Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERADILAN KONEKSITAS DALAM HUKUM


ACARA PIDANA
Dosen : Ade Cici Rohayati,S.H., M.H

IGO ILHAM HABIBI


STB : 4472

PROGRAM STUDI TEKNIK PEMASYARAKATAN C


POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala.puji.bagi.Allah yang berkuasa.atas segala sesuatu yang telah


memberikan petunjuk dan kekuatan kepada semua manusia, sehingga saya.dapat
menyelesaikan.makalah.ini.tepat.pada.waktunya. Makalah yang berjudul “Peradilan
Koneksitas Dalam Hukum Acara Pidana” ini dibuat oleh saya untuk memenuhi
tugas Ibu Ade Cici Rohayati,S.H., M.H mata.kuliah.Hukum.Acara.Pidana.untuk
memenuhi tugas tersebut, saya mencari materi terkait dari beberapa sumber yakni
buku, dan merumuskan materi yang ada.
Makalah ini juga dibuat agar dapat menjadi salah satu sumber dan bahan rujukan
bagi teman-teman Taruna lain yang sedang menempuh pendidikan Teknik
Pemasyarakatan di Politeknik Ilmu Pemasyarakatan khususnya dan kampus lain
pada umumnya. Saya menyadari makalah ini.masih.jauh.dari.sempurna,
oleh.karena.itu saya sangat mengharapkan.kritik.dan.saran.dari.pihak terkait
demi.terciptanya makalah yang.lebih.baik dan bermakna. Saran dan kritik yang
membangun.

Penulis,

IGO ILHAM HABIBI

i
DAFTAR.ISI

.Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................ i


DAFTAR ISI .................................................................................... ii
BAB I.LATAR.BELAKANG ............................................................. 1
1.1 .Pendahuluan .................................................................. 1
1.2 .Rumusan Masalah .......................................................... 2
1.3 .Tujuan Penulisan ............................................................ 2
1.4 .Manfaat Makalah ............................................................ 2
BAB II.METODE.PENELITIAN ....................................................... 3
2.1 .Deskriptif ........................................................................ 3
2.2 .Studi.Pustaka ................................................................. 3
BAB III.ANALISIS.PEMBAHASAN ................................................. 4
3.1 .Dasar.Teori...................................................................... 4
3.2 .Analisis.Pembahasan ...................................................... 5
BAB IV PENUTUP .......................................................................... 7
4.1 .Kesimpulan..................................................................... 7
4.2 .Saran.............................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Pendahuluan.
Pada kehidupan sehari-hari pasti kejahatan selalu terjadi, dan juga tidak menutup
kemungkinan kejahatan yang muncul itu dilibatkan oleh anggota militer atau bersama
dengan masyarakat sipil diluar sana. Apabila masyarakat sipil melakukan tindak
pidana maka pengadilan negeri yang harus mengadili,dan termasuk
dalampengadilan umum. Tetapi apabila anggota militer melakukan tindak pidana
maka mahkamah militer yang haru mengadili dan termasuk dalam peradilan militer.
Peradilan koneksitas merupakan peradilan yang memproses dan mengadili suatu
suatu perkara yang melibatkan oleh anggota militer praserta masyarakat sipil, baik itu
perkara umum ataupun perkara khusus contohnya kasus korupsi. Proses peradilan
koneksitas dmerupakan suatu sistem yang ditetapkan untuk mengadili pelaku
dalam hal ini yang menjadi pelakunya yaitu anggota militer bersama dengan
asyarakat sipil, dimana diantara mereka terjadi penyertaan atau bersama-sama
dalam melakukan tindak pidana tersebut.
Menurut andi hamzah proses peradilan koneksitas merupakan sistem peradilan
yang digunakan terhadap peradilan yang mana tersangka atau terdakwanya
merupakan anggota militer dan masyarakat sipil yang terjadi proses penyertaan.
Apabila terjadi tindak pidana penyertaan seperti ini yang melibatkan anggota militer
dan masyarakat sipil maka proses peradilan ini termasuk dalam lingkup peradilan
umum. Kecuali apabila dengan keputusan menteri pertahanan dan keamanan
melaksanakan persetujuan menteri hukum dan hak asasi manusia maka proses
peradilan ini termasuk dalam lingkup peradilan militer. Dalam hal ini menteri,
pimpinan, dan kriteria tindak pidana yang menentukan dalam pemilihan dan
pemakaian lingkup proses peradilan.

1
1.2 .Rumusan Masalah
Berdasarkan ulasan tersebut, berikut ini merupakan perumusan masalah yang
perlu dijawab melalui pertanyaan penelitian yaitu :
1. Apa pengertian dari Peradilan Koneksitas beserta dasar hukumnya?

1.3 .Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini ialah :
1. Guna.memahami.definisi.dari Peradilan Koneksitas.
2. Untuk dapat mengidentifikasi definisi dari Peradilan Koneksitas.

1.4 .Manfaat Makalah


Kebermanfaatan dari penulisan ini ialah :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat .makalah ini.secara teoritis yaitu bisa menjadi referensi tambahan
untuk proses pengembangan ilmu pengetahuan dibidang pemasyarakatan.
2. Manfaat praktis
Makalah ini bisa menjadi tambahan referensi untuk setiap instansi hukum
terutama Ditjen Pemasyarakatan dalam melaksanakan tugas dan menentukan
kebijakan agar dapatmenjalankan fungsi secara maksimal.

2
BAB II

METODE.PENELITIAN

Dalam penulisan karya ilmiah tentu.selalu.memakai metode penelitian dan teknik


tersendiri dalam proses penyusunannya. Metode penelitian sangat berkaitan dengan
prosedur, teknik, alat, sumber data. Yang.bertujuan untuk memberikan
gambaran.yang akurat.mengenai.fakta yang sesuai terhadap objek penelitian.

2.1 .Deskriptif
Melihat dari karakter dalam penulisan saat ini memiliki karakter deskriptif. Sifat
deskriptif yaitu pengarang bermaksud untuk memberi gambaran terstruktur dan tepat
dengan apa yang terjadi. Serta memiliki karakterisitik terhadap bidang yang dibahas.
Penelitian.memberikan konsep nyata tentang hal yang terjadi.
Dalam prosesnya peneliti hanya merangkum dan menjelaskan poin penting dari
penelitian. Semua kegiatan yang dilakukan objek akan dilihat dan di catat hal yang
pentingnya dan akan menyisihkan poin yang tidak terpakai.

2.2 .Studi Pustaka


Studi ini berdasarkan referensi penulis yang di dapat dari sumber – sumber
penelitian lain, buku penunjang, artikel ilmiah, materi internet, dan segala sumber
pengetahuan yang relevan dan sesuai dengan materi yang ingin disampaikan.

3
BAB III
ANALISIS PEMBAHASAN

3.1 Dasar Teori


Suatu dasar hukum yang mengatur tentang peradilan koneksitas termuat
dalam KUHAP BAB.XI.Pasal.89.sampai.dengan.pasal.94. Dalam pasal.89.ayat(1)
berbunyi, suatu perkara yang disebabkan oleh kedua pihak yang mana termasuk
dalam lingkup peradilanyang bersifat umum dan lingkup peradilan yang bersifat
militer maka proses peradilan menggunakan proses peradilan umum. Kecuali apabila
merujuk pada ketetapan dari menteri pertahanan dan keamanan menggunakan
putusan menteri hukum dan hak asasi manusia maka proses peradilan yang dipakai
termasuk lingkup peradilan militer. Ketentuan yang juga mengatur peradilan
koneksitas termuat pada pasal.198.sampai.pasal.203.Undang-Undang.nomor.31
Tahun.1997.tentang pengadilan.militer. Yang isinya hampir sesuai terhadap.pasal
89-94 KUHAP. Dan termuat juga dalam pasal.22.undang- undang.nomor.14.tahun
1970.tentang.ketentuan serta inti kekuasaan kehakiman yang berbunyi, suatu
perkara yang disebabkan oleh kedua pihak dan mereka tergolong dalam peradilan
yang bersifat umum dan peradilan yang bersifat militer maka diproses dan
diselesaikan menggunakan lingkup peradilan.umum, kecuali atas putusan.menteri
hukum dan ham wajib digunakan peradilan lingkup.peradilan.militer.
Sebuah kasus yang melibatkan peradilan koneksitas dalam lingkungan
peradilan umum ini diatur pada pasal.90.KUHAP.yang menyebutkan, guna memilih
oeradilan yang tepat untuk mengusut dan memproses maka dilihat dari jumlah
kerugian dan kriteria yang disebabkan oleh perkara tersebut. Jika jumlah kerugian
yang timbul lebih menuju ke kepentingan militer walaupun pelau tindak pidananya
masyarakat sipil maka pemeriksaan harus menggunakan proses lingkup peradilan
bersifat militer. Jika jumlah kerugian yang timbul oleh kasus tersebut tidak merugikan
kepentingan militer, walaupun tersangka atau terdakwanya anggota TNI/POLRI maka
kasus koneksitas tersebut harus dilakukan dengan proses dan diadili dengan lingkup
peradilan umum.

4
3.2 Analisis Pembahasan
Peradilan koneksitas merupakan suatu sistem atau proses yang digunakan
terhadap suatu tindak pidana yang mana pelaku atau tersangkanya merupakan
anggota militer yang praserta dengan masyarakat sipil. Suatu kasus yang
dilakukanpun mulai dari tindak.pidana.umum.hingga.tindak.pidana.khusus seperti
korupsi. Banyak faktor yang menyebabkan suatu tindak pidana praserta antara militer
dan sipil ini terjadi, misalnya faktor kepentingan pribadi atau faktor kepentingan
instansi yang tentu saja hal ini merugikan diri si pelaku dan mencoreng citra instansi.
Dalam proses peradilan tindak pidana ini dapat menggunakan proses peradilan di
lingkup.peradilan.umum,kecuali.merujuk.pada..putusan. .menteri.. pertahanan..dan
keamanan yang mengunakan putusan menteri.hukum.dan.ham baru proses tindak
pidana ini menggunakan lingkup peradilan militer.
Permasalahan utama peradilan koneksitas ini ialah tentang kewenanangan yang
berwenang dalam mengadili dan memproses tindak pidana yang melibatkan anggota
militer dan masyarakat sipil, apakah menggunakan proses peradilan umum atau
menggunakan prsoes peradilan lingkup militer. Dalam menentukan hal ini tentu ada
solusinya, yaitu harus melihat jumlah kerugian yang disebabkan oleh kasus tersebut.
Apabila jumlah.kerugian yang timbul ini menuju ke kepentingan militer, maka harus
digunakan proses lingkup peradilan militer. Dan apabila kerugian tidak menuju ke
kepentingan militer maka dapat digunakan proses lingkup peradilan umum.
Koneksitas merupakan suatu sistem hukum untuk memproses suatu kasus yang
melibatkan dua.peradilan yaitu peradilan yang bersifat militer dan peradilan yang
bersifat umum. Khususnya kasus yang termuat dalam unsur tindak pidana parallel
yang terdapat pada peradilan militer dan peradilan umum.

1. Peradilan militer

Peradilan..militer merupakan suatu proses lingkup..peradilan yang


bertanggungjawab dibawah Mahkamah Agung, yang berfungsi untuk
menjalankanwewenang kehakiman terhadap kasus yang melibatkan militer.
Dalam Undang-undang..nomor..14..tahun 1970 tentang ketentuan pokok
kewenangan..kehakiman serta undang-undang..no..31..tahun..1997 tentang
peradilan..militer.

5
Dalam proses berlangsungnya peradilan..militer, maka pengadilanlah
yang bertugas sebagai pelaksanan kehakiman dilingkungan militer. Adapun
pengadilan yang termasuk dalam..peradilan..militer yaitu pengadilan..militer,
pengadilan..militer..tinggi, pengadilan..militer..primer,serta pengadilan..militer
pertempuran. Serta dalam penyususunan..organisasi..pengadilan-pengadilan
tersebut didasari oleh peraturan yang dibuat..pemerintah. Urutan tertinggi
kewenangan..kehakiman dalam lingkup..peradilan..militer ini ialah mahkamah
agung.

2. Peradilan umum

Peradilan..umum ialah suatu proses lingkup peradilan yang


bertanggungjawab dibawah mahkamah..agung , yang memiliki fungsi dan
wewenang menjalankan kewenangan kekuasaan kehakiman bagi masyarakat
umum. Peradilan..umum ini meliputi, pengadilan..negeri, pengadilan..tinggi,
Pengadilan..khusus. Pengadilan negeri dalam hal ini merupakan pengadilan
yang memproses dan menetapkan suatu perkara tingkat pertama yang berasal
dari seluruh kasus masyarakat sipil. Setiap kasus yang diproses dalam
pengadilan negeri di adili sekurangnya oleh 3 orang hakim dan 1 orang
panitera. Lalu apabila masalah yang ringan, semisalnya hukumannya tidak
lebih dari satu tahun maka maka akan diadli serta diputuskan oleh hakim
tunggal. Pengadilan.negeri.biasanya terletak di wilayah kabupaten atau kota,
yang bertujuan yang memproses dan memutuskan suatu perkara baik tindak
perdata ataupun pidana.

6
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
suatu tindak kejahatan atau perkara bukan hanya dilakukan masyarakat..sipil
saja, tetapi tidak menutup kemungkinan suatu kasus dilakukan bersama antara
masyarakat..sipil dengan anggota..militer. Baik itu melakukan kasus pidana yang
bersifat umum maupun kasus pidana bersifat khusus. Dalam hal ini pihak yang terkait
termasuk dalam lingkungan peradlan umum dan peradilan militer. Oleh sebab itu
maka peradilan koneksitas menjadi suatu lingkup peradilan yang memproses kasus
yang pelakunya 2 elemen yaitu sipil dan militer. Sehingga tidak terjadi tumpang tindih
kewenangan mengadili dalam proses penyelesaian perkara.
Peradilan..militer ialah suatu proses lingkup..peradilan..yang..bertanggungjawab
dibawah Mahkamah..Agung, yang berfungsi untuk melaksanakan..kewenangan
kehakiman terhadap tindak kejahatan yang berhubungan dengan militer. Peradilan
umum ialah proses lingkup..peradilan yang bertanggungjawab dibawah mahkamah
agung , yang memiliki fungsi dan wewenang menjalankan kewenangan kekuasaan
kehakiman bagi masyarakat umum. Peradilan koneksitas merupakan peradilan yang
dilakukan ketika tindak kejahatan diperbuat oleh masyarakat..sipil..bersama..anggota
militer.

4.2 Saran

Atas dasar dari hasil pengolahan data, maka penulis menyarankan untuk :
1. Melakukan kajian lebih mendalam mengenai sumber Peradilan Koneksitas
2. Melakukan peningkatan kerjasama dalam memperdalam mengenal tentang
Peradilan Koneksitas

7
DAFTAR PUSTAKA

Anwar,..Yesmil (2009), “Sistem..Peradilan..Pidana..Dan..Pelaksanaan..Dalam


Penegakan..Hukum..Di..Indonesia”,Widya..Padjajaran,..Bandung.
Basah,Sachran,(1995),”Mengenal..Peradilan..Di..Indonesia”,,..Raja..Grafindo
Persada,Jakarta.
Sastrawidjaja Sofjan (1996), ”Asas…Hukum..Pidana Sampai Dengan Alasan
Peniadaan Pidana”,Jawa Tengah: Armico.
Asikin,Zainal,(2012),”Pengantar..Ilmu..Hukum”Gramedia Pustaka, Jakarta.
Kalsen,Hans,(2011),”Teori..Umum..Tentang..Hukum..Dan..Negara”,Nusa..Media,
Bandung.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai