Anda di halaman 1dari 4

Land Clearing dan Replanting

Land clearing atau pembukaan lahan adalah kegiatan yang dilakukan mulai
dari perencanaan tata ruang dan tata letak lahan sampai dengan pembukaan lahan
secara fisik. Pembukaan lahan mudah dilakukan jika peralatan dan sumber daya
tersedia. Hal yang perlu diperhatikan untuk perencanaan tata ruang dan tata letak
lahan perkebunan kelapa sawit ialah topografi, iklim, status tata guna lahan, tanah,
jaringan DAS (Daerah Aliran Sungai), jaringan jalan, perkampungan, dan penduduk.
Adapun pekerjaan yang dilakukan dalam operasional pembukaan lahan, yaitu :

1. Membuat batasan areal yang akan dibuka


2. Memilih lokasi pembibitan dan memulai pembibitan
3. Melakukan tender pembukaan lahan pada beberapa kontraktor
4. Membuat SPK
5. Membuat batas-batas blok pekerjaan dalam areal yang akan dikerjakan
6. Membuat jalan utama (main road) dan jalan pengepul (collection road)
7. Membuat saluran drainase
8. Membuat teras bersambung (khusus areal berbukit)
9. Memancang
10. Membuat jalur tanam dan jalur tritis
11. Menanam kacang penutup lahan (Leguminous Cover Crop)
12. Menanam kelapa sawit

Metode persiapan lahan untuk penanaman kelapa sawit di PT. Lonsum ada 3,
yaitu :

1. New Clearing, ialah pembukaan areal perkebunan kelapa sawit pada areal
yang belum ada tanaman perkebunan, contohnya kawasan hutan atau ladang.
2. Conversi, ialah pembukaan lahan atau penanaman kelapa sawit dari areal eks.
tanaman perkebunan kecuali tanaman kelapa sawit. Metode ini digunakan jika
eks. tanaman perkebunan ini sudah tidak menguntungkan bagi perusahaan
sehingga dilakukan konversi tanamanan berbeda yang menguntungkan.
3. Replanting, ialah penanaman ulang kelapa sawit pada lahan kelapa sawit yang
sudah tidak produktif.

Untuk membuka lahan baru (new clearing) hal yang pertama dilakukan ialah
survey dan pemetaan. Survey dilakukan untuk mengetahui batas lahan yang
tercantum pada HGU dan peta. Pekerjaan survey dan pemetaan dilakukan oleh
surveyor yang independent. Hal yang digunakan untuk survey ialah sungai, danau,
perkampungan, hutan yang bernilai konservasi tinggi, enclave, daerah sepadan
sungai, dan areal lindung lainnya. Titik permulaan pada suatu lahan harus permanen
yang diketahui koordinatnya dan petunjuk titik permulaan tidak boleh dengan pohon
atau dekat dengan sungai karena tidak permanen. Hal kedua yang dilakukan ialah
merancang blok (block design). Block design digunakan untuk merencanakan blok
tanam, merencanakan jalan, merencanakan drainase, perumahan, nursery /
pembibitan, arah aliran sungai, dll. Block design yang baik akan menunjang
produktifitas kerja perusahaan. Hal ketiga ialah persiapan lahan. Persiapan lahan baru
memiliki 7 tahap, yaitu :

1. Imas : pembersihan tumbuhan dan anak kayu dibawah 50 cm (lilit batang)


sebelum dilakukan penumbangan pohon yang lebih besar dan dilakukan 2
bulan sebelum penumbangan pohon besar.
2. Felling/Penumbangan pohon besar
3. Pembuatan jalan dan parit
4. Lining For Stacking
5. Pembuatan jalur stacking
6. Spraying blanket
7. Lining/holing/planting
Sedangkan untuk windrowing memiliki 10 tahap, yaitu :
1. Cencus & maping
2. Poisoning stump
3. Linning for windrowing
4. Felling / clearing (dug out)
5. Cutting frond
6. Ploughing & harrowing
7. Land Smoothing
8. Blanket spraying
9. Cover crop
10. Lining/holing/planting
Persiapan lahan juga memperhatikan kerapatan tanam pada suatu lahan atau
blok. Perencanaan kerapatan tanam atau jumlah pokok pada suatu lahan ditentukan
pada kualtias tanah pada lahan tersebut. Lahan yang memiliki kualitas tanah yang
kurang baik memiliki jumlah SPH yang lebih banyak dibanding kualitas tanah yang
baik. Hal ini dimaksud agar pada lahan yang memiliki kualitas kurang baik dapat
mengimbangi produksi tanaman pada lahan yang baik. Contohnya untuk tanah
berbukit kurang air menggunakan 143 SPH sedangkan untuk tanah subur hanya
menggunakan 135 SPH. Persiapan lahan menggunakan terasan digunakan pada lahan
curam dengan kemiringan > 150 - 450 , lahan ini menggunakan 125 SPH. Untuk
mencari SPH (Sawit per Ha) dan mencari jarak tanam menggunakan rumus :

10.000
SPH =
(Jarak Tanam × Jarak Baris)

10.000
( )
SPH
Jarak tanam=√
0,866

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penanaman kelapa sawit pada


suatu lahan, yaitu :

1. Distribusikan bibit ke point tanaman


2. Pada waktu pendistribusian bibit harus dijaga pada posisi tegak
3. Ukur ketinggian tanah pada polybag dan kedalaman lubang tanaman
4. Lubang tanam harus lebih dalam 2-3 cm dari tinggi tanah polybag.
5. Berikan CiRP 400 gr di dasar lubang dan 400 gr lagi dicampur di top soil.
6. Pada areal Ganoderma taburkan 200 g Trichoderma pada lubang tanam
sebelum penanaman
7. Potong dasar polybag dan buka sampai setengah polybag
8. Masukan bibit kedalam lubang, periksa kedalaman tanaman
9. Timbun separuh lubang dengan top soil yang dicampur pupuk lalu padatkan
tanah disekeliling bibit dengan tongkat/gejik
10. Keluarkan polybag dari lubang tanam
11. Lanjutkan penimbunan sampai penuh dan sekali lagi padatkan tanaman secara
perlahan dengan tangan
12. Rapikan tanah disekeliling pangkal tanaman, biarkan sedikit lebih rendah 1-2
cm untuk menampung air hujan
13. Buka tali pengikat tanaman
14. Assistant harus memeriksa semua baris tanaman dan memastikan bahwa
konsolidasi dikerjakan dengan baik. Jika tidak baik segera konsolidasi
kembali.

Anda mungkin juga menyukai