Anda di halaman 1dari 49

KEPERAWATAN ANAK

LAPORAN PENDAHULUAN
ANAK USIA PRASEKOLAH DENGAN ACUTE MYELOID LEUKIMIA
(AML)

Pungky Destyana Sari 20214663060

S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan untuk
saya dalam penulisan tugas Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak dengan
AML. Tanpa pertolongan-Nya tentu saya tidak akan dapat membuat makalah ini.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas Profesi Keperawatan
Anak 1 dan menambah wawasan bagi mahasiswa S1 Keperawatan dan penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen pembimbing yaitu Ibu
Ade Susanty yang telah membimbing saya dalam penulisan makalah ini. Selain
itu, juga kami berterima kasih telah diberikannya tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan penulis.

Surabaya, 20 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................
BAB 1 Pendahuluan.................................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Tujuan..............................................................................................................
BAB 2 Konsep Tumbuh Kembang Anak Usia Pra Sekolah................................
2.1 Pertumbuhan Anak Usia Prasekolah...............................................................
2.2 Perkembangan Anak Usia Prasekolah.............................................................
2.3 Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan........................................................
2.4 Pemenuhan Kebutuhan Tumbuh Kembang Usia Pra Sekolah........................
BAB 3 Laporan Pendahuluan.................................................................................
3.1 Definisi............................................................................................................
3.2 Etiologi............................................................................................................
3.3 Patofisiologi.....................................................................................................
3.4. Manifestasi Klinis penyakit............................................................................
3.5 Pemeriksaan Penunjang...................................................................................
3.6 Komplikasi......................................................................................................
3.7 Penatalaksanaan...............................................................................................
3.8 Pengkajian Teori..............................................................................
3.9 WOC..............................................................................................
3.10 Diagnosa Keperawatan..................................................................................
3.11 Intervensi Keperawatan.................................................................................
BAB 4 Penutup.........................................................................................................
4.1 Kesimpulan......................................................................................................
4.2 Saran................................................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Leukimia merupakan kelompok kelainan yang ditandai dengan akumulasi
leukosit ganas di sumsum tulang dan darah tepi. Sel abnormal tersebut
menyebabkan gejala: (1) kegagalan sumsum tulang (mis. Anemia, neutropenia,
trombositopenia); dan (2) infiltrasi terhadap organ-organ (mis. Hati, limpa,
kelenjar limfe, meningen, otak, kulit atau testis).
Leukimia akut yaitu terdapat sel blast lebih dari 20% di darah tepi atau
sumsum tulang pada pemeriksaan klinis. Namu, dapat didiagnosis dengan sl blas
kurang dari 20% jika terdapat sitogenetik spesifik berkaitan dengan leukimia atau
kelainan genetik molekular.
Leukimia akut biasanya merupakan penyakit agresif, yang perubahan
keganasan muncul pada sel puncak hemopoietik atau pada progenitor awal.
Kelainan genetik dipercaya terlibat dalam beberapa kunci perubahan biokimia
yang menyebabkan (1) peningkatan kecepatan proliferasi, (2) penurunan aptosis
dan (3) hambatan dalam diferensiasi sel. Keadaan tersebut secara bersama
menyebabkan akumulasi sel hematopoietik awal di sumsum tulang yang dikenal
sebagai sel blas. Gambaran utama pada leukimia akut lebih mudah diobati
daripada leukimia kronis.
Acute myelogenous leukimia (AML) adalah kelainan ganas dari sumsum
tulang yang disebabkan oleh transformasi klonal dari sel induk hematopoietik
multipoten melalui akuisisi beberapa mutasi dan penataan ulang kromosom. Kira-
kira 35 persen dari semua kanker anak-anak adalah leukemia akut, yang 15
sampai 20 persennya adalah AML dan sebagian besar adalah leukemia
limfoblastik akut (ALL).

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan AML
BAB II
KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRA SEKOLAH

2.1 Pertumbuhan Anak Usia Prasekolah


a. Pengertian
Pertumbuhan merupakan perubahan yang bersifat kuantitatif (dapat
diukur) perubahan ukuran tubuh dan bagiannya seperti peningkatan jumlah
sel, jaringan, struktur, dan sistem. Sebagai contoh pertumbuhan fisik
seseorang dengan bertambahnya tinggi badan, berat badan, kepadatan
tulang, dan struktur gigi dan polanya dapat diprediksikan. Tahap
pertumbuhan yang paling cepat terjadi pada usia prenatal, bayi dan usia
remaja (DeLaune & Ladner, 2011).
Pertumbuhan mengacu pada perubahan ukuran dan fungsi seluruh
tubuh atau bagian tubuh. Ini adalah perubahan kuantitatif yang dapat
diukur dengan menilai perubahan pada berat, panjang, tinggi, dan keluaran
fungsional (Bowden & Greenberg, 2010). Pertumbuhan normal adalah
perkembangan dari perubahan tinggi, berat, dan lingkar kepala yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan untuk populasi tertentu.
Perawat meningkatkan kesehatan kliennya pada orang sejak masa
lahir hingga kematian. Semua orang, berapapun usianya, memiliki
kebutuhan perawatan kesehatan yang unik baik pada aspek tingkat
perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial budaya spiritual, dan
lingkungan. Perawat dalam merencanakan dan memberikan perawatan
yang holistik, perlu memahami karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan yang khas, tugas, dan kebutuhan klien dari segala usia.
Tujuan dari perawatan anak adalah untuk memaksimalkan potensi setiap
anak. Kita perlu memahami tahap pertumbuhan, perkembangan, dan
perilaku normal untuk memantau perkembangan anak-anak, untuk
mengidentifikasi keterlambatan atau kelainan dalam perkembangan, dan
untuk menasihati orang tua.
b. Pertumbuhan Fisik Anak Usia Pra Sekolah
Tubuh anak usia prasekolah akan tumbuh 6,5 hingga 7,8 cm per
tahun. Tinggi rata-rata anak usia 3 tahun adalah 96,2 cm, anak-anak usia 4
tahun adalah 103,7 cm dan rata-rata anak usia 5 tahun adalah 118,5 cm.
Pertambahan berat badan selama periode usia prasekolah sekitar
2,3 kg per tahun. Rata-rata berat badan anak usia 3 tahun adalah 14,5 kg
dan akan mengalami peningkatan menjadi 18,6 kg pada usia 5 tahun.
Tulang akan tumbuh sekitar 5 hingga 7,5 sentimeter per tahun. Lemak
bayi yang hilang dan pertumbuhan otot selama tahun- tahun prasekolah
menjadikan penampilan anak terlihat lebih kuat dan dewasa. Panjang
tengkorak juga bertambah sedikit, dengan rahang bawah menjadi lebih
jelas. Rahang atas melebar selama tahun prasekolah sebagai persiapan
untuk munculnya gigi permanen, biasanya mulai sekitar usia 6 Tahun.
c. Pematangan Sistem Organ Anak Usia Pra Sekolah
Sebagian besar sistem tubuh telah matang pada usia prasekolah.

No Sistem Organ Proses Pematangan


1 Pernafasan – Ukuran struktur pernapasan terus bertambah
– Jumlah alveoli terus meningkat, mencapai jumlah
orang dewasa sekitar 7 tahun.
– Pipa Eustachius relatif pendek dan lurus.
2 Jantung – Denyut jantung menurun
– Tekanan darah sedikit meningkat selama usia
prasekolah
– Suara Murmur jantung yang bukan kelainan dapat
didengar dengan auskultasi
– Pemisahan bunyi jantung kedua kadang terdengar
dengan jelas.
3 Gigi – Anak prasekolah harus memiliki 20 gigi sulung
pada usia 3 tahun
4 Usus – Usus kecil terus bertambah panjang.
– Buang Air Besar (BAB) sebanyak satu atau dua kali
sehari.
– Anak usia 4 tahun umumnya memiliki kontrol usus
yang sudah baik.
5 Uretra – Uretra atau Saluran Kencing tetap pendek pada
anak laki-laki dan perempuan, membuat mereka
lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih
dibandingkan dengan orang dewasa
6 Kandung Kemih – Anak biasanya sudah mampu mengontrol kandung
kemih, ketika berusia 4 dan 5 tahun, tetapi
terkadang kehilangan kontrol khususnya dalam
situasi stres atau menegangkan.
7 Tulang dan otot – Tulang terus bertambah panjang dan otot-otot terus
menguat dan menjadi dewasa.
8 Sistem Otot – Sistem muskuloskeletal masih belum sepenuhnya
matang, membuat anak-anak prasekolah rentan
terhadap cedera, terutama dengan aktivitas
berlebihan.

2.2 Perkembangan Anak Usia Prasekolah


1. Pengertian
Perkembangan merupakan suatu pola yang teratur terkait
perubahan struktur, pikiran, perasaan, atau perilaku yang dihasilkan dari
proses pematangan, pengalaman, dan pembelajaran.. Proses pertumbuhan
dan perkembangan manusia berasal dari efek yang saling terkait dari
faktor keturunan dan lingkungan.
Perkembangan, tingkat fungsi individu seorang anak merupakan
dampak dari proses pematangan sistem saraf dan reaksi-reaksi psikologis,
tidak semata-mata ditentukan oleh genetika (alam) atau lingkungan
(pengasuhan), melainkan oleh kombinasi keduanya. Tinggi badan adalah
fungsi dari anugerah genetik anak (biologis), kebiasaan makan
(psikologis), dan akses ke makanan bergizi (sosial). (Kliegman et al.,
2007).

2. Perkembangan Otak Anak


Pengalaman awal pada perkembangan otak (plastisitas saraf) telah
menjelaskan hubungan interaksi alam dan pengasuhan. Otak bayi terdiri
dari 100 miliar neuron saat lahir, dan masing-masing neuron atau sel saraf
berkembang rata-rata 15.000 sinapsis pada usia 3 tahun. Jumlah sinaps
tetap konstan selama dekade pertama kehidupan karena jumlah neuron
menurun. Sinapsis pada jalur yang sering digunakan dipertahankan,
sedangkan atrofi lebih jarang ditemukan. Dengan demikian, pengalaman
(nurture) memiliki efek langsung pada sifat fisik otak (alam). Anak-anak
dengan bakat dan temperamen yang berbeda (alam) juga mendapat
rangsangan yang berbeda dari lingkungan mereka (pengasuhan).
Perkembangan otak selama 5 tahun pertama lebih cepat, intensif
dan sensitif terhadap pengaruh eksternal atau lingkungan. Anak usia
prasekolah seringkali dapat membantu mengetahui apakah seorang anak
memiliki kebutuhan dan memberikan kesempatan untuk intervensi dini.
Intervensi awal membantu untuk merawat kebutuhan anak-anak di tahun-
tahun formatif mereka, yang biasanya menghasilkan hasil yang jauh lebih
baik daripada jika ditemukan dan diobati di kemudian hari.

3. Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial pada usia prasekolah adalah
Membangun Rasa Inisiatif Versus Rasa Bersalah, anak usia prasekolah
adalah siswa yang ingin tahu, mereka sangat antusias mempelajari hal-hal
baru. Tahap pengembangan hati nurani selesai selama periode prasekolah,
dan tahap ini merupakan dasar untuk tahap perkembangan moral yaitu
anak dapat memahami benar dan salah.
a. Mengenalkan pada anak mengenai apa itu BAK dan BAB
b. Memperhatikan tanda-tanda
Orangtua harus peka mengenali ketika anak
mengejan, meremas celananya, menyilangkan kaki, mundur
ke pojok, atau bersembunyi. Tandanya dia akan BAK atau
BAB.
c. Mengatur pola waktu dan jangan bosan
Ketika anak baru banyak minum dan makan,
sesekali tanyakan apakah dia mau BAK atau BAB,
mungkin dapat dengan jeda waktu antara setengah jam
sampai satu jam setelah minum, tapi untuk BAB mungkin
orangtua bisa mengatur waktunya lebih agak lama.
d. Mengajak anak untuk buang air ke toilet setiap akan tidur
e. Mengurangi frekuensi pemakaian diapers/popok
f. Jangan mudah menyerah tetapi tidak boleh memaksakan
Tugas orang tua pada tahap perkembangan ini adalah :
a. Orang tua mengetahui bahwa anak usia prasekolah belajar
mengendalikan diri melalui interaksi dengan orang lain.
b. Orang tua mulai memberikan informasi pendidikan seks
sesuai dengan tingkat pemahaman anak.
c. Orang tua harus membiasakan membacakan buku cerita
untuk anak.

4. Perkembangan Kognitif
Menurut teori Jean Piaget anak usia prasekolah berada di tahap
praoperasi. Pemikiran pra operasi mendominasi selama tahap ini dan
didasarkan pada pemahaman dunia yang mementingkan diri sendiri. Pada
fase prakonseptual pra operasi berpikir, anak tetap egosentris dan mampu
mendekati masalah hanya dari satu sudut pandang. Anak usia prasekolah
muda memahami konsep penghitungan dan mulai terlibat dalam
permainan fantasi atau khayalan. Mereka percaya bahwa pikirannya sangat
kuat, fantasi yang dialami melalui pemikiran magis memungkinkan anak-
anak prasekolah untuk membuat ruang di dunianya yang nyata. Berikut
adalah beberapa contoh untuk membantu siswa meningkatkan
keterampilan kognitif mereka.
a. Permainan Pencocokan Memori
• Identifikasi item atau beberapa item.
• Ingat barangnya.
• Cari item yang cocok.
• Identifikasi kapan kecocokan ditemukan.
• Menemukan pasangan bisa sangat
memuaskan dan membuat anak sangat
bangga dengan penemuan mereka, itulah
sebabnya mengapa banyak anak usia
prasekolah menyukai ini.
b. Teka-Teki
c. Sortifikasi Dan Klasifikasi
Melalui sortasi, anak-anak mulai memahami bahwa
hal-hal tertentu memiliki persamaan dan perbedaan. Pilih
aktivitas yang mendorong penyortiran dan
mengklasifikasikan item, seperti menyortir mainan
berdasarkan warna, jenis atau ukuran.
d. Pengurutan
Misalnya, “kemarin” bisa berarti sesuatu yang
terjadi kapan saja di masa lalu), tetapi dapat bekerja pada
keterampilan urutan mereka untuk mengembangkan rasa
waktu yang lebih baik.

5. Perkembangan Moral dan Spiritual


Anak usia prasekolah dapat memahami konsep benar dan salah dan
sedang mengembangkan hati nurani. Anak usia prasekolah mematuhi
standar-standar itu untuk mendapatkan hadiah atau menghindari hukuman.
Seiring perkembangan moral anak, ia belajar bagaimana menghadapi
perasaan marah. Terkadang cara yang dipilih anak untuk menghadapi
perasaan itu mungkin tidak pantas, seperti berkelahi dan menggigit.
Berikut adalah beberapa keputusan moral yang mungkin dihadapi
oleh anak usia prasekolah:
• Apakah saya membagikan mainan saya dengan teman walaupun
saya tidak mau?
• Apakah saya akan memukul teman yang tidak mau bermain
dengan saya?
• Haruskah saya merebut mainan kakak saya, karena saya ingin
bermain dengannya?
• Apakah saya tidak mau antri karena saya tidak ingin menunggu
giliran saya?
• Apakah saya mengambil kue ketika ayah saya tidak melihat?

6. Perkembangan Keterampilan Motorik Kasar


Keterampilan motorik kasar (fisik) adalah keterampilan yang
membutuhkan gerakan seluruh tubuh dan yang melibatkan otot- otot besar
untuk melakukan fungsi sehari-hari. Ada banyak keterampilan motorik
kasar pada periode usia pra sekolah fisik yang berkembang selama
bermain menggunakan motorik kasar seperti:
a. Mengembangkan koordinasi otot besar melalui aktivitas
yang memungkinkan untuk menarik, melempar,
menangkap, dan menendang.
b. Mengembangkan keterampilan bepergian dan keterampilan
gerak motorik untuk bermanuver di lingkungan mereka dan
dalam kelompok besar.
c. Mengembangkan keterampilan mengendalikan otot dan
menyeimbangkan melalui aktivitas seperti berjalan,
melompat- lompat, berlari, memanjat, meraih, dll.
d. Mengembangkan koordinasi mata-tangan
Tugas orang tua pada tahap perkembangan motorik kasar adalah :
a. Memberikan pujian pada anak ketika mampu melakukan
aktivitas secara mandiri
b. Mengecek lingkungan rumah untuk keselamatan sebagai
balita, karena aktivitas fisiknya lebih banyak.
c. Menyediakan lingkungan yang aman untuk bermain dan
eksplorasi.

7. Keterampilan Motorik Halus


Perkembangan motorik halus merupakan komponen penting dari
kesejahteraan anak-anak Keterampilan motorik halus diperlukan untuk
banyak aspek perawatan diri, misalnya: mengenakan sepatu, makan
sendiri, membersihkan gigi sendiri. Ada banyak aktivitas menyenangkan
yang bisa dilakukan oleh anak-anak berusia 3-5 tahun agar mereka
memiliki kemampuan motorik halus yang baik.
a. Menggunting kertas
b. Melipat kertas
c. Memutar koin
d. Menghubungkan titik-titik
e. Menjiplak
f. Meronce
g. Menempel bentuk
h. Bermain playdough atau wax “Membuat Aneka Kreasi
dengan Kertas Bekas dan Jiplakan”
i. Menggambar dan mewarnai
j. Memecahkan plastik bergelembung pembungkus barang
k. Memindahkan barang dengan jepitan jemuran
l. Memasang tali Sepatu
m. Mainan Menjahit

8. Perkembangan Sensorik
Anak usia prasekolah berisiko lebih tinggi untuk menelan benda
asing secara tidak sengaja. Ketajaman visual terus mengalami kemajuan
dan harus sama secara bilateral. Berikut ini adalah contoh permainan
sensorik menurut:
a. Merangsang kemampuan linguistik
Ajarkan mana benda yang keras, kasar, lembek, lembut
b. Membangun kemampuan kognitif
Menyuruh buah hati membangun sesuatu dari balok-balok
kayu
c. Mendorong bersosialisasi
d. Untuk kesehatan fisik
Lompat kodok, main bola, atau berjalan mengikuti
garis akan sangat seru dan melatih fisiknya.

9. Perkembangan Komunikasi dan Bahasa


Akuisisi bahasa memungkinkan anak usia prasekolah untuk
mengekspresikan pikiran dan kreativitas. Periode usia prasekolah
merupakan masa penyempurnaan keterampilan bahasa. Anak berusia 3
tahun menggunakan kalimat pendek yang hanya berisi informasi penting.
Kosakata pada anak usia 3 tahun terdiri dari sekitar 900 kata. Anak usia
prasekolah dapat memperoleh sebanyak 10 hingga 20 kata baru per hari
dan pada usia 5 tahun biasanya memiliki kosakata 2.100 kata.

10. Perkembangan Emosional dan Sosial


a. Perkembangan emosi anak usia prasekolah (3-4 TAHUN )
1) Anak mampu menggunakan kata-kata untuk
menggambarkan perasaan dasar seperti sedih, bahagia,
marah dan bersemangat
2) Anak mampu merasa menyesal dan mengerti diaharus
meminta maaf ketika dia telah melakukan kesalahan -
meskipun Anda mungkin perlu memberikan banyak
pengingat.
3) Anak merasa murah hati dan menunjukkan bahwa dia
memahami bahwa dalam hidup kita harus saling berbagi
dengan orang lain tetapi jangan berharap dia berbagi
sepanjang waktu.
b. Perkembangan emosi anak usia prasekolah (4-5 TAHUN )
1) Anak mampu menggunakan kata-kata untuk
menggambarkan perasaan yang lebih kompleks seperti
frustrasi/Kegagalan, jengkel dan malu
2) Anak mampu menyembunyikan kebenaran tentang sesuatu,
jika dia merasa bersalah, malu atau takut.
3) Anak mampu lebih baik dalam mengelola emosi yang kuat
seperti kemarahan, frustrasi dan kekecewaan, dan memiliki
lebih sedikit amarah.
c. Perkembangan emosi anak usia prasekolah (5 TAHUN )
1) Anak mampu menggunakan kata-kata untuk
menggambarkan perasaan yang kompleks seperti rasa
bersalah dan kecemburuan
2) Anak menjadi lebih sadar akan perasaannya terhadap orang
lain dan menindaklanjutinya, misalnya anak Anda mungkin
baik kepada teman dan keluarga dan ingin lebih membantu
Anda
3) Anak akan berusaha sungguh-sungguh untuk mengikuti
aturan agar terhindar dari masalah (State Government of
Victoria, 2018).
Cara membantu anak usia prasekolah mengembangkan keterampilan sosial
a. Memberikan kesempatan pada anak Anda untuk bermain dengan
anak-anak lain atau teman-teman bermain dapat membantunya
mengembangkan persahabatan.
b. Anda dapat mulai dengan berbicara pada anak Anda tentang siapa
yang bermain dengannya.
c. Anda juga dapat membantu anak Anda belajar tentang menjadi
teman yang baik sebagai bagian dari kehidupan keluarga sehari-
hari.
2.3 Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Prinsip Tumbuh Kembang
Prinsip Deskripsi/Contoh
1 Perkembangan terjadi Bayi mengangkat kepalanya sebelum duduk.
dari arah cephalocaudal
(kepala-ke-kaki), otak
dan kepala manusia
berkembang pertama
kali kemudian diikuti
tubuh, tangan dan kaki.
2 Perkembangan terjadi Bayi dapat menggerakkan lengan sebelum
secara proximodistal, memungut benda dengan tangan dan jari-
pertumbuhan berlangsung jarinya. Fungsi lebih dekat ke garis tengah
dari gerakan motorik tubuh (Proksimal) berkembang sebelum
kasar (seperti belajar fungsi lebih jauh dari garis tengah tubuh
untuk mengangkat (distal).
kepala) untuk gerakan
motorik halus (seperti
belajar untuk mengambil
mainan dengan jari).
3 Perkembangan terjadi Bayi merangkak sebelum berjalan.
secara teratur dari Seorang anak memegang krayon dengan
yang sederhana seluruh tangan sebelum dapat memahami
sampai antara ibu jari dan jari.
kompleks dan dari umum Kontrol motorik kasar dicapai sebelum
ke khusus. motorik halus koordinasi.
Pertumbuhan dan Semua manusia mengalami yang sama pola
perkembangan yang pertumbuhan dan tingkat perkembangan.
teratur dan berurutan,
serta terus menerus dan
kompleks.
4 Pola pertumbuhan dan Periode pertumbuhan yang cepat (mirip
perkembangan bersifat dengan pertumbuhan pada masa remaja)
kontinu, teratur, dan bergantian dengan periode pertumbuhan
dapat diprediksi. Namun, yang lebih lambat (pada masa dewasa
laju pertumbuhan dan tengah).
perkembangan tidak
terjadi dengan kecepatan
yang sama.
5 Semua orang mengalami Perbedaan antar individu dapat
proses perkembangan terjadi, namun proses ini berlangsung
yang sama. terus menerus

6 Setiap orang mengalami Seorang anak yang tumbuh lebih lambat


tahap-tahap pertumbuhan mungkin lebih pendek dari anak lain pada
dan pengembangan pada usia yang sama.
tingkat individu.
7 Setiap tahap Bayi untuk bertahan hidup bergantung pada
perkembangan memiliki orang lain baik secara fisik dan emosional.
karakteristik khusus. Masa remaja ditandai dengan pencarian
identitas.
8 Setiap tahap Bayi harus menguasai tugas psikologis
perkembangan memiliki Mengembangkan rasa kepercayaan,
tugas-tugas tertentu yang sebagaimana
harus dicapai atau Seorang remaja yang dapat membangun
diperoleh selama waktu Identitasnya.
tertentu tugas dari satu
tahap perkembangan Balita belajar menggunakan sendok
menjadi landasan untuk menggabungkan keterampilan motorik,
tugas-tugas di tahap koordinasi tangan-mata, kognitif pola, dan
berikutnya imitasi sosial dari menonton orang lain.

Pada setiap periode Harapan sosial ini berbentuk tugas


perkembangan terdapat perkembangan yang memungkinkan orang
harapan sosial tua dan guru mengetahui pada usia berapa
anak mampu menguasai berbagai pola
perilaku.
9 Terdapat beberapa tahap Trimester pertama kehamilan merupakan
pertumbuhan dan saat yang kritis bagi perkembangan janin,
perkembangan yang lebih pada fase kritis ini janin paling rentan
penting terhadap berbagai kecacatan (misalnya,
obat-obatan, bahan kimia, virus).
daripada yang lain.
10 Faktor keturunan genetik Anak keturunan ras asia cenderung lebih
seseorang menempatkan kecil daripada anak-anak kulit putih pada
pembatasan pada usia yang sama.
batas atas yang dapat
dicapai dalam
pertumbuhan dan
perkembangan.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Warisan genetik
Pada saat pembuahan sel telur oleh sel sperma, setiap manusia
menerima jumlah kromosom yang sama dari masing-masing orangtua.
Karakteristik yang diwarisi dari setiap orang tua dibawa gen pada 23
pasang kromosom, yang membawa informasi genetik yang menentukan
diferensiasi, pertumbuhan, dan fungsi seluler orang tersebut.
Pengaruh biologis pada perkembangan termasuk genetika,
menunjukkan bahwa hereditas menyumbang sekitar ½ dari varians dalam
IQ dan dalam sifat kepribadian lainnya, seperti keramahan dan keinginan
untuk hal-hal baru. Gen spesifik yang mendasari sifat-sifat ini sudah mulai
diidentifikasi. Efek pada pengembangan paparan teratogen pranatal,
seperti merkuri dan alkohol, dan infeksi postnatal seperti meningitis dan
cedera otak traumatis, telah dipelajari secara luas. Setiap penyakit kronis
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, baik secara
langsung atau melalui perubahan nutrisi, pengasuhan, atau interaksi teman
sebaya.
b. Pengalaman hidup
Pengalaman seseorang juga dapat memengaruhi laju pertumbuhan
dan pengembangan. Misalnya, bandingkan tingkat pertumbuhan fisik anak
yang keluarganya mampu membeli makanan, tempat tinggal, dan
perawatan kesehatan dengan anak-anak yang keluarganya mengalami
kemiskinan atau mengalami kekurangan sumber daya.
c. Status kesehatan
Anak yang mengalami kesehatan berkembang secara normal
sepanjang siklus hidupnya. Namun, apabila anak sakit atau mengalami
kecacatan dapat mengganggu pencapaian tahap perkembangan.
d. Faktor prenatal, individu, dan pengasuh
Perkembangan janin dapat dipengaruhi oleh usia ibu.
Penyalahgunaan zat, perawatan prenatal dan gizi ibu hamil yang tidak
adekuat dan penyalahgunaan obat-obatan. Faktor individu yang mungkin
timbul dalam perkembangan diubah dari lahir sampai remaja termasuk
bawaan atau gangguan genetik, kerusakan otak akibat kecelakaan atau
penyalahgunaan, visi dan gangguan pendengaran, penyakit kronis, nutrisi
yang tidak memadai, kemoterapi atau terapi radiasi, keracunan timbal,
kemiskinan, dan penyalahgunaan zat. Faktor pengasuh yang melakukan
pengabaian dan kekerasan pada anak dapat berpengaruh negatif terhadap
perkembangan yang mengabaikan dan melanggar, keterbelakangan mental
atau ketidakmampuan belajar.
e. Lingkungan
Lingkungan dalam 4 ekosistem, yaitu seperti gambar diagram di
bawah ini.
1) Ekosistem mikro. Ekosistem ini merupakan ekosistem
terkecil, tetapi berhubungan sangat erat dengan anak.
Interaksi ekologinya berjalan terutama melalui kontak kulit
dan fungsi sensoris lain.
2) Ekosistem mini. Ekosistem ini dicerminkan oleh keluarga
dan tempat tinggal yang merupakan suatu unit dalam
masyarakat.
3) Ekosistem meso. Ekosistem ini meliputi kelompok
bermain, sekolah dan sarana lainnya. Faktor sosial budaya
terutama di bidang pendidikan memegang peran penting.
4) Ekosistem makro. Ekosistem ini dicerminkan oleh keadaan
masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada di dalamnya.
(Ikatan Dokter Indonesia, 2003).
Semua tahap pembangunan. faktor lingkungan dapat mengubah
proses perkembangan anak seperti kemiskinan dan kekerasan. Pengaruh
masing-masing faktor dapat terjadi secara mandiri, tetapi saling terkait,.
Sebagai contoh bayi yang kekurangan gizi di dalam Rahim, maka akan
berakibat sel-sel otak berkembang lebih sedikit dibandingkan bayi yang
mendapatkan asupan gizi prenatal yang memadai.
f. Pengaruh kebudayaan
Berikut ini adalah contoh bagaimana sosialnya harapan
menghambat pertumbuhan dan perkembangan seseorang:
• Seorang anak yang tumbuh di rumah tangga yang miskin
secara ekonomi mungkin menerima makanan yang tidak
memadai, tempat tinggal, pengasuhan emosional, dan
stimulasi intelektual dengan gangguan yang diakibatkan
pada perkembangan fisik, psikososial, dan kognitif.
• Seorang wanita mungkin tidak diharapkan untuk
sepenuhnya menggunakan kemampuan intelektualnya
dengan demikian, dia telah mengubah perkembangan
kognitif.
• Seorang pria mungkin berkecil hati untuk menunjukkan
kelembutan dan perilaku memelihara; Keputusasaan seperti
itu menyebabkan disfungsional perkembangan psikososial.
g. Pertemanan
Anak usia prasekolah juga membutuhkan interaksi dengan teman-
teman. Mempelajari cara berteman dan berteman adalah bagian penting
dari sosial perkembangan.
h. Perangai
Pada saat anak-anak berusia 3 tahun, mereka menyadari bahwa apa
yang mereka lakukan sebenarnya penting. Akan sangat membantu bagi
orang tua untuk melihat anaknya seorang peserta aktif dalam hubungan
orangtua-anak. Temperamen anak telah menjadi indikator yang dapat
diandalkan tentang bagaimana orang tua mungkin mengharapkan anak
untuk bereaksi dalam situasi tertentu.
Keterampilan bahasa anak lebih mampu mengikuti ide-ide yang
kompleks.Anak usia 4 tahun mampu melihat manfaat dari tumbuh dewasa.
Anak usia 5 tahun yang memiliki tipe temperamen yang lebih rentan,
berbeda dengan temperamen yang percaya diri, mungkin lebih cenderung
mengalami ketakutan.
i. Ketakutan
Dengan imajinasi mereka yang jelas, anak-anak prasekolah
mengalami berbagai ketakutan. Anak-anak prasekolah mungkin takut
dengan suara keras seperti mesin Sirine (api) atau anjing yang
menggonggong. Monster imajiner dapat menakuti anak itu.
2.4 Pemenuhan Kebutuhan Tumbuh Kembang Usia Pra Sekolah
1. Kebutuhan Fisik Biomedis (ASUH)
Meliputi pangan, yaitu kebutuhan gizi, perawatan kesehatan
dasar seperti pemberian ASI, imunisasi, penimbangan teratur dan
periodik, sandang, papan, kebersihan badan & lingkungan, pengobatan,
olahraga, bermain kesegaran jasmani serta rekreasi. Upaya pemenuhan
kebutuhan fisis biomedis dapat dilakukan melalui pelayanan Kesehatan:
a. Anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur.
Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan
SDIDTK minimal 2 kali setahun.
b. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi setiap bulan
februari dan agustus.
c. Tujuan pemantauan yang teratur untuk mendeteksi secara
dini dan menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan
tumbuh kembang, mencegah penyakit serta memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak.
d. Anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar
terlindung dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi
e. Meliputi Kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian,
rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi.
f. Anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur
karena hal ini dapat merangsang hormone pertumbuhan,
nafsu makan, merangsang metabolism karbohidrat, lemak
dan protein, merangsang pertumbuhan otot dan tulang.
g. Anjurkan orang tua untuk memberikan asupan makanan
untuk memenuhi kebutuhan vitamin D, kalsium, dan fosfor.
h. Berikanlah Pujian ketika anak berusaha melakukan kegiatan
secara mandiri
i. Ajarkan orang tua untuk melakukan toilet training secara
sabar dan konsisten.
j. Anak dapat makan makanan dalam jumlah yang lebih
banyak dan beraneka ragam.

2. Kebutuhan Emosi atau Kasih Sayang (ASIH)


a. Merupakan ikatan yang erat, serasi dan selaras antara ibu dan
anaknya, untuk menjamin tumbuh kembang diperlukan pada tahun-
tahun pertama kehidupan anak untuk menjamin mantapnya tumbuh
kembang fisis, mental dan psikososial anak.
b. Memberikan rasa aman + nyaman, dilindungi, diperhatikan (minat,
keinginan, pendapat), diberi contoh (bukan dipaksa), dibantu,
didorong, dihargai, penuh kegembiraan, koreksi (bukan ancaman /
hukuman) pola asuh demokratik.

3. Pemberian Kebutuhan Stimulasi (ASAH)


Stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-
psikososial anak seperti kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika,
kepribadian, ketrampilan Bahasa, kemandirian, kreativitas, produktivitas,
dst.

4. Pemenuham Kebutuhan Nutrisi


a. Anak prasekolah membutuhkan kalori per unit berat badan terus
menerus secara perlahan sampai 90 kkal/kg. Rata-rata asupan
sekitar 1800 kalori per hari.
b. Kebutuhan cairan juga menurun sedikit sekitar 100 ml/kg sehari
tetapi bergantung pada tingkat aktivitas, kondisi cuaca, dan
keadaan kesehatan.
c. Kebutuhan protein adalah 1,2 g/kg, untuk rata-rata konsumsi harian
24 g. Diet rendah lemak direkomendasikan, namun penting agar
diet tidak boleh menyebabkan kekurangan nutrien seperti kalsium
d. Sebagian besar anak usia 3-5 tahun makan lebih dari 3 kali sehari,
mereka mempunyai perut yang kecil. Sehingga memberi makan 5
hingga 6 kali sehari lebih baik dari pada tiga kali sehari.
e. Meningkatkan asupan kalori secara bertahap, dengan makanan
ringan yang bergizi. (Anak usia prasekolah membutuhkan makanan
yang sama dengan orang dewasa, tetapi dalam jumlah yang lebih
sedikit.)
f. Hindari makanan yang mengandung tinggi lemak, gula, dan garam
(makanan cepat saji).
g. Anak-anak usia prasekolah suka mengkonsumsi satu jenis
makanan pada waktu makan, dan lebih memilih makanan yang
diberi bumbu serta hangat-hangat kuku.
h. Anak lebih menyukai makanan dalam bentuk sederhana, tidak
banyak bumbu, diberikan pada suhu ruangan, misalnya dalam
bentuk sup, telur dadar atau ceplok, semur, dan puding.
i. Berikan makanan dengan warna yang menarik, misalnya tomat dan
wortel. Makanan kering sebaiknya disertai dengan makanan yang
berkuah dan semua jenis makanan disajikan dalam ukuran
sedimikian rupa sehingga dapat dipegang anak atau potongan
sekali gigit serta dalam suasana yang menyenangkan misalnya
percakapan dengan interaksi positif). (Soekarti, Soetardjo, &
Almatsier, 2011)
j. Ketika anak mencapai usia 4 tahun, mereka mulai memasuki
periode makan yang khas pada anak yang berperilaku lebih
pemberontak dan ceroboh.
k. Pada usia 5 tahun anak menjadi lebih dapat menerima untuk
mencoba makanan baru atau bereksperimen dengan rasa yang baru
atau peralatan makan yang berbeda.
l. Saat makan bisa menjadi konflik bila orang tua terlalu berharap
anak menjalankan tata cara makan yang sempurna. Biasanya anak
usia 5 tahun siap untuk sisi “sosial” makan, tetapi anak usia 3 atau
4 tahun masih mengalami kesulitan duduk dengan tenang
sepanjang waktu makan keluarga yang lama (Wong, 2009)
m. Orang tua mempunyai peran utama dalam membentuk lingkungan
makan dalam keluarga, yang berkaitan dengan pengalaman awal
anak dalam makan (Birch et al, 2001).
n. Asupan makanan yang seimbang, sehat dan aman untuk anak usia
prasekolah. Makanan yang seimbang, sehat dan aman bagi anak
usia prasekolah merupakan komponen yang penting dalam
memberikan asupan makanan pada anak, syarat makanan yang
diberikan adalah makanan yang mudah dicerna dan tidak
merangsang (terlalu pedas atau asam).
o. Orang tua menyediakan berbagai jenis makanan pokok, protein,
sayur dan buah.
p. Berikan makanan sumber zat besi (Fe) kacang-kacangan, sayuran
hijau tua. Makanan harus berasal dari bahan segar dan bebas dari
kuman dan bahan kimia berbahaya (pengawet, pewarna, pemanis
buatan).
q. Bila anak tidak suka sayur, sementara diganti buah-buahan yang
disukai. Minum air putih bersih yang aman dan cukup jumlahnya
(100 ml/kg/hari).
r. Hindari makanan atau minuman yang manis atau selingan yang
berlebihan. Batasi konsumsi minyak dan lemak maximal 15-25 %
dari kebutuhan energi.
s. Memberikan contoh pada anak untuk mengkonsumsi berbagai jenis
makanan sehat yang anda inginkan, membuat suasana yang positif
dan menyenangkan selama waktu makan serta berikan dorongan
terhadap sikap yang sehat tentang asupan makanan (Ministry of
Health New Zealand, 2012).
t. Hindari pemberian ancaman, teriakan, pemaksaan atau hukuman
ketika memberikan asupan makanan karena semua itu membuat
anak merasa kegiatan makan bukanlah sesuatu yang
menyenangkan dan tersenyumlah ketika memberi atau mengajak
anak makan.
u. Berusaha untuk makan bersama sebagai wadah untuk menjalin
komunikasi antar anggota keluarga.

5. Pemenuhan Kebutuhan Kesehatan


a. Anak usia prasekolah memiliki masalah kesehatan yang umum di
masa balita. Penyakit menular dan infeksi saluran pernapasan,
terutama dengan peningkatan interaksi dengan anak-anak lain di
sekolah dan tempat penitipan anak.
b. Anak usia prasekolah yang rawan mengalami kecelakaan karena
peningkatan rasa ingin tahu mereka tentang lingkungan di
sekitranya.
c. Beberapa kelainan bawaan, seperti hipospadia, hernia inguinal, dan
anomali jantung membutuhkan operasi pada usia ini.
d. Karies gigi banyak terjadi pada usia prasekolah ini.
e. Komunikasi anak menjadi lebih lancar
f. Obesitas pada tahap usia prasekolah merupakan ancaman yang
signifikan bagi kesehatan anak. Kondisi ini meningkatkan risiko
penyakit diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
g. Perawat memainkan peran penting dalam mengidentifikasi anak-
anak yang berisiko mengalami obesitas. Perawat mengajarkan
keluarga tentang konsekuensi dari kondisi kesehatan anak,
memberikan informasi dan mempromosikan kesehatan pada tahap
usia prasekolah ini.
h. Anjurkan orang tua untuk memberikan asupan makanan untuk
memenuhi kebutuhan vitamin D, kalsium, dan fosfor.
i. Ajarkan orang tua untuk melakukan toilet training secara sabar dan
konsisten.
6. Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan
a. Jelaskan pentingnya mencuci tangan sebelum makan dan sesudah
Buang Air Besar (BAB). (Anak usia prasekolah mampu menjaga
kebersihan, tapi terus membutuhkan bantuan dan pengingat.)
b. Bantulah anak menyikat gigi setelah makan. (Anak usia
prasekolah mampu menjaga kebersihan, tapi terus membutuhkan
bantuan dan pengingat.)
c. Mengajarkan anak cara membersihkan sisa Buang Air Besar
(BAB).
d. Merawat dan memeriksakan gigi anak secara rutin ke dokter gigi
(Karies gigi sering dimulai pada usia ini).

7. Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi


a. Tahap toilet training sudah selesai, tetapi kemungkinan anak tetap
mengompol di tempat tidur.
b. Meminta anak untuk kencing terlebih dahulu, untuk mengosongkan
kandung kemih saat akan tidur. Beberapa anak membutuhkan
waktu lebih lama.
c. Anak-anak tidak boleh dimarahi atau dihukum karena mengompol.

8. Pemenuhan Kebutuhan Tidur dan Istirahat


Anak usia prasekolah membutuhkan sekitar 11 hingga 12 jam tidur
setiap hari, mereka jarang tidur di siang hari. Berikut ini adalah kebiasaan
rutin sebelum tidur yang perlu diajarkan orang tua pada anaknya :
a. Menetapkan waktu tidur serta waktu bangun pagi, dan
melaksanakannya secara konsisten.
b. Hindari konsumsi gula atau kopi di malam hari.
c. Hindari aktivitas yang merangsang seperti banyak
beraktivitas sebelum tidur.
d. Jangan biarkan anak menonton televisi di tempat tidur.
e. Jadikan kamar tidur anak sebagai area yang nyaman di
rumah.
f. Berikan lampu redup di kamar anak jika dia takut gelap.
g. Televisi mati pada waktu tertentu
h. Mandi
i. Permainan yang tenang atau membaca / bercerita
j. Berdoa sebelum tidur
k. Pertahankan ketenangan di kamar tidur dan di dekatnya
untuk meningkatkan kemampuan anak untuk tertidur.

9. Pemenuhan Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Ketakutan pada malam hari dan mimpi buruk merupakan sesuatu
yang normal
b. Meskipun setiap anak tumbuh dan berkembang tidak sama, tetapi
terdapat rentang yang normal.
c. Sebagian besar waktu anak digunakan untuk bermain dengan
teman-temannya.
d. Memfasilitasi anak untuk melakukan permainan yang
mendorong aktivitas fisik dan kreativitas. Memberikan batas
konsisten, adil, dan baik terhadap perilaku anak.
e. Perawat dapat menggunakan proses permainan untuk membantu
mengurangi rasa takut dan kecemasan pada anak usia prasekolah.
f. Anak prasekolah belajar tentang lingkungan disekitarnya,
mengembangkan perilaku sosial yang diharapkan dan dapat
mengurangi ketegangan.
BAB III
LAPORAN PENDAHULUAN

3.1 Definisi
Acute myelogenous leukimia (AML) adalah keganasan klon yang ditandai
dengan munculnya peningkatan jumlah sel mieloid yang belum matang di
sumsum dan darah. Meskipun peristiwa onkogenik mendasar terjadi pada tingkat
sel progenitor yang sangat awal, progeni ganas sering mampu melakukan
diferensiasi yang cukup besar. Ini telah menyebabkan skema klasifikasi yang
menekankan karakteristik morfologis sel, yang terpola setelah klasifikasi
granulosit normal.
AML merupakan jenis leukimia akut tersering pada dewasa dan angka
kejadian menjadi semakin meningkat seiring usia dengan usia rata-rata pada 65
tahun. Jenis ini hanya merupakan fraksi kecil (10-15%) dari seluruh jenis leukimia
pada anak-anak. Kelainan sitogenetik dan respons terhadap terapi awal
berpengaruh besar terhadap prognosis.

3.2 Etiologi
Kejadian AML sebanding untuk anak-anak kulit putih dan kulit hitam di
semua kelompok umur. Dalam memahami mekanisme molekuler yang mengarah
ke aml, tidak diketahui apakah mutasi dan penataan ulang kromosom terjadi
secara acak atau apakah insiden kelainan ini meningkat oleh paparan lingkungan
atau prodisposisi genetik. Distribusi dan frekuensi aml di wilayah geografis yang
berbeda dan dalam populasi yang berbeda berubah secara substansial karena
faktor genetik dan lingkungan. Paparan terhadap lingkungan, profesional, atau
iatrogenik terhadap agen-agen yang berpotensi leukemia (minyak bumi, pestisida,
obat-obatan sitotoksik) secara signifikan meningkatkan risiko terserang aml.
Asal molekuler aml tidak diketahui. Mekanisme phatophysiologic
beragam, bertindak bersama, dan berbeda dalam berbagai jenis AML. Predisposisi
genetik yang diwariskan dan mutagen lingkungan seperti radiasi, obat-obatan dan
racun lainnya semua memainkan peran dalam pengembangan AML. Penyebab
genetik ditunjukkan oleh peningkatan kejadian AML pada kembar identik, serta
hubungan AML dengan berbagai kelainan bawaan. AML yang timbul dari
gangguan hematologis yang sudah ada sebelumnya, paling sering sindrom
myelodyplastic, memiliki prognosis yang lebih rendah.
Faktor risiko yang diketahui untuk AML meliputi:
1. Paparan lingkungan
Benzena dan turunannya, etilena oksida, dan herbisida
2. kelainan genetik
a. Down sindrom
b. Anemia fanconi
c. Ataksia
d. Li-Fraumeni Syndrome (LFS)
e. Sindrom kostmann
f. Sindrom klinefelter
3. Gangguan hematologis yang sudah ada sebelumnya
a. Myelodysplastic syndrome (MDS) atau praleukimia 
b. Gangguan mieloproliferatif
c. Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria (PNH)
4. Terkait pengobatan
a. Agen alkilasi: AML biasanya muncul dari mds, setelah periode latensi 3
hingga 10 tahun dan berhubungan dengan kelainan kromosom yang
khas, terutama penghapusan yang melibatkan kromosom 5 atau 7.
b. Topoisomerase II inhibators: AML tidak memiliki myelodysplasia
sebelumnya, memiliki latensi yang lebih pendek, menunjukkan
morfologi monocytis, dan dikaitkan dengan perubahan sitogenetik khas
yang melibatkan lengan panjang kromosom 11.
c. Radioterapi sendiri atau dalam kombinasi dengan kemoterapi.
3.3 Patofisiologi
AML merupakan penyakit dengan transformasi ganas dan perluasan klon-
klon sel-sel hematopoetik yang terhambat pada tingkat diferensiasi dan tidak bisa
berkembang menjadi bentuk yang lebih matang. Sel darah berasal dari sel induk
hematopoesis pluripoten yang kemudian berdiferensiasi menjadi induk limfoid
dan induk mieloid (non limfoid) multipoten. Sel induk mieloid akan
berdiferensiasi menjadi sel eritrosit, granulosit-monosit dan megakariosit.
Kemudian maturasi terganggu, sehingga jumlah sel muda akan meningkat dan
menekan pembentukan sel darah normal dalam sumsum tulang. Sel leukemik
tersebut masuk kedalam sirkulasi darah kemudian dilepaskan ke dalam aliran
darah yang menyebabkan proliferasi sel darah putih immature. Ketika sel darah
putih immature, terjadilah infiltrasi organ tubuh dan hematopoesis terganggu.

3.4 Manifestasi Klinis


1. Bukti anemia, perdarahan, dan/atau infeksi
a) Demam
b) Keletihan
c) Pucat
d) Anoreksia
e) Petekie dan/atau perdarahan
f) Nyeri sendi dan tulang
g) Nyeri abdomen yang tidak jelas
h) BB turun
i) Pembesaran fibrosis organ-organ sistem retikuloendotelial-hati, limpa,
dan limfonodus

2. Peningkatan tekanan intrakranial karena infiltrasi meninges


a) Nyeri dan kaku kuduk
b) Sakit kepala
c) Iritabilitas
d) Letargi
e) Muntah
f) Edema papil
g) Koma

3. Gejala-gejala sistem saraf pusat yang berhubungan dengan bagian sistem


yang terkena
a) Kelemahan ekstremtas bawah
b) Kesulitan berkemih
c) Kesulitan belajar, khususnya matematika dan hafalan (efek samping
lanjut dari terapi)

3.5 Pemeriksaan Penunjang


1. Hitung darah lengkap (FBC)
Biasanya menunjukkan gambaran anemia dan trombositopenia.
Jumlah sel darah putih yang normal akan rendah atau meningkat.

2. Pemeriksaan biokimia
Dapat menunjukkan adanya disfungsi ginjal, hipokalemia, dan
peningkatan kadar bilirubin.
3. Profil koagulasi
Dapat menunjukkan waktu protrombin dan waktu tromboplastin
parsial teraktivasi (APPT) yang memanjang karena sering terjadi DIC
4. Kultur darah karena adanya risiko terjadi infeksi
5. Aspirasi tulang
Dengan mengambil sampel kecil dari tubuh pasien. Pasien dapat
terdiagnosis AML, jika 20% atau lebih sel darah di dalam sumsum tulang
belum matang
3.6 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat AML, yaitu:
1. Perdarahan
AML dapat menyebabkan tubuh rentan mengalami memar dan
perdarahan karena trombositopenia.
2. Leukostasis
Leukostasis terjadi ketika jumlah sel darah putih dalam alirab
darah >50.000/uL darah. Hal tersebut memicu terjadinya penggumpalan
sel darah putih sehingga menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan
terganggunya asupan oksigen ke sel-sel tubuh. Kondisi tersebut
menimbulkan gangguan fungsi organ terutama otal dan paru-paru.

3.7 Penatalaksanaan Medis


Penatalaksanaan diberikan baik pendukung maupun kasus.
1. Resusitasi
Pasien dengan diagnosis AML biasanya berada dalam keadaan sakit
berat dan rentan terhadap infeksi berat dan/atau perdarahan. Resusitasi
menggunakan antibiotik dosis tinggi IV untuk melawan infeksi, transfusi
trombosit atau plasma beku segar untuk mengatasi perdarahan dan transfusi
darah untuk mengatasi anemia.

2. Kemoterapi
Terapi definitif adalah dengan kemoterapi sitotoksik menggunakan
kombinasi obat multipel. Obat sitotostik bekerja dengan berbagai
mekanisme untuk menghancurkan sel leukimia.
3. Transpalasi sumsum tulang
Pilihan terapi setelah kemoterapi dosis tibggi dan radioterapi pada
pasien AML. Transpalasi bersifat autolog, yaitu sel sumsum tulang
diambil sebelum pasien menerima terapi dosis tinggi, disimpan, dan
kemudia diinfusikan kembali. Dan bersifat alogenik, yaitu sumsum tulang
berasal dari donor yang cocok dengan Human Leucocyte Antigen-nya
(HLA). Transpalasi alogenik menunjukkan bahwa sumsum yang
ditransplalasikan akan berefek antitumor yang kuat.

3.8 Pengkajian teori


1. Pengkajian
Identitas.
Nama :
Umur :
Tempat, Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Agama :
Alamat :
Biodata Orang Tua
Ayah
Nama :
Umur :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
Ibu
Nama :
Umur :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
Diagnosa Medis :
2. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang.
Pada pengkajian keperawatan dapat ditemukan (demam, keletihan
pucat, anoreksia, petekie, nyeri sendi dan tulang, nyeri abdomen yang tidak
jelas, BB turun).
b. Riwayat Kesehatan dahulu
1) Riwayat Parental
Kesehatan ibu selama hamil, kapan hari pertama haid terakhir
(HPHT), imunisasi TT, nutrisi selama ibu hamil dan kebiasaan atau
perilaku ibu sewaktu hamil yang merugikan bagi perkembangan dan
pertumbuhan janin, seperti: kebiasaan merokok, minum kopi, minum
minuman keras, mengkonsumsi narkoba dan obat obatan secara
sembarang.
2) Riwayat Intranatal
Lamanya kehamilan, jenis dan lamanya partus, jenis pertolongan
persalinan, berat badan lahir, keadaan bayi lahir awal, awal timbulnya
pernafasan, tangisan pertama dan tindakan khusus.
3) Riwayat neonatal
Skor APGAR (warna, sianosis, pucat, ikhterik), mucus yang
berlebihan paralisis, konvulsi, demam, kelainan congenital, kesulitan
menghisap, kesulitan pemberian makan atau ASI.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah keluarga klien memiliki penyakit keturunan, namun leukimia
bukan penyakit yang bisa diturunkan. Ketika ibu mengandung terkena
leukimia, biasanya janin baik-baik saja
d. Riwayat tumbuh kembang anak.
- Gangguan pertumbuhan
BB dibawah normal kerena tanda dan gejala AML, nafsu makan
berkurang sehingga tidak tercukupinya metabolism karbohidrat,
lemak dan protein, dan mengalami gangguan pada pertumbuhan
otot dan tulang.
- Gangguan kognitif:
Anak AML mendapatkan terapi definitif sehingga kemungkinan
akan membuat menurunnya kecerdasan anak, pelupa, dan sulit
berkonsentrasi.
- Gangguan psikologis:
Mengalami kecemasan, rasa takut dan tidak percaya diri
- Gangguan perkembangan motorik kasar:
Terbatasnya aktivitas bermain karena tanda dan gelaja AML,
sehingga terbatasnya pergerakan anak seperti melompat, memanjat
daan tidak tercapainya pada pengkajian Denver.
- Gangguan perkembangan motorik halus:
Seperti kesulitan tercapainya perawatan diri sendiri, meronce,
menggunting sesuatu.
- Gejala-gejala sistem saraf pusat yang berhubungan dengan bagian
sistem yang terkena seperti kelemahan ekstremitas bawah,
kesulitan berkemih, dan kesulitan belajar, khususnya matematika
dan hafalan (efek samping lanjut dari terapi).
3. Psikososial
Kaji koping keluarga dalam menghadapi masalah dan apakah anak
rewel atau merasa ketakutan, kaji perkembangan psikosoial dalam hal
anak prasekolah seharusnya sudah dapat menentukan hal yang benar dan
salah seperti memaknai kalimat serta toilet training.
4. Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien AML adalah
kelelahan, nyeri, pucat, anoreksi, perdarahan, penurunan berat badan,
letargi, hipertropi ginggiva, ulserosa perirektal.
Pemeriksaan Fisik Head to toe :
a. Tanda-tanda vital
Nadi: nadi dapat meningkat atau menurun di posisi istirahat
Respirasi: abnormal karena kekurangan suplai oksigen.
Suhu axila: diatas 37,5º Celsius, karena pada AML anak mengalami
demam.
b. Kepala
Kepala simetris, tidak ada luka/lesi, kulit kepala bersih, tidak ada
benjolan / tumor, tidak ada caput succedanium, tidak ada chepal
hematom.
c. Mata
Simetris, tidak konjungtifistis, tidak ada perdarahan subkonjungtiva,
tidak ikterus, tidak nistagamus/ tidak episnatus, conjungtiva tampak
pucat akibat dari anemia, dan ditemukan penglihatan kabur karena
adanya gangguan pada sistem neurologis.
d. Hidung
Ditemukan gerakan cuping hidung karena kurangnya oksigen,
simetris, bersih, tidak ada luka, tidak ada secret, , tidak ada pus dan
lendir.
e. Mulut
Bibir simetris, tidak macrognatia, micrognatia, tidak macroglosus,
tidak cheilochisis, anak AML sering mual dan muntal periksa apakah
ada kerusakan atau alergi yang terjadi pada mulut, membran mukosa
kering.
f. Telinga
Memiliki 2 telinga yang simetris dan matur tulang kartilago berbentuk
sempurna.
g. Leher
Tidak ada webbed neck.
h. Thorak
Bentuk dada simetris, silindris, tidak pigeon chest, tidak funnel chest,
pernafasan dispnea yang menunjukkan retraksi dada.
i. Jantung
Tidak ada mur-mur, frekuensi jantung meningkat atau menurun dalam
kondisi istirahat.
j. Abdomen
Simetris, teraba lien, teraba hepar, teraba ginjal, tidak termasa/tumor,
tidak terdapat perdarahan pada umbilicus, saat palpasi akan terasa
nyeri.
k. Genetalia
Terdapat lubang uretra, tidak ada epispandia pada penis tidak ada
hipospandia pada penis, tidak ada hernia sorotalis, dan sulit berkemih
atau tidak dapat menahan diri karena efek pengobatan.
l. Anus
Terdapat anus, dapat keluar mekonium.
m. Ektrimitas atas dan bawah
Simetris, nyeri , jumlah jari lengkap, telapak tangan maupun kaki dan
kukunya tampak pucat, cek adanya kloroma atau tidak karena
hematopoesis terganggu, mengalami kelemahan.
n. Punggung
Tidak ada penonjolan spina gifid
o. Pemeriksaan Reflek
Suching +
Rooting +
Moro +
Grip +
Plantar +
3.9 WOC

Sel-sel hematopoeik terhambat berdiferensiasi Hati Hepatomegali Risiko Gg.


BB turun 10% Defisit nutrisi
tumbuh kembang

Sel nduk mieloid Infiltrasi organ tubuh


Sakit kepala, mual, muntah,
Sistem saraf pusat Nausea
penglihatan kabur

Sel eritrosit, granulosit-monosit, megakairosit

Pucat, lelah, frekuensi jantung Intoleransi


meningkat >20% dari kondisi istirahat aktivitas
Maturasi terganggu

Eritrosit ↓ Suplai O2 ↓ Perfusi perifer tidak efektif


Sel blast dalam sumsum tulang

Dispnea, pola napas abnormal,


penggunaan otot bantu pernafasan, fase Pola napas tidak
Proliferasi sel darah putih immature efektif
ekspirasi memanjang

Hematopoesis terganggu
Kegagalan mekanisme pertahanan tubuh Risiko cedera

Mekanisme imun terganggu

Risiko infeksi Hipertermia

Gg. Integritas
Kloroma Pertumbuhan jar. Kulit abnormal Kerusakan jaringan atau
jaringan dan
lapisan kulit
kulit

Trombositopenia Risiko perdarahan


3.10 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d akral
teraba dingin, warna kulit pucat, dan turgor kulit menurun.
2. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d dispnea, pola napas
abnormal, penggunaan oto bantu pernapasan, dan fase ekspirasi memanjang.
3. Risiko perdarahan d.d gangguan koagulasi dan proses keganasan.
4. Risiko gangguan tumbuh kembang d.d ketidakadekuatan nutrisi dan efek
samping terapi
5. Nausea b.d gangguan biokimiawi d.d sakit kepala, mual, muntah, penglihatan
kabur.
6. Defisit nutrisi b.d hepatomegali d.d BB turun 10%.
7. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen d.d pucat, lelah, frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi
istirahat.
8. Gangguan integritas jaringan dan kulit b.d perubahan pigmentasi d.d
kerusakan jaringan atau lapisan kulit
9. Hipertermia b.d infeksi d.d suhu tubuh di atas normal
10. Risiko infeksi d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder.
11. Risiko cedera d.d kegagalan mekanisme pertahanan tubuh.
3.11 Intervensi Keperawatan

No Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


.
1. Perfusi perifer Setelah diberikan intervensi - Periksa sirkulasi perifer (nadi perifer, - Identifikasi
tidak efektif b.d keperawatan 1x24 jam, maka edema, warna, suhu) faktor risiko
penurunan perfusi perifer meningkat, dengan - Identifikasi faktor risiko gangguan munculnya
konsentrasi kriteria hasil: sirkulasi masalah agar
hemoglobin d.d 1. Denyut nadi perifer - Monitor panas, kemerahan, nyeri, dokumentasi
akral teraba dingin, meningkat atau bengkak pada ekstremitas yang
warna kulit pucat, 2. Warna kulit pucat menurun - Hindari pemasangan infus atau dilakukan
dan turgor kulit 3. Akral membaik pengambilan darah di area menemukan
menurun 4. Turgor kulit membaik keterbatasan perfusi masalah
- Hindari pengukuran tekanan darah keperawatan
pada ekstremitas dengan keterbatasan yang tepat dan
perfusi memudahkan
- Hindari penekanan dan pemasangan intervensi
tourniquet pada area yang cedera yang akan
- Lakukan pencegahan infeksi dilakukan
- Lakukan perawatan kaki dan kuku - Monitor
- Lakukan hidrasi digunakan
- Ajarkan orang tua untuk melakukan agar
perawatan kulit yang tepat pada anak mengetahui
seperti melembabkan kulit kering keadaan
pada bagian kaki pasien
- Ajarkan orang tua program diet pada membaik atau
anak untuk memperbaiki sirkulasi memburuk
seperti rendah lemak jenuh dan - Edukasi
minyak ikan omega 3 kepada
- Mengajarkan orang tua tanda dan orangtua
gejala darurat yang harus dilaporkan sangat
seperti rasa sakit yang tidak hilang membantu
saat istirahat, luka tidak sembuh atau pemulihan
hilangnya rasa kondisi pasien
secara optimal
2. Pola napas tidak Setelah diberikan intervensi - Monitor pola napas - Monitor
efektif b.d keperawatan 1x24 jam, maka pola (frekuensi,kedalaman, usaha napas) digunakan
hambatan upaya napas membaik, dengan kriteria - Monitor bunyi napas tambahan untuk
napas d.d dispnea, hasil: - Monitor sputum memantau
pola napas 1. Dispnea menurun - Palpasi kesimetrisan ekspansi paru keadaan
abnormal, 2. Penggunaan otot bantu - Auskultasi bunyi napas pasien dari
penggunaan oto napas menurun - Monitor saturasi oksigen sebelum dan
bantu pernapasan, 3. Pemanjangan fase ekspirasi - Monitor hasil x-ray sesudah
dan fase ekspirasi menurun - Pertahankan kepatenan jalan napas tindakan agar
memanjang 4. Frekuensi napas membaik dengan head-lit dan chin-lift diketahui
5. Kedalaman napas membaik - Posisikan semi-fowler atau fowler apakah kondisi
6. Pernapasan cuping hidung - Berikan minuman hangat membaik atau
menurun - Lakukan fisioterapi dada jika memburuk
diperlukan - Head lit dan
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum chin lift
penghisapan endotrakeal merupakan
- Berikan oksigen jika perlu pengobatan
- Atur interval pemantauan respirasi non
sesuai kondisi pasien farmakologi
- Menjelaskan kepada orangtua tujuan yang dapat
dan prosedur pemantauan serta digunakan jika
informasikan hasil pemantauan anak usia
prasekolah
mau dan tidak
rewel
- Edukasi
kepada
orangtua dapat
memdukung
pengobatan
agar lebih
optimal untuk
kesembuhan
pasien

3. Risiko perdarahan Setelah diberikan intervensi - Monitor tanda dan gejala perdarahan - Monitor digunakan
d.d gangguan keperawatan 1x24 jam, maka - Monitor nilai untuk memantau
koagulasi dan tingkat perdarahan menurun, hematokrit/hemoglobin sebelum dan keadaan pasien dari
proses keganasan dengan kriteria hasil: setelah kehilangan darah sebelum dan sesudah
1. Kelembabab membran - Monitor TTV ortistatik tindakan agar
mukosa meningkat - Monitor koagulasi diketahui apakah
2. Kelembapab kulit - Meminta orang tua agar anak bed kondisi membaik atau
meningkat rest total memburuk
3. Hemagoblin meningkat - Batasi tindakan invasif - Edukasi kepada
4. Tekanan darah membaik - Gunakan kasur pencegahan orangtua dapat
5. Suhu tubuh meningkat dekubitus memdukung
- Hindari pengukuran suhu rektal pengobatan agar lebih
- Menjelaskan pada orangtua tanda optimal untuk
dan gejala perdarahan pada anak kesembuhan pasien
- Menganjurkan orangtua untuk
mengenakan kaus kaki pada anak
saat ambulasi
- Menganjurkan orangtua untuk
meningkatkan asupan cairan pada
anak untuk menghindari konstipasi
- Menganjurkan orangtua untuk
meningkatkan asupan makanan pada
anak
- Menganjurkan orangtua untuk
segera lapor jika terjadi perdarahan

4. Risiko gangguan Setelah diberikan intervensi Promosi perkembangan anak - Monitor


tumbuh kembang keperawatan 1x24 jam, maka status - Identifikasi kebutuhan khusus anak digunakan
d.d pertumbuhan dan perkembangan dan kemampuan adaptasi anak untuk
ketidakadekuatan membaik, dengan kriteria hasil: - Fasilitasi hubungan anak dengan memantau
nutrisi dan efek 1. BB sesuai usia meningkat teman sebaya keadaan
samping terapi 2. IMT meningkat - Dukung anak berinteraksi dengan pasien dari
3. Panjang/tinggi badan sesuai anak lain sebelum dan
4. Asupan nutrisi meningkat - Dukung anak mengekspresikan sesudah
5. Ketrampilan/perilaku sesuai perasaannya secara positif tindakan agar
usia meningkat - Dukung anak dalam berfantasi diketahui
6. Kemampuan melakukan sewajarnya apakah kondisi
perawatan diri meningkat - Berikan mainan yang sesuai dengan membaik atau
7. Respon sosial meningkat usia anak memburuk
- Sediakan kesempatan dan alat-alat
untuk menggambar, melukis, dan - Edukasi
mewarnai kepada
- Ajarkan sikap kooperatif orangtua dapat
- Mendemonstrasikan kegiatan yang memdukung
meningkatkan perkembangan pada pengobatan
pengasuh agar lebih
optimal untuk
Skrining kesehatan untuk pertumbuhan kesembuhan
anak pasien
- Identifikasi target populasi skrining
kesehatan
- Sediakan akses layanan skrining
- Gunakan instrumen skrining yang
valid dan akurat
- Lakukan anamnesis riwayat
kesehatan, faktor risiko, dan
pengobatan
- Menginformasikan kepada orangtua
hasil skrining

Manajemen nutrisi
- Identifikasi penyebab BB kurang
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dsn
nutrien
- Monitor asupan makanan
- Monitor adanya mual dan muntah
- Monitor jumlah kalori yang
dikonsumsi
- Monitor BB
- Berikan perawatan mulut pada anak
sebelum pemberian makanan
- Sajikan makanan yang menarik
- Sediakan tempat yang tepat dan
sesuai (tekstur halus atau diblender)
- Memberi vitamin untuk nafsu
makan
- Menjelaskan kepada orang tua
makanan yang bergizi tinggi
- Menjelaskan kepada orang tua
peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan

5. Nausea b.d Setelah diberikan intervensi Observasi - Pengalaman,


gangguan keperawatan 1x24 jam, maka - Identifikasi pengalaman mual dampak, dan
biokimiawi d.d tingkat nausea menurun, dengan - Identifikasi dampak mual terhadap faktor mual untuk
sakit kepala, mual, kriteria hasil: kualitas hidup memudahkan
muntah, 1. Keluhan mual menurun - Identifikasi faktor penyebab mual intervensi yang
penglihatan kabur 2. Perasaan ingin muntah - Monitor mual akan diberikan
menurun - Monitor asupan nutrisi dan kalori kepada anak
3. Nafsu makan meningkat Terapeutik - Untuk memantau
- Hilangkan keadaan penyebab mual adanya perbaikan
- Memberikan makanan dalam jumlah dalam status
kecil dan menarik nutrisi
- Berikan makanan dingin, cairan - Makanan yang
bening, tidak berbau, dan tidak menarik akan
berwarna menarik anak
Edukasi untuk mencoba
- Menganjurkan orang tua untuk memakannya
memberi anak istirahat dan tidur yang - Makanan sesuai
cukup untuk
- Menganjurkan orang tua untuk mengurangi mual
membersihkan mulut anak - Istirahat yang
- Menganjurkan makanan tinggi cukup untuk
karbohidrat dan rendah lemak mengoptimalkan
Kolaborasi metabolisme
- Kolaborasi pemberian antlemetik tubuh dan
menyimpan
energi
- Makanan tinggi
karbohodrat
seperti roti
gandum, buah-
buahan, kentang,
beras merah.

6. Defisit nutrisi b.d Setelah diberikan intervensi Observasi - Identifikasi


hepatomegali d.d keperawatan 2x24 jam, maka status - Identifikasi penyebab BB kurang penyebab, status
BB turun 10% nutrisi membaik, dengan kriteria - Identifikasi status nutrisi nutrisi, alergi,
hasil: - Identifikasi alergi dan intoleransi kebutuhan kalori
1. Porsi makanan yang makanan berguna untuk
dihabiskan meningkat - Identifikasi makanan yang disukai dokumentasi
2. Kekuatan otot menelan - Identifikasi kebutuhan kalori dsn masalah,
meningkat nutrien sehingga mudah
3. IMT membaik - Monitor asupan makanan dan tepat
4. Frekuensi makan membaik - Monitor adanya mual dan muntah menentukan
- Monitor jumlah kalori yang intervensi yang
dikonsumsi akan dilakukan
- Monitor BB - Memantau
Terapeutik bertujuan untuk
- Berikan perawatan mulut pada anak mengetahui
sebelum pemberian makanan seberapa
- Sajikan makanan yang menarik perkembangan
- Sediakan tempat yang tepat dan dari intervensi
sesuai (tekstur halus atau diblender) yang dilakukan
- Memberi vitamin untuk nafsu makan - Perawatan mulut
Edukasi agar otot-otot di
- Menjelaskan kepada orang tua dalam rongga
makanan yang bergizi tinggi mulut melenas
- Menjelaskan kepada orang tua dan membuat
peningkatan asupan kalori yang tubuh rileks,
dibutuhkan sehingga
mengurangi
keinginan mual
dan muntah
- Makanan yang
menarik akan
menarik
perhatian anak
- Tempat dan suhu
memperbaikin
mood anak secara
psikologis
sehingga nyaman
dan ada
keinginan untuk
makan
- Vitamin makanan
untuk membantu
meningkatkan
nafsu makan
seperti yang
mengandung
curcuma
- Edukasi yang
tepat pada orang
tua akan
membantu
mendukung
penyembuhan
penyakit anak
agar tepat dalam
pemberian
makanan kepada
anak

7. Intoleransi Setelah diberikan intervensi Observasi - Identifikasi


aktivitas b.d keperawatan 1x24 jam, maka - Identifikasi defisit tingkat aktivitas diperlukan untuk
ketidakseimbangan toleransi aktivitas meningkat, - Identifikasi sumber daya untuk mendokumentasi
antara suplai dan dengan kriteria hasil: aktivitas yang diinginkan anak kan masalah yang
kebutuhan oksigen 1. Frekuensi nadi meningkat - Identifikasi partisipasi orang tua ditemukan,
d.d pucat, lelah, 2. Keluhan lelah menurun dalam aktivitas sehingga
frekuensi jantung 3. Kekuatan tubuh bagian atas - Monitor respon emosional, fisik, memudahkan
meningkat >20% dan bawah meningkat sosial terhadap aktivitas anak intervensi yang
dari kondisi 4. Kemudahan dalam Terapeutik akan diberikan
istirahat melakukan aktivitas sehari- - Fasilitasi aktivitas bermain yang kepada anak
hari meningkat disukai dan tetapkan tujuan aktivitas - Monitor sebelum
sesuai kemampuan anak dan sesudah
- Koordinasikan dengan orang tua intervensi untuk
pemilihan aktivitas sesuai usia anak mengetahui
- Fasilitasi aktivitas rutin yang perbedaan
dibutuhkan anak keadaan pasien
- Fasilitasi aktivitas motorik kasar anak - Aktivitas bermain
- Fasilitasi anak dan orang tua ditentukan sesuai
memantau kemajuan anaknya usia agar cocok
Edukasi dan menarik
- Jelaskan pada orang tua agar terlibat perhatian anak,
dalam terapi aktivitas sehingga anak
- Menganjurkan keluarga untuk memiliki
berpartisipasi dalam aktivitas agar keinginan
sang anak lebih senang dan bermain dan
termotivasi melakukan aktivitas terapi akan
berjalan sesuai
kemauan anak
- Orang tua yang
terlibat akan
mendukung
kebutuhan
psikologis anak
dalam melakukan
terapi aktivitas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Acute myelogenous leukimia (AML) adalah keganasan klon yang
ditandai dengan munculnya peningkatan jumlah sel mieloid yang
belum matang di sumsum dan darah
2. Faktor risiko yang diketahui untuk AML meliputi:
a. Paparan lingkungan
b. kelainan genetik
c. Gangguan hematologis yang sudah ada sebelumnya
d. Terkait pengobatan
3. Manifestasi klinis penyakit seperti Demam, keletihan, pucat,
anoreksia, petekie dan/atau perdarahan, nyeri sendi dan tulang, nyeri
abdomen yang tidak jelas, dan BB turun.

B. Saran
Mahasiswa sebaiknya lebih banyak membaca referensi tentang
penyakit AML agar lebih mudah memahami materi dan mampu
melakukan asuhan keperawatan dengan baik pada penyakit AML.
DAFTAR PUSTAKA

Kiswari, Rukman. 2014. HEMATOLOGI & TRANFUSI. Jakarta: Penerbit


Erlangga.
Hillman, Robert. 2005. Hematology In Clinical Practice. US of America: The
McGraw-Hill Companies.
Orkin, Struart.H, dan David Nathan. 2003. Hematology of Infancy and Childhood
Vol 2. Philadelphia: Elseiver, Inc.
Hoffbrand, A. V., dan Moss. 2011. Kapita Selecta Hematologi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Lynn, Cecily., dan Linda Sowden. 2004. Buku Saku Keperawatan Pediatri.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Davey. 2005. At a glance Medicine. Jakarta: Erlangga.
Zahroh, Roihatul., dan Istiroha. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Kasus
Hematologi. Surabaya: Jakad Publishing
Rohman, Arif. 2019. TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRASEKOLAH.
Padang: Andalas Univercity Press.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. 2018.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia. 2017.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. 2019.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai