Penulis,
i
DAFTAR.ISI
.Halaman
ii
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Pendahuluan.
Pada kehidupan sehari-hari pasti kejahatan selalu terjadi, dan juga tidak menutup
kemungkinan kejahatan yang muncul itu dilibatkan oleh anggota militer atau bersama
dengan masyarakat sipil diluar sana. Apabila masyarakat sipil melakukan tindak
pidana maka pengadilan negeri yang harus mengadili,dan termasuk
dalampengadilan umum. Tetapi apabila anggota militer melakukan tindak pidana
maka mahkamah militer yang haru mengadili dan termasuk dalam peradilan militer.
Peradilan koneksitas merupakan peradilan yang memproses dan mengadili suatu
suatu perkara yang melibatkan oleh anggota militer praserta masyarakat sipil, baik itu
perkara umum ataupun perkara khusus contohnya kasus korupsi. Proses peradilan
koneksitas dmerupakan suatu sistem yang ditetapkan untuk mengadili pelaku
dalam hal ini yang menjadi pelakunya yaitu anggota militer bersama dengan
asyarakat sipil, dimana diantara mereka terjadi penyertaan atau bersama-sama
dalam melakukan tindak pidana tersebut.
Menurut andi hamzah proses peradilan koneksitas merupakan sistem peradilan
yang digunakan terhadap peradilan yang mana tersangka atau terdakwanya
merupakan anggota militer dan masyarakat sipil yang terjadi proses penyertaan.
Apabila terjadi tindak pidana penyertaan seperti ini yang melibatkan anggota militer
dan masyarakat sipil maka proses peradilan ini termasuk dalam lingkup peradilan
umum. Kecuali apabila dengan keputusan menteri pertahanan dan keamanan
melaksanakan persetujuan menteri hukum dan hak asasi manusia maka proses
peradilan ini termasuk dalam lingkup peradilan militer. Dalam hal ini menteri,
pimpinan, dan kriteria tindak pidana yang menentukan dalam pemilihan dan
pemakaian lingkup proses peradilan.
1
1.2 .Rumusan Masalah
Berdasarkan ulasan tersebut, berikut ini merupakan perumusan masalah yang
perlu dijawab melalui pertanyaan penelitian yaitu :
1. Apa pengertian dari Peradilan Koneksitas beserta dasar hukumnya?
2
BAB II
METODE.PENELITIAN
2.1 .Deskriptif
Melihat dari karakter dalam penulisan saat ini memiliki karakter deskriptif. Sifat
deskriptif yaitu pengarang bermaksud untuk memberi gambaran terstruktur dan tepat
dengan apa yang terjadi. Serta memiliki karakterisitik terhadap bidang yang dibahas.
Penelitian.memberikan konsep nyata tentang hal yang terjadi.
Dalam prosesnya peneliti hanya merangkum dan menjelaskan poin penting dari
penelitian. Semua kegiatan yang dilakukan objek akan dilihat dan di catat hal yang
pentingnya dan akan menyisihkan poin yang tidak terpakai.
3
BAB III
ANALISIS PEMBAHASAN
4
3.2 Analisis Pembahasan
Peradilan koneksitas merupakan suatu sistem atau proses yang digunakan
terhadap suatu tindak pidana yang mana pelaku atau tersangkanya merupakan
anggota militer yang praserta dengan masyarakat sipil. Suatu kasus yang
dilakukanpun mulai dari tindak.pidana.umum.hingga.tindak.pidana.khusus seperti
korupsi. Banyak faktor yang menyebabkan suatu tindak pidana praserta antara militer
dan sipil ini terjadi, misalnya faktor kepentingan pribadi atau faktor kepentingan
instansi yang tentu saja hal ini merugikan diri si pelaku dan mencoreng citra instansi.
Dalam proses peradilan tindak pidana ini dapat menggunakan proses peradilan di
lingkup.peradilan.umum,kecuali.merujuk.pada..putusan. .menteri.. pertahanan..dan
keamanan yang mengunakan putusan menteri.hukum.dan.ham baru proses tindak
pidana ini menggunakan lingkup peradilan militer.
Permasalahan utama peradilan koneksitas ini ialah tentang kewenanangan yang
berwenang dalam mengadili dan memproses tindak pidana yang melibatkan anggota
militer dan masyarakat sipil, apakah menggunakan proses peradilan umum atau
menggunakan prsoes peradilan lingkup militer. Dalam menentukan hal ini tentu ada
solusinya, yaitu harus melihat jumlah kerugian yang disebabkan oleh kasus tersebut.
Apabila jumlah.kerugian yang timbul ini menuju ke kepentingan militer, maka harus
digunakan proses lingkup peradilan militer. Dan apabila kerugian tidak menuju ke
kepentingan militer maka dapat digunakan proses lingkup peradilan umum.
Koneksitas merupakan suatu sistem hukum untuk memproses suatu kasus yang
melibatkan dua.peradilan yaitu peradilan yang bersifat militer dan peradilan yang
bersifat umum. Khususnya kasus yang termuat dalam unsur tindak pidana parallel
yang terdapat pada peradilan militer dan peradilan umum.
1. Peradilan militer
5
Dalam proses berlangsungnya peradilan..militer, maka pengadilanlah
yang bertugas sebagai pelaksanan kehakiman dilingkungan militer. Adapun
pengadilan yang termasuk dalam..peradilan..militer yaitu pengadilan..militer,
pengadilan..militer..tinggi, pengadilan..militer..primer,serta pengadilan..militer
pertempuran. Serta dalam penyususunan..organisasi..pengadilan-pengadilan
tersebut didasari oleh peraturan yang dibuat..pemerintah. Urutan tertinggi
kewenangan..kehakiman dalam lingkup..peradilan..militer ini ialah mahkamah
agung.
2. Peradilan umum
6
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
suatu tindak kejahatan atau perkara bukan hanya dilakukan masyarakat..sipil
saja, tetapi tidak menutup kemungkinan suatu kasus dilakukan bersama antara
masyarakat..sipil dengan anggota..militer. Baik itu melakukan kasus pidana yang
bersifat umum maupun kasus pidana bersifat khusus. Dalam hal ini pihak yang terkait
termasuk dalam lingkungan peradlan umum dan peradilan militer. Oleh sebab itu
maka peradilan koneksitas menjadi suatu lingkup peradilan yang memproses kasus
yang pelakunya 2 elemen yaitu sipil dan militer. Sehingga tidak terjadi tumpang tindih
kewenangan mengadili dalam proses penyelesaian perkara.
Peradilan..militer ialah suatu proses lingkup..peradilan..yang..bertanggungjawab
dibawah Mahkamah..Agung, yang berfungsi untuk melaksanakan..kewenangan
kehakiman terhadap tindak kejahatan yang berhubungan dengan militer. Peradilan
umum ialah proses lingkup..peradilan yang bertanggungjawab dibawah mahkamah
agung , yang memiliki fungsi dan wewenang menjalankan kewenangan kekuasaan
kehakiman bagi masyarakat umum. Peradilan koneksitas merupakan peradilan yang
dilakukan ketika tindak kejahatan diperbuat oleh masyarakat..sipil..bersama..anggota
militer.
4.2 Saran
Atas dasar dari hasil pengolahan data, maka penulis menyarankan untuk :
1. Melakukan kajian lebih mendalam mengenai sumber Peradilan Koneksitas
2. Melakukan peningkatan kerjasama dalam memperdalam mengenal tentang
Peradilan Koneksitas
7
DAFTAR PUSTAKA