Anda di halaman 1dari 17

INTERAKSI OBAT-MAKANAN

KELOMPOK I

Farmasi A /V Farmasi B/V Farmasi C/V


1. Anastasia E.P Gilly 1. Ines S. Baidenggan 1. Aprillia P. Lokunuha
2. Irwan D. Mesa 2. Jesika Pobas 2. Florensia A.S Ndaung
3. Lusia Marefilta Bria 3. Marini M. Leilena 3. Kristoforus E. Wonkay
4. Rafika R. Lalang 4. Sandro Wodon 4. Matelda K. Ngguna
5. Yarnisia Meto 5. Yohana D. Lamapaha 5. Melani A. Fafo
6. Geraldis Okselesci Jemaalu 6. Yohinita Ludji 6. Mendy I. Lasa
7. Mirdo A Rohi Lodo
8. Ririn R. Kotten
KERANGKA KONSEP

 Pendahuluan
 Obat dan nutrisi
 Makanan yang meningkatkan efek beberapa obat dan Makanan yang
menurunkan efek beberapa obat
 Interaksi Obat dan Makanan
 Interaksi farmakodinamika
 Interaksi farmakokinetik
PENDAHULUAN

Obat dapat mengubah nafsu makan & rasa, dan juga mengubah
absorpsi & metabolisme nutrien  dapat mengakibatkan kondisi
nutrisi yg buruk (kurangnya beberpa mineral & vitamin, masalah
BB).

Makanan tertentu dan nutrisi spesifik dalam makanan, bila


dimakan bersama dengan beberapa obat, dapat mempengaruhi
farmakokinetika, farmakodinamika dan efikasi terhadap obat
secara keseluruhan.

Efikasi terapi banyak obat tergantung pada kondisi nutrisi


masing-masing individu.
OBAT DAN NUTRISI

Obat adalah bahan atau panduan bahan,termasuk produk biologi yang


digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi (Permenkes No. 73 Tahun
2016).
Nutrien diartikan sebagi bahan kimia yang ditemukan dalam makanan &
penting untuk fungsi fisiologis normal tubuh & kesehatan yg optimal.

Interaksi obat dan makanan adalah interaksi dari hubungan fisik, kimia,
fisiologi, atau patofisiologi antara obat dengan nutrien, bermacam-macam
nutrien, makanan secara umum, atau status nutrisi (Subanada Bagus Ida, 2017).

Kedua kelompok kimia tersebut (obat & nutrien) dapat dengan mudah
berinteraksi satu sama lain ketika terdapat secara bersamaan dalam
tubuh.
Makanan yang meningkatkan efek Makanan yang menurunkan efek
beberapa obat beberapa obat

Obat yang efeknya dapat Gunakan obat berikut ini satu jam
ditingkatkan oleh makanan dan sebelum atau dua jam sesudah
biasanya harus dimakan bersamaan makan untuk mencegah interaksi
dengan makanan agar didapatkan yang mungkin menurunkan efek
efek yang tetap : obat:

Obat jantung pemblok beta  Kaptopril (Capoten) : digunakan


untuk menanggulangi tekanan
Digunakan untuk angina, untuk darah tinggi dan layu jantung.
menormalkan kembali denyut jantung  Antibiotika, kekecualian
yang tidak beraturan dan antibiotika yang tidak
menanggulangi tekanan darah tinggi. dipengaruhi oleh makanan:
amoksisilin, bekampisilin,
 Karbamazepin (Tegretol) dan doksisilin, hetasilin, eritromisin
Fenotoin (Dilantin) Suatu estolat, eritromisin salut enterik,
antikonvulsan yang digunakan dan minoksiklin.
untuk mencegah serangan

(HARKNESS RICHARD, 1984)


Interaksi Terjadi Akibat
Makanan beralkali –Metanamin Efek metanamin Infeksi mungkin tidak terobati dengan
(Hiprex, Mandelamine, Urex) dapat berkurang baik
Makanan beralkali-Kinidin(Cardioquin, Efek kinidin dapat Mungkin terjadi efek samping
daraquin, quinaglute Dura-Tabs, Quinidex meningkat merugikan karena terlalu banyak kinidin
Extentabs, Quinora) disertai gejala jantung berdebar/denyut
tidak teratur, pusing, sakit kepala,
telinga berdenging, dan gangguan
penglihatan.
Makanan beralkali-Kinin (Coco- Efek kinin dapat Mungkin terjadi efek samping
Quinine,Quinamm, Quine) meningkat merugikan karena terlalu banyak kinin
disertai gejala pusing, sakit kepala,
telinga berdenging, dan gangguan
penglihatan.
 Makanan beralkali –Metanamin Hindari makanan beralkali seperti:Amandel, susu
mentega, kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah- buahan ( kecuali berry, Prem,
buah Prem yang dikeringkan), susu, sayuran ( kecuali jagung, miju- Miju).
 Makanan beralkali-Kinidin Hindari makanan seperti: Amandel, susu mentega, kastanye,
sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-buahan ( kecuali jagung, miju- Miju ).
 Makanan beralkali-Kinin Hindari makanan beralkali seperti: Amandel, susu mentega,
kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-buahan ( kecuali jagung miju-Miju).
(Harkness Richard, 1984)
Interaksi Terjadi Akibat

Makanan berkofein - Obat asma (golongan teofilin) Efek obat asma dapat mungkin terjadi efek samping
meningkat merugikan karena terlalu banyak
teofilin disertai gejala mual,
pusing, sakit kepala, mudah
tersinggung, tremor, insomnia,
takhikardia, denyut jantung tidak
teratur, dan mungkin terjadi
serangan.

Makanan berkarbohidrat - Asetaminofen Efek asetaminofen nyeri atau demam mungkin tidak
dapat berkurang hilang sebagaimana mestinya.

Sate sapi atau hamburger - Obat asma (turunan teofilin) Efek obat asma dapat asma mungkin tidak terkendali
berkurang dengan baik.

Makanan berlemak - Griseofulvin (Fulvicin P/G, Fulvicin U/F, Efek griseofulvin dapat Interaksi yang terjad adalah
Griseofulvin V, Grisactin, Gris-PEG) meningkat interaksi yang menguntungkan.

Makanan berserat banyak - Digoksin (Lanoksin) Efek digoksin dapat kondisi yang diobati mungkin tidak
berkurang terkendali dengan baik.
Makanan berprotein tinggi (daging, produk susu) - Efek levodopa dapat kondisi yang diobati mungkin tidak
Levodopa (Dopar, Larodopa, Sinemet) berkurang terkendali dengan baik. Hindari
atau makanlah sesedikit mungkin
makanan berprotein tinggi.
Sayuran berdaun hijau - Tiroid (Armour Thyroid, Cytomel, Efek tiroid mungkin gangguan tiroid mungkin tidak
Euthroid, Levothroid, Proloid, Synythroid, Tyhrar, Thyrolar) dilawan terobati dengan baik.
Interaksi Terjadi Akibat
Kayu manis (Licorice)-Obat Efek obat tekanan darah tekanan darah mungkin tidak terkendali
tekanan darah tinggi (semua) tinggi mungkin dilawan dengan baik
Kayu manis (Licorice) - Obat Efek digitalis dapat meningkat mungkin terjadi efek samping merugikan
jantung digitalis (Crystodigin, karena terlalu banyak digitalis,disertai
Digifortis, Lanoxin, Purodigin) gejal mual,bingung,gangguan
penglihatan,sakit kepala,tak
bertenaga,kehilangan selera
makan,denyut jantung tidak beraturan.
Susu dan produk susu - Efek Tetrasiklin dapat Infeksi,gunakan Tetrasiklin satu jam
Antibiotika tetrasiklin berkurang sebelum atau dua jam sesudah minum susu
atau produk susu.
Garam-Litium (Eskalith, Lithane, Makanan berkadar garam A. makanan yang mengandung terlalu
Lithonate, Lithobid, Lithonate-S, rendah meningkatkan efek sedikit garam dapat menimbulkan
Lithotabs) litium,sedangkan yang keracunan litium dengan gejala
berkadar garam tinggi pusing,mulut kering,lemah,bingung,tak
menurunkan efek litium bertenaga,kehilangan selera
makan,mual,nyeri perut,nanar,dan
bicara tidak jelas
B. Jika makanan mengandung garam
terlalu banyak,kondisi yang diobati
mungkin tidak terkendali dengan baik.
Natrium Klorida(garam dapur)
terdapat di dalam bermacam-macam
makanan
Interaksi Terjadi Akibat

Makanan yang Kondisi ini dapat menaikan sakit kepala


mengandung tiramin - tekanan darah dengan nyata berat,demam,gangguan
Antidepresan jenis IMAO penglihatan,bingung yang
(Eutonyl, Marplan, Nardil, mungkin diikuti oleh
Parnate) pendarahan otak.

Makanan yang Efek levodopa dapat Kondisi mungkin tidak


mengandung vitamin B6 berkurang terkendali sebagaimana
(Piridoksin) - Levodopa mestinya.
(Dopar, Larodopa, Sinemet)

Makanan yang kaya Efek antikoagulab dapat Darah mungkin tetap


vitamin K - Antikoagulan berkurang membeku tetap membeku
(Athrombin-K, Coufarin, meski penderita sedang
Coumadin, dikumarol, berobat dengan
Hedulin, antikoagulan.
Miradon,panwarfin)
(SUBANADA BAGUS IDA, 2017)
INTERAKSI FARMAKODINAMIKA

 Istilah farmakodinamika merujuk pada hubungan antara konsentrasi obat pada site
aksi(Reseptor) dan respon farmakologis,mencakup efek biokimia dan fisiologi yang
mempengaruhi interaksi obat dengan reseptor.
 [obat] + [Reseptor] [ kompleks obat-reseptor] respons
(Shargel Leon,2012 hal. 577).
 Secara mendasar,ada tiga jenis respons yang dapat terjadi pada reseptor:
Suatu molekul obat yang berinteraksi dengan reseptor dan menghasilkan suatu respons
farmakologik maksimum disebut sebagai suatu agonis.
 Suatu obat yang menghasilkan suatu respon persial( di bawah maksimal) disebut suatu
agonis parsial.
 Suatu bahan yang tidak menghasilkan respons dari reseptor tetapi,menghambat interaksi
reseptor dari suatu bahan kedua,disebut suatu antagonis.Suatu antagonis dapat mencegah
aksi suatu agonis melalui penghambatan kompetisi(reversible) atau nonkompetisi(
irreversible).
(Shargel Leon,2012 hal. 578).
INTERAKSI NUTRIEN – OBAT

Fase Farmakodinamik: Fisiologis & Psikologis terhadap Obat

Mekanisme kerja suatu obat bergantung pada aktivitas agonis


& antagonisnya  akan meningkatkan atau menghambat
fungsi metabolik & fisiologis normal dalam tubuh  obat dapat
menghasilkan efek yang diinginkan atau tidak diinginkan

Perbedaan efek dipengaruhi oleh ADME obat tersebut


dan beberapa nutrien dapat mengubah tahapan-
tahapan tersebut

CONTOH:
Warfarin, secara struktur mirip dengan vit.K  menghambat pembekuan
darah dengan mengganggu kerja vit.K  dosis warfarin harus cukup
tinggi untuk menetralkan vit.K  dalam mengonsumsi warfarin harus
mengonsumsi jumlah vit.K yang sama tiap hari sesuai yang
direkomendasikan

CONTOH:
Antineoplastik sangat bergantung pada sifat pengoksidasi
untuk membunuh sel tumor, punya hubungan antagonistik
dengan dosis vit.C (antioksidan) yang tinggi
INTERAKSI FARMAKOKINETIK

 Pentingnya penggunaan farmokokinetika untuk


mengembangkan aturan dosis yang akan menghasilkan
konsentrasi plasma dalam rentang terapeutik dan
menghasilkan respons terapeutik dan farmakologis yang
diinginkan (Shargel Leon,2012 hal.577).
 Mula kerja, intensitas dan lama efek farmakologis
bergantung pada dosis dan farmakokinetika obat.Bila dosis
meningkat,konsentrasi obt pada sisi reseptor
meningkat,respons(efek) farmakologis meningkat sampai
maksimal. (Shargel Leon,2012 hal.579).
INTERAKSI NUTRIEN – OBAT
Fase Farmakokinetik:
Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi Obat

Interaksi nutrisi-obat yang paling penting melibatkan proses


absorpsi.
Usus (organ absorpsi utama) berperan penting dalam absorpsi
obat pada banyak tingkat.

Fungsi usus (motilitas atau afinitas obat) untuk


menempel pada sistem pembawa usus  dapat
mepengaruhi laju & tingkat absorpsi obat.

Makanan & nutrien dalam makanan dapat


mempercepat atau mengurangi absorpsi obat  dapat
mengubah bioavailabilitas obat.

Makanan yang memengaruhi derajat ionisasi & solubilitas atau


reaksi pembentukan kelat (membentuk kompleks inaktif)
dapat mengubah absorpsi obat.
DAFTAR PUSTAKA
Permenkes No. 73 Tahun 2016. Tentang Pelayanan Kefarmasiaan di
Apotek
Subanada Bagus Ida. 2017. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan
XIX. PT. Percetakan Bali: Denpasar
Harkness Richard. 1984. Interaksi Obat. ITB: Bandung
Shargel Leon. 2012. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan.
Universitas Airlangga: Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai