Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TAHAP PERSIAPAN BERSAMA


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UPAYA YANG DILAKUKAN GUNA MENEGAKKAN HUKUM ALLAH

Oleh :
Kelas : 121
Kelompok : 6
Sri sulastri ningsih 120410200068
Nadya najla feranda 170610200075
Zakhwa edfi nirmala 180910200057
Rizqi adi saputra 200110200290
Rafhadian arif K 230110200152

UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hukum Allah atau bisa disebut hukum islam adalah sebuah keharusan
yang haqiqi. Sebab Hukum islam adalah sesuatu yang sudah pasti yang
diturunkan oleh Allah melalui kitab suci Alquran maupun melalui nabi besar
kita Muhammad SAW. Ajaran ataupun hukum tersebut dapat mencakup
segala kehidupan manusia maupun makhluk yang lain. Hukum islam ini
sejatinya juga untuk menjadi acuan dalam kehidupan umat islam karena
hukum ini mencakup aturan yang harus dipatuhi oleh umat islam. Hukum
islam ini masih menjadi kontroversi di negara kita mengingat negara kita
adalah negara yang multikultural dan masih menjadi perdebatan bagi
sebagian masyarakat meskipun mayoritas negara Indonesia adalah muslim.
Meskipun demikian, beberapa peraturan undang undang negara indonesia
juga sudah mengacu pada sumber hukum islam.
Arus globalisasi yang semakin deras ini tidak membuat hukum islam ikut
tergerus arus karena Hukum islam adalah sesuatu yang sudah pasti dan tidak
akan hilang. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita menerapkannya ke
dalam kehidupan sehari -hari dan tidak lagi menimbulkan perdebatan lagi.
Untuk menerapkannya, Hukum islam ini harus disepakati oleh para ulama
jika pemerintah akan menerapkannya dalam undang undang atau aturan
negara. Karena kita adalah negara demokrasi sudah tentu rakyat ikut
berpendapat. Kita sebagai umat muslim sudah seharusnya mematuhi apa yang
diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Apa sih hukum Allah ?

Hukum-hukum Allah adalah intisari dari Kitabullah atau Al-Qur'an.


Para Rasul diutus untuk menegakkan hukum-hukum Allah. Hukum Allah
tertuang di dalam Al-Qur’an dan Sunnah dan itu bersifat abadi dan lengkap,
ia menjelaskan hukum segala sesuatu. “Dan Kami telah menurunkan kitab
sebagai penjelas bagi segala sesuatu, petunjuk, rahmat dan kabar gembira
bagi orang-orang muslim.” (QS. An-Nahl : 89). “Tidaklah Kami luput di
dalam kitab (Al-Qur’an) dari sesuatu apapun” (QS. Al-An’am : 38).
Taat pada hukum Allah merupakan suatu kewajiban mutlak yang tidak
bisa ditawar-tawar oleh setiap insan ciptaan-Nya. Jika mengingkari, tidak
menolak hukum Allah, maka kesengsaraan dan kemurkaan Allah yang akan
didapatkan dalam kehidupan, serta azab yang maha berat di hari pembalasan.
Taat pada hukum Allah dengan menjalankan segala ibadah yang
diperintahkan (amar makruf) baik ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah,
juga meninggalkan segala yang dilarang (nahi munkar) ditegaskan dalam
Alquran, Hadits Nabi dan juga ijma 'ulama.

1.2.2 Siapa yang seharusnya menerapkan hukum Allah?

Menerapkan hukum Alloh merupakan kewajiban mutlak bagi setiap


muslim dan bentuk totalitas kepatuhannya kepada Allah Taala dan ittiba
kepada Rasul-Nya.Hal ini dapat terealisasi dengan adanya pelaksanaan
perintah dan larangan Allah secara utuh dalam semua aspek dan sendi
kehidupan. Adalah sikap yang salah ketika seseorang mengaku telah
menerapkan hukum-hukum Allah, namun di sisi lain ia melakukan amalan
yang jauh dari nilai-nilai Islam.
1.2.3 Dimana atau kesempatan apa aja kita memakai hukum Allah?

Sebagai umat muslim, hukum Allah sudah pasti harus diterapkan


dimanapun dan dalam kesempatan apapun.

1.2.4 Kenapa tidak memakai hukum Allah?

Negara Indonesia adalah negara yang beragam suku bangsa, ras, agama
dan golongan. Sehingga pemakaian hukum Allah di Indonesia masih menjadi
perdebatan. Apalagi pancasila yang menjunjung demokrasi sehingga banyak
masyarakat yang kontra dengan hukum Allah tersebut. Meskipun Indonesia
adalah negara mayoritas islam tetapi tidak menutupkemungkinan bahwa
muslim tersebut tidak setuju untuk diterapkannya hukum islam di Indonesia.

1.2.5 Bagaimana supaya hukum Alloh diterapkan?

Untuk penerapan hukum Allah di negara Indonesia mungkin masih


menjadi perdebatan mengingat negara Indonesia yang kaya akan
keberagaman. Akan tetapi sebagai umat muslim kita bisa menerapkan hukum
Alloh dalam setiap kegiatan kita dimanapun dan kapanpun. Sebagai umat
muslim kita harus ingat bahwa hukum Allah merupakan suatu kewajiban
mutlak. Oleh karena itu, sebagai muslim kita harus menjalankan segala yang
diperintahkan juga meninggalkan segala yang dilarang dan jika mengingkari
hukum Allah, maka kesengsaraan dan kemurkaan Allah yang akan
didapatkan dalam kehidupan, serta azab di hari pembalasan.
BAB II
PEMBAHASAN

Islam menggariskan bahasa penegakan hukum bisa berjalan dengan baik,


menuntut sumber daya manusia yang berkomitmen terhadap pelaksanaan amanat
dan keadilan. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Karena itu
untuk dapat melakukan ikhtiar penegakan hukum dan keadilan tersebut,
dibutuhkan adanya political will dan good-will para pemimpin bangsa ini secara
bersungguh-sungguh dan konsisten.

Dalam komunitas Negara bangsa, maka pihak yang paling bertanggung


jawab atas penegakan hukum dan keadilan adalah pejabat Negara dan pemerintah.
Secara harfiyah, pemerintahan yang dalam bahasa arab digunakan kata hikmah,
satu akar kata dengan al-hakim artinya hakim atau aparat yang menegakkan
hukum. Dari sini pemerintah memiliki tugas pokok untuk menegakkan hukum dan
keadilan.

Di Indonesia sendiri yang mayoritas rakyatnya beragama muslim , tidak


sedikit Pejabat Negara yang melanggar Hukum , sedangkan mereka sendiri
(Pejabat Negara) sudah mengucap sumpah jabatan di atas Al-Qur`an. menurut
saya pemerintahan kurang tegas dalam menjatuhkan hukuman

Disini saya akan mengambil contoh dari kasus korupsi yang marak terjadi
di Negara Indonesia. Hukuman dari kasus korupsi di Indonesia adalah di hukuman
kurungan (penjara). namun kebanyakan kasus korupsi di Indonesia , ketika
pelakunya sudah tertangkap pasti ada saja keringanan yang tidak setimpal pada
hukumannya bahkan kadang ada juga yang lolos dari hukuman dengan cara
menyuap.
Dalam hukum Islam , korupsi termasuk menggambil hak orang lain
(Ghasb) secara bahasa artinya mengambil sesuatu secara zalim. Sedangkan
menurut istilah fuqaha adalah mengambil dan atau menguasai hak orang lain
secara zalim dan aniaya dengan tanpa hak.Ghasb adalah haram. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil……...” (QS. An Nisaa’: 29)

Dalam Islam ada aturan kadar dalam tingkatan hukuman korupsi bagi
koruptor, Hukuman mati berlaku jika individu dengan individu salah satunya ada
yang terbunuh Maka hukumnya dengan hukuman mati/dibunuh lagi. Selain
hukuman mati, ada hukum qishas(potong tangan) ini bisa diberlakukan untuk
kasus pencurian atau korupsi.
Memang Hukumannya terlihat sadis, namun karena ini aturan Allah SWT,
maka tentunya akan membawa keberkahan jika diterapkan dan tujuannya semata
memberikan efek jera serta sebagai solusi terhadap berbagai kriminalitas yang ada
saat ini. Terwujudnya kekompakan pemerintah dan harapan rakyat dalam
keamanan dan kesejahteraan yang menjamin.
Sebagai contoh Hukum potong tangan bagi para pencuri atau korupsi
sudah diterapkan atau diberlakukan di negeri- negeri arab. Di Arab Saudi pun,
hukum potong tangan bisa berjalan dengan baik sehingga minim sekali akan
kriminalisasi dalam hal pencurian. Orang-orangnya berfinansial rata-rata cukup
baik. Ekonomi pemerintahannyapun baik jarang terjerat masalah. Arab Saudi juga
termasuk Salah satu Negara yang ekonominya cukup baik.
Saya sangat setuju jika Indonesia menggunakan Hukum Islam agar bebas
dari masalah korupsi dan pencurian , hukum islam mengenai korupsi dan
pencurian sangat cocok pada Negara Indonesia yang sangat marak kasus korupsi ,
karena hukumannya yang tegas dan otomatis jika sudah ada yang terjerat
hukuman ini , pelaku akan jera dan akan mencegah pelaku selanjutnya untuk
melakukan korupsi di karenakan hukumannya yang bersifat permanen (Potong
tangan). Namun kembali lagi , untuk menjadikan hukum Islam sebagai hukum di
negara Indonesia yang bersifat Pancasila tidaklah mudah dan pastinya butuh
banyak persetujuan dari berbagai pihak.
BAB III

PENUTUP

Al-Quran merupakan petunjuk bagi hamba Allah yang bertaqwa untuk


menjawab dan menyelesaikan seluruh persoalan yang dihadapinya, termasuk
masalah penegakan hukum. Oleh karena itu, untuk mengetahui cara yang terbaik
dalam menegakkan hukum Allah itu tidak dapat dipisahkan dengan Al-Quran.
Dengan memahami isi kandungan Al-Quran atau konsep utama yang ada di dalam
Al-Quran kita tentunya akan dibantu menemukan jawaban dan solusi terhadap
penyelesaian masalah-masalah yang kita hadapi. Masalah hukum, termasuk salah
satu bidang yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Saking pentingnya penerapan hukum Allah, sehingga Rasulullah
SAW dalam sebuah hadistnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah menyatakan:

Artinya: “Penegakan Hukum (hudud), terhadap sebuah jarimah atau kejahatan,


lebih baik daripada turunnya hujan 40 malam di bumi Allah SWT.

Dari hadist di atas, kita dapat memahami bahwa Rasulullah SAW telah
memberi sebuah pemahaman dan pelajaran kepada umatnya, yang dimana Ia
memberi tahu bahwa prioritas terhadap penegakan hukum dalam kehidupan
masyarakat itu lebih penting dan lebih utama daripada memusatkan perhatian di
bidang lainnya. Rasulullah SAW memberi informasi bahwa kebaikan dan
keberhasilan serta kehancuran sebuah masyarakat ataupun sebuah negeri, salah
satunya bergantung pada keadilan dan kemajuan pada penegakan hukum Allah.
Beberapa cara yang dapat membantu menegakkan hukum Allah, yaitu dengan
memiliki hakim yang bersifat adil dan tegas tanpa keraguan dalam pembuktian
perkara, seorang hakim tidak boleh sering mengerjakan maksiat kemudian
menghukum orang lain. Rasulullah SAW juga memperingatkan kita semua agar
adil dalam menegakkan hukum tanpa membeda-bedakan satu status sosial dengan
status sosial lainnya. Dengan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap kitab suci Al-Quran, kita dapat
ikut serta dalam membantu penegakan hukum Allah di negeri kita sendiri. Dengan
demikian, cara menegakkan hukum Allah dengan benar itu harus sesuai dengan
hukum materil artinya hukuman yang sesuai dengan petunjuk Allah dalam Al-
Quran dan al-hadist dan juga harus benar-benar sesuai dengan hukum formil atau
dengan melalui proses hukum yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

Diakses pada selasa, 6 Oktober 2020

https://www.kompasiana.com/umumaryam/hukuman-yang-pantas-bagi-para-
koruptor-perspektif-islam

Diakses pada rabu, 7 Oktober 2020

https://pengusahamuslim.com/3232-hukum-mengambil-dan-1720.html

Anda mungkin juga menyukai