octopus sp.), cumi-
cumi (Loligo sp.), kerang dara (Anadara granosa), pokea (Batissa violacea
celebensis), kerang hijau (Perna viridis), Nelia nirata dan Rhinoclavis sinensis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Molussca
kerangka, tidak memiliki tulang belakang, memiliki tubuh yang lunak, dan
termasuk hewan yang berdarah dingin. Tubuh Mollusca terdiri dari tiga yaitu
kepala, mantel, dan kaki otot. Mollusca termasuk hewan hidup secara
heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan atau pun sisa organisme.
dan menempel pada batu atau pada permukaan lain (Ariani, dkk., 2019).
B. Jenis Molussca
merupakan salah satu filum dari makrozoobentos yang dapat dijadikan sebagai
yaitu hewan seperti cumi-cumi, gurita dan sejenisnya (Wahyuni, dkk, 2012).
C. Ciri-ciri Molussca
mempunyai cangkang dari kapur dan mempunyai kaki ventral. Kaki pada
keong biasanya digunakan untuk mengeduk melalui dasar lumpur dan pada
dengan esofagos, perut dan usus yang melingkar. Anus terletak pada tepi dorsal
D. Habitat Mollusca
dangkal, tetapi beberapa spesies menepati perairan yang sangat dalam, dan
beberapa jenis lain hidup di laut terbuka. Banyak siput dan beberapa Bivalvia
menempati air tawar, tetapi siput yang lain dan hidup di darat. Mayoritas
Mollusca hidup bebas dan dapat merangkak dengan pelan, beberapa melekat ke
makanan dan siklus nutrient dan akan melibatkan moluska mangrove sebagai
cangkang dengan bahan kalsium karbonat turut berperan dalam siklus karbon
yang terjadi di hutan mangrove. Moluska juga memiliki beberapa manfaat bagi
industri, dan perhiasan bahan pupuk serta untuk obat-obatan (Ningsih dan
Patria, 2018).
III. METODE PRAKTIKUM
Kendari.
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
sinensis).
sinensis).
B. Hasil Pengamatan
Anatomi
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1. Insang (Gill)
2. Hati (Hepar)
3. Lambung (Ventrikullus)
4. Ginjal (Ren)
Tabel 3. Lanjutan
2 Cumi-cumi Kingdom : Animalia Morfologi
(Loligo) Filum : Molussca 1. Mata (oculus)
Class : Cephalopoda 2. Kepala (caput)
Ordo : Myopsida 3. Mulut (Oris)
Familia : Loligonidae 4. Kaki
Genus : Loligo 5. penghisap
Species : Loligo sp. 6. Kantung tinta
(Rudiana dan pringgenies, (Rudiana dan pringgenies, Anatomi
2004) 2004) 1. Insang (Gill)
2. Hati (Hepar)
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 3. Insang (Gill)
4. Hati (Hepar)
Tabel 3. Lanjutan
3 Kerang dara Kingdom : Animalia Morfologi
(Anadara Filum : Molussca 7. Ligament
granosa) Kelas : Bivalvia 8. Puncak cangkang
Ordo : Myopsida (Umbo)
Famili : Arcidae 9.Anterior
Genus : Anadara 10. Posterior
Spesies : Anadara 11. Radial
granosa sculupture
Tabel 3. Lanjutan
1 2 3 4 5 6 1 2 3
Tabel 3. Lanjutan
4 Pokea (Batissa Kingdom : Animalia Morfologi
violacea Filum : Molussca 1. Ligament
celebensis) Kelas : Bivalvia 2. Puncak cangkang
Ordo : Eulamelli- (Umbo)
branchia 3. Anterior
Famili : Corbiculidae 4. Posterior
Genus :Batissa 5. Radial sculupture
Spesies : Batissa
violacea Anatomi
celebensis 1. Muscle scars
2. Pallial line
(Nurjannah dkk., 2019) (Nurjannah dkk., 2019) 3. Hinge teeth
1 2 3 4 5 1 2 3
Tabel 3. Lanjutan
dengan hewan kelompok lain. Ciri-ciri dari mollusca yaitu, mempunyai ukuran
dan tubuh yang bervariasi, lunak dan tidak beruas-ruas, merupakan tripoblastik
selomata, hidup di air dan didarat, organ ekskresi berupa nefridia, mempunyai
tubuh yang simetri bilateral, tubuh terdiri dari kaki, massa visseral dan mineral,
dalam satu tubuh. Mollusca yang hidup di air, seperti siput, cumi-cumi dan
kerang bernapas menggunakan insang. Aliran air masuk ke dalam insang dan
lengan dengan alat pengisap atau tentakel berupa bulatan-bulatan cekung pada
lengan yang digunakan untuk bergerak di dasar laut, menangkap mangsa dan
mantel berbentuk oval, otot tebal, bukan mantel sangat besar dan memiliki 4
tonjolan papilia pada dorsal mantel, kepala menonjol dan berukuran sadang,
terdapat struktur yang sedikit keras pada bagian dorsal kepala, mata berukuran
gurita, cumi-cumi juga memiliki tentakel pada kakinya yang berfungsi sebagai
jenis chepalopoda bertubuh lunak, dan sirip berbentuk belah ketupat. Cumi-
cumi merupakan salah satu jenis Filum Molusca, kelas Cephalopoda yang tidak
anggotanya dilindungi dengan cangkang dari zat kapur dan sebagian lainnya
tanpa cangkang.
bagian dorsal tebal dan bagian ventral tipis. Kerang dara dapat ditemukan di
perairan tropis dan subtropis. Hidup di perairan pantai yang berdasar lumpur
atau lumpur berpasir halus dan dipengaruhi air sungai. Menurut Nagir (2013)
Kerang darah memiliki cangkang yang tebal, lebih kasar, lebih bulat dan
Bentuk cangkang bulat kipas, agak lonjong, terdiri dari dua belahan yang sama
(simetris), mempunyai garis palial pada cangkang sebelah dalam yang lengkap
dan garis palial bagian luar beralur. Bagian dalam halus dengan warna putih
mengkilat. Warna dasar kerang putih kemerahan (merah darah) dan bagian
dagingnya merah.
kerang ini termasuk dalam kelas bivalvia, kerang hijau tidak memiliki kepala
mulut dan anus. Kerang hijau hidup pada perairan estuari, teluk dan daerah
mangrove dengan substrat pasir lumpuran serta salinitas yang tidak terlalu
tinggi. Kerang hijau juga sering ditemukan pada bebatuan atau benda lain
untuk melekatkan dirinya pada benda tersebut. Menurut Hedrik (2018), kerang
hijau (Perna viridis) termasuk binatang lunak (Moluska) yang hidup di laut
dan benang "byssus", hidup dengan baik pada perairan dengan kisaran
kedalaman 1 m sampai 7 m.
Pengamatan selanjutnya pada kerang pokea (Batissa violacea
penghubung antara kulit kerang satu dan kulit kerang lainnya yang seperti pada
jaringan yang tipis dan lebar, menutup seluruh tubuh dan terletak di
var. celebensis, von Martens 1897 merupakan salah satu jenis kerang-kerangan
muara sungai yang terdistribusi dan menempati seluruh relung sungai (tengah
dan tepi sungai). Kerang pokea dapat tumbuh disebabkan oleh fungsi dari
Dan Tekstur Cangkangnya Padat, Kuat Serta Tebal. Panjang Cangkang Spesies
Sinensis adalah siput laut yang umum ditemukan di daerah pesisir yang berpasir
dan berterumbu karang. keluarga dari jenis ini biasa ditemukan secara
kepala, kaki pada bagian perut dan cangkang sebagai rumah atau tempat
tinggal. Anatomi pada jenis siput Nelia nerata adalah mempunya insang
sebagai organ pernapasan dan mempunyai dua jenis kelamin pada setiap
individunya. Habitat siput ini adalah litoral yang dimana jenis siput ini berada
anggota Neritidae yang hidup pada perairan bagian hulu, mulai dari hulu
sungai, hutan bakau sampai dengan pesisir pantai. Nerita dapat bersifat
A. Kesimpulan
Cephalopoda, Gastropoda dan Bivalvia adalah memiliki masa viseral, kaki dan
banyak mengandung batang insang. Habitat mollusca yaitu terdapat pada zona
litoral atau terdapat pada pinggiran pantai dan sebagian mollusca juga berada
B. Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
A. Latar Belakang
ini tidak cukup kuat untuk menahan gerakan air yang begitu besar.
Terdapat dua jenis golongan plankton, yaitu dari golongan binatang (zoo
hidup dalam zona pelagik (bagian atas) samudera, laut dan badan air tawar.
garam mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
pengamatan.
D. Manfaat Praktikum
pengamatan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Plankton
renangnya (kalaupun ada) sangat terbatas hingga selalu terbawak hanyut oleh
2012).
B. Jenis Plankton
C. Zooplankton
Fitoplankton sebagai produsen primer dimangsa oleh zooplankton,
matahari kembali tersedia di kolom perairan pada siang hari. Pada siang hari
B. Fitoplankton
C. Habitat Plankton
Habitat terbagi menjadi 2 yaitu habitat terestrial dan akuatik (perairan)
yang meliputi perairan tawar dan perairan laut. Lingkungan hidup perairan
tawar dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu perairan menggenang
(lentik) dan perairan mengalir (lotik). Contoh perairan lentik adalah danau,
sedangkan contoh perairan lotik adalah sungai dan kanal. Perairan tawar
organisme yang hidup di air tawar tersebut adalah plankton (Dewiyanti, 2015).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
renangnya (kalaupun ada) sangat terbatas hingga selalu terbawa hanyut oleh
plankton yang di temukan yaitu Tabalaria sp. dan Rhizosolenia sp. cara
gelap kemudian botol di tutup di dalam air, tujuan nya yaitu agar plankton
agak lebih besar dibanding jenis plankton lainnya. Jenis plankton selanjutnya
yaitu Rhizosolenia sp. memiliki ciri-ciri berupa bentuk tubuh yang mmanjang
dan terlihat seperti balok yang memanjang dengan dua mata diatasnya.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
dilakukan dengan mengambil sampel pada tiga titik berbeda menggunakan botol
air agar tidak terkontaminasi dengan udara diluar habitus nya. Jenis-jenis plankton
yang di temukan pada praktikum ini yaitu Tabalaria sp dan Rhizosolenia sp,
B. Saran
A. Latar Belakang
Bentos adalah adalah organisme yang hidup didasar laut atau sungai
beberapa tingkat trofik dalam rantai makan. Bentos juga dapat dijadikan
kewaktu.
perairan. Kelompok fauna ini berperan sebagai salah satu mata rantai
penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai
dalam satu ekosistem serta saling bergantungan satu dengan yang lainnya.
Hal inilah yang membuat bentos juga memiliki peranan yang sangat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
D. Manfaat Praktikum
A. Benthos
B. Peranan Benthos
diam atau menetap dan tidak banyakdipengaruhi oleh faktor lingkungan baik
C. Makrobenthos
kualitas lingkungan akuatik yang dapat diandalkan. Fauna ini hidup di dalam
sedimen, bersentuhan langsung dengan tanah dan terkena air yang masuk
berbagai jenis habitat, seperti riak (riffle), kedung (pool), kedung berbatu,
stabil dan kurang terpengaruh oleh tekanan dari luar dibandingkan dengan
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan
Tabel 4.
2. Kerang bulu
(Anadara Kingdom : Animalia
antiquata) Filum : Mollusca
Class : Bivalvia
Ordo : Arcoida
Famili : Arcidae
Genus : Anadara
Species : Anadara
antiquata
(Silaban dkk.,
2021)
3.
Bintang laut Kingdom: Animalia
(Protoreaster Filum : Echinodermata
nodosus) Class : Asteroidea
Ordo : Valvatida
Famili : Oreasteridae
Genus : Protoreaster
Species:
Protoreasternodo
(Umboh dkk.,
sus
2016)
Tabel 3.Lanjutan
4 Kepiting
. (Metopogra Kingdom : Animalia
pus Filum : Arthropoda
thukuhar) Class : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Grapsidae
Genus : Metopograpsus
Species : Metopograpus
(Rustikasari, 2021) thukuhar
B. Pembahasan
tinggal di dalam atau pada sedimen dasar perairan. Hewan yang hidup di dasar
bagi penilaian kualitas air. Jika ditemukan limpet air tawar, kijing, kerang,
cacing pipih siput memiliki operkulum dan siput tidak beroperkulum yang
berkualitas sedang.
dorsal tebal dan bagian ventral tipis. Kerang dara dapat ditemukan di perairan
tropis dan subtropis. Hidup di perairan pantai yang berdasar lumpur atau
lumpur berpasir halus dan dipengaruhi air sungai. Menurut Nagir (2013)
Kerang darah memiliki cangkang yang tebal, lebih kasar, lebih bulat dan
Bentuk cangkang bulat kipas, agak lonjong, terdiri dari dua belahan yang sama
(simetris), mempunyai garis palial pada cangkang sebelah dalam yang lengkap
dan garis palial bagian luar beralur. Bagian dalam halus dengan warna putih
mengkilat. Warna dasar kerang putih kemerahan (merah darah) dan bagian
dagingnya merah.
dengan 5 lengan, pada beberapa jenis tertentu, jumlah lengan dapat mencapai
40 buah. Mulut bintang laut terletak di tengah cakram pada sisi bawah tubuh,
dibawah lengan bintang laut terdapat alur yang dalam mulai dari mulut hingga
holothuroidea (timun laut) dan Crinoidea (lili laut). Masing-masing dari kelas
Kingdom : Animalia
1. Siput laut Filum : Mollusca
(Nerrita Class : Gastropoda
articulata) Ordo : Cycloneritida
Family : Neritidae
Genus : Nerita
Spesies : Nerita articulata
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
2. Kerang bulu
Class : Bivalvia
(Anadara
Ordo : Arcoida
ntiquate)
Famili : Arcidae
Genus : Anadara
Species : Anadara antiquata
(Silaban dkk.,
2021)
Tabel 4. Lanjutan
No. Nama Jenis Gambar Gambar Klasifikasi
Pengamatan Literatur
(Umboh dkk.,
2016)
4. Kepiting
Kingdom : Animalia
(Metopograp
Filum : Arthropoda
us thukuhar)
Class : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Grapsidae
Genus : Metopograpsus
Species : Metopograpus
thukuhar
(Rustikasari,
2021)
(Miszora, 2018)
Padat, Kuat Serta Tebal. Panjang Cangkang Spesies Ini Kurang Lebih
laut yang umum ditemukan di daerah pesisir yang berpasir dan berterumbu
karang. keluarga dari jenis ini biasa ditemukan secara melimpah di perairan
indo-pasifik.
dengan 5 lengan, pada beberapa jenis tertentu, jumlah lengan dapat mencapai
40 buah. Mulut bintang laut terletak di tengah cakram pada sisi bawah tubuh,
dibawah lengan bintang laut terdapat alur yang dalam mulai dari mulut hingga
Kingdom : Animalia
1. Siput Filum : Mollusca
mangrove Kelas : Gastropoda
(Cerithidea Ordo :Mesogastropoda
cingulata) Famili : Potamididae
Genus : Cerithidea
Spesies : Cerithidea cingulata
(Aditya, 2011)
Kingdom : Animalia
2. Kepiting Filum : anthropoda
geleteng Kelas : malacostraca
pasir Ordo : decapoda
(Ochipode Famili : ochypodidae
kuhlii) Genus : ochypode
Spesies : ochypode kuhlii
(De, 2010)
Kingdom : Animalia
4. Siput laut Filum : mollusca
(Rhinoclavi Kelas : gastropoda
s sinensis) Ordo : mesogastropoda
Famili : cheritedae
Genus : rhinoclavis
Spesies : Rhinoclavis sinensis
(Novita, 2019)
(Novita, 2019)
Kingdom : Animalia
5. Siput laut Filum : Mollusca
(Monodonta Class : Gastropoda
labio) Ordo : Trochida
Family : Trochidae
Genus : Monodonta
Species : Monodonta labio
kasar karena terdapat rusuk yang menonjol dan tekstur cangkangnya padat,
kuat serta tebal. panjang cangkang spesies ini kurang lebih berukuran 25 mm.
Menurut, Zahida (2012), Rhinoclavis Sinensis adalah siput laut yang umum
ditemukan di daerah pesisir yang berpasir dan berterumbu karang. keluarga
oval, strukturnya kuat dan permukaan kasar. Ukuran cangkang yaitu panjang
3 cm, tinggi 2,1 cm dan lebar 2,5 cm. arah putaran cangkang kekiri sebanyak
0,7 cm. ukuran siphon tidak sepanjang cangkang, tidak memiliki kanal
siphon. Kaki berukuran panjang 2,3 cm, tidak mempunyai usus. Habitatnya di
pesisir pantai, menempel pada batu sepanjang garis pantai yang mengalami
pasang surut.
V. PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
menghargai asisten.
A. Latar Belakang
Lamun merupakan salah satu sumber daya laut yang cukup potensial
berbunga yang berada di lingkungan laut dan daerah pesisir pantai yang
dangkal. Lamun berkembang biak dengan cara mengeluarkan tunas yang baru
selayaknya rumput yang berada didaratan. Lamun memiliki daun yang tegak,
sehingga posisi lamun dapat kokoh saat berada didaerah pesisir. Akar dari
mengangkut gas dan zat-zat hara. Lamun juga mirip dengan tanaman atau
Lamun yang berada didaerah laut maupun didaerah pesisir pantai terdiri
atas berbagai spesies yang berbeda baik dari sifat maupun ciri morfologi dan
anatominya. Ciri morfologi merupakan ciri dari suatu bahan pengmatan yang
dapat diidentifikasi secara langsung karena ciri morfologi merupakan ciri fisik
suatu bahan objek pengamatan. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
lamun.
D. Manfaat Praktikum
lamun.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Lamun
produktif di laut dangkal dan bersih, tumbuhan tersebut juga dapat tumbuh
lamun lebih banyak dari segi ekologi yang meliputi kerapatan, pemetaan
dan biota laut yang berasosiasi dengan lamun. Identifikasi spesies lamun
B. Morfologi Lamun
sama secara umum, dimana jenis lamun memiliki morfologi khusus dan bentuk
anatomi yang memiliki nilai taksonomi yang sangat tinggi. Struktur rhizoma dan
batang lamun memiliki variasi yang sangat tinggi tergantung dari susunan di
substrat yang dapat meluas secara ekstensif dan memiliki peran yang utama pada
reproduksi secara vegetatif (merupakan hal yang penting untuk penyebaran dan
pembibitan lamun). Daun lamun berkembang dari meristem basal yang terletak
pada rhizoma dan percabangannya. Daun lamun mudah dikenali dari bentuk daun,
ujung daun dan ada tidaknya ligula (lidah daun). Daun lamun memiliki dua bagian
yang berbeda yaitu pelepah dan daun. Sedangkan secara anatomi, daun lamun
memiliki ciri khas dengan tidak memiliki stomata dan memiliki kutikel yang tipis
(Tuwo, 2011).
C. Ciri-Ciri Lamun
Tumbuhan ini terdiri dari rhizoma, daun dan akar. Rhizoma adalah batang
buku tersebut tumbuh batang pendek yang tegak ke atas, berdaun dan
berbunga, serta tumbuh akar. Rhizoma dan akar inilah yang menahan
hempasan ombak dan arus. Fungsi dan peranan lamun, bergantung pada
jumlah helaian daun, panjang daun, lebar daun, serta biomassa total,
C. Karakteristik Lamun
internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara. Lamun juga merupakan
(algae). Peranan selanjutnya adalah sebagai pendaur zat hara, lamun memegang
peranan penting dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang
langka di lingkungan laut berupa zat-zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifitik
berkembang biak dengan cara menyerap zat-zat hara yang terdapat pada
daerah pesisir pantai tepatnya pada garis pantai yang berair dangkal.
C. Bahan Praktikum
B. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel
1.
D. ProsedurKerja
(Nana, 2019)
4. Halodule Regnum : Plantae
uninervis Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Cymodoceaceae
(Rawung dkk., Genus : Halodule
2018) Spesies : Haloduleuninervis
(Rawung dkk., 2018)
Tabel 2. Lanjutan
1 2 3 4 5
5. Halodule pinifolia Regnum : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Helobiae
Famili : Potamogetonaceae
Genus : Halodule
Spesies : Halodule pinifolia
(Lwin dkk., 2019) (Hadad dan Abubakar, 2016)
6. Thalassia Regnum : Plantae
hemprichii Divisi : Tracheophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Helobiae
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Thalassia
Spesies
B. Pembahasan
(Angiospermae) yang memiliki rhizoma, daun dan akar sejati. Lamun hidup
lamun (Seagrass), yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu area
pesisir atau laut dangkal, yang terbentuk dari satu jenis atau lebih dengan
kerapatan padat atau jarang.Peranan penting dalam kehidupan biota laut dan
merupakan salah satu ekosistem bahari yang paling produktif, sehingga mampu
lamun adalah sebagai produsen primer, pendaur unsur hara, penstabil substrat,
laut lainnya. Selain itu, ekosistem lamun juga berhubungan erat dengan
Enhalus acoroides, jenis lamun ini disebut juga dengan lamun tropika. Jenis
lamun ini memiliki akar yang kuat dan diselimuti oleh benang-benang hitam
yang kaku. Daun berwarna hijau pekat, daunnya panjang dan kebar seperti
sabuk. Daun mempunyai tulang daun, dan terdapat dalam pasangan pelepah
bonggol. Rhizoma terdapat semacam rambut yang merupakan akar dan akar
lainnya yang menjulur ke bawah berwarna putih dan kaku. Tumbuhan ini
terdapat di bawah air surut rata-rata pada pasang surut purnama pada dasar
pasir lumpuran.
karakteristik tulang daun yang tidak lebih dari tiga, ciri khas spesies ini adalah
ujung daun yang berbentuk seperti trisula. Rata-rata panjang daun 37,83 mm
dan rata-rata lebar daun 2,22 mm. Halodule uninervis pada daerah ini tumbuh
Ujung daun berbentuk setengah lingkaran dengan tepi daun mulus tidak
bergerigi. Panjang daun pada subsrat pasir berlumpur memiliki rata-rata 79,80
mm dan rata-rata panjang daun pada substrat pasir pecahan karang yaitu 77,57
mm. Thalassia hemprichii di daerah ini tumbuh pada substrat pasir berlumpur
dan lengkap, lurus sampai agak bulat, tidak menyempit sampai ujung daun
yang bulat dan seludang daun keras. Bentuk Rimpang lebih ramping dengan
tunas pendek yang tegak, dan setiap ruas ada 2-7 daun. Buah nya berbulu
tanpa tangkai, berada dalam seludang daun. Setengah lingkaran dan agak
keras, serta pada bagian bawah berlekuk dengan 3-4 geligi runcing.
sangat keras dan berkayu, terdapat ligule, akar berjumlah 1-5, ujung daun
membentuk seperti gigi, dan helaian daunnya lebar serta pipih. Daun-daunnya
membulat seperti gigi, tulang daun lebih dari tiga. Menurut Anggraini, (2013),
menyatakan bahwa lamun jenis Thalassodendron ciliatum dijumpai pada
dasar perairan yang cekung dan berdekatan dengan daerah tubir terumbu
ruas dengan panjang 1,5 sampai 3,0 cm. Tegakan batang mencapai 10 sampai
65 cm. Daun-daunnya berbentuk seperti pita. Akar dan rimpangnya sangat kuat
sehingga sangat cocok untuk hidup pada berbagai tipe sedimen termasuk di
Daun panjang, bergaris seluruhnya dan beberapa lebih bulat pada bagian ujung
dan sempit pada bagian dasar dan mempunyai sejumlah sel tanin kecil. Urat
tengah daun jelas, tetapi urat antara bagian tepi tidak jelas. Seludang daun
panjang membungkus sekitar tegak lurus batang. Ujung daun agak membulat
dengan sejumlah gigi halus. Rimpang merambat dengan batang pendek pada
A. Kesimpulan
Enhalus acoroides, jenis lamun ini disebut juga dengan lamun tropika.
Jenis lamun ini memiliki akar yang kuat dan diselimuti oleh benang-
benang hitam yang kaku. Daun berwarna hijau pekat, daunnya panjang
dan kebar seperti sabuk. Daun mempunyai tulang daun, dan terdapat
yang merupakan akar dan akar lainnya yang menjulur ke bawah berwarna
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk asisten agar selalu baik dan mengerti kepada praktikanya.
PRAKTIKUM X
KARAKTERISTI
K ORGANISME
PANTAI
BERPASIR DAN
BERBATU
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
akan terendam air laut pada waktu air pasang dan akan menjadi daerah
terbuka pada saat air laut surut. Kondisi ini menjadikan pantai Tanjung Tiram
sebagai tempat yang paling mudah untuk dieksploitasi. Selain itu, daerah
tempat yang lain. Pantai merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut,
ke arah darat wilayah pantai meliputi daratan, baik kering maupun terendam
air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin
laut serta perembasan air asin. Sedangkan kearah laut wilayah pantai
mencakup bagian pantai yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang
Tanjung Tiram memiliki ciri khas dengan komunitas flora dan fauna karang,
pada saat air laut surut sebagian kawasan pantai ini merupakan merupakan
wilayah terbuka (tidak terendam air), berbagai komunitas biota yang dapat
ditemukan di Pantai Tanjung Tiram saat ini antara lain adalah Komunitas
Algae (rumput laut), Bivalvia, Terumbu karang, Ikan hias karang dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
berikut:
D. Manfaat Praktikum
A. Zona Intertidal
Zona intertidal adalah daerah pantai yang terletak antara pasang tinggi
dan surut terendah,daerah ini mewakili peralihan dari kondisi lautan ke kondisi
daratan,. Zona ini merupakan daerah laut yang dipengaruhi oleh daratan, zona
ini memiliki faktor fisik maupun faktor kimyang mendukung semua organisme
di dalamnya untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Zona ini
luasnya sangat terbatas, tetapi banyak terdapat variasi faktor lingkungan yang
Zona intertidal terbagi menjadi tiga zona yaitu; 1) zona intertidal atas
3) zona intertidal bawah (lower intertidal zone). Ketiga zona intertidal ini
lamun pada ketiga zona inter lamun pada ketiga zona intertidal ini pun
pantai (zona intertidal). Salah satu daerah yang memiliki padang lamun di
menerus sehingga kondisi lahan pantai berpasir yang marjinal menjadi semakin
kritis, baik untuk wilayah itu sendiri maupun wilayah yang berada di
pemanfaatan lahan pantai berpasir dilakukan secara baik dan benar sehingga
dapat berfungsi ganda, yaitu untuk mengendalikan erosi angin dan untuk
semusim dan tanaman keras serta buah-buahan yang sesuai dan bernilai
didaerah pesisir adalah berbatu. Tipe pesisir ini telah dibudidayakan oleh
oleh proses erosi di wilayah daratan. Beberapa vegetasi dominan yang tumbuh
kering. Tipe pesisir ini merupakan daerah yang masih relative asli dan sesuai
untuk kawasan lindung, karena pesisirnya berbatu dengan ekosistem hutan dan
2005).
E. Biota Laut Pantai Berpasir
Biota laut yang sering ditemukan di pantai Pulau Pari adalah bintang
laut. Hewan ini mempunyai kulit yang ditutupi oleh duri-duri halus sehingga
terlihat hanya empat bahkan enam lengan. Jika salah satu lengan terputus maka
lengan baru akan terbentuk dengan segera karena adanya daya regenerasi
hewan ini. Secara umum, hewan ini mempunyai badan relatif tipis. Jika pada
bagian dorsal ditemukan madreporit dan anus maka pada ventral ditemukan
mulut serta kaki tabung (kaki ambulakral) pada setiap lengannya. Madreporit
Kendari.
B. Bahan Praktikum
berbatu dan berpasir yang terdapat di pantai Tanjung Tiram, Konawe Selatan.
C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
D. Prosedur Kerja
tinggal di dalam atau pada sedimen dasar perairan. Hewan yang hidup di dasar
bagi penilaian kualitas air. Jika ditemukan limpet air tawar, kijing, kerang,
cacing pipih siput memiliki operkulum dan siput tidak beroperkulum yang
berkualitas sedang.
dorsal tebal dan bagian ventral tipis. Kerang dara dapat ditemukan di perairan
tropis dan subtropis. Hidup di perairan pantai yang berdasar lumpur atau
lumpur berpasir halus dan dipengaruhi air sungai. Menurut Nagir (2013)
Kerang darah memiliki cangkang yang tebal, lebih kasar, lebih bulat dan
Bentuk cangkang bulat kipas, agak lonjong, terdiri dari dua belahan yang sama
(simetris), mempunyai garis palial pada cangkang sebelah dalam yang lengkap
dan garis palial bagian luar beralur. Bagian dalam halus dengan warna putih
mengkilat. Warna dasar kerang putih kemerahan (merah darah) dan bagian
dagingnya merah.
dengan 5 lengan, pada beberapa jenis tertentu, jumlah lengan dapat mencapai
40 buah. Mulut bintang laut terletak di tengah cakram pada sisi bawah tubuh,
dibawah lengan bintang laut terdapat alur yang dalam mulai dari mulut hingga
holothuroidea (timun laut) dan Crinoidea (lili laut). Masing-masing dari kelas
Dan Tekstur Cangkangnya Padat, Kuat Serta Tebal. Panjang Cangkang Spesies
Sinensis adalah siput laut yang umum ditemukan di daerah pesisir yang berpasir
dan berterumbu karang. keluarga dari jenis ini biasa ditemukan secara
dari family Potamididae yang berperan dalam deposit feeder pada ekosistem
bertipe turreted, cangkang berwarna cokelat dengan garis cokelat dan titik
putih serta tidak memiliki tonjolan garis-garis spiral. Cangkang tinggi dan
oval, strukturnya kuat dan permukaan kasar. Ukuran cangkang yaitu panjang
3 cm, tinggi 2,1 cm dan lebar 2,5 cm. arah putaran cangkang kekiri sebanyak
0,7 cm. ukuran siphon tidak sepanjang cangkang, tidak memiliki kanal
siphon. Kaki berukuran panjang 2,3 cm, tidak mempunyai usus. Habitatnya di
pesisir pantai, menempel pada batu sepanjang garis pantai yang mengalami
pasang surut.
V. PENUTUP
C. Simpulan
D. Saran
menghargai asisten.
A. Latar Belakang
berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat berdiri
ekosistem ini.
intertidal (pasang surut) dan mendapat pasokan air laut dan air tawar
(payau). Hutan mangrove merupakan salah satu tipe hutan hujan tropis
sifat-sifat yang dimiliki tidak sama persis sifat-sifat yang dimiliki hutan
Produsen utama dihutan mangrove ini adalah serasah dari daun atau
baik ditinjau secara fisik, kimia, biologi, ekonomi, bahkan wahana wisata.
Secara fisik hutan mangrove dapat menjaga garis pantai agar tidak terjadi
abrasi, menahan sedimen, tiupan angin, dan menyangga rembesan air laut
dan laut, sebagai daerah asuhan, mencari makan dan hutan mangrove
Mangrove.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
pengamatan.
D. Manfaat Praktikum
pengamatan.
A. Mangrove
daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut sehingga
pasang naik tertinggi sampai level di sekitar atau di atas permukaan laut
B. Vegetasi Mangrove
membentuk zonasi mulai dari daerah yang paling dekat dengan laut
sampai dengan daerah yang dekat dengan daratan. Pada kawasan delta atau
muara sungai, biasanya vegetasi mangrove tumbuh subur pada areal yang
luas dan membentuk zonasi vegetasi yang jelas. Sedangkan pada daerah
pantai yang lurus, biasanya vegetasi mangrove tumbuh membentuk sabuk
hijau atau green belt dengan komposisi yang hampir seragam (Majid,
2016).
C. Habitat Mangrove
ekosistem darat dan laut. Lingkup ekosistem ini dibagi menjadi dua, yaitu
ke arah darat meliputi bagian tanah baik yang kering maupun yang
terendam air laut dan masih dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik laut seperti
pasang surut, ombak dan gelombang serta perembesan air laut, ke arah laut
mencakup bagian perairan laut dan dipengaruhi oleh proses alami yang
terjadi di darat seperti sedimentasi serta aliran air tawar dari sungai
D. Fungsi Mangrove
besar, baik ditinjau secara fisik, kimia, biologi, ekonomi, bahkan wahana
wisata. Secara fisik hutan mangrove dapat menjaga garis pantai agar tidak
terjadi abrasi, menahan sedimen, tiupan angin, dan menyangga rembesan
air laut kedarat. Secara kimia hutan mangrove mampum mengolah limbah
biota darat dan laut, sebagai daerah asuhan, mencari makan, dan tempat
2016).
dan biota perairan. Jenis tanah yang berada di bawahnya termasuk tanah
yang tinggi dengan nilai kejenuhan basa dan kapasitas tukar kation yang
kategori sedang pada bagian yang dekat laut dan tinggi pada bagian arah
B. Bahan Praktikum
C. Alat Praktikum
D. Prosedur Kerja
pengamatan .
A. Hasil Pengamatan
(Nurlaili., 2020)
B. Pembahasan
(pasang surut) dan mendapat pasokan air laut dan air tawar (payau). Hutan
mangrove merupakan salah satu tipe hutan hujan tropis yang terdapat
disepanjang garis pantai perairan tropis. Hutan ini merupakan peralihan habitat
lingkungan darat dan lingkungan laut, maka sifat-sifat yang dimiliki tidak sama
diameter batang hingga 70 cm, kulit kayu berwarna gelap hingga hitam dan
terdapat celah horizontal. Akar berupa akar napas dan akar tunjang. Ciri-ciri
tanaman bakau kurap (Rhizophora mucronata) yaitu, daun lebar dengan ujung
daun yang meruncing, di bagian bawah atau belakang daun terdapat bintik-
bintik hitam. Warna daun hijau muda, buahnya memanjang dan agak
dan agak kasar, berwarna hijau agak kecoklatan. Bunganya agak besar
dilakukan dalam kurun waktu selama 3 bulan, jumlah daun dan jumlah cabang
tersebut.
berwarna coklat, kasar, panjang rata-rata 12 cm dan lebar 2,5 cm. Jenis
tanaman Mangrove yang yang memiliki tipe akar lutut yaitu Bruguiera. Fungsi
akar napas adalah akar yang naik ke atas tanah, khususnya ke atas air seperti
pada tanaman bakau. Akar nafas berfungsi untuk penyerap air dan fotosintesis.
Berdasarkan hasil pengamatan ciri- ciri akar napas yaitu, Akar muncul di
permukaan tanah dan juga ada sebagian lagi berada di dalam tanah. Akar
tersebut dapat terlihat seperti sedang menopang tegaknya batang. Akar napas
memiliki banyak celah tempat untuk masuknya udara, berbentuk seperti pensil
atau kerucut yang menonjol ke atas, dan berwarna kecoklat –coklatan, tinggi
hampir mencapai 31 cm dan diameter 1cm. Adapun jenis bakau yang memiliki
akar napas yaitu Avicennia alba, Xylocarpus moluccensis dan Sonneratia alba.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
berwarna gelap hingga hitam dan terdapat celah horizontal. Akar berupa akar
napas dan akar tunjang. Ciri-ciri tanaman bakau kurap (Rhizophora mucronata)
yaitu, daun lebar dengan ujung daun yang meruncing, kemudian Bruguiera
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini sebagai berikut:
PRAKTIKUM XII
SNORKELING
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengenakan peralatan berupa masker selam dan snorkel. Selain itu, penyelam
sering mengenakan alat bantu gerak berupa kaki katak untuk menambah daya
penyelam yang tidak bisa berenang atau tidak bisa mengapung bisa
penyelam memakai baju selam untuk menjaga tubuh dari kedinginan. Selain
itu, baju selam merupakan pelindung tubuh dari luka tergores terumbu karang
kegiatannya, alatnya seperti Masker (kaca mata khusus air untuk melindungi
mata dari air laut), Fins (sepatu khusus yang menyerupai ekor ikan untuk
mengenakan peralatan berupa masker selam dan snorkel. Selain itu, penyelam
sering mengenakan alat bantu gerak berupa kaki katak (sirip selam) untuk
diatas yaitu tabung silinder berisi gas lengkap dengan alat pernapasannya
berfungsi untuk menenggelamkan badan dalam air, jam tangan air berfungsi
B. Rumusan Masalah
benar.
D. Manfaat Praktikum
benar.
A. Snorkeling
berupa selang plastik panjan yang biasa disebut snorkel, ditambah dengan
perlengkapanlain, yaitu kaca mata renang besar (mask) serta kaki katak (fins),
2011).
B. Kriteria Snorkeling
menjatuhkan pemilihan piranti snorkeling terdiri atas empat macam yaitu alat,
dengan masker, snorkel dan fin. Selebihnya adalah kekuatan tubuh dan
minyak nabati (nabati oil) sebagai pelumas, sehingga apabila terjadi kebocoran
mesin dan masuk kedalam udara di SCUBA akan aman bagi kesehatan tubuh
D. Alat-alat Snorkeling
Olahraga snorkeling atau menyelam di permukaan air membutuhkan
alat yang sederhana yaitu masker, snorkel dan fins (kaki katak) sedangkan
untuk melakukan scuba diving kita harus dilengkapi dengan alat Bantu untuk
pernafasan bawah air yang disebut dengan alat SCUBA (Self Contained
baik yang skin diving (snorkeling) dan scuba diving ada yang sama, tetapi
untuk scuba diving menggunakan alat aqualung (tabung yang berisi oksigen)
dan SCUBA alat yang dibutuhkan untuk bertahan di dalam air (Umbarno,
2008).
bergerak. Baju selam ini berguna untuk melindungi tubuh dari dinginnya
air sehingga tubuh kita tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan
untuk melindungi diri dari sengatan binatang berbisa dan binatang beracun
serta dapat melindungi kulit dari pergeseran dengan batu karang atau
A. HasilPengamatan
HasilpengamatanpadapraktikuminidapatdilihatpadaTabel 3.
Tabel 3.HasilPengmatanSnorkeling
N Nam GambarPenga Keterangan
o a matan
Alat
1 Snor Snorkel yang
. kel berfungsiuntukmengaturpernapasansewaktuberenang agar
tidakmengangkatkepalakeluardandalammelihatkebawahperm
ukaan air snorkel terbuatdaripipa solid adajugadaripipaflekibe
(Handayani, 2019).
besar (mask) serta kaki katak (fins), yang biasanya dilakukan dilaut lepas untuk
terumbu karang.
pelindung mulut di bagian ujung sebelah bawah. Alat ini berfungsi sebagai
muka dari permukaan air. Pemandangan bawah air bisa dilihat sambil berenang
memaksa untuk bernapas melalui hidung. Rambut penyelam juga tidak boleh
terjepit di antara masker dan wajah supaya masker tidak kemasukan air.
Masker tersedia dalam berbagai ukuran, termasuk untuk anak-anak dan wanita.
Penyelam harus memakai ukuran masker yang pas dengan wajah agar masker
tidak kemasukan air. Ukuran masker yang pas bisa diperiksa tanpa perlu
kedap udara, sementara tali pengikat hanya menahan masker agar tidak
terlepas.
bagian ujung kaki. Selam permukaan bisa saja dilakukan tanpa kaki katak,
tetapi alat ini bisa menambah daya dorong kaki manusia ketika berenang. Kaki
katak terdiri dari dua jenis: tumit terbuka (open heel) dan kaki tertutup (full
foot atau pocket foot). Jenis kaki katak kaki tertutup tersedia dalam berbagai
ukuran seperti halnya ukuran sepatu. Kaki katak tumit terbuka, jenis kaki katak
tertutup memiliki ujung sirip yang lebih pendek. Sepatu bot berfungsi sebagai
pelindung kaki dari dari luka, dinginnya air, atau pencegah lecet. Kaki katak
tumit terbuka hanya dibuat dalam beberapa ukuran kecil, sedang, besar dan
ekstra besar. Ukuran kaki katak disesuaikan dengan kaki pemakainya dengan
A. Kesimpulan
1. Alat yang digunakan pada saat snorkeling adalah snorkel, mask (kaca mata
yang berfungsi bisa menambah daya dorong kaki manusia ketika berenang.
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini sebagai berikut:
Aeni, A., 2017, Bioakumulasi Logam Berat Merkuri (Hg) pada Ikan Ekor Kuning
(Cesio cuning) di Perairan Pulau Lae-Lae Makassar, Skripsi Fakultas
Sains dan Teknologi, Makassar.
Andika R., Balansada, Medy Ompi dan Lumuindong, R., 2019, Identifikasi Dan
Habitat Gurita (Cephalopoda) Dari Perairan Salibabu, Kabupaten
Kepulauan Talaud, Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 7(3): 247-248
Anggraini, K. 2013. Mengenal Ekosistem Perairan. Jakarta. Grasindo.
Ariani, D., Swasta, J. dan Adnyana B., 2019, Studi Tentang Keanekaragaman dan
Kemelimpahan Mollusca Bentik Serta Faktor-Faktor Ekologis yang
Mempengaruhinya di Pantai Mengening, Kabupaten Badung, Bali,
Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha, 6(3): 146-147
Bahan, L. D., Fransiskus, K. D. dan Andriani, N. M., 2019, Analisis Habitat dan
Kelimpahan Echinodermata di Pantai Lalendo Kecamatan Kupang
Barat Kabupaten Kupang, Jurnal Biotroikal Sains, 16(1): 29-31
Bahtiar, Anadi, L., Nurgayah, W. dan Emiyarti, 2018, Dinamika Populasi Kerang
Pokea Batissa Violacea Var. Celebensis Von Martens 1897 Di Muara
Sungai Lasolo Sulawesi Tenggara, Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kelautan Tropis, 10(2): 301-311
Balansada, A.R., Medy O. dan Frans L., 2019, Identifikasi dan Habitat Gurita
(Cephalopoda) dari Perairan Salibabu, Kabupaten Kepulauan Talaud,
Jurnal Pesisirdan Laut Tropis, 7(3): 351-253
Baweleng, S., Manginsela, F. B. dan Sangari, J. R. R., Studi Otolith Ikan Layang,
Decapterus Akaadsi Abe 1958 Dari Perairan Teluk Amurang, Jurnal
Ilmiah Platax, 6(2): 66-67
Campbell, N. A., Recce, J. B. dan Michel, L. G., 2012, Biologi, Erlangga, Jakarta.
Dewiyanti, G. A. D., Irawan, B., dan Moehamadi, N., 2015, Kepadatan dan
Keanekaragaman Plankton di Perairan Mangetan Kanal Kabupaten
Sidoarjo Provinsi Jawa Timur dari Daerah Hulu Daerah Tengah dan
Daerah Hilir Bulan Maret 2014, Universitas Airlangga, Surabaya.
Duya, N., dan Noveria, R., 2019, Jenis-Jenis Crustaceae Cagar Alam Teluk Klowe
Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, Jurnal Konservasi
Hayati, 10(1) : 16-22
Fauziah, P., Purnama, A. A., Yolanda, R. dan Karno R., 2016, Keanekaragaman
Ikan (Pisces) di Danau Sipogas Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau,
Jurnal Biologi Udayana, 21(1): 17
Ferdyan, R., Razak, A., Sumarmin, R. dan Zulyusri, 2020, Analisis Relevansi
Materi Superkelas Pisces dalam Aspek Penerapan Ilmu Taksonomi
Hewan di Sekolah, Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 6(4): 442-443
Fitriana, N., 2010, Inventarisasi Bintang Laut (Echinodermata: Asteroidea) Di
Pantai Pulau Pari, Kabupaten Adm. Kepulauan Seribu, Jurnal Ilmiah
Faktor Exacta, 3(2) : 167-174
Graha, Y. I., 2015, Simpanan Karbon Padang Lamun di Kawasan Pantai Sanur,
Kota Denpasar, Thesis, Jurusan Ilmu Lingkungan, Universitas Udaya.
Haris, A., Nurafni, Lestari, D. N. dan Hasania, M., 2019, Keanekaragaman dan
Komposisi Jenis Sponge (Porifera: Demospongiae) di Reef Flat Pulau
Barranglompo, Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan, 3(1): 26-27
Harjadi, B dan Octavia, D., 2008, Penerapan Teknik Konservasi Tanah Di Pantai
Berpasir untuk Agrowisata ( Applying Of Applying Of Soil
Conservation Technique At Sandy Coastal Areas For The Agro-
Recreation), Jurnal Hutan, 5(2) : 113-121
Hasanah, V. A., Munawir, A. dan Efendi, E., 2016, Pengaruh Induksi Racun
Ubur-Ubur (Physalia utriculus) terhadap Fungsi Oksigenasi dari
Eritrosit pada Mencit Jantan, Jurnal Pustaka Kesehatan, 4(1): 122-123
Hendrik, A.W. dan Cappenberg, 2018, Beberapa Aspek Biologi Kerang Hijau
Perna Viridis Linnaeus 1758, Jurnal Oseana, 22(1): 33-40
Ismet, M. S., Soedharma, D. dan Effendi, H., 2011, Morfologi dan Biomassa Sel
Spons Aaptos Aaptos dan Petrosia sp., Jurnal Ilmiah dan Teknologi
Kelautan Tropis, 3(2): 153-161
Juraj, Nugraha, A.H. dan Kawaroe, M., 2016, padang lamun, IPB press, Jakarta.
Kamauddin, S.Z., Rondonuwu, S.B dan Maabuat, V.P., 2016, keragaman lamun
(seagras) di pesisir desa lihunu pulau Bangka kecamatan likupan
kabupaten minahasa utara, Sulawesi utara, jurnal mipa unsrat online,
5(1): 21
Lestari, A. T. dan Putu, S. E., 2014, Studi kimia Darah Organ Kerapu Macan
(Epinephelus fuscogottatus) yang di infeksi Virus Isolat Lapang
Penyebab Viral Nervous Necrosis, Jurnal Sains Veteriiner, 32(1): 85-
89
Mujiono, N., 2016, Gastropoda Marga Nerita Dari Pulau Lombok, Jurnal Oseana,
10(3): 1-5
Nagir, M.T., Morfometri Kerang Darah Anadara Granosa L Pada Beberapa Pasar
Rakyat Makassar, Sulawesi Selatan, Skripsi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar.
Noaji, G dan hidarat, M. F., 2016., Peranan Ekosistem Mangrove di Pesisir Kota
Bengkulu dalam Mitigasi Pemanasan Global Melalui Penyimpanan
Karbon, Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23(3): 327-328
Paruntu, C.P., Farnis B. dan Sujito L.T., 2009, Gurita (Cephalopoda) dari Perairan
Sangise, Sulawesi Utara, Ekoton, 9(2): 17-19
Prihartini, A., 2006, Analisis Tampilan Biologis Ikan Layang (Decapterus sp.)
Hasil Tangkapan Seine yang di Daratkan di PPN Pekalongan, Skripsi
Universitas Diponegoro. Jawa Timur.
Prima, D., Raza’i, T. S., dan Zulfikar, A., 2012, Keanekaragaman dan
Kelimpahan Zooplankton di Sungai Ekang Anculai Kecamatan Teluk
Sebong Kabupaten Bintan, Jurnal Agroknow, 2(1): 39.
Primawati, S. N., Efendi, I. dan Marnita, 2016, Identifikasi Jenis Ikan Hasil
Tangkapan Nelayan Di Pantai Jeranjang, Jurnal Pendidikan Mandala,
1(1): 73-77
Purwanto., Surbakti, S dan Tanjung, R.H.R., 2013, Studi Kualitas Perairan Danau
Sentani Menggunakan Bioindikator Makrobentos, Jurnal Biologi
Papua. 5(2): 53-54
Puspitasari, A. F., 2013, Identifikasi dan Prevelensi Cacing Ektoparasi pada Ikan
Kembung di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Lamongan,
Skripsi, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.
Rani, T., Dewi, E. dan Indra, B.V., 2015, Identifikasi Echinodermata di Selatan
Pulau Tikus, Gugusan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta.
ProsSemnas Masy Biodiv Indon, 1(3): 455
Rina, S.D.G., 2016, Keanekaragaman Jenis Kepiting Bakau (Scylla, sp) di Taman
Nasional Alas Purwo, Jurnal Biologi dan Pembelajran Biologi, 1(2) ;
149
Siregar, H. R. D., 2019, Identifikasi Jenis Makanan Ikan Mujair yang Tertangkap
di Danau Siombak Kecamatana Medan Marelan Provinsi Sumatra
Utara, Skripsi, Universitas Sumatra Utara.
Tambaru, R., Muhiddin, A. H., dan Malida, H. S., 2014, Analisis Perubahan
Kepadatan Zooplankton Berdasarkan Kelimpahan Fitoplankton pada
Berbagai Waktu dan Kedalaman di Perairan Pulau Padi Kabupaten
Pangkep, Jurnal Ilmu Kelautan dan Peikanan, 24(3): 40-48.
Tuwo, A., 2011, Pengelolaan Ekowisata pesisir dan Laut, Brilian Internasional,
Sidoarjo.
Verianta, M., 2016, Jenis Lobster di Panrai Baron Gunung Kidul, Modul,
Yogyakarta.
Wakano, d., 2014, invetarisasi jenis-jenis lamun (seagrass) di perairan pantai desa
waai dan desa liang, Prosiding Seminar Nasional, Universitas
patimura.
Winarno, K., Astirin, P.O dan Setyawan D.A., 2010, Pemantauan Kualitas
Perairan Rawa Jabung Berdasarkan Keanekaragamn dan Kekayaan
Komunitas Bentos, Jurnal Biologi Smart. 2(1): 40-41
Yaqin, K., Liestiaty F. dan Fitriyani, 2018, Efek Ukuran Cangkang Terhadap
Indeks Kondisi dan Kandungan Logam Timbek Kerang Hijau
(Pernavidiris), Jurnal Pengelolaan Perairan, 1(2): 31-34
DAFTAR PUSTAKA
Hanum, L. dan Karim, A. K., 2013, Bahan Alam Laut Senyawa Bioaktif Dan
Aktivitas Farmakologis Untuk Antimalaria, Jurnal Oseana, 38(2): 11-
14
Hasanah, V. A., Munawir, A. dan Efendi, E., 2016, Pengaruh Induksi Racun
Ubur-Ubur (Physalia utriculus) terhadap Fungsi Oksigenasi dari
Eritrosit pada Mencit Jantan, Jurnal Pustaka Kesehatan, 4(1): 122-123
Paruntu, C. P., Rifai, H. dan Kusen, D. J., 2013, Nematosit dari Tiga Spesies
Karang Scleractinia, Genus Pocillopora, Jurnal Perikanan dan
Kelautan Tropis, 9(2): 60
OLEH:
NAMA : INDIRA SALSABILA
STAMBUK : F1D120059
KELOMPOK : VII (TUJUH)
ASISTEN PEMBIMBING : LA ODE MUH. ZAIDDIN RIA
Haris, A., Nurafni, Lestari, D. N. dan Hasania, M., 2019, Keanekaragaman dan
Komposisi Jenis Sponge (Porifera: Demospongiae) di Reef Flat Pulau
Barranglompo, Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan, 3(1): 26-27
Ismet, M. S., Soedharma, D. dan Effendi, H., 2011, Morfologi dan Biomassa Sel
Spons Aaptos Aaptos dan Petrosia sp., Jurnal Ilmiah dan Teknologi
Kelautan Tropis, 3(2): 153-161
PRAKTIKUM III
ECHINODERMATA
OLEH:
NAMA : INDIRA SALSABILA
STAMBUK : F1D120059
KELOMPOK : VII (TUJUH)
ASISTEN PEMBIMBING : LA ODE MUH. ZAIDDIN RIA
Bahan, L. D., Fransiskus, K. D. dan Andriani, N. M., 2019, Analisis Habitat dan
Kelimpahan Echinodermata di Pantai Lalendo Kecamatan Kupang
Barat Kabupaten Kupang, Jurnal Biotroikal Sains, 16(1): 29-31
Rani, T., Dewi, E. dan Indra, B.V., 2015, Identifikasi Echinodermata di Selatan
Pulau Tikus, Gugusan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta.
ProsSemnas Masy Biodiv Indon, 1(3): 455
PRAKTIKUM IV
CRUSTACEA
OLEH:
STAMBUK : F1D120059
JURUSAN BIOLOGI
KENDARI
2021
DAFTAR PUSTAKA
Duya, N., dan Noveria, R., 2019, Jenis-Jenis Crustaceae Cagar Alam Teluk Klowe
Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, Jurnal Konservasi
Hayati, 10(1) : 16-22
Rina, S.D.G., 2016, Keanekaragaman Jenis Kepiting Bakau (Scylla, sp) di Taman
Nasional Alas Purwo, Jurnal Biologi dan Pembelajran Biologi, 1(2) ;
149
Verianta, M., 2016, Jenis Lobster di Panrai Baron Gunung Kidul, Modul,
Yogyakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI LAUT
PRAKTIKUM V
PISCES
OLEH :
NAMA : INDIRA SALSABILA
NIM : F1D120059
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING : LA ODE MUH. ZAIDDIN RIA
DAFTAR PUSTAKA
Aeni, A., 2017, Bioakumulasi Logam Berat Merkuri (Hg) pada Ikan Ekor Kuning
(Cesio cuning) di Perairan Pulau Lae-Lae Makassar, Skripsi Fakultas
Sains dan Teknologi, Makassar.
Baweleng, S., Manginsela, F. B. dan Sangari, J. R. R., Studi Otolith Ikan Layang,
Decapterus Akaadsi Abe 1958 Dari Perairan Teluk Amurang, Jurnal
Ilmiah Platax, 6(2): 66-67
Campbell, N. A., Recce, J. B. dan Michel, L. G., 2012, Biologi, Erlangga, Jakarta.
Fauziah, P., Purnama, A. A., Yolanda, R. dan Karno R., 2016, Keanekaragaman
Ikan (Pisces) di Danau Sipogas Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau,
Jurnal Biologi Udayana, 21(1): 17
Ferdyan, R., Razak, A., Sumarmin, R. dan Zulyusri, 2020, Analisis Relevansi
Materi Superkelas Pisces dalam Aspek Penerapan Ilmu Taksonomi
Hewan di Sekolah, Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 6(4): 442-443
Lestari, A. T. dan Putu, S. E., 2014, Studi kimia Darah Organ Kerapu Macan
(Epinephelus fuscogottatus) yang di infeksi Virus Isolat Lapang
Penyebab Viral Nervous Necrosis, Jurnal Sains Veteriiner, 32(1): 85-
89
Prihartini, A., 2006, Analisis Tampilan Biologis Ikan Layang (Decapterus sp.)
Hasil Tangkapan Seine yang di Daratkan di PPN Pekalongan, Skripsi
Universitas Diponegoro. Jawa Timur.
Primawati, S. N., Efendi, I. dan Marnita, 2016, Identifikasi Jenis Ikan Hasil
Tangkapan Nelayan Di Pantai Jeranjang, Jurnal Pendidikan Mandala,
1(1): 73-77
Puspitasari, A. F., 2013, Identifikasi dan Prevelensi Cacing Ektoparasi pada Ikan
Kembung di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Lamongan,
Skripsi, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.
Siregar, H. R. D., 2019, Identifikasi Jenis Makanan Ikan Mujair yang Tertangkap
di Danau Siombak Kecamatana Medan Marelan Provinsi Sumatra
Utara, Skripsi, Universitas Sumatra Utara.
OLEH :
NAMA : INDIRA SALSABILA
NIM : F1D120059
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING : LA ODE MUH. ZAIDDIN RIA
DAFTAR PUSTAKA
Andika R., Balansada, Medy Ompi dan Lumuindong, R., 2019, Identifikasi Dan
Habitat Gurita (Cephalopoda) Dari Perairan Salibabu, Kabupaten
Kepulauan Talaud, Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 7(3): 247-248
Ariani, D., Swasta, J. dan Adnyana B., 2019, Studi Tentang Keanekaragaman dan
Kemelimpahan Mollusca Bentik Serta Faktor-Faktor Ekologis yang
Mempengaruhinya di Pantai Mengening, Kabupaten Badung, Bali,
Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha, 6(3): 146-147
Bahtiar, Anadi, L., Nurgayah, W. dan Emiyarti, 2018, Dinamika Populasi Kerang
Pokea Batissa Violacea Var. Celebensis Von Martens 1897 Di Muara
Sungai Lasolo Sulawesi Tenggara, Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kelautan Tropis, 10(2): 301-311
Balansada, A.R., Medy O. dan Frans L., 2019, Identifikasi dan Habitat Gurita
(Cephalopoda) dari Perairan Salibabu, Kabupaten Kepulauan Talaud,
Jurnal Pesisirdan Laut Tropis, 7(3): 351-253
Hendrik, A.W. dan Cappenberg, 2018, Beberapa Aspek Biologi Kerang Hijau
Perna Viridis Linnaeus 1758, Jurnal Oseana, 22(1): 33-40
Mujiono, N., 2016, Gastropoda Marga Nerita Dari Pulau Lombok, Jurnal Oseana,
10(3): 1-5
Nagir, M.T., Morfometri Kerang Darah Anadara Granosa L Pada Beberapa Pasar
Rakyat Makassar, Sulawesi Selatan, Skripsi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar.
Paruntu, C.P., Farnis B. dan Sujito L.T., 2009, Gurita (Cephalopoda) dari Perairan
Sangise, Sulawesi Utara, Ekoton, 9(2): 17-19
Yaqin, K., Liestiaty F. dan Fitriyani, 2018, Efek Ukuran Cangkang Terhadap
Indeks Kondisi dan Kandungan Logam Timbek Kerang Hijau
(Pernavidiris), Jurnal Pengelolaan Perairan, 1(2): 31-34
OLEH :
NAMA : INDIRA SALSABILA
NIM : F1D120059
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING : LA ODE MUH. ZAIDDIN RIA
PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
DAFTAR PUSTAKA
Dewiyanti, G. A. D., Irawan, B., dan Moehamadi, N., 2015, Kepadatan dan
Keanekaragaman Plankton di Perairan Mangetan Kanal Kabupaten
Sidoarjo Provinsi Jawa Timur dari Daerah Hulu Daerah Tengah dan
Daerah Hilir Bulan Maret 2014, Universitas Airlangga, Surabaya.
Prima, D., Raza’i, T. S., dan Zulfikar, A., 2012, Keanekaragaman dan
Kelimpahan Zooplankton di Sungai Ekang Anculai Kecamatan
Teluk Sebong Kabupaten Bintan, Jurnal Agroknow, 2(1): 39.
OLEH :
NAMA : INDIRA SALSABILA
NIM : F1D120059
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING : LA ODE MUH. ZAIDDIN RIA
PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
DAFTAR PUSTAKA
Nagir, M.T., Morfometri Kerang Darah Anadara Granosa L Pada Beberapa Pasar
Rakyat Makassar, Sulawesi Selatan, Skripsi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar.
Purwanto., Surbakti, S dan Tanjung, R.H.R., 2013, Studi Kualitas Perairan Danau
Sentani Menggunakan Bioindikator Makrobentos, Jurnal Biologi Papua.
5(2): 53-54
Rani, T., Dewi, E. dan Indra, B.V., 2015, Identifikasi Echinodermata di Selatan
Pulau Tikus, Gugusan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. ProsSemnas
Masy Biodiv Indon, 1(3): 455
Winarno, K., Astirin, P.O dan Setyawan D.A., 2010, Pemantauan Kualitas
Perairan Rawa Jabung Berdasarkan Keanekaragamn dan Kekayaan
Komunitas Bentos, Jurnal Biologi Smart. 2(1): 40-41
Zahida, F., 2012, Dinamika Populasi Rhinoclavis Sinensis Gmelin 1791
(Gastropoda: Cerithiidae) Di Pantai Krakal, Yogyakarta, Skripsi, Program
Pascasarjana Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
Yogyakarta.
OLEH :
NAMA : INDIRA SALSABILA
NIM : F1D120059
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING : LA ODE MUH. ZAIDDIN RIA
PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
DAFTAR PUSTAKA
Adim, M. F., Hasyimuddin dan Kaseng, E., 2016, Identifikasi Jenis dan Kerapatan
Padang Lamun di Pulau Samatellu Pedda Kecamatan Liukang Tupabbiring
Kabupaten Pangkep, Prosiding Seminar Nasional from Basic Science to
Comprehensive Education, 1(1): 180-187
Graha, Y. I., 2015, Simpanan Karbon Padang Lamun di Kawasan Pantai Sanur,
Kota Denpasar, Thesis, Jurusan Ilmu Lingkungan, Universitas Udaya.
Juraj, Nugraha, A.H. dan Kawaroe, M., 2016, padang lamun, IPB press, Jakarta.
Kamauddin, S.Z., Rondonuwu, S.B dan Maabuat, V.P., 2016, keragaman lamun
(seagras) di pesisir desa lihunu pulau Bangka kecamatan likupan
kabupaten minahasa utara, Sulawesi utara, jurnal mipa unsrat online, 5(1):
21
Lwin, M. L., Htay, Y., New, N. N., Thin, P., Wai, T. L., Jones, S. M. dan Htun, U.
S., 2019, Sea grass surveys in the Eastern part of Lampi Island in
Myanmar, Journal of Aquaculture & Marine Biology, 8(2): 47-53.
Tuwo, A., 2011, Pengelolaan Ekowisata pesisir dan Laut, Brilian Internasional,
Sidoarjo.
Wakano, d., 2014, invetarisasi jenis-jenis lamun (seagrass) di perairan pantai desa
waai dan desa liang, Prosiding Seminar Nasional, Universitas patimura.
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI LAUT
PRAKTIKUM X
KARAKTERISTIK ORGANISME PANTAI BERPASIR DAN BERBATU
OLEH :
NAMA : INDIRA SALSABILA
NIM : F1D120059
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING : LA ODE MUH. ZAIDDIN RIA
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi, B dan Octavia, D., 2008, Penerapan Teknik Konservasi Tanah Di Pantai
Berpasir untuk Agrowisata ( Applying Of Applying Of Soil
Conservation Technique At Sandy Coastal Areas For The Agro-
Recreation), Jurnal Hutan, 5(2) : 113-121
Nagir, M.T., Morfometri Kerang Darah Anadara Granosa L Pada Beberapa Pasar
Rakyat Makassar, Sulawesi Selatan, Skripsi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar.
Rani, T., Dewi, E. dan Indra, B.V., 2015, Identifikasi Echinodermata di Selatan
Pulau Tikus, Gugusan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta.
ProsSemnas Masy Biodiv Indon, 1(3): 455
OLEH :
NAMA : INDIRA SALSABILA
NIM : F1D120059
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING : LA ODE MUH. ZAIDDIN RIA
PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
DAFTAR PUSTAKA
Noaji, G dan hidarat, M. F., 2016., Peranan Ekosistem Mangrove di Pesisir Kota
Bengkulu dalam Mitigasi Pemanasan Global Melalui Penyimpanan
Karbon, Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23(3): 327-328
OLEH :
NAMA : INDIRA SALSABILA
NIM : F1D120059
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING : LA ODE MUH. ZAIDDIN RIA
PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, P.W., Susila, P.N. dan Kusuma, I.W.W., 2016, Data Mining untuk
Pemilihan Snorkeling dengan Metode Fuzzy C-Means Clustering, Jurnal
Sacies, 7(1): 37