Anda di halaman 1dari 10

Nama : Elsa Ambarwati Lestari

NIM : 1802011028
Dosen : Dr. dr. Arifah Devi, M.Kes
Mata kuliah : Bangunan dan Manajemen Lingkungan Fisik RS

1. Jelaskan bagaimana standar tata ruang instalasi ruang rawat inap RS kelas
B berdasarkan sarana dan prasarana bangunan Ditjen BUK.
Jawaban :
a. Lingkup Sarana Pelayanan
Lingkup kegiatan di Ruang Rawat Inap rumah sakit meliputi kegiatan asuhan
dan pelayanan keperawatan, pelayanan medis, gizi, administrasi pasien,
rekam medis, pelayanan kebutuhan keluarga pasien (berdoa, menunggu
pasien, mandi, dapur kecil/pantry, konsultasi medis). Pelayanan kesehatan di
Instalasi Rawat Inap mencakup antara lain :
1).Pelayanan keperawatan.
2).Pelayanan medik (Pra dan Pasca Tindakan Medik).
3).Pelayanan penunjang medik : Konsultasi Radiologi, Pengambilan Sample
Laboratorium, Konsultasi Anestesi, Gizi (Diet dan Konsultasi), Farmasi (Depo
dan Klinik), Rehab Medik (Pelayanan Fisioterapi dan Konsultasi).

b. Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas

N Nama Fungsi Besaran Kebutuhan fasilitas


o Ruangan ruang/Luas
1 Ruang Ruang untuk pasien yang Tergantun Tempat tidur
perawata memerlukan asuhan dan g Kelas & pasien,lemari,
n pelayanan keperawatan keinginan nurse call, meja,
dan pengobatan secara desain, kursi, televisi, tirai
berkesinambungan lebih kebutuhan pemisah bila ada,
dari 24 jam ruang 1 tt (sofa untuk ruang
min. 7.2 perawatan VIP).
m2
2 Ruang Ruang utk melakukan 3~5 m2/ Meja, Kursi, lemari
Stasi perencanaan, perawat(K arsip, lemari obat,
Perawat pengorganisasian asuhan et : telepon/intercomal
dan pelayanan perhitunga at monitoring untuk
keperawatan (pre dan n 1 stasi pemantauan terus
post-confrence, perawat menerus fungsi2
pengaturan jadwal), untuk vital pasien.
dokumentasi sampai melayani
dengan evaluasi pasien. maksimum
25 tempat
tidur)
3 Ruang Ruang untuk melakukan Sesuai Meja, Kursi, lemari
Konsulta konsultasi oleh profesi kebutuhan arsip,
si kesehatan kepada pasien telepon/intercom,
dan keluarganya peralatan kantor
lainnya

