Anda di halaman 1dari 1

Nama : Agung Kurnia

NIM : 1803016004

Kelas : PAI 5A

Mata Kuliah : Ushul Fiqh 1

Dosen : Ridwan, M.Ag.

HUKUM KAUSALITAS VS HUKUM ADAT

Hukum kausalitas menurut Al-Ghazali dianggap sebagai sesuatu yang tidak pasti
karena bersumber dari pengalaman empiris. Pandangan manusia atas sesuatu yang diyakini
pasti terjadi hanyalah kemestian akal semata. Padahal, hal yang diyakini bersifat pasti itu
merupakan hasil pengamatan manusia terhadap kebiasaan (al-‘adah). Karenanya, suatu
kebiasaan mungkin saja berubah pada saat dan tempat yang berbeda. Bagi, Tuhan yang Maha
kuasa, tidak ada hal yang tidak mungkin berubah. Maka, sifat-sifat khusus pada benda- benda
dan hal lainnya dapat saja berubah.

Adapun Ibn Rusyd memandang bahwa hukum kausalitas bersifat pasti. Keteraturan
alam dan sifat-sifat khusus pada benda-benda menunjukkan adanya suatu hukum yang bersifat
pasti. Sunatullah tidak mungkin berubah secara aksidental karena telah menjadi ketetapan Nya
sejak azali. Dari fakta-fakta inilah manusia dapat memahami hukum-hukum Allah sehingga ia
dapat mengelola alam ini dan mewujudkan misi Tuhan sebagai khalifah di bumi.

Contoh yang dapat diambil adalah ketika seorang sedang mendapat musibah. Hal itu
bukan karena apa yang telah dia lakukan dulu atau yang sedang dia lakukan sekarang. Semua
itu menjadi keputusan Allah S.W.T. untuk menurunkan musibah kepada siapapun yang Dia
kehendaki. Sebagai konsekuensi logis dari sikap ini maka, secara logis dapat melahirkan sikap
“pesimis‟ terhadap pengetahuan dan sain. Adanya ketidak pastian pada hukum-hukum yang
berlaku melahirkan sikap “kurang bersemangat” di dalam meneliti alam semesta.

Sedangkan, Defisini hukum adat adalah hukum yang mengatur tingkah laku manusia
dalam hubungan satu sama lain. Baik kebiasaan maupun kesusilaan dalam bermasyarakat.
Sebelumnya, peraturan adat ini menggunakan istilah Peraturan Keagamaan dalam undang-
undang. Pada masa Hindia Belanda, hukum adat yang berlaku tidak tunduk kepada KUH
Perdata dan hukum kebiasaan. Fungsinya untuk mengatur masyarakat adat agar mendapatkan
hidup yang damai.

Jika ada yang melanggar hukum adat maka dikenakan sanksi adat, seperti halnya
pemberian sanksi kepada pelanggar hukum kedaulatan di Indonesia. Sanksi adat bisa berupa
memberikan persembahan, ritual, atau membayar denda adat. Sehingga hukum adat merupakan
sesuatu peraturan atau hukum yang diberikan mengikat. Hukum adat berlaku bagi orang-orang
yang lahir sebagai bagian dari suatu adat tersebut. Sehingga antara satu adat dengan yang lain
mungkin akan memiliki peraturan atau sanksi yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai