Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :
Kelompok 4 TK.3C
1. Vani Putri
2. Rahayu Dwi Putri
3. Nur’aini Khairunnisa
4. Rahmat Daffa Ikhsan

DOSEN PEMBIMBING : Ns. MIKE ASMARIA,S.Kep,M.Kep

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang
telah memberikan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Keperawatan Keluarga.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pengarang buku
maupun artikel yang telah membantu kami dengan tulisannya, Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan kesempatan untuk menyusun makalah ini,
serta teman – teman yang telah memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
makalah ini.

Pariaman, 08 Desember 2020

Penulis

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
A. Latar belakang......................................................................................................
B. Rumusan masalah................................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................................
D. Manfaat..................................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Konsep Keluarga.................................................................................................
1. Pengertian Keluarga....................................................................................
2. Bentuk Keluarga...........................................................................................
3. Fungsi Keluarga.........................................................................................
4. Struktur Keluarga.......................................................................................
5. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan........................................
6. Peran Perawat Keluarga...........................................................................
7. Tahap Perkembangan Keluarga.............................................................
B. Konsep Hipertensi............................................................................................
1. Pengertian Hipertensi...............................................................................
2. Penyebab Hipertensi.................................................................................
3. Faktor-faktor Resiko Hipertensi............................................................
4. Patofisiologi.................................................................................................
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga....................................................32
1. Pengkajian....................................................................................................32
2. Diagnosa Keperawatan Keluarga..........................................................38
3. Intervensi Keperawtan Keluarga...........................................................42
4. Implementasi Keperawatan Keluarga..................................................56
5. Evaluasi Keperawatan Keluarga...........................................................56
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan
darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140
mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah
tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis.
Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh.
Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang hipertensi yang
berusia 18 tahun di seluruh dunia atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1
dari 2 orang dengan penderita hipertensi tidak tahu bahwa dia penyandang
hipertensi. Oleh karena itu sering ditemukan penderita hipertensi pada tahap
lanjut dengan komplikasi seperti serangan jantung, stroke.
Di Indonesia data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi
6,9% atau sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. Data Sample Registration Survey
tahun 2014 menunjukkan bahwa hipertensi merupakan penyebab kematian
terbesar nomor 3 di Indonesia dengan presentasi sebesar 6,7% setelah stroke
dan penyakit jantung. Pelayanan kesehatan pada penyakit hipertensi di tingkat
keluarga dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga meliputi pengkajian,
perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi
keperawatan yang bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
bisa efektif dan komprehensif. Semua pelayanan itu diterapkan pada semua
tatanan puskesmas.
2

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan
masalah utama hipertensi pada keluarga Tn. R?

1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah utama hipertensi pada Tn. R di wilayah kerja
Puskesmas.
b. Tujuan Khusus
 Menerapkan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus
asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama hipertensi
pada Tn. R di wilayah kerja Puskesmas.
 Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga dengan
masalah utama hipertensi pada Tn. R di wilayah kerja Puskesmas.
 Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama
hipertensi pada Tn. R di wilayah kerja Puskesmas.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Sedangkan menurut Friedman
keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya
dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit
layanan perlu di perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan
(perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu
atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.

2.1.2 Fungsi Keluarga


Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga.
4

2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui


keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan
iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan
menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini keluarga
dapat Membina hubungan sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya
keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan,
yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang
sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup
menyelesaikan masalah kesehatan.

2.1.3 Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga


Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi
menjadi 8 :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
5

Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga dalam
tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan
bersama, membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anak atau
KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan
dan menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis keluarga.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota
keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan
tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta
konseling KB post partum 6 minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan
kelahiran berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga
seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak
untuk mencapai pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap
remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran
dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang
anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri
dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada
dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
6

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak
waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan
hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.
h. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap
masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan, dan
mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa lalu.

2.1.4 Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :


a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan
setempat

2.2 Hipertensi
2.2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik
90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih
cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh.
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan kardiovaskular.
Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke,
dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi.

2.2.2 Jenis Hipertensi


Hipertensi dapat di diagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering
dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus.
7

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan


yaitu (WHO, 2014) :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan
pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara riwayat keluarga
penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga
para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab
hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan
faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi
alkohol, dan kelainan darah.
b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu
gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah
atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena
tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi
bukan faktor penyebab.
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa

Kategori Sistolik Diastolik


mmHg mmHg
Normal < 130 < 85
mmHg mmHg
Normal Tinggi 130-139 85-89
mmHg mmHg
Stadium 1 140-159 90-99
(HipertensiRingan) mmHg mmHg
Stadium 2 160-179 100-109
(HipertensiSedang) mmHg mmHg
Stadium 3 180-209 110-119
(HipertensiBerat) mmHg mmHg
Stadium 4 201 120
(HipertensiSangatBeratatauMaligna) mmHg mmHg
ataulebih ataulebih
8

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi


a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita
diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika
berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita ketika
berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada
wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah
menopause.
2) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan
berubah di usia 20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat
secara cepat. Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan
darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai
tekanan darah lebih tinggi dibandingkan di usia muda.
3) Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga
yang telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua cenderung
beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih besar
dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga
dengan hipertensi.
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan
darah. Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah,
kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam menerima informasi oleh
petugas kesehatan sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup
sehat.
b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikontrol
9

1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya
melakukan aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan
energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan
akan memperburuk kondisi.
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk
mengurangi peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan
tahanan perifer, sehingga melatih otot jantung untuk terbiasa melakukan
pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan
di dalam kandungan nikotin yang dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah.
4) Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi
peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah
tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi
Martono Kris Pranaka, 2014-2015).
5) Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat
menyebabkan darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke.
6) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam
satu cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 510 mmHg.
7) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan
meningkatkan frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler,
efek samping ini akan meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau
stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg. Jika individu meras
10

cemas pada masalah yang di hadapinya maka hipertensi akan terjadi pada
dirinya. Hal ini dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang akan
mempengaruhi detak jantung semakin cepat sehingga jantung memompa
darah keseluruh tubuh akan semakin cepat.

2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi


Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek
keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas
dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan, yaitu sebagai berikut:
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh
data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber informasi
dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi
fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
11

10) Aktifitas rekreasi keluarga


b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit,
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalamanpengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga mengendalikan
dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
12

a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat
sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan
dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas
kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
6) Stres dan koping keluarga
a) Stressor jaangka pendek dan panjang
(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.
(2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi
13

permasalah
e) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan
fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian,
menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

2.3.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa
keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah :
a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan
dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota
keluarga.
b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian
penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak
memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan.
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan mengidentifikasi,
mengelola dan atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga
dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan
keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman,
bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang
dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.
f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi
hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang
akan datang.
g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota
keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi
dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.
14

Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang muncul
adalah hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur
sebagai berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada
anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
penyakit hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan
yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna
perawatan dan pengobatan hipertensi

2.3.3 Membuat Perencanaan


Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan
khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar
yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang
berorientasi pada kriteria dan standar. Perencanaan yang dapat dilakukan pada
asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi ini adalah sebagai berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada
keluarga.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan mengerti
tentang penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga kali
kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala
penyakit hipertensi serta pencegahan dan pengobatan penyakit hipertensi secara
lisan.
Intervensi :
1) Jelaskan arti penyakit hipertensi
15

2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi 3) Tanyakan


kembali apa yang telah didiskusikan.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
penyakit hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih
lanjut dari penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga
dengan hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah. Kriteria : Keluarga dapat
menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil tindakan yang tepat dalam
merawat anggota keluarga yang sakit.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat
hipertensi dan dapat mengambil keputusan yang tepat.
Intervensi:
1) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota
keluarga yang menderita hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan
perawatan penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi secara tepat.
Intervensi:
1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi.
2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan olah
raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita hipertensi.
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan
yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi berhubungan.
16

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang


pengaruh lingkungan terhadap penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat
menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan
rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh
lingkungan terhadap proses penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit hipertensi.
Intervensi :
1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi
penyakit hipertensimisalnya :
a Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya benda
yang tajam.
b Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan.
c Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi terjadinya
iritasi.
2) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat
untuk mengatasi penyakit hipertensi setelah dua kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus
meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat.
Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan
untuk perawatan dan pengobatan hipertensi.
17

Pengkajian Keluarga

I. Data Umum
1. Nama keluarga ( KK ) : Tn. J
2. Alamat dan telepon :Jl. Rajawali No 10 Andalas padang
3. Komposisi keluarga :
18

No Nama Hub dg TTL/ umur Pendidikan


KK
1. Tn. J Suami/ Padang/28 November SD
KK 1958
2. Ny. M Istri Padang/21 Mei 1968 SD
3. An. F Anak Padang/6 Februari 1994 SMA
4. An. S Anak Padang/12 Desember SMA
1997
Genogram :

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Meninggal

: Menikah
19

4. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. J yaitu tipe keluarga inti yang terdiri dari ayah yag
bertugas mencari nafkah, dan ibu yang mengurusi rumah tangga dan anak.

5. Suku
Semua anggota keluarga Tn. J bersuku minang. Kebudayaan yang dianut
tidak bertentangan dengan masalah kesehatan

6. Agama
Semua anggota keluarga Tn. J beragama islam, Ny. M selalu
melaksanakan sholat 5 waktu, keluarga selalu berdoa untuk selalu
diberikan kesehatan dan di berikan kesehatn dan kesembuhan pada Ny.M

7. Status Sosial Ekonomi


Tn. J bekerja sebagai kuli bangunan dan Ny. M sebagai ibu rumah tangga
dan berjualan kue dengan penghasilan perbulan ± 2.300.000, dengan
pengeluaran ±2.200.000. Ketika Ny. M dirawat di Rumah Sakit, Ny. M
menggunakan jaminan kesehatan Jamkesmas dan sekarang di ganti denga
KIS.

8. Aktifitas Rekreasi Keluarga


Keluarga Tn. J hanya sekali setahun untuk pergi rekreasi, dan keluarga
mendapatkan sarana hiburan dari menonton TV.
20

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap keluarga saat ini yaitu tahap VI ( Keluarga melepas anak
dewasa muda ). Dimana pada tahap ini orang tua memperluas
lingkungan keluarga terhadap anak dewasa muda.

2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi


An. F pada saat ini belum mendapatkan pekerjaan dan masih menjadi
pengangguran.

3. Riwayat Keluarga Inti


a. Tn, J
Pada saat ini Tn, J hanya mengeluh sering pusing, dan sering lelah
dan letih, Tn, J tidak ada pergi ke puskesmas untuk berobat.
b. Ny. M
Ny. M sering mengalami nyeri kepala, nyeri pada leher dan terasa
pusing, dan saat diperiksa TD 180/110 mmHg.
c. An. F dan An. S
Sementara An. F dan An. S hanya mengalami demam atau batuk
biasa.

4. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Ketika Ny. M Melahirkan An. S pada tahun 1997 tekanan darah yaitu
160/100 mmHg, Ny. M diketahui menderita hipertensi sejak tajun
2012, pada tahun 2012 Ny. M operasi Mium di RSUP Dr M.Djamil
Padang.
21

III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
T.n J dan Ny. M sudah memiliki rumah sendiri pada tahun 1994,
rumah Tn. J yaitu permanen, dengan kamar 4, kamar mandi 1, dapur 1,
atap sengan dan lantai dari keramik. Rumah mempunyai ventilasi yang
cukup dan sirlukasi udara yang bagus serta pencahayaan yang baik.
Sumber air keluarga yaitu sumur, dengan kondisi bersih dan tidak
berbau. Jarak kamar mandi dengan sumur ± 2 meter.

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Penduduk sekitar rumah yaitu penduduk pribumi asli dan ada juga
sebagai pendatang, ada yang bekerja sebagai PNS, pedagang dan kuli
bangunan,

3. Mobilitas Geografi Keluarga


Mobilitas keluarga menggunakan sepeda motor. Ny. M jika ingin ke
Puskesmas di antar oleh anak dan terkadang hanya jalan kaki .Jarak
rumah kepuskesmas ±1 km. Ny.M ke puskesmas sekali sebulan untuk
mengambil obat, dan pada 3bulan terakhir Ny. M sudah tidak ke
puskesmas lagi dan hanya membeli oat di apotek saja.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interkasi dengan Masyarakat


Keluarga berkumpul pada saat sore hari dan duduk-duduk di depan
rumah, interaksi antar warga banyak dilkukan pada saat sholat bersama
di masjid dan posyandu lansia.

5. Sistem Pendukung Keluarga


Kelurga Tn. J memiliki kelurga besar, jika da masalah maka kelurga
yang lain akan saling membantu, lokasi tempat tinggal keluarga cukup
22

dekat dari tempat pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit /


Puskesmas, klien berobat menggunakan kartu KIS.

IV. Struktur Keluarga


1. Pola Komunikasi
Keluarga Tn. J selalu berkomunikasi dengan baik dan selalu
berkomunikasi dengan keluarga yang lainnya, komunikasi di lakukan
dengan cara terbuka, jika ada masalah maka keluarga akan
menyelesaikan dengan mustawarah.

2. Struktur Kekuatan Keluarga


Cenderung bersifat efektif, sifat merubah perilaku keluarga timbul
karena ada perasaan sering peduli dan bukan paksaan.

3. Struktur Peran
Tn.J sebagai KK menjalankan tugas dengan baik. Tn.J bekerja sebagai
kuli bangunan dan tidak melepaskan tanggung jawab untuk mencari
nafkah. Ny.M sebagai ibu rumah tangga memiliki akdil yang cukup
berpengaruh dalam keluarga, dan Anak-anak Tn.J

4. Nilai dan Norma Budaya


Di dalam keluarga Tn. J tidak ada nilai dan norma khusus yang
mengikat anggota keluarga, untuk masalah kesehatan keluarga juga
tidak memiliki praktik yang harus dilakukan. Sistem nilai yang dianut
dipengaruhi oleh adat dan agama.
23

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Hubungan Tn. J dengan istri beserta anaknya terjalin dengan baik,
angota keluarga saling menghormati, memperhatikan, menyayangi dan
menyemangati.

2. Fungsi Sosialisasi
Interaksi dalam keluarga terjalin dengan akrab dan disiplin, saling
mengenal dengan masyarakat lainnya.

3. Fungsi Perawatan Keluarga


a. Kemampuan Keluarga dalam Mengenal Masalah
Keluarga sudah tahu Ny. M memiliki penyakit Hipertensi sejak 5
tahun yang lalu. Keluarga tahu sejak Ny. M berobat kepuskesmas
Andalas
b. Kemampuan Keluarga Mengambil Keputusan
Masalah yang terjadi pada keluarga sudah diketahui, namun
keluarga sudah mengambil keputusan yang tepat.
c. Kemampuan Keluarga dalam Merawat Keluarga yang Sakit
Keluarga belum maksimal merawat Ny. M karena Tekanan darah
Ny. M sering tidak terkontrol, dan seringnya mengalami nyeri
kepala dan nyeri pada leher.
d. Kemampuan Keluarga Untuk Memodifikasi Lingkungan
Keluarga belum bisa memodifikasi lingungan dengan nyaman, dan
Ny. M juga sering marah pada anak-anaknya
e. Kemampuan Keluarga Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Keluarga berobat mengunjungi Rumah Sakit dan Puskesmas.
24

VI. Stres dan Koping Keluarga


1. Stressor Jangka Pendek
Stressor jangka pendek yang dialami keluarga Tn. J adalah penyakit
Hipertensi yang dialami Ny. M, dan An. F yang masih belum
mendapatkan pekerjaan.

2. Stressor Jangka Panjang


Keluarga takut penyakit Ny. M akan semakin parah dan di rawat di
rumah sakt.

3. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap masalah


Keluarga menganggap masalah kesehatan yang dialami Ny. M harus
mendapatkan penanganan segera agar tidak terjadi kondisi lebih buruk
lagi.

4. Strategi Koping yang Digunakan


Keluarga berusaha agar tidak larut dalam menghadapi masalah yang
ada sehingga bisa dipikiran secara jernih tindakan apa yang dilakukan.

5. Strategi Adaptasi Disfungsional


Keluarga Tn. J tidak pernah melakukan perilaku kasar atau kejang
terhadap istrinya dan tidak pernah melakukan ancaman dalam
menjelaskan masalah.

VII. Harapan Keluarga


Keluarga berharap agar diberikan kesembuhan kepada Ny.M
25

VIII. Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaa Tn. J Ny.M An.F An.S
n Fisik
KU Compos Compos Compos Tidak
Mentis mentis mentis dilakukan
Kooperatif kooperatif kooperatif pemeriksaa
n karena
An. S tidak
ada
dirumah
TD 100/80 180/100 120/80 Tidak
mmHg mmHg mmHg dilakukan
pemeriksaa
n karena
An. S tidak
ada
dirumah
Nadi 80x/menit 95x/menit 86x/menit Tidak
dilakukan
pemeriksaa
n karena
An. S tidak
ada
dirumah
BB 60 kg 65 kg 50 kg Tidak
dilakukan
pemeriksaa
n karena
An. S tidak
ada
dirumah
Kepala Bentuk Bentuk Bentuk Tidak
26

simetris, simetris, simetris, dilakukan


bersih, bersih, bersih, pemeriksaa
sudah ada rambut rambut n karena
uban warna hitam warna hitam An. S tidak
ada
dirumah
Mata Simetris kiri Simetris kiri Simetris kiri Tidak
dan kanan, dan kanan, dan kanan, dilakukan
kongjungtiv kongjungtiv kongjungtiv pemeriksaa
a tida a tida a tida n karena
anemis, anemis, anemis, An. S tidak
sklera tidak sklera tidak sklera tidak ada
ikterik ikterik ikterik dirumah
Hidung Simetris kiri Simetris kiri Simetris kiri Tidak
dan kanan dan kanan dan kanan dilakukan
tidak ada tidak ada tidak ada pemeriksaa
pembesaran pembesaran pembesaran n karena
konka, konka, konka, An. S tidak
hidung hidung hidung ada
tampak tampak tampak dirumah
bersih bersih bersih
Telinga Simetris kiri Simetris kiri Simetris kiri Tidak
dan kanan, dan kanan, dan kanan, dilakukan
tidak ada tidak ada tidak ada pemeriksaa
serumen, serumen, serumen, n karena
pendengara pendengara pendengara An. S tidak
n baik n baik n baik ada
dirumah
Mulut Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak
stomatitis, stomatitis, stomatitis, dilakukan
ada nya mukosa tidak ada pemeriksaa
caries bibir caries n karena
27

lembab, An. S tidak


tidak ada ada
caries dirumah
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak
pembesaran pembesaran pembesaran dilakukan
kelenjar kelenjar kelenjar pemeriksaa
getah getah getah n karena
bening bening bening An. S tidak
ada
dirumah
Paru-paru I : tidak ada I : tidak ada I : tidak ada Tidak
retraksi retraksi retraksi dilakukan
dinding dinding dinding pemeriksaa
dada. dada. dada. n karena
P : pnemilus P : pnemilus P : pnemilus An. S tidak
kiri dan kiri dan kiri dan ada
kanan kanan kanan dirumah
P : sonor P : sonor P : sonor
A : A : A :
vesikular vesikular vesikular
Jantung I : simetris, I : simetris, I : simetris, Tidak
distensi distensi distensi dilakukan
(-) (-) (-) pemeriksaa
P : iktus P : iktus P : iktus n karena
Kordis Kordis Kordis An. S tidak
teraba teraba teraba ada
P : pekak P : pekak P : pekak dirumah
A: irama A: irama A: irama
jantung jantung jantung
reguler reguler reguler
Ekstremitas ekstermitas ekstermitas Tidak ada Tidak
atas tidak atas tidak edema, CRT dilakukan
28

oedema, oedema, < 2 detik pemeriksaa


pergerakan pergerakan n karena
baik, baik, An. S tidak
ekstermitas ekstermitas ada
bawah tidak bawah tidak dirumah
oedem, oedem,
varises tidak varises tidak
ada, turgor ada, turgor
kulit baik, kulit baik,
punggung punggung
kaki terlihat kaki terlihat
sedikit sedikit
kering, kering.

Genitalia Tidak Tidak Tidak Tidak


dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaa
n karena
An. S tidak
ada
dirumah
29

Analisa Data

No Data Masalah Penyebab


1. DS : Nyeri Akut Ketidakmampuan
4. Ny. M mengatakan keluarga merawat
kepala terasa sakit, anggota yang sakit
pusing, nyeri pada leher
dan terasa berat
5. Skala nyeri 5-6
6. Ny.M mengatakan nyeri
hilang timbul
DO:
4. TD : 180/100 mmHg
5. Nadi 95x/menit
6. Ny. M tampak meringis
2. DS : Kurangnya Ketidakmapuan
4. Ny.M mengatakan masih pengetahuan keluarga dalam
sering mengosumsi garam tentang DIIT mengenal masalah
yang berlebih Hipertensi
5. Ny.M mengatakan masih
sering mengosumsi yang
bersantan, ikan asin
6. Ny.M mengatakan tidak
tahu buah apa saja yang
bagus untuk dikonsumsi
DO :
3. TD : 180/110 mmHg
4. Pada saat kunjungan
Ny.M sedang memakan
ikan asin
30

Ansietas
keluarga Tn.J
terhadap
3.DS: penyakit Tn.J Ketidakmampuan
5. Ny M mengatakan wajah keluarga dalam
sebelah kanan lemah mengenal masalah
6. Ny.M mengatakan TD
selalu 180/100 mmHg
7. Ny.M mengatakan sudah
terbiasa dengan
kondisinya
8. Ny.M mengatakan tidak
pernah ikut senam
Hipertensi/olahraga
DO :
4. BB : 75 Kg
5. TD : 180/110 mmHg

6. Ny.M tidak bisa


mengembungkan pipi dan
mengangkat alis sebelah
kanan

4 DS: penurunan
- keluarga Tn.J mengatakan tidak koping keluarga
.
Mampu mengenal masalah
penyakit Yang diderita Tn.J
DO :
– Keluarga Tn.J tampak
kebingungan
31
32

Prioritas Masalah

 DX.1 : : Nyeri Akut pada Ny.M Terhadap penyekit yang diderita b/d
ketidakmampuan keluarga dalam merawata keluarga yang sakit d.d Ny.M
tampak meringis dan keluarga Tn.J tidak mampu mengatasi nyeri tersebut

No Kriteria Bobot Perhitungan Skore Pembenaran


1. Sifat masalah : 1 3x1/3 1 Masalah nyeri akut
a. Aktual : 3 pada Ny.M
b. Resiko : 2 seringdirasakan
c. Potensial : 1
2. Kemungkinan 2 1x2/2 1 Pengetahuan
masalah dapat diubah sumber daya dan
a. Tinggi :2 fasilitas kesehatan
b. Sedang :1 tersedia dan dapat
c. Rendah : 0 dijangklau/
dimanfaatkan
3. Potensial untuk 1 2x1/3 0,6 Nyeri dapat di
dicegah cegah bila keluarga
a. Mudah : 3 mengetahui
b. Cukup :2
a. Tidak dapat :
1
4. Menonjol masalah 1 2x1/2 1 Masalah dirasakan
a. Masalah oleh Ny.M
dirasakan dan
perlu
ditangani : 2
b. Masalah
dirasakan : 1
c. Masalah tidak
dirasakan : 0
Total Skore 3,6
33

 DX.2 : Deficit pengetahuan keluarga Tn.J terhadap Ny.M tentang DIIT


hipertensi b/d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah d.d
keluarga Ny.M tidak mampu mengenal masalah yang terjadi pada Ny.M
No Kriteria Bobot Perhitungan Skore Pembenaran
1. Sifat masalah : 1 3x1/3 1 Masalah kurang
d. Aktual : 3 pengatehuan
e. Resiko : 2 tentang diit pada
f. Potensial : 1 Ny.M,
karenakeluarga
kurang
pengetahuan
2. Kemungkinan 2 2x2/2 2 Pengetahuan
masalah dapat diubah sumber daya dan
d. Tinggi :2 fasilitas kesehatan
e. Sedang :1 tersedia dan dapat
f. Rendah : 0 dijangklau/
dimanfaatkan
3. Potensial untuk 1 2x1/3 0,6 Hipertensi adalah
dicegah penyakit yang
c. Mudah : 3 dapat dicegah dan
d. Cukup :2 diobati bila
b. Tidak dapat : keluarga mengetahi
1
4. Menonjol masalah 1 2x1/2 1 Masalah dirasakan
d. Masalah oleh Ny.M
dirasakan dan
perlu
ditangani : 2
e. Masalah
dirasakan : 1
f. Masalah tidak
dirasakan : 0
34

Total Skore 4,6

 DX.3 : Ansietas keluarga Tn.J terhadap penyakit yang diderita Ny.M b.d
Ketidakmampuan keluarga Ny.M dalam mengambil keputusan d.d Keluarga
Tn.J tampak cemas pada Ny.M

No Kriteria Bobot Perhitungan Skore Pembenaran


1. Sifat masalah : 1 2x1/3 0,6 Ancaman
a. Aktual : 3 kesehatan karena
b. Resiko : 2 komplikasi
c. Potensial : 1 hipertensi
2. Kemungkinan 2 1x2/2 1 Masalah dapat
masalah dapat diubah diubah secara
a. Tinggi :2 bertahap
b. Sedang :1
c. Rendah : 0
3. Potensial untuk 1 2x1/2 1 Masalah dapat
dicegah diubah jika
a. Mudah : 3 intervensi berlanjut
b. Cukup :2
c. Tidak dapat :
1
4. Menonjol masalah 1 1x1/2 0,5 Bila tidakditangani
a. Masalah memungkinkan
dirasakan dan terjadi komplikasi
perlu yang lebih lanjut
ditangani : 2
b. Masalah
dirasakan : 1
c. Masalah tidak
dirasakan : 0
Total Skore 3,1
35

 DX.4 : Penurunan koping keluarga keluarga Tn.J terhadap penyakit Ny.M


b.d ketidakmampuan keluarga Tn.J d.d keluarga Tn.J tidak dapat
memecahkan masalah yang dihadapi Ny.M

No Kriteria Bobot Perhitungan Skore Pembenaran


1. Sifat masalah : 1 2x1/3 0,6 Ancaman
a. Aktual : 3 kesehatan karena
b. Resiko : 2 komplikasi
c. Potensial : 1 hipertensi
2. Kemungkinan 2 1x2/2 1 Masalah dapat
masalah dapat diubah diubah secara
a. Tinggi :2 bertahap
b. Sedang :1
c. Rendah : 0
3. Potensial untuk 1 2x1/2 1 Masalah dapat
dicegah diubah jika
a. Mudah : 3 intervensi berlanjut
b. Cukup :2
c. Tidak dapat :
1
4. Menonjol masalah 1 1x1/2 0,5 Bila tidakditangani
a. Masalah memungkinkan
dirasakan dan terjadi komplikasi
perlu yang lebih lanjut
ditangani : 2
b. Masalah
dirasakan : 1
c. Masalah tidak
dirasakan : 0
Total Skore 3,1
36

Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas


 DX.1 : : Nyeri Akut pada Ny.M Terhadap penyekit yang diderita b/d
ketidakmampuan keluarga dalam merawata keluarga yang sakit d.d Ny.M
tampak meringis dan keluarga Tn.J tidak mampu mengatasi nyeri tersebut
 DX.2 : Deficit pengetahuan keluarga Tn.J terhadap Ny.M tentang DIIT
hipertensi b/d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah d.d
keluarga Ny.M tidak mampu mengenal masalah yang terjadi pada Ny.M
 DX.3 : Ansietas keluarga Tn.J terhadap penyakit yang diderita Ny.M b.d
Ketidakmampuan keluarga Ny.M dalam mengambil keputusan d.d Keluarga
Tn.J tampak cemas pada Ny.M
 DX.4 : Penurunan koping keluarga keluarga Tn.J terhadap penyakit Ny.M
b.d ketidakmampuan keluarga Tn.J d.d keluarga Tn.J tidak dapat
memecahkan masalah yang dihadapi Ny.M
37
38

Diagnosa Tujuan Kriteria evaluasi


No. keperawatan Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
keluarga
1. DX.1 : Nyeri Akut Setelah Setelah Keluarga Nyeri OBSERVASI
pada Ny.M
dilakukan dilakukan mampu disebabkan
Terhadap penyekit -identifikasi
yang diderita b/d kunjungan kunjungan 1 x menyebutk karena
ketidakmampuan lokasi,karakteristik,durasi,f
sebanyak 10x 45 menit an terjadinya
keluarga dalam rekuensi,kualitas,intensitas
merawata keluarga 45 menit keluarga penyebab peningkatan
yang sakit d.d nyeri
keluarga mampu nyeri tekanan darah
Ny.M tampak
meringis dan mampu mengenal dengan Keluarga memberi -identifikasi skala nyeri
keluarga Tn.J tidak
mengatasi masalah bahasa keputusan tindakan
mampu mengatasi -identifikasi respons nyeri
nyeri tersebut rasa nyeri Hipertensi sendiri. keperawatan yang
non verbal
TINGKAT NYERI akan dilakukan
-Keluarga -monitor efek samping
-keluhan nyeri (skala 5)
mengatakan penggunaan analgetik
-Meringis(skala 5) mampu merawat
TERAPEUTIK
anggota
keluarga yang -Berikan teknik
sakit nonfarmakologis untuk
Perawatan mengurangi rasa nyeri
Hipertensi
-kontrol lingkungan yang
-Teknik relaksasi
memperberat rasa nyeri
-Kompres hangat
39

-pada kepala -fasilitasi istirahat dan tidur


bagian belakang
EDUKASI
-Menghindari
posisi secara -jelaskan
mendadak penyebab,periode,dan
-Pengobatan pemicu nyeri
secara teratur
-jelaskan strategi
- Lingkungan
meredakan nyeri
yang dapat
menunjang KOLABORASI
kesehatan :
-kolaborasi pemberian
-Lingkungan
analgetik,jika perlu
rumah yang
nyaman
-Hindari
kebisingan
-Hindari
permasalahan
yang dapat
meningkatkan
emosi
-Istirahat yang
40

Cukup

2. Setelah 1. Setelah Edukasi kesehatan


DX.2 : Deficit
dilakukan dilakukan
pengetahuan Keluarga Observasi :
keluarga Tn.J kunjungan kunjungan Hipertensi
terhadap Ny.M mampu
sebanyak 10 1 x 45 merupakan -Identifikasi kesiapan dan
tentang DIIT menyebutk
hipertensi b/d x 45 menit menit peningkatan kemampuan menerima
ketidakmampuan an
keluarga keluarga tekanan darah informasi pada keluarga
keluarga dalam defenisi
mengenal masalah mampu mampu dimana tekanan Tn.Sa
d.d keluarga Ny.M Hipertensi
mengenal mengenal darah terjadi
tidak mampu dengan Terapeutik :
mengenal masalah masalah masalah diatas normal
yang terjadi pada bahasa
kesehatan Hipertensi yaitu lebih dari -sediakan materi dan media
Ny.M sendiri.
tentang DIIT Tingkat Pengetahuan 140/90 mmHg. pendidikan kesehatan pada

Hipertensi.  Penyebab : keluarga Tn.Sa
-Pertanyaan tentang Keluarga
faktor genetik
masalah yang dihadapi mampu Edukasi :
dan pengaruh
menurun (skala 5) menyebutk
lingkungan -Ajarkan pasien dan
an
-Persepsi yang keliru seperti : stress, keluarga cara mencegah
penyebab
terhadap masalah kegemukan, infeksi
dari
menurun (skala 5) merokok,
Hipertensi
aktivitas fisik
-Menjalani pemeriksaan
yang kurang,
yang tidak tepat
dan konsumsi
41

menurun (skala 5) garam dalam


jumlah besarTanda
dan gejala :
Nyeri kepala saat
terjaga, kadang –
kadang disertai
mual dan muntah,
pemandangan
kabur, adanya
pembengkakan
3. DX.3 : Ansietas Stelah di Setelah dilakukan Hipertensi Reduksi ansietas
keluarga Tn.J
lakukan pera- pertemuan, keluarga merupakan
terhadap penyakit Observasi :
yang diderita Ny.M watan/ kun- mampu peningkatan
b.d
jungan menghindarkan dari tekanan darah - Identifikasi saat
Ketidakmampuan
keluarga Ny.M diharapkan resiko cidera, dengan dimana tekanan tingkat ansietas
dalam mengambil
keluarga mam mampu: darah terjadi berubah
keputusan d.d
Keluarga Tn.J pu mengatasi Tingkat ansietas : Respon diatas normal - Identifikasi
tampak cemas pada verbal
kecemasan yaitu lebih dari kemampuan
Ny.M
- Verbalisasi 140/90 mmHg. mengambil
lingkungan  Penyebab : keputusan
menurun (skala faktor genetik - Monitor tanda-
5) dan pengaruh tanda ansietas
- Verbalisasikhaw lingkungan
42

atir akibat seperti : stress, Terapeutik :


kondisi yang kegemukan,
- Ciptakan suasana
dihadapi merokok,
terapeutikuntuk
menurun (skala aktivitas fisik
menumbuhkan
5) yang kurang,
kepercayaan
- Perilaku gelisah dan konsumsi
- Temani pasie untuk
menurun (skala garam dalam
mengurangi
5) jumlah besarTanda
Respon kecemasan,jika
- Perilaku tegang dan gejala :
verbal memungkinkan
menurun (skala Nyeri kepala saat
- Pahami situasi yang
5) terjaga, kadang –
membuat ansietas
kadang disertai
Respon
mual dan muntah, Edukasi :
verbal
pemandangan
- Jelaskan prosedur
kabur, adanya
,ternasuk
pembengkakan
sensasiyang mugkin
dialami
- Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien,jika perlu
- Latih teknik
Respon
43

verbal dan relaksasi


tindakan
Kolaborasi :

- Kolaborasi
pemberian obat
1. Dapat mengatasi
antiansietas,jika
jika terjadi perilaku
perlu
kekerasan dan
menghindarkan
dari cidera

4. 32DX.4 : Setelah Setelah Dukungan koping keluarga


Penurunan koping
dilakukan dilakukan :
keluarga keluarga Keluarga
Tn.J terhadap kunjungan, kunjungan 1 x Hipertensi
penyakit Ny.M b.d mampu - Identifikasi respons
keluarga 45 menit merupakan
ketidakmampuan menyebutk emosional terhadap
keluarga Tn.J d.d mampu keluarga peningkatan
keluarga Tn.J tidak an kondisi saat ini
mengatasi mampu tekanan darah
dapat memecahkan defenisi - Identifikasi
masalah yang rasa nyeri mengenal dimana tekanan
dihadapi Ny.M Hipertensi pemahaman tentang
masalah darah terjadi
dengan keputusan
Hipertensi diatas normal
bahasa perawatan setelah
Status koping keluarga : yaitu lebih dari
sendiri. pulang
140/90 mmHg.
-Perasaan diabaikan  - Diskusikan rencana
 Penyebab :
44

menurun (skala 5 ) Keluarga faktor genetik medis dan


mampu dan pengaruh perawatan
-kekhawatiran tentang
menyebutk lingkungan - Informasikan
anggota keluarga
an seperti : stress, kemajuan pasien
menurun (skala 5)
penyebab kegemukan, secara berkala
Perasaan tetekan dari merokok, - Hargai dan dukung
(depresi) menurun Hipertensi aktivitas fisik mekanisme koping
(skala 5) yang kurang, adaptif yang
dan konsumsi digunakan
garam dalam
jumlah besarTanda
dan gejala :
Nyeri kepala saat
terjaga, kadang –
kadang disertai
mual dan muntah,
pemandangan
kabur, adanya
pembengkakan

DAFTAR PUSTAKA
45

Andrian Patica N. (E-journal keperawatan volume 4 nomor 1 Mei 2016). Hubungan Konsumsi Makanan dan Kejadian Hipertensi
pada Lansia.
Anggara, F.H.D., & Prayitno, N. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni,
Cikarang Barat Tahun 2012. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKES MH. Thamrin. Jakarta. Jurnal Ilmiah
Kesehatan. 5 (1) : 20-25.
Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. (2017). Hipertensi dan Faktor Resikonya Dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi
Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar.
Buckman. (2016). Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Citra Aji Parama.
Dina Savitri, S.ST. (2017). Cegah Asam Urat Dan Hipertensi. Yogyakarta: Healthy.
Friedman, M.M et al. (2015). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.
Heniwati. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia Usia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kabupaten Aceh Timur. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.
H. Hadi Martono Kris Pranaka. (2014-2015). Geriatri Edisi ke-5. Jakarta: FKUI.
Irianto, Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular, Panduan Klinis. Bandung: Alfa Beta.
Mubarak, Wahid Iqbal. (2015). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai