Setelah tuasaja membangun negeri ABORU bersama upu Nahumury upu Akihary
upu sinay upu malawau upu teterissa upu leuhery upu manusiwa upu tuankotta upu
pokamasse . maka dusun tersebut diakui oleh negeri LATU sebagai dusun
ABORU.
Menurut catatan sejarah negeri RUMAKAI tahun 1862 atau 1892 ( beta lupa ingat
persis ceritanya) terjadi peperangan antara rumakai dan negeri latu memperebutkan
perluasan wilayah. Dimana di dalam wilayah perebutan tersebut terdapat dusun
wailey dikenal dengan sebutan dusun aboru.
Pada waktu peperangan tersebut negeri LATU meminta bantuan dari negeri aboru
untuk membantu negeri LATU guna ikut mengamankan dusun aboru tersebut .
itulah sebabnya orang aboru menyebutnya dengan sebutan perang wailey. Pada
waktu itu ABORU mengirim pasukan untuk berperang membantu LATU dimana
dalam peperangan tersebut 2 orang ABORU terbunuh dengan panah . orang
tersebut adalah ayahnya tete ibu saiya dan ayahnya tete conis tuankotta .
Dari peperangan tersebut menurut beberapa orang tua di aboru membuat ABORU
dan LATU mengangkat PELA. Walaupun sampai sekarang tidak ada catatan
tertulis tentang LATU. Dengan demikian ungkapan dari sebagian kelompok
masyarakat di aboru tentang PELA GANDONG di aboru dan latu hualoy haruslah
dipahami sbb: Pela adalah LATU, GANDONG adalah HUALOY(Pela dan
gandong dari aboru adalah latu dan hualoy) dan bukan latu hualoy
Mudah mudahan uraian singkat ini dapat menjawab apa yang dipertentangkan oleh
adik, kakak basudara gandong samua.