Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN TEKNOLOGI

TRANSFER EMBRIO (TE)


SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK
MENINGKATKAN POPULASI SAPI
LATAR BELAKANG

Permasalahan peternakan adalah masih rendahnya


produktifitas dan mutu genetik ternak

Kebutuhan manusia akan protein hewani


khususnya daging dan susu semakin tinggi

Dibutuhkan suatu teknologi modern guna memenuhi


kebutuhan hidup manusia yaitu transfer embrio
PENGERTIAN TRANSFER EMBRIO

•Aplikasi bioteknologi reproduksi


ternak melalui teknik Multiple ovulation
Embrio transfer (MOET) serta rekayasa
genetic untuk meningkatkan mutu genetik
dalam waktu yang lebih singkat
dan jumlah yang lebih banyak
•Pedet (anak sapi) hasil transfer embrio
langsung adalah murni turunan betina donor
dan pejantan unggul (Pedigree)
1. PRODUKSI EMBRIO
2. PENGADAAN SAPI DONOR
DAN SAPI RESIPIEN
3. SUPER OVULASI
PERSIAPAN 4. PENYERENTAKAN BERAHI
TRANSFER 5. INSEMINASI BUATAN
EMBRIO 6. KOLEKSI DAN
TRANSFER EMBRIO
7. TRANSFER EMBRIO
8. PENYEBARAN HASIL
9. PEMERIKSAAN
KEBUNTINGAN
PRODUKSI EMBRIO

PRODUKSI EMBRIO
DAPAT DILAKUKAN
SECARA
INVITRO DAN INVIVO
PRODUKSI EMBRIO
TERGANTUNG PADA
KETERSEDIAAN SARANA
DAN PRASARANA SDM
PENGADAAN SAPI DONOR DAN
SAPI RESIPIEN
Seleksi dilakukan dengan tujuan agar hewan yang dijadikan sebagai donor
maupun resipien merupakan hewan yang layak mendapat
perlakuan terhadap teknologi transfer embrio

KRITERIA CALON RESIPIEN


1. Umur minimal sudah beranak
atau dara yang mempunyai
KRITERIA CALON DONOR performans yang baik mempunyai
1 Memiliki genetik yang berat badan minimal 300 kg
unggul 2. Bebas penyakit menular
2. Mempunyai kemampuan terutama penyakit reproduksi.
reproduksi yang tinggi 3. Sejarah reproduksi tidak
3. Memiliki nilai pasar menunjukkan gejala infertil,
yang tinggi mempunyai siklus normal,
4. Sejarah reproduksi tanda birahi terlihat jelas,
diketahui intensitas lendir birahi normal
dan mempunyai interval
birahi antara l8 -24 hari
SUPER OVULASI

 Dalam program TE, untuk merangsang terjadinya


ovulasi ganda, maka diberikan hormon superovulasi
sehingga diperoleh ovulasi sel telur dalam jumlah besar
 Hormon yang banyak digunakan untuk rekayasa
superovulasi adalah hormon gonadotropin seperti
Pregnant Mare’s Serum Gonadotripin (PMSG) dan
Follicle Stimulating Hormone (FSH)
 Penyuntikan hormon gonadotropin akan
meningkatkan perkembangan folikel pada
ovarium (folikulogenesis) dan pematangan folikel
sehingga diperoleh ovulasi sel telur yang lebih banyak
PENYERENTAKAN BERAHI
1. Penyerentakan berahi atau sinkronisasi estrus adalah
usaha yang bertujuan untuk mensinkronkan
kondisi reproduksi ternak sapi donor dan resipien
2. Sinkronisasi estrus umumnya menggunakan
hormon prostaglandin F2a (PGF2a ) atau kombinasi
hormon progesteron dengan PGF2a
Prosedur yang digunakan adalah :
1. Ternak yang diketahui mempunyai corpus luteum (CL),
dilakukan penyuntikan PGF2a satu kali.
Berahi biasanya timbul 48 sampai
96 jam setelah penyuntikan
2. Apabila tanpa memperhatikan ada tidaknya CL,
penyuntikan PGF2a dilakukan dua kali
selang waktu 11-12 hari
INSEMINASI BUATAN

• IB yang baik dilaksanakan 6 sampai


24 jam setelah timbulnya berahi
• Berahi pada sapi ditandai
oleh alat kelamin luar (vagina)
berwarna merah, bengkak dan
keluarnya lendir jernih serta tingkah
laku sapi yang menaiki sapi lain atau
diam apabila dinaiki sapi lain
• Pada program TE, IB dilakukan
dengan dosis ganda
dimana satu straw
semen beku biasanya
mengandung 30 juta
spermatozoa unggul
KOLEKSI DAN TRANSFER EMBRIO
•Koleksi embrio pada sapi donor
dilakukan pada hari ke 7
sampai 8 setelah berahi
•Koleksi embrio dilakukan
dengan menggunakan
foley kateter dua jalur 16-20G KLASIFIKASI EMBRIO
steril (tergantung ukuran serviks) 1. Kualitas embrio A
•Pembilasan dilakukan dengan 2. Kualitas embrio B
memasukkan medium flushing 3. Kualitas Embrio C
Modified Dulbecco Phosphate
4. Kualitas embrio D
Buffered Saline (M-PBS)
yang telah dihangatkan di
dalam water bath 370C
•Embrio yang didapat dari pembilasan
bisa langsung di transfer ke
dalam sapi resipien
atau dibekukan untuk disimpan
dan di transfer pada waktu lain
TRANSFER EMBRIO

Sebelum kegiatan transfer embrio


dilakukan terlebih dahulu diadakan thawing.
Berikut adalah langkah-langkah thawing :
• Persiapkan penangas air
pada suhu 37-38 derajat Celsius.
ADA 2 METODE • Mengambil straw dari tangki,
YANG DIGUNAKAN biarkan dalam suhu kamar selama 5 detik
YAITU • Masukkan straw kedalam penangas air
METODE PEMBEDAHAN dan biarkan selam 1 menit
DAN METODE • Campurkan kolom gliserol dan
sukrosa dan tempatkan kembali straw
TANPA PEMBEDAHAN secara vertical ke dalam penangas air
selama 10 menit.
• Keluarkan straw dari penangas
air dan keringkan dengan kertas tissue
dan embrio siap di transfer
PROSES TRANSFER EMBRIO

1. Siapkan resipien dikandang jepit.


2. Bersihkan rectum dari kotoran dengan cara palpasi
sambil melaksanakan pemeriksaan CL
3. Bersihkan dan di sterilkan bahagian sekitar
epidural sebelum di anastesi
guna menghilangkan kontraksi dari rektum dan uterus
4. Laksanakan anastesi lokal diantara tulang sacrum dengan
tulang coccygeal atau tulang coccygeal t sebanyak 2,5 ml.
5. Bersihkan vulva dengan air hangat dan keringkan
dengan tissue dan kapas alkohol untuk desinfeksi.
6. Ambil straw embrio beku dari kontainer, biarkan
selama 6 detik (thawing diudara), kemudian masukkan
dalam air bersuhu 30 C selama 30 detik.
7. Siapkan gunting straw, transfer gun dan plastik sheet.
Straw embrio dilap dengan tisue,
potong bagian ujung seal laboratorium, pasang pada gun,
dan pasang Jacket pelindung, dan Glove.
PENYEBARAN HASIL

•Penyebaran dapat dilakukan berdasarkan


kondisi dan perlakuan yang diperoleh oleh embrio.
•Embrio yang masih segar dapat
ditransfer langsung ke sapi resipien.
Namun tidak semua sapi resipien
dapat ditranfer embrio dalam waktu bersamaan
sehingga sebagian embrio segar yang belum
ditransfer itu dibekukan dan disimpan dalam container
•Penyebaran hasil juga dapat
dilakukan melalui kerjasama antar balai-balai
peternakan dimana hasil
dapat berupa embrio atau pun pedet
PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN

Pemeriksaan kebuntingan dilakukan


setelah 2-3 bulan
pelaksanaan transfer embrio,
sapi resipien diperiksa untuk
mengetahui terjadi
kebuntingan atau tidak yang
dilakukan secara palpasi rectal
MANFAAT
TRANSFER EMBRIO

Meningkatkan mutu genetik ternak


dalam waktu relatif pendek (mempertinggi kapasitas produksi
sapi betina induk atau dara dan pejantan (bull)

Meningkatkan penyediaan sumber bibit unggul

Memanfaatkan sapi lokal yang kurang unggul


untuk menghasilkan keturunan yang unggul

Meningkatkan pendapatan masyarakat


KENDALA YANG DIHADAPI
TRANSFER EMBRIO

Sapi resipien dalam jumlah sedikit

Teknologi transfer embrio belum menyebar


secara menyeluruh di Indonesia

Sumber Daya Manusia yang belum


disiplin dan profesionalisme kerja masih rendah

Anda mungkin juga menyukai