Anda di halaman 1dari 26

Pengertian Fertilisasi (Pembuahan) dan

Jenisnya
Oleh parta setiawanDiposting pada 27/07/2020

Mahasiswa pintar
Membusuk dari kuku
telah membuktikan Tak perlu dilaser jika
akan hilang dalam 2 Ini dia penyebab nafas
bahwa hipertensi penglihatan mulai
hari, hanya beberapa bau dan perut sakit!
dapat diobati di rumah kabur, cukup ambil
tetes sederhana
dengan mudah!
Pengertian Fertilisasi (Pembuahan)
Pembuahan atau juga fertilisasi(singami).  Pembuahan tersebut
terjadi pada ovum didalam pengertian pembuahan itu senderi ,
pembuahan adalah suatu peristiwa bersatunya inti sel sperma dengan
ovum. Peristiwa tersebut juga berlangsung ke dalam kandung lembaga
didalam bakal biji. Pembuahan tersebut dapat juga diartikan ialah
sebagai bersatunya sperma serta juga ovum.
Fertilisasi adalah proses peleburan spermatozoon dan sel telur yang
meliputi inti (genom) dan sitoplasma.Fertilisasi juga mempunyai
pengertian suatu proses penyatuan atau fusi dari dua sel gamet yang
berbeda, yaitu sel gamet jantan dan betina, yang akan membentuk
zygot yang mengandung satu sel. Secara embriologi, fertilisasi
merupakan pemasukan faktor-faktor hereditas pejantan ke ovum, dan
melibatkan penggabungan sitoplasma dan bahan nucleus (Toelihere,
1985).

Metode genius wanita Kesempatan langka! Membusuk dari kuku Mengapa apotek
ini mengejutkan dan Tutup tahun, iPhone akan hilang dalam 2 menyembunyikan ini
pasangan menjadi XS hanya 2 juta! 1 hari, hanya beberapa jika jamur pada kuku
lebih tahun garansi tetes sederhana takut ...

PROMOTED CONTENT

Pengobatan ajaib ditemukan! Lysine tumbuh hanya dalam seminggu!


Asia-Secrets
Siswa Jakarta temukan trik untuk hilangkan 30 kg dalam 2 minggu
Slimgard

Pelajar Indonesia temukan cara pulihkan diabetes secara permanen!


Herbal Glucoactive
Anda wajib minum ini! Agar tensi 120/80 dan pembuluh darah bersih
Heart

Fertilisasi diawali dengan proses pembentukan gamet yang disebut


dengan gametogenesis, yaitu proses pembentukan spermatozoa
(spermatogenesis) pada jantan danpembentukan ovum (oogenesis)
pada betina.Setelah proses fertilisasi berlangsung, dilanjutkan dengan
proses embryogenesis yang meliputi pembelahan zigot, blastulasi,
gastrulasi, dan neurolasi, dan proses akhir adalah organogenesis yaitu
proses pembentukan organ-organ tubuh (Puja et al., 2010).

Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi
di daerah ampula tuba uterania (Sadler,2015 : 32) Fertilisasi adalah
proses penyatuan ovum (sel telur) dengan spermatozoa, dimana
proses ini merupakan tahap awal pembentukan embrio (puja dalam
susari,2016 : 1)

Proses pembuahan adalah suatu proses yang rumit, yakni


ialah sebagai berikut Serbuk sari pada tumbuhan biji yang tertutup
menempel di kepala putik tumbuh yang membentuk suatu pembuluh
serbuk sari (tabung serbuk sari). putik tersebut, membentuk saluran
yang menuju ke bakal buah yang mengandung suatu bakal biji.
Didalam pembuluh serbuk sari tersebut terdapat 2(dua) inti generatif
serta juga 1 inti vegetatif yang berasal dari adanya pembelahan inti
serbuk sari.

2(Dua) inti generatif tersebut disebut juga inti sperma pertama serta


juga inti sperma kedua. Inti sperma pertama serta juga kedua tersebut
bergerak menuju ke bakal biji. Didalam kandung lembaga tersebut
terdapat inti sel telur serta juga inti kandung lembaga sekunder atau
juga biasa dikatakan ialah dengan  inti polar. Inti sperma yang
pertama masuk dengan melalui liang bakal biji (mikropil) tersebut
menuju ke inti sel telur. Inti sperma pertama tersebut akan melebur
dengan inti sel telur, Hal tersebut dikatakan ialah sebagai pembuahan
pertama. Hasil peleburan pada inti sperma pertama  dengan sel telur
ialah zigot.

Zigot tersebut akan tumbuh dan menjadi lembaga atau embrio atau
juga sebagai calon tumbuhan baru. Inti sperma kedua terus akan tetap
masuk menuju ke sebelah dalam, kemudian inti sperma kedua
tersebut melebur dengan inti kandung lembaga sekunder. Hal
tersebut juga disebut dengan pembuahan kedua. Hasil peleburan inti
sperma kedua dengan inti kandung lembaga sekunder tersebut akan
dapat membentuk putih lembaga didalam (endosperma). Endosperma
adalah suatu cadangan makanan untuk si calon tumbuhan baru. Jadi,
pada tumbuhan biji tertutup terjadi suatu pembuahan dua kali
sehingga disebut dengan pembuahan ganda.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sperma : Pengertian,


Struktur, Dan Proses pembentukannya Beserta Kelainannya Lengkap
Syarat Fertilisasi (Pembuahan)
Fertilisasi merupakan proses peleburan dua macam gamet sehingga
terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetik yang berasal dari
kedua orang tuanya (Sudarwati, 1990:23). Syarat fertilisasi yaitu
adanya ovum yang matang dan siap dibuahi oleh sperma. Proses
fertilisasi dapat dibagi menjadi empat aktivitas utama :

1. Hubungan (kontak) serta pengenalan sperma dan sel telur


2. Pengaturan pemasukan sperma ke dalam sel telur
3. Peleburan bahan genetik dari sperma dan sel telur
4. Aktivasi metabolik telur untuk memulai perkembangan

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Otot Jantung –


Sejarah, Anatomi, Bagian, Lapisan, Macam, Karakteristik, Kerja, Sifat,
Penyakit, Memelihara

Macam-macam Fertilisasi (Pembuahan)


Fertilisasi sendiri dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :

 Fertilisasi eksternal (khas pada hewan-hewan akuatik): gamet-


gametnya dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum fertilisasi.
 Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan kehidupan di
darat): spermadimasukkan ke dalam daerah reproduksi betina
yang kemudian disusul dengan fertilisasi. Setelah pembuahan,
telur itu membentuk membran fertilisasi untuk merintangi
pemasukan sperma lebih lanjut. Kadang-kadang sperma itu
diperlukan hanya untuk mengaktivasi telur.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pembelahan Sel –
Pengertian, Jenis, Mitosis, Meiosis, Gametogenesi, Perbedaan, Fungsi,
Tujuan

Fungsi utama Fertilisasi (Pembuahan)


 Fungsi reproduksi

Bahan dapur
Membusuk dari kuku
Сara mudah mengajak pengobatan mata
akan hilang dalam 2 Ini dia penyebab nafas
pasangan lebih dekat cepat tanpa laser dan
hari, hanya beberapa bau dan perut sakit!
setelah lama tidak ... obat tetes! 2 langkah
tetes sederhana
membuat mata ...

Dalam  hal ini ,fertilisasi memungkinkan terjadinya pemindahan


unsur- unsur genetik dari orangtua atau induknya. Jika pada
gametogenesis terjadi reduksi (pengurangan) unsur genetik dari
diploid menjadi haploid, maka pada fertilisasi dimungkinkan
pemulihan kembali unsur genetiknya, 1n dari gamet jantan dan 1n
dari gamet betina sehingga diperoleh individu normal 2n.

 Fungsi perkembangan
Pada fungsi ini,fertilisasi menyebabkan gertakan atau rangsangan
pada sel telur untuk menyelesaikan proses meiosisnya dan
membentuk pronukleus betina yang akan melebur (syngami) dengan
pronukleus jantan membentuk zigot dan seterusnya berkembang
menjadi embrio dan fetus.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Struktur Kromosom :
Fungsi, Jenis, Susunan dan Jumlah

Jenis Fertilisasi (Pembuahan)


Pembuahan tersebut terbagi atas 2(dua) yakni pembuahan diluar
tubuh (fertilisasi eksternal) serta juga pembuahan didalam tubuh
(fertilisasi internal)

 Fertilisasi eksternal (Pembuahan diluar tubuh) adalah suatu


proses pembuahan ovum oleh sel sperma yang pembuahannya
tersebut terjadi di luar tubuh suatu organisme tersebut.
Contohnya katak serta ikan.
 Fertilisasi internal (Pembuahan didalam tubuh) adalah suatu
proses pembuahan ovum oleh sel sperma yang pembuahannya
tersebut terjadi di dalam tubuh suatu organisme tersebut.

pembuahan tersebutberfungsi untuk dapat menghindarkan gangguan


dari luar serta jugapembuahan internal ini tersimpan di dalam rahim.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pertumbuhan


Mikroorganisme Beserta Penjelasannya

Proses Fertilisasi (Pembuahan)


Fertilisasi diawali dengan proses pembentukan gamet yang disebut
dengan gametogenesis, yaitu proses pembentukan
spermatozoa(spermatogenesis)  pada jantan dan pembentukan ovum
(oogenesis) pada betina.  Spermatogenensis berlangsung di dalam
testis pada bagian tubulus seminiferus, sedangkan oogenesis di dalam
ovarium.
 Fase Persiapan
Proses pertama dari fertilisasi adalah adanya minat seksual pada
manusia yang sangata kompleks yang melibatkan berbagai faktor
psikologis. Ada 2 jenis respon seksual secara psikologis yang terjadi
pada manusia (campbell: 2008: 174) , yaitu : vangokongesti dan
myotonia . Vangokongesti adalah pengisian jaringan dengan darah
sedangkan myotonia adalah peningkatan tegangan otot. Kedua
respond inilah yang menyebabkan vagina dan penis siap untuk
hubungan seksual

Pada pria vangokongesti ini menyebabkan perubahan bentuk dari


penisyang disebabkan terisinya pembuluh darah pada penis yang pada
akhirnya menyebabkan kontraksi yang disebut dengan ereksi. Ereksi
atur oleh saraf simpatis dan para simpatis. Saraf parasimpatis
merangsang pembuluh darah untuk melebar sehingga volume darah
yang masuk ke penis meningkat. Sedangkan saraf simpatis
merangsang untuk penyempitan pembuluh darah, sehingga darah
yang masuk ke penis menurun

Pada perempuan respon seksual ini dapat berupa vangokongesti dan


juga myotonia. Respon vangokongesti pada perempuan menyebabkan
ereksi pada klitoris dan menyebabkan labia mayor dan minor menjadi
mengembang sehingga penis bisa masuk. Respon myotonia pada
perempuan dapat berupa ereksi pada puting susu

 Fase Persiapan Sperma dan Fase Persiapan


Ovum
1. Persiapan Sperma
Sperma pada laki-laki dibentuk di tubulus seminiferous yang
terdapat pada bagian testis yang dibungkus oleh skrotum,
selanjutnya sperma dari tubulus seminiferous ini sperma
disalurkan ke saluran saluran yang menggulung yang disebut
epididimis (campbell,2008 : 172). Pada manusia, sperma
memerlukan waktu +- 3 minggu untuk melewati saluran
epipidimis yang panjangnya hamper 6 meter ini. Selama
perjalanan melewati epididimis ini sperma mengalami
pematangan dan menjadi motil.

Setelah dari Epididimis sperma akan disalurkan ke saluran yang


bernama vas deferens. Sebelum sperma disalurkan ke uretra, 3
kelenjar akan menjalankan tugasnya, yaitu vesikula seminalis,
kelenjar prostat dan juga kelenjar-kelenjar bulbouretra.3
kelenjar tersebut membantu dalam pembentukan cairan semen.
Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60% dari cairan
semen. Cairan dari vesikula seminalis ini bersifat kental, agak
kekuningan dan bersifat basa. Cairan yang dihasilkan vesikula
seminalis ini mengandung mukus,gula fruktosa, enzim
penggumpal, dan prostaglandin.

Kelenjar prostat menyekresikan cairannya langsung ke uretra ,


cairan yang dihasilkan bersifat encer dan mirip susu.
Mengandung enzim antikoagulan dan sitrat (salah satu nutrient
sperma).
Kelenjar bulbouretra menghasilkan mucus jernih yang berfungsi
untuk menetralkan asam urin yang tersisa pada uretra.

2.

Fase Persiapan Ovum


Ovum yang dihasilkan dari tahap oogenis dari ovarium akan
dikeluarkan menuju oviduk. Ovum yang dikeluarkan oleh
ovarium akan ditangkap oleh fimbria bagian dari tuba fallopi.
Selanjutnya ovum yang telah dibawa akan disalurkan oleh cilia
pada tuba fallopi untuk disalurkan ke bagian ampula isthmus
untuk siap dibuahi oleh sperma

 Masuknya sperma ke dalam vagina betina


(Ejakulasi)
Sebelum terjadi proses fertilisasi, akan terjadi ejakulasi terlebih
dahulu yaitu keadaan di mana ditandai dengan keluarnya cairan
semen yang mengandung sperma dari suatu penis dan keadaan ini
lazim disertai dengan keadaan tubuh yang disebut sebagai orgasme.
Ejakulasi mungkin di anggap tabu untuk diperbincangkan, akan tetapi
ejakulasi tersebut sangat baik bagi kesehatan. Berikut beberapa
manfaat ejakulasi bagi kesehatan pria, diantaranya :

1.

Dapat mencegah kanker prostat


Sebuah studi yang dikembangkan lembaga penelitian khusus
prostat di Harvard menyatakan bahwa semakin jarang pria
ejakulasi, maka semakin besar risiko terkena kanker prostat.
Sebab selama ejakulasi, kelenjar prostat akan mengeluarkan
racun dan sel karsionegik penyebab kanker prostat.

2.

Dapat mencegah penyakit vasocongestion


Pria yang jarang ejakulasi biasanya akan mengalami rasa sakit di
skrotumnya untuk sementara waktu. Rasa sakit ini dikenal
dengan istilah populer bola biru (blue balls) atau dalam istilah
medisnya dinamakan vasocongestion. Dengan ejakulasi, seorang
pria dapat terhindar dari penyakit tersebut. Sebab, ejakulasi
akan mengeluarkan cairan yang apabila menumpuk di skrotum
dapat menyebabkan vasocongestion.

3.

Meningkatkan kualitas sperma


Ejakulasi ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan
kualitas sperma. Bagi pasangan suami istri yang sedang program
memiliki anak, 3 sampai 4 kali ejakulasi lewat hubungan seksual
dalam seminggu akan membuat air mani suami jadi lebih
berkualitas dan ereksi tahan lama.

4.

Menghindar dari stres


Saat sedang ejakulasi, zat dalam otak yang dapat menyalurkan
rasa bahagia ikut terdistribusi dengan baik di dalam tubuh.
Sehingga pria sedang stres akan sangat terbantu jika dia bisa
ejakulasi dengan lancar. Selain itu, aliran darah dan kekakuan
otot pria pun juga akan berkurang. Sehingga tingkat stres akan
berkurang karena ejakulasi.

5.

Baik untuk kesehatan kulit


Tahukah anda bahwa spermidine, yaitu suatu senyawa yang ada
di dalam air mani dapat memperlambat proses penuaan dini ?
Spermidine juga mampu melindung sel dari kerusakan dan
dapat meningkatkan kualitas sel darah.

6.
Meningkatkan kualitas tidur
Ejakulasi biasanya disertai dengan orgasme. Saat orgasme,
tubuh mengeluarkan hormon dopamin, hormon aksitosin dan
hormon endorfin. Ketika hormon ini telah bekerja, akan
membuat tubuh menjadi rileks dan dapat meningkatkan kualitas
tidur.

Pada proses fertilisasi ini, sperma disalurkan ke tubuh betina melalui


media yang dimasukkan atau kontak langsung dengan kelamin betina.
Spermatozoa harus mempunyai kemampuan untuk mencapai tempat
terjadinya fertilisasi di bagian ampula dari Tuba fallopi. Beberapa
faktor fisiologis yang berpengaruh terhadap kecepatan perjalanan
spermatozoa adalah volume ejakulat, tempat deposisi, dan anatomi
saluran reproduksi betina.

Pertama, spermatozoa akan memasuki vagina,dimana akan terjadi


seleksi dengan adanya perbedaan pH antara spermatozoa (pH=7) dan
vagina (pH=4). Setelah melewati vagina, spermatozoa yang telah
terseleksi akan memasuki serviks. Dalam serviks, hanya spermatozoa
yang normal yang dapat lewat, hal ini dikarenakan spermatozoa yang
normal dapat bergerak melewati cincin-cincin anulir pada serviks.
Sampai akhirnya menuju uterus, dimana mengalami kapasitasi yakni
proses pendewasaan spermatozoa oleh cairan endometrium sehingga
spermatozoa dapat menembus lapisan-lapisan sel telur. Tempat
utama terjadinya proses kapasitasi adalah pada ampula isthmus
junction. Transport sel telur untuk menuju ampula isthmus junction
dimulai pada saat menjelang ovulasi, pada saat itu estrogen dominan
dan bersama oksitosin akan menyebabkan terjadinya derakan
peristaltik yang aktif. Setelah terjadi ovulasi, sel telur akan ditangkap
oleh fimbrae yang terdapat pada infundibulum dengan adanya gerak
peristaltik tersebut, sel telur akan terdorong masuk hingga ampulla
hingga mencapai ampula isthmus junction  (Mujahid dalam susari
2016 : 4).
 Proses Penetrasi Sel Sperma kedalam Sel
Ovum
Tempat terjadinya penyatuan ovum dengan spermatozoa adalah di
dalam ampula dari tuba fallopii. Pada pertemuan ini, ovum masih
terbungkus oleh sel-sel granulose yang berasal dari folikel dan
selubung ovum (Puja dalam susari., 2016 : 3).

Proses penetrasi ovum yang terdiri dari tiga tahap (sadler : 2015 :34) ,
yaitu :

1. Fase penetrasi Korona radiata


2. Fase penetrasi Zona pelusida
3. Penyatuan membrane sel oosit dan sperma

 Penetrasi korona radiata


Korona radiata merupakan bagian terluar dari ovum, untuk
mempenetrasinya, tentu sperma berlomba-lomba dengan
ratusan juta sperma lainnya (sekitar 200-300 juta sperma)
karena hanya satu sperma yang dapat menembus korona radiate.
Diperkirakan, sperma lainnya membantu spermatozoa yang
membuahi untuk menembus sawar pelindung gamet wanita
lainnya. Hanya sperma yang telah terkapasitasi lah yang dapat
menembus korona radiate.

Penetrasi Zona Pelucida.


Zona pelucida adalah selubung glikoprotein yang memudahkan
spermatozoa mengadakan pengikatan dan reaksi akrosom.
Dapat dikatakan, zona pelucida meruapakan lapisan kedua
setelah korona radiata. Reaksi akrosom ini diperantarai oleh
ligan ZP3, yaitu suatu protein zona pelucida yang berfungsi
sebagai reseptor sperma.

Pelepasan enzim akrosom (akrosin) akan memudahkan sperma


menembus zona pelusida. Permeabilitas sperma ini akan
berubah ketika spermatozoa berkontak dengan permukaan oosit.
Kontak ini akan memacu oosit mensekresikan enzim lisosim
yang akan mengubah sifat zona pelucida untuk mencegah
penetrasi sperma dan menginaktifkan tempat-tempat reseptro
spesifik untuk sperma lain di permukaan ini. Dapat dikatakan,
saat satu sperma telah menembus zona pelucida, ovum akan
mengondisikan agar tak ada sperma lain yang masuk.

Fusi membrane sel sperma dan oosit


Setelah melekat, membrane plasma sperma dan sel telur
menyatu dan melakukan reaksi-reaksi atau aktifitas lain yang
akhirnya dapat menghasilkan zigot
 Kendala yang dihadapi oleh sperma ketika
menuju ovum
Masuknya sperma ke dalam tubuh betina tidak langsung menuju
ovum, melainkan melewati beberapa kendala atau rintangan terlebih
dahulu diantaranya :
1. Asam vagina mematikan sperma
Berdasarkan tipe kromosom kelaminnya, terdapat dua jenis sperma
yang diproduksi testis pria, yaitu sperma tipe X (22A+X) dan tipe Y
(22A+Y). Masing-masing memiliki karakteristik berbeda, salah
satunya diketahui bahwa sperma tipe X lebih tahan terhadap
keasaman vagina dibanding sperma tipe Y. Sehingga tak heran banyak
sperma Y yang kemudian mati (meski cairan sperma sudah
dilengkapi senyawa yang bersifat basa). Kondisi semacam ini
kemudian disiasati melalu aktivitas foreplay (pemanasan) sebelum
bercinta. Agar kondisi vagina menjadi lebih basah lalu basa, hingga
sperma Y bisa ikut bertahan.

2. Mati kelelahan
Banyak faktor yang menyebabkan sperma mati sebelum bertemu
ovum, bahkan jauh sebelum masuk ke rahim apalagi saluran telur.
Meski kelenjar-kelenjar di tubuh wanita sudah turut membantu
pergerakan sperma melalui produksi lendir (di vagina atau mulut
rahim), tetap saja banyak sperma yang mati. Salah satu penyebabnya
adalah kelelahan.

Sumber tenaga bagi pergerakan sperma sendiri berasal dari bagian


leher/tengah yang banyak mengandung mitokondria (organel
pembentuk energi/ATP). Sama halnya dengan manusia, kondisi fisik
sperma tentu saja berbeda satu sama lain. Ada yang dianugerahi fisik
kuat ada juga yang lemah. Nah, bagi sperma yang dianugerahi fisik
lemah (terkait kemampuannya memproduksi energi), sangat
memungkinkan mereka sudah mati kelelahan meski masih di awal
perjalanannya. Kondisi sperma yang mati karena kelelahan ini terus
berlangsung hingga tahap-tahap akhir menuju ovum.

3. Antibodi wanita memakan sperma


Bertolak belakang dengan kegembiraan sperma yang berhasil
melewati mulut rahim, tubuh wanita justru menganggap kehadiran
mereka sebagai ancaman. Ya, sperma yang masuk ke rahim, dideteksi
sebagai benda asing yang secara otomatis akan ditanggapi tubuh
wanita dengan pengeluaran antibodi (senyawa pertahanan). Antibodi
ini selanjutnya akan “memakan” sperma-sperma dan tak heran ribuan
sperma akan mati di tahap ini.

4. Salah jalan
Melalui siklus menstruasi wanita, bisa diambil kesimpulan bahwa tiap
bulannya ovarium wanita (secara normal) akan melepas satu ovum.
Ovum yang telah keluar (peristiwanya disebut Ovulasi) selanjutnya
akan bergerak menuju saluran telur (tuba fallopi/oviduct). Saluran
telur pada wanita terdiri dari bagian kiri dan kanan sesuai dengan
keberadaan ovarium. Di sekitar satu per tiga bagian saluran telur
tersebut (entah sebelah kiri atau kanan), ovum pun akan menunggu
kedatangan sperma.

Sementara itu, dari satu kelompok sperma yang sudah berhasil


melewati uterus/rahim, akan terbagi menjadi dua kelompok. Satu
kelompok akan menuju saluran telur sebelah kiri, sedangkan
kelompok lain akan menuju saluran telur sebelah kanan. Dari sini bisa
kita lihat bahwa meskipun dalam proses perjalanan sperma, ovum
telah melepas senyawa kimia yang mampu menjadi sinyal deteksi
keberadaannya, tetap saja ada banyak sperma yang harus gigit jari
karena “salah jalan”. Menurut literatur, dari ratusan juta sperma yang
dikeluarkan pria, hanya tersisa ribuan sperma yang bisa bertahan
sekaligus tidak salah jalan menuju saluran telur di mana ada sel telur
menunggu di sana.

5. Terperangkap silia pada saluran telur


Rintangan selanjutnya yang dihadapi sperma adalah keberadaan silia
pada saluran telur. Pada saluran telur, silia terus bergerak menjuntai
tak ubahnya sapuan-sapuan halus. Hal ini membuat pergerakan
sperma pun menjadi terhambat. Tidak hanya itu, kehadiran silia juga
membuat banyak sperma terjebak atau terperangkap. Tidak bisa
bergerak lalu mati.

6. Lapisan pelindung ovum


Rintangan terhadap sperma juga datang dari sel telur itu sendiri. Di
antaranya adalah adanya lapisan pelindung ovum yang tak ayal
menyusahkan sperma untuk membuahinya, seperti:

 Korona Radiata: merupakan lapisan ovum paling luar dan paling


tebal. Bentuknya tampak seperti tonjolan-tonjolan menjuntai
yang mampu menghalangi pergerakan sperma. Bahkan mampu
membuat sperma tergencet. Alhasil, banyak sperma yang mati.
 Zona Pellusida: lapisan pelidung ovum bagian tengah yang tebal.
 Membran Vitellin: lapisan transparan di bagian dalam ovum.

Saat satu sperma sudah berhasil melewati ketiga lapisan pelindung


ini, maka secara otomatis inti sel sperma akan mampu membuahi inti
sel telur hingga terjadi fertilisasi. Saat satu sperma sudah masuk,
maka ovum secara otomatis akan mengeluarkan semacam enzim yang
mampu mencegah masuknya sperma-sperma lain.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian
Bioteknologi Beserta Penjelasannya

Perjalanan Spermatozoa Ketempat


Fertilisasi
Perjalanan spermatozoa meliputi tiga tahapan sebagai berikut :

 Dalam Tubuh Jantan


Spermatozoa yang telah dihasilkan di dalam tubulus seminiferus
melalui proses spermatogenesis akan keluar dari tubulus seminiferus
bercampur dengan plasma semen masuk ke vas efferent. Proses ini
terjadi akibat adanya tekanan volume dari dalam tubulus. Dari vas
efferent, spermatozoa selanjutnya masuk ke duktus epididimis. Dalam
tahapan ini, spermatozoa juga mengalami proses maturasi atau
pematangan.

Tahap selanjutnya spermatozoa yang sebelumnya pada duktus


epididimis selanjutnya masuk ke vas deferent. Di daerah ini,
spermatozoa akan menerima sekreta yang dihasilkan oleh glandula
vesikula seminalis untuk selanjutnya bermuara di duktus
ejakulatorius. Tahap perjalanan selanjutnya sebelum diejakulasikan
dalam bentuk semen, spermatozoa juga akan menerima sekreta dari
kelanjar prostate dan bulbouretralis.

 Di Luar Tubuh Jantan


Peristiwa ini hanya ditemukan pada hewan-hewan tertentu, yaitu pada
hewan yang mengalami pembuahan diluar tubuh seperti ikan,
amfibia. Peristiwa ini diawali dengan dikeluarkannya spermatozoa
oleh hewan jantan ke dalam medium berupa air dan secara serentak
juga betina akan mengeluarkan ovum.

Spermatozoa yang dikeluarkan kemudian bergerak aktif untuk


melakukan pembuahan. Untuk hewan-hewan lainnya yaitu reptilia,
aves dan mamalia, peristiwa ini tidak terjadi karena proses
pembuahannya terjadi di dalam tubuh betina.

 Dalam Tubuh Betina


Spermatozoa yang dideposisikan pada vagina, serviks, ataupun uterus
pada saat perkawinan harus mempunyai kemampuan untuk mencapai
tempat terjadinya fertilisasi di ampula bagian caudal dari uterus.
Beberapa peniliti menyatakan bahwa kemampuan spermatozoa untuk
mencapai tempat fertilisasi adalah karena pergerakan spermatozoa itu
sendiri, sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa itu akibat
pengaruh saluran reproduksi betina. Beberapa factor fisiologi yang
berpengaruh terhadap kecepatan perjalanan spermatozoa adalah
volume ejakulat, tempat deposisi, dan anatomi saluran reproduksi
betina. Lama waktu yang dibutuhkan spermatozoa agar sampai ke
tempat fertilisasi berkisar antara 2-60 menit.

Dari sekian banyak spermatozoa yang diejakulasikan, hanya sedikit


yang mampu mencapai ampula dan kebanyakan mati pada saluran
reproduksi betina. Hal ini mungkin sebagai akibat adanya fagositosis
oleh sel darah putih dan arah balik ke vagina. Spermatozoa yang
dideposisikan pada vagina harus melewati serviks sebelum mencapai
oviduk. Mekanisme pergerakan spermataozoa melewati serviks masih
diperdebatkan. Ada yang menyatakan bahwa pergerakan yang cepat
melewati serviks adalah akibat kontraksi vagina dan uterus selama
kopulasi. Teori yang lain menjelaskan bahwa spermatozoa yang motil
mampu malakukan penetrasi dan migrasi melewati mukus serviks.
Perjalanan spermatozoa melintasi uterus sampai ke tautan uterus tuba
sangat cepat dan hal ini disebabkan oleh adanya bantuan kontraksi
otot uterus. Seperti pada  serviks, isthmus pada oviduk diperkirakan
juga sebagai tempat penampungan spermatozoa untuk beberapa
waktu sebelum bergerak ke ampula berlangsungnya fertilisasi.
Pergerakan spermatozoa dari isthmus ke ampula berlangsung
terutama akibat kontraksi otot.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Metabolisme Sel


Beserta Penjelasannya

Enzim Berperan dalam Proses Fertilisasi


Untuk membantu proses atau berjalan fertilisasi, terdapat beberapa
enzim yang berperan dalam proses fertilisasi, yaitu Spermatozoa akan
mengeluarkan enzim yang terdiri dari :

1. Hyaluronidase
Hyaluronidase, enzim yang dihasilkan dalam testis. Untuk
melarutkan asam hyaluronad yang meyelimuti sel-sel granulosa
pada sekeliling ovum (corona radiata). Peranan hyaluronidase
banyak juga yang meragukan, karena meski beberapa hewan
tidak mengandung enzim ini, namun masih dapat membuahi
ovum.

2.

Antifertilizin
Antifertilizin, sebagai lawan dari fertilizin yang dihasilkan oleh
ovum. Jika fertilizin bertindak sebagai antigen maka
antifertilizin merupakan antibodinya. Oleh adanya interaksi
antara kedua zat tersebut terjadi agglutinasi spermatozoa yang
ada disekitar ovum, sehingga ada sebagian yang menumbuk
ovum lalu mencoba untuk menerobos masuk.

Sebagaimana halnya fertilizin, antifertilizin juga bersidfat speific.


Sukar sekali terjadi proses agglutinasi jika perjumpaan gamet itu
berbeda species. Berbeda spesies berarti berbeda pula susunan
asam amino dan monosakarida pada molekulnya, dan dinding
bonding-sitenya pun berbeda, keduanya tidak memiliki
kecocokan dalam hal struktur. Antifertilizin terdiri dari molekul
protein asam, dan dapat dilepaskan dari spermatozaa dengan
berbagai cara, seperti pembekuan atau pemanasan. Zat ini juga
dapat dibebaskan dari spermatozao setelah diagglutinasi dengan
meneteskan fertilizin kedalam semen. Oleh adanya agglutinasi
tersebut antifertilizin keluar, dan spermatozoanya tidak akan
mampu lagi membuahi.

3.

Akrosin
Akrosin, merupakan semacam protease yang dapat memecah
protein mirip dengan tripsin yang dihasilkan oleh pancreas,
untuk mencernakan protein dalam usus. Zat ini keluar dari
akrosom spermatozoa , ketika terjadir reaksi akrosom zat ini
dapat menghancurkan zona pellucida. Dan tidak seluruh daerah
zona ini akan dihancurkan, hanya disuatu tempat kecil yang
cukup sebagai jalan masuk spermatozoa kedalam ovum.

4.

Zat penelur
Zat penelur,bekerja untuk merangsang betina agar
mengeluarkan telur, sebagai zat penyeimbang zat yang
dikeluarkan oleh betina, ini terdapat pada hewan yang
melakukan pembuahan eksternal. Selain zat yang dsebutkan
diatas, spermatozoa juga meiliki flagellum yang dapat
membantunya dalam bergerak mendekati ovum, dan
memungkinnya aktif berenang dalam lendir semen hingga
menerobos zona pellucida dari ovum.

Kelainan dalam Fertilisasi (Pembuahan)


Setiap ovulasi tidak selalu diikuti oleh fertilisasi dan tidak semua
fertilisasi meghasilkan individu normal. Kegagalan fertilisasi din1ana
proses fertilisasi tidak beriangsung dapat terjadi pada kasus-kasus
intertilitas baik dari induk bet ina maupun pejantan atau asinkronisasi
antara estrus (ovulasi) dengan proses kopulasi (inseminasi). Pada
kasus kelainan fertilisasi dimana fertilisasi berlangsung akan tetapi
zigot atau individu yang terbentuk mengalami kelainan dapat terjadi
akibat proses fertilisasi yang normal dari sel gamet yang memiliki
kelainan (seperti kejadian nondisjunction) atau proses fertilisasi itu
sendiri berlangsung tidak normal.
Contoh kelainan fertilisasi yang mungkin terjadi adalah :

 Zigot Haploid
Zigot haploid adalah suatu perkembangan yang tidak sempurna
dimana hanya salah satu dari sel gamet yang berperan dalam
perkembangan berikutnya. Perkembangan lebih lanjut dari embrio
haploid akan terhenti karena kegagaian in1plantasi.

1.

Androgenesis
Keadaan dimana terjadi fertilisasi, tetapi hanya pronukleus
jantan yang berperan pada proses perkembangan selanjutnya
tanpa diikuti oleh perkembangan pronukleus betina. Oleh karena
itu, embrio yang dihasilkan hanya memiliki unsur genetik tetua
jantan (embrio jantan haploid).
2.

Ginogenesis
Kejadian fertilisasi dimana embrio yang terbentuk hanya dari
pronukleus betinatanpa diikuti oleh perkembangan pronukleus
jantan. Embrio yang dihasilkan dari keadaan tersebut hanya
memiliki unsur genetik dari induk bet ina (embrio betina
haploid).

 Zigot Poliploidi
Poliploid adalah keadaan dimana jumlah kromosom embrio hasil
fertiiisasi berjumlah 3n (Triploid), 4n (Tetraploid) atau lebih. Hal ini
dapat terjadi sebagai akibat kejadian:

1. Kejadian Polispermia, dimana satu sel telur dibuahi oleh dua


atau lebih spermatozoa,
2. Kejadian kariokinesis (proses pembelahan inti sel) tanpa disertai
sitokinesis, (proses pemisahan sitoplasma) sehingga sel telur
memiliki inti lebih dari satu.

 Embrio Partenogenesis
Perkembangan embrio yang terbemuk tanpa peran sedikitpun dari
sperrnstozoa, dimana oosit dapat berkembang karena aktivasi selain
daripada spermatozoa.
Seperti pada embrio ginogenetik, embrio partenogenetik hanya
mempunyai unsur genetik dari betina (bisa haploid alau diploid).
Dalam perkembangan teknologi kultur in vitro, kejadian embrio
partenogenetik dapat diupayakan melalui aktivasi oosit dengan
menggunakan bahan kimia (etanol), aliran lislrik ataupun proses
maturasi diperpanjang (over IIIaturation). Untuk memperoleh embrio
parthenogenesis yang diploid maka proses pelepasan benda kutub II
dihambat schingga sel telur yang teraktivasi telap akan memiliki
kromosom 2n.

Anda mungkin juga menyukai