4 Ruang Ruangan untuk melakukan 12-20m2 Lemari alat periksa


tindakan tindakan pada pasien baik & obat, tempat
berupa tindakan invasive tidur periksa,
ringan maupun non- tangga roolstool,
invasive wastafel, lampu
periksa, tiang infus
dan kelengkapan
lainnya
5 Ruang Ruanguntuk 3~5 m2/ Meja, Kursi, lemari
Administr menyelenggarakan petugas(mi arsip,
asi/Kanto kegiatan administrasi n.9 m2) telepon/intercom,
r khususnya pelayanan komputer, printer
pasien di Ruang Rawat dan peralatan
Inap, yaitu berupa kantor lainnya
registrasi & pendataan
pasien, penandatangan-an
inform concern, dll
6 Ruang Ruang kerja dan kamar Sesuai Tempat tidur, sofa,
Dokter jagadokter. kebutuhan lemari, meja/kursi,
Jaga wastafel.
7 Ruang Ruang tempat Meja, kursi,
pendidika melaksanakan kegiatan Sesuai perangkat audio
kebutuhan
n/diskusi pendidikan/diskusi visual, dll
8 Ruang Ruang istirahat perawat Sesuai Sofa, lemari,
perawat kebutuhan meja/kursi,
wastafel
9 Ruang Ruang tempat kepala Sesuai Lemari, meja/kursi,
kepala ruangan melakukan kebutuhan sofa, komputer,
instalasi manajemen asuhan dan printer dan
rawat pelayanan keperawatan peralatan kantor
inap diantaranya pembuatan lainnya.
program kerja dan
pembinaan
10 Ruang Ruang ganti pakaian bagi Sesuai Loker, dilengkapi
loker petugas instalasi rawat kebutuhan toilet (KM/WC)
inap
11 Ruang Tempat penyimpanan Min. 4 m2 Lemari
linen bahan-bahan linen steril/
bersih bersih
12 Ruang Ruangan untuk meletakkan Min. 4 m2 Bak penampungan
linen sementara bahan-bahan linen kotor
kotor linen kotor yang telah
digunakan.
13 Gudang Fasilitas untuk membuang 4-6 m2 Kloset leher
kotor kotoran bekas pelayanan angsa, keran air
pasien khususnya yang bersih (Sink)Ket :
berupa cairan. Spoolhoek tinggi bibir kloset +
berupa bak/ kloset yang 80-100 m dari
dilengkapi dengan leher permukaan lantai
angsa (water seal)
14 KM/WC KM/WC @ KM/WC Kloset, wastafel,
(pasien, pria/wanita bak air15.Dapur
petugas, luas 2 m2–
pengunju 3 m2
ng)
15 Gudang Ruangan tempat Sesuai Lemari
bersih penyimpanan alat-alat kebutuhan
medis dan bahan-bahan
habis pakai yang
diperlukan.
16 Janitor/ Ruang untuk menyimpan Min. 4-6 Lemari/rak
Ruang alat-alat m2
Petugas kebersihan/cleaning
Kebersih service. Pada ruang ini
an terdapat area basah
17 Dapur Sebagai tempat untuk Sesuai Kursi+meja untuk
Kecil menyiapkan makanan dan kebutuhan makan, sink, dan
(;Pantry minuman bagi petugas di perlengkapan
Ruang Rawat Inap RS. dapur lainnya.
18 High Ruangperawatan yang Min. 9m2 Tempat tidur
Care Unit diletakkan didepan atau /tt pasien, lemari,
(HCU) bersebelahan dengan nurse call
nurse station,untuk pasien
dalam kondisi stabil yang
memerlukan pelayanan
keperawatanlebih intensif
dibandingkan ruang
perawatan biasa
19 Ruang Ruang perawatan untuk Min. 12 Tempat tidur
Perawata pasien yang berpotensi m2/tt pasien, lemari,
n Isolasi menular, mengeluarkan nurse call
bau dan pasien yang
gaduh gelisah

c. Persyaratan Khusus
• Perletakan ruangannya secara keseluruhan perlu adanya hubungan
antar ruang dengan skala prioritas yang diharuskan dekat dan sangat
berhubungan/ membutuhkan.
• Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan
perancangan, sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat secara
linier/lurus (memanjang).
• Konsep Rawat Inap yang disarankan “Rawat Inap Terpadu (Integrated
Care)” untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang.
• Apabila Ruang Rawat Inap tidak berada pada lantai dasar, maka harus
ada tangga landai (;Ramp) atau Lift Khusus untuk mencapai ruangan
tersebut.
• Bangunan Ruang Rawat Inap harus terletak pada tempat yang
tenang(tidak bising), aman dan nyaman tetapi tetap memiliki
kemudahan aksesibilitas dari sarana penunjang rawat inap.
• Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan.
• Alur petugas dan pengunjung dipisah.Masing-masing ruang Rawat
Inap 4 spesialis dasar mempunyai ruang isolasi.
• Ruang Rawat Inap anak disiapkan 1 ruangan neonatus.
• Lantai harus kuat dan rata tidak berongga, bahan penutup lantai,
mudah dibersihkan, bahan tidak mudah terbakar.
• Pertemuan dinding dengan lantai disarankan berbentuk lengkung agar
memudahkan pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang
debu/kotoran.
• Plafon harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak mengumpulkan
debu.
• Tipe R. Rawat Inap adalah VVIP, VIP, Kelas I, Kelas II dan Kelas III
• Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan seperti :
- Pasien yang menderita penyakit menular.
- Pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau (seperti penyakit
tumor, ganggrein, diabetes, dsb).
- Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam ruangan)
• Stasi perawat harus terletak di pusat blok yang dilayani agar perawat
dapat mengawasi pesiennya secara efektif, maksimum melayani 25
tempat tidur

2. Gambar dan jelaskna makna dari alur sirkulasi ruang operasi rumah sakit
berdasarkan standar Ditjen BUK.
3. Jelaskan sistem HVAC yang dibenarkan bagi area nuclei steril operation
theatre.
1. Sistem ventilasi.
a. Ventilasi di ruang operasi harus pasti merupakan ventilasi tersaring dan
terkontrol. Pertukaran udara dan sirkulasi memberikan udara segar dan
mencegah pengumpulan gas-gas anestesi dalam ruangan.
b. Dua puluh lima kali pertukaran udara per jam di ruang bedah yang
disarankan.
c. Filter microbial dalam saluran udara pada ruang bedah tidak
menghilangkan limbah gas-gas anestesi. Filter penyaring udara, praktis
hanya menghilangkan partikel-partikel debu.
d. Jika udara pada ruang bedah disirkulasikan, kebutuhan sistem scavenger
untuk gas (penghisapan gas) adalah mutlak, terutama untuk menghindari
pengumpulan gas anestesi yang merupakan risiko berbahaya untuk
kesehatan anggota tim bedah.
e. Ruang bedah menggunakan aliran udara lamin air.
f. Tekanan dalam setiap ruang operasi harus lebih besar dari yang berada
di koridor-koridor, ruang sub steril dan ruang pencucian tangan (;scrub-up)
(tekanan positif).
2. Sistem pengkondisian udara.
a. Untuk mendapatkan kenyamanan kondisi udara ruang di dalam bangunan
Ruang Operasi Rumah Sakit, pengelola bangunan Ruang Operasi Rumah
Sakit harus mempertimbangkan temperatur dan kelembaban udara.
b. Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan kelembaban udara di dalam
ruangan dapat dilakukan dengan pengkondisian udara dengan
mempertimbangkan :
1) fungsi ruang, jumlah pengguna, letak, volume ruang, jenis peralatan,
dan penggunaan bahan bangunan.
2) kemudahan pemeliharaan dan perawatan
3) prinsip-prinsip penghematan energi dan kelestarian lingkungan.

c. Sistem ini mengontrol kelembaban yang dapat menyebabkan terjadinya


ledakan. Kelembaban relatip yang harus dipertahankan adalah 45%
sampai dengan 60%, dengan tekanan udara positif pada ruang operasi.
d. Uap air memberikan suatu medium yang relatip konduktif, yang
menyebabkan muatan listrik statik bisa mengalir ke tanah secapat
pembangkitannya. Loncatan bunga api dapat terjadi pada kelembaban
relatip yang rendah.
e. Temperatur ruangan dipertahankan sekitar 190C sampai 240C.
f. Sekalipun sudah dilengkapi dengan kontrol kelembaban dan temperatur,
unit pengkondisian udara bisa menjadi sumber micro-organisme yang
datang melalui filter-filternya. Filter-filter ini harus diganti pada jangka
waktu yang tertentu.
g. Saluran udara (ducting) harus dibersihkan secara teratur.
h. Ruang operasi dilengkapi dengan sistem aliran laminar ke bawah dengan
hembusan udara dari plenum ( 8 sampai 9 m2). Pada kondisi kerja
dengan lampu operasi dinyalakan dan adanya tim bedah, suplai udara
dan profil hembusan udara dipilih sedemikian rupa sehingga aliran udara
tidak lewat melalui setiap sumber kontaminasi sebelum mengalir kedalam
area bedah atau diatas meja instrumen.
i. Jika pada area penyiapan instrumen/ peralatan steril tidak dilakukan di
bawah aliran udara aliran udara ke bawah dari langit-langit, preparasi
steril dengan sistem aliran laminar kebawah harus dibuat sendiri dalam
area preparasi steril atau tempat dimana preparasi steril dilakukan (contoh
di koridor kompleks bedah).
j. Sebaiknya dipastikan bahwa tidak ada emisi debu dari bagian bawah
langit-langit pada area preparasi dan ruang operasike dalam ruangan.
Langit-langit dengan bagian bawah yang rapat sebaiknya digunakan atau
ruangan di bagian bawah langit-langit sebaiknya dapat menahan tekanan
khususnya di area preparasi dan ruang operasi.
k. Penting untuk memilih perletakan lubang ducting udara masuk dan keluar
dari sistem ventilasi guna mencegah terkontaminasinya udara buang
terisap kembali jika angin meniup dalam arah tertentu.
l.
4. Analisa terhadap kejadian kebakaran
Adalah sistem listrik yang tidak sesuai atau adanya kabel yang sudah rusak yang
terbuka pada monitor pasien sehingga menyebabkan kebakaran.
Standar agar masalah tidak berulang :
a. Perengkapan listrik harus dipasnag dengan rapid an dengan cara yang benar.
b. Diperlukan perawatan khusus untuk alat-alat monitor karena berhubungan
dengan keselamatan pasien.

5. Jelaskan bagaimana sistem ventilasi yang benar sesuai standar SNI untuk
ruang rawat inap.
Jawaban :
a. Untuk memenuhi persyaratan sistem ventilasi, bangunan Ruang rawat inap
harus mempunyai ventilasi alami dan/atau ventilasi mekanik/ buatan sesuai
dengan fungsinya.
b. Bangunan Ruangrawat inap harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi
pada pintu dan jendela dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk
kepentingan ventilasi alami.
c. Ventilasi mekanik/buatan harus disediakan jika ventilasi alami tidak dapat
memenuhi syarat.
d. Penerapan sistem ventilasi harus dilakukan dengan mempertimbangkan
prinsip-prinsip penghematan energi dalam bangunan ruang rawat inap.
e. Pada ruang perawatan pasien dan koridor di ruang rawat inap, minimal 4
(empat) kali pertukaran udara per jam, untuk ruang perawatan isolasi
infeksius, minimal 6 (enam) kali pertukaran udara per jam.
6. Konsep desain fisik terintegrasi dengan konsep PCC di rumah sakit
Jawaban :
Salah satu metode desain PCC adalah :
1. Rumah sakit memiliki ruang diskusi sehingga komunikasi dapat dilakukan
intensif dan efektif
2. Rumah sakit memiliki ruangan serah terima pasien dan melakukan identifikasi
pada saat serah terima
3. Rumah sakit memiliki ruangan isolasi yang memisahkan antara pasien
dengan rawatan yang airborne disease dan pasien rawatan tanpa isolasi.
7. Rancangan ICRA renovasi terhadap sebuah ruangan klinik penyakit dalam
di instalasi rawat jalan dengan jenis pekerjaan adalah mengganti jenis
lantai dengan vynil.
Perencanaan
1. Perencanaan
a. Tanggal :
b. Lokasi : ruang rawat jalan
c. Kegiatan : penggantian lantai vynil
2. Analisis ICRA : aktivitas kontruksi bangunan berdasarkan type c, kelompok
risiko tinggi, level ICRA :III/V
Hal yang harus dilakukan :
a. Sebelum melakukan pekerjaan renovasi :
1. Melakukan pekerjaan dengan metode menganalisis debu dari aktivitas
kontruksi
2. Petugas renovasi menggunakan APD
3. Melakukan metode yang aktif dalam mencegah adanya debu
b. Selama renovasi :
1. Petugas memakai APD
2. Dilarang melepaskan penghalang dari area kerja

8. Bagaimana analisa anda tentang desain fisik terintegrasi PCC, apakah


konsep tersebut akan memberikan pelayanan yang efektif, efisien dan
mempunyai outcome terhadap patient safety.
Jawaban :
Desain fisik merupakan sebuah perencanaan yang dilakukan dalam
pembangunan dan pengembangan sebuah rumah sakit. Desain wajib mengikuti
kaidah-kaidah dalam pelayanan yang dilakukan di dalam rumah sakit.
Patient centered care merupakan proses asuhan yang menghormati dan
responsive terhadap pilihan, kebutuhan dan nilai-nilai pribadi pasien. Serta
memastikan bahwa nilai-nilai pasien menjadi panduan bagi semua keputusan
klinis.
Konsep ini menuntut rumah sakit mengembangkan sistem manajemen yang baik
yang pada akhirnya menghasilkan asuhan klinis yang baik yang berfokus kepada
pasien, yang akhirnya menuntut rumah sakit untuk menghasilkan kualitas dan
keselamatan pasien yang tujuan utamanya adalah tercapainya kepuasan pasien
serta tercapainya asuhan pasien terbaik. Oleh karena itu, semua pendukung di
dalam rumah sakit salah satunya dari segi desain fisik harus diperhatikan karena
desain fisik rumah sakit dapat memberikan kontribusi terhadap penundaan
jangka waktu pelayanan kepada pasien, efektif dalam meningkatkan kinerja
pelayanan, meningkatkan kepuasan pasien, meningkatkan produktifitas dokter
dan dapat mencegah terjadinya kejadian-kejadian yang tidak diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai