Anda di halaman 1dari 13

Daftar Pertanyaan & Jawaban Presentasi Kelas C1 & C2:

Kelompok 1:

1. Dalam mengambil sebuah keputusan, apa yang harus dilakukan agar nilai utama dari
keputusan itu tetap bisa dipertahankan walaupun adanya intervensi dari pihak lain?

Jawaban:
 Pengambilan keputusan adalah proses untuk memilih satu jalan untuk berperilaku dari
beberapa pilihan jalan. Pengambilan keputusan dapat menentukan proses pemecahan
masalah yang sedang dihadapi. Untuk meningkatkan kemampuan pengambilan
keputusan, seseorang harus memahami dirinya sendiri, nilai-nilai yang dimilikinya,
dan kemampuan yang dimiliki. Nilai-nilai ini adalah pendapat kita tentang sesuatu
“yang benar” dan sesuatu ”yang salah”. Hal ini merupakan cerminan dari apa yang
kita anggap penting dalam kehidupan.
 Pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusan membutuhkan pemikiran
kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktek. Pengambilan keputusan
merupakan upaya pencapaian tujuan dengan menggunakan proses yang sistematis
dalam memilih alternatif. Tidak semua pengambilan keputusan dimulai dengan situasi
masalah. Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan,
yang difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. Masalah dapat
digambarkan sebagai kesenjangan diantara “apa yang ada dan apa yang seharusnya
ada”. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa
individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan dirinya
dengan adanya bimbingan dan role model di lingkungan kerjanya. Karenanya,
sebelum mengambil keputusan seorang penentu tersebut harus sudah memahami apa
yang harus dimiliki sebelum membuat keputusan tersebut.
 Dengan begitu, pembuat keputusan walau di intervensi dengan pihak lain akan tetap
mempertahankan keputusan nilai utamanya karena keputusan dari nilai utama itu pasti
yang dinamakannya nilai utama sebelumnya sudah melalui proses untuk mengambil
keputusan tersebut. Walaupun konflik dalam pengambilan keputusan ini tetap akan
ada orang yang senang, orang yang tidak senang, maupun yang dapat dikatakan netral.
2. Pada slide ke-6 tentang hierarki nilai menurut Deeken tahun 1974, seperti apa contoh dari
sifat nilai yang membahagiakan?

Jawaban:
 Contoh dari sifat nilai yang membahagiakan tentang hierarki nilai dalam pengambilan
keputusan adalah yang dimana ketika seseorang mengambil keputusan itu berdasarkan
tahapan-tahapan hierarki tersebut dan ditetapkan bukan melalui kedalaman
kenikmatan, akan tetapi melalui kedalaman kebahagiaan. Misalnya adalah, Menjadi
orang tua yang baik dan memiliki sifat dengan nilai nilai yang sesuai yaitu dengan
mendidik anak serta membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan
memberikan pendidikan agama dan pendidikan akhlak sesuai dengan ketentuan Tuhan
YME sebagai tujuan akhir hidup

3. Apakah kepentingan dan hubungan nilai dengan pelaksanaannya tehadap kegiatan


pengambilan keputusan?

Jawaban:
 Dalam kegiatan pengambilan keputusan kepentingan dan hubungan nilai adalah
sebagai dasar pengambilan keputusan karena hal” yang terdapat di dalam nilai dapat
menjadi tolak ukur yang baik dalam pengambilan keputusan, hal itulah yang
menjadikan nilai” penting dalam proses pengambilan keputusan sehingga keputusan
dapat menguntungkan untuk setiap orang.

4. Berikan contoh – contoh nilai lainnya pada pelaksanaan pemerintahan yang ada di Daerah
secara terperinci!

Jawaban:
 Jika seorang Camat mengusulkan kegiatan pengantian lantai ruang kantor dengan
jenis keramik yang lebih bagus, dari sisi masyarakat usulan ini tidak ada nilai
publiknya, tetapi jika Camat mengusulkan Pengantian Lantai Jembatan Gantung Desa
X, usulan ini lebih tinggi Nilai Publiknya, karena menyangkut dengan
kemanfaatannya bagi masyarakat jauh lebih besar dibandingkan dengan penggantian
lantai kantor camat yang sebenarnya hanya karena alasan prestise.
Kelompok 2:
5. Informasi memang mudah di dapatkan, seperti yang terjadi pada zaman ini, segala
informasi semua nya ada di sosial media, akan tetapi banyak nya informasi yang hoaks
atau dilebih-lebihkan, salah satu contoh nya informasi mengenai orang – orang
berpolitik yang ingin mencalonkan diri sebagai kepala pemerintahan atau wakil rakyat
ada yang membangga-bangga kan ada juga yang menjatuhkan. Bagaimana respon kita
untuk pengambil keputusan memilih apabila ada informasi yang saling serang antara
calon kandidat, sedangkan kita sendiri masih bingung akan fakta yang ada,sedangkan
ketika kita mencari tau tentang fakta nya didalam web/situs ini membanggakan,
sedangkan disitus/web lain merendahkan, bagaimana tanggapan saudara?

Jawaban :
Maka cara sederhana yang dapat kita lakukan pertama kali adalah menguji
keabsahan dari berita yang kita terima. Tentunya saja kita sebagai generasi milenial
sudah tau pasti cara paling mudah untuk mengetahui berita tersebut hoax atau bukan,
yang pertama bisa dilihat dari judul nya. Berita hoax cenderung menggunakan judul
provokatif sehingga bukan lah suatu hal yang sulit kita untuk mengidentifikasinya.
Kedua , bisa dilihat dari sumber informasi ataupun alamat yang menyiarkan berita
tersebut. Biasanya penyebar berita hoax merupakan media-media online yang tidak
jelas, tidak terkenal, dan berisikan berita-berita provokatif lainnya dihalamannya.
Ketiga, untuk lebih menyakinkan bisa kita mencari terlebih dahulu kevalidan dari
berita yang kita terima dengan membrowsing secara pribadi apakah isi dan data-data
yang disampaikan pada informasi yang kita terima benar adanya..
Oleh karena itu, telah dijelaskan juga oleh kelompok kami pada pemaparan
materi kami bahwasanya untuk mencapai pada tahapan pengambilan keputusan ada
tahapan-tahapan lain sebelumnya. Yaitu :
Pertama , Tahapan Input adalah Bagaimana kita mengumpulkan data-data yang ada
dilapangan.
Kedua, Tahapan proses adalah tahapan dimana kita mengobservasi dan menelaah
data-data yang telah kita kumpulkan sebelumnya.
Ketiga, Tahapan Output adalah tahapan hasil dari tahapan-tahapan sebelumnya yang
berubah menjadi Bahan informasi untuk menjadi acuan dalam Pengambilan
Keputusan.
Kelompok 3:
6. Bagaimana mengatasi pengambilan keputusan apabila dalam keputusan itu kita bisa
saja mengorbankan orang lain?

Jawaban :
 Sebelum mengambil keputusan, ada beberapa proses yang dapat dilalui untuk
menghindari kesalahan:
1) Menyelidiki situasi atau masalah secara detail.
2) Mengumpulkan berbagai macam informasi terkait dengan situasi tersebut.
3) Menciptakan beberapa alternatif keputusan yang baik untuk dijadikan opsi
untuk dipertimbangankan.
4) Mengidentifikasi resiko, kelayakan, dan implikasinya dari setiap opsi
keputusan.
5) Memilih solusi atau keputusan terbaik dari proses identifikasi yang
sebelumnya sudah dilakukan.
6) Mengevaluasi kembali atau double check keputusan sebelum
diimplementasikan.

 Setelah memilih keputusan, komunikasikanlah dengan baik ke setiap orang atau


tim yang terlibat. Selanjutnya keputusan tersebut pun dapat diimplementasikan.

7. Apakah ada contoh pengorbanan pengambilan keputusan dalam lingkup birokrasi


pemerintahan pada saat ini dan bisakah dijelaskan contohnya?
Jawaban :
 Berbicara pengorbanan dalam lingkup birokrasi pemerintahan pada saat ini adalah
dalam masa penanganan covid-19 di Indonesia sendiri pemerintah di minta untuk
responsive, namun berbagai kebijakan yang ditetapkan juga harus tetap dinamis
mengikuti perkembangan yang terjadi saat ini. Dalam contohnya pemerintah harus
menetapkan kebijakan peraturan pembelajaran secara daring selama masa
pandemic covid-19. Sebenarnya keputusan ini memiliki pertimbangan yang sulit
karena sudah diketahui bahwa pembelajaran jarak jauh atau daring pasti akan
memiliki banyak hambatan dan membutuhkan kuota internet yang lebih besar,
belum dengan terkendala jaringan yang akan membuat tenaga pendidik sedikit
harus bekerja lebih keras untuk tetap memberikan pembelajaran kepada peserta
didiknya. Namun, keputusan ini harus tetap dilaksanakan dengan tujuan mencegah
penyebaran covid-19 dan mengurangi peningkatan pasien yang tergolong positif.
8. Pengorbanan diperlukan dalam suatu pengambilan keputusan, tapi jika keputusan
diambil secara terpaksa, bukankah hasilnya tidak sesuai harapan karena ada rasa tidak
puas terhadap keputusan yang dia buat?

Jawaban :
 Dalam pengambilan keputusan pasti ada saja rentang waktu yang diberikan sangat
minim, namun dari keputusan tersebut diharapkan keputusan yang paling terbaik
untuk berbagai individu maupun kelompok masyarakat. Benar tidak semua
keputusan akan membuat semua orang puas atau senang dengan pilihan yang
diambil. Namun dalam situasi seperti ini keputusan terbaik dan memberikan dampak
terbaik banyak kalangan akan tetap ditetapkan dalam berbagai kondisi. Akan
berdampak sangat buruk apabila seorang pemimpin tidak mampu membuat
keputusan walaupun dengan rentang waktu yang sangat minim, bagaimana
masyarakat atau orang-orang dibawahnya mampu atau bisa menjalankan roda
kehidupan. Pasti akan berdampak sangat kacau.

9. Banyak sekali orang yang mengaku berkomitmen pada sebuah pilihan, tetapi ketika
pilihan itu mensyarakatkan pengorbanan, ia tidak bersedia berkorban demi komitmen
itu. Bagaimana cara agar kita dapat bersedia berkorban demi sebuah komitmen?

Jawaban :
 Hal yang dapat kita lakukan ialah dengan cara memiliki pandangan ke depan yakni
bagaimana manfaat dari pengorbanan yang kita lakukan bagi banyak orang di sekitar
kita.

10. Apakah pengorbanan dalam pengambilan keputusan tersebut dapat merugikan pihak
yang lainnya? Jika merugikan, bagaimana solusi agar pihak yang dirugikan memiliki
imbalan dari apa yng didapatkannya dari keputusan tersebut?

Jawaban :
 Pihak yang rela berkorban demi kepentingan bersama sebaiknya diberikan reward
yang setimpal dengan pengorbanannya. Karena setiap pengambilan keputusan pasti
ada saja yang harus berkorban demi tercapainya kepentingan bersama
11. Jelaskan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan agar tidak
mengorbankan hal-hal yang penting dan berharga!

Jawaban :
 Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah :
1. Saling memahami dan menghargai pendapat orang lain.
2. Saling memahami apa yang sedang dimusyawarahkan untuk diambil keputusan.
3. Kepentingan umum lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi.
4. Menerima masukan dalam bentuk kritik, usul, maupun saran.
5. Tidak memaksakan kehendak dalam mengambil keputusan.
6. Menerima bahwa keputusan yang sudah diambil adalah keputusan yang terbaik.
7. Keputusan yang sudah diambil dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

12. Berkaitan dengan pengambilan keputusan apabila dilihat dari beberapa metode
pengorbanan yang telah dijelaskan, kira-kira metode yang manakah yang paling cocok
dan paling tidak cocok untuk diterapkan dalam hal pengambilan keputusan? Jelaskan
mengapa!

Jawaban :
 Relatif. Tidak ada yang benar-benar baik, tergantung jumlah waktu yang ada dan
dapat dimanfaatkan, tingkat kepentingan putusan, dan tingkat kemampuan yang
dimiliki pemimpin kelompok.

13. Pengorbanan adalah sesuatu yang sangat sulit terutama pengorbanan terhadap
kebahagiaan diri sendiri, bagaimana cara mengatasi pengorbanan tersebut agar kita rela
atau ikhlas dalam pengambilan keputusan yang harus mengorbankan kebahagiaan diri
sendiri?

Jawaban :
 Bila kita menempatkan diri sebagai calon asn atau pelayan masyarakat, disini sudah
terlihat jelas bahwa kita juga harus siap akan setiap pengorbanan yang harus
dilakukan dalam berbagai keputusan, contohnya ketika seorang kepala dinas hendak
pergi berlibur bersama keluarganya di hari weekend, namun bisa jadi pak sekda
mengabarkan bahwa pada hari minggu akan diadakannya rapat besar. Tentu saja kita
harus berkorban untuk tidak ikut bersama keluarga dan lebih mementingkan rapat
tersebut.
14. Pada saat ini begitu banyak cara yang dilakukan manusia untuk menggapai suatu yang
akan mereka capai tetapi sering kali menghalalkan segala cara yang sering kita lihat
cara yang negatif. Bagaimana tanggapan kelompok 3 untuk meningkatkan nilai- nilai
dalam menghadapi keadaan tersebut?

Jawaban :
 Menurut kami, untuk menggapai sesuatu seharusnya menggunakan cara yang baik
dan elegan dalam pelaksanaannya. Kita tidak boleh mengorbankan orang lain demi
untuk meraih apa yang kita inginkan, karena bisa saja hal buruk yang dilakukan oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dapat melanggar Hak Asasi Manusia
dan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh agama kita masing-masing.

Kelompok 4:
15. Apakah pada pemerintahan memang negosiasi itu sangat diperlukan? Jika negosiasi itu
tidak dilakukan apa kejadian atau dampak yang akan terjadi?
16. Bagaiamana jika didalam negosiasi tidak adanya kesepakatan antar kedua belah pihak
apa yang harus dilakukan?
17. Apakah nilai dalam negosiasi sudah terlaksana dengan baik atau belum terlaksana?
Jelaskan lebih rinci mengenai hal tersebut!
18. Mengapa diadakan evaluasi ZOPA? Berikan contohnya evaluasi ZOPA Indonesia
dengan dunia Internasional!
19. Berikan contoh bentuk negoisasi dalam menentukan sebuah keputusan yang terdapat
pada ruang lingkup pemerintahan agar keputusan tersebut dapat diterima oleh orang
banyak dan tidak menimbulkan konflik serta menjadi pilihan yang terbaik untuk
kepentingan masing-masing!
20. Berikan contoh negosiasi yang dilaksanakan pemerintah dalam mencapai suatu
kesepakatan sesuai dengan materi-materi yang telah dijelaskan!
21. Dalam mencapai suatu kesepakatan perlu dilakukan negosiasi. Apa saja tips-tips yang
dapat dilakukan dalam bernegosiasi agar mencapai kesepakatan yang terbaik?
22. Apabila salah satu saja langkah-langkah pra-negosisai tersebut tidak dilakukan, apa yang
akan terjadi?
23. Dalam melakukan negosiasi pasti kita mengharapkan adanya kesepakatan yang tidak
saling merugikan. Bagaimana apabila dalam melakukan negosiasi tidak terjadinya
kesepakatan dikarenakan adanya pihak yang tidak ingin menurunkan ego? Apa yang
akan anda lakukan jika anda berada di posisi pemerintahan dan melakukan negosiasi
dengan masyarakat terkait pembangunan suatu program di daerah namun mendapat
penolakan dari masyarakat sekitar, dan setelah dilakukannya negosiasi tidak menemui
kesepakatan dengan masyarakat?
24. Jelaskan strategi-strategi yang ada dalam negoisasi yang telah dijelaskan!.Kemudian
berikan masing-masing contoh dalam pelaksanaan pemerintahan yang ada di daerah dan
juga pelaksanaan pemerintahan yang ada di pusat!
25. Apabila kedua bela pihak melakukan negosiasi tentunya kedua bela pihak harus merasa
diuntungkan dan seimbang. Salah satu kekuarangan negosiasi ialah apabila satu pihak
merasa belum diposisi yang seimbang, maka negosiasi tersebut akan dilanjutkan atau
ditunda sampai dengan kedua pihak bisa menyetujui suatu kesepakatan tentunya dengan
waktu yang tidak singkat. Berikan salah satu contoh kekurangan lain dari negosiasi dan
tolong berikan solusinya!
26. Seperti kita ketahui bahwa saat ini buruh menuntut pemerintah untuk menaikkan UMP,
padahal saat ini pemerintah telah memastikan UMP mengalami penaikkan pada tahun
2022 yang akan datang. Menurut kelompok 4 upaya apa yang seharusnya dilakukan
pemerintah agar negoisasi antara pemerintah dan buruh mencapai kesepakatan?
27. Benar dikatakan bahwa negosiasi baik dilakukan untuk menyelaraskan perbedaan
pendapat dalam proses pengambilan keputusan. Namun pertanyaannya, bagaimana pada
waktu tertentu negosiasi tidak dapat dilakukan untuk pengambilan keputusan, bagaimana
alternatif terbaik menurut kelompok saudara ketika negosiasi tersebut tidak dapat
dilakukan?
28. Apa yang harus dilakukan apabila negosiasi dalam pengambilan keputusan tidak
tercapai?
29. Negosiasi bertujuan untuk mencapai kesepakatan antar pihak. Bagaimana jika dalam
bernegosiasi tidak bisa mencapai kesepakatan yang diinginkan dan bagaimana cara
mencegahnya?
30. Salah satu tujuan dari negosiasi adalah untuk mencapai win-win solution. Lalu
bagaimana apabila dalam negosiasi ada salah satu pihak yang dirugikan dalam
kesepakatan tersebut? apakah hal tersebut juga merupakan sebuah negosiasi?
31. Apabila negosiasi tidak memiliki ujung dan keputusan,bagaimana jalan selanjutnya ?
Kelompok 5:
32. Pada slide jenis-jenis pengambilan keputusan, ada keputusan terprogram dan keputusan
tidak terprogram, menurut pendapat saudara, manakah yang lebih baik? Kapan kita
harus mengambil keputusan terprogram dan kapan kita harus mengambil keputusan
tidak terprogram?

Jawaban:
 Jelas dan pasti keputusan terprogram jauh lebih baik untuk dilaksanakan karena
berdasarkan peraturan atau prosedur yang telah ditetapkan. Selain itu keputusan
terprogram merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya,
sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami
organisasi.
 Waktu atau situasi yang tepat dalam mengambil keputusan terprogram dapat dilihat
ketika keputusan terprogram dibuat sebagai respon terhadap permasalahan yang
timbul di suatu organisasi. Sebagai contoh, keputusan membeli kembali kertas dan
perlengkapan kantor lainnya saat persediaan akan habis merupakan keputusan
terprogram.
 Sedangkan keputusan yang tidak terprogram dilakukan ketika organisasi menemui
masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak
dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat
ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan
atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit
alternatif keputusan dibandingkan dengan keputusan terprogram

33. Salah satu tipe keputusan yakni keputusan organisasi. Berikanlah salah satu contoh
kasus gaya pengambilan keputusan yang diambil menggunakan tipe keputusan
organisasi

Jawaban:
 Berikut contoh kasus gaya pengambilan keputusan yang diambil menggunakan
tipe keputusan organisasi:
1) Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam organisasi kegiatan
mahasiswa di kampus Manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan
mahasiswa dalam mencalonkan diri sebagai ketua organisasi akan
berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari mahasiswa lain khususnya
dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan kampus terkait
dengan kebijakan dan rencana program pengembangan kampus.
2) DPR yang masih ragu dalam pengambilan keputusan menaikkan tarif listrik
10%. Ini di karenakan bentroknya pemerintah dengan masyarakat.
Pemerintah yang ingin tarif di naikkan, dan masyarakatnyanya yang tidak
setuju. Mungkin bagi pemerintah memaksa ingin menaikkan tarif 10%
hanya hal biasa saja, tetapi bagi masyarakat apalagi yang tidak mampu ini
adalah hal yg berat. Akibatnya pihak DPR pun belum mengambil keputusan
apapun untuk menaikkan atau tidak

34. Tipe model pengambilan keputusan manakah yang cocok untuk keadaan birokrasi di
Indonesia? Apa alasannya?

Jawaban:
 Tipe model pengambilan keputusan yang cocok untuk keadaan birokrasi di
Indonesia adalah tipe pengambilan keputusan yang terprogram dimana keputusan
terprogram adalah merupakan “keputusan yang diambil berdasarkan kebiasaan,
peraturan, atau prosedur tertentu.Hal ini cocok untuk keadaan birokrasi indonesia
dimana saat ini bersifat terstruktur.Dengan adanya kebijakan tertulis atau tidak
tertulis yang mempermudah pengambilan keputusan dalam situasi yang berulang-
ulang dengan membatasi atau meniadakan alternatif. Hal ini juga dapat
mempercepat proses berjalan nya demokrasi

35. Jelaskan contoh pengambilan keputusan berdasarkan model-model pengambilan


keputusan rasional dan incremental!

Jawaban:
 Contoh pengambilan keputusan berdasarkan model-model pengambilan keputusan
rasional dan incremental:
 Rasional

Situasi yang cocok bagi model pengambilan keputusan rasional adalah ketika
kamu harus membuat pilihan yang rumit dan berisiko, atau saat harus
membuat keputusan bersama orang lain. Contohnya seperti :
- Pengambilan keputusan dalam menentukan kontrak kerja dengan sebuah
perusahaan
- Pengambilan keputusan dalam sektor ekonomi yang diaplikasikan ke arena
public

 Inkremental
Berawal dari kritik terhadap model rasional, model ini berusaha menutupi
kekurangan yang ada dalam model tersebut dengan jalan menghindari banyak
masalah yang ditemui dalam model rasional. Contohnya seperti :
- Pengambilan keputusan oleh pejabat pejabat seperti pengangkatan atau
penentuan kebijakan
36. Apa saja yang menjadi hambatan dan kendala yang sangat berpengaruh dalam
pengambilan keputusan? Jelaskan bagaimana cara mengatasi hal tersebut!

Jawaban:
 Hal-hal yang dapat mempengaruhi atau menghambat dalam mengambil sebuah
keputusan, antara lain:

a. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau
kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan
rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan
kesenangan.
b. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi
secara subyektif.
c. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi,
memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
d. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan.
Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui
kemampuannya dalam bertindak.
e. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu
orang ke orang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
f. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin
memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku
tertentu.
g. Posisi Kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat
dilihat, apakah ia sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu
keputusan (decision taker), ataukah staff (staffer).
h. Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya
tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan,
direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan. Sebenarnya, masalah
tidak selalu dapat dikenal dengan segera, ada yang memerlukan analisis, ada
pula yang bahkan memerlukan riset tersendiri.
37. Dalam pengambilan keputusan kebijakan terdapat keputusan dasar dan rutin. Berikan
contoh pelaksanaan di pemerintahan daerah!

Jawaban:
 Contoh pelaksanaan pengambilan keputusan kebijakan terdapat keputusan dasar
dan rutin di pemerintahan daerah:
 Seorang kepala daerah menerima permintaan anggaran belanja berupa 100
lemari arsip dari salah satu bagian OPD (masalah rutin terstruktur). Dalam hal
ini telah ada prosedur pengadaan bang dan jasa untuk memenuhi permintaan
anggaran belanja tersebut. Selain itu terdapat aturan tertentu dalam
pembelanjaan barang dan jasa bahwa anggrana yang menyentuh angka tertentu
harus menggunakan tender, namun salah satu kriterianya tidak memenuhi tetapi
diberikan kebijakan bagi pemasok lemari dengan dukungan layanan terbaik

38. Bagaimana hambatan hambatan yang dialami dalam penerapan dari jenis model
rasional dan model incremental dalam memutuskan suatu kebijakannya?

Jawaban:
 Hambatan hambatan yang dialami dalam penerapan dari jenis model rasional dan
model incremental dalam memutuskan suatu kebijakannya:

a. Model Rasional
 Model Rasional adalah “rasional” dalam pengertian bahwa model tersebut
memberikan preskripsi berbagai prosedur pengambilan keputusan yang akan
menghasilkan pilihan cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan
kebijakan. Teori-teori rasionalis berakar dalam aliran-aliran pemikiran
positifisme dan rasionalisme jaman pencerahan yang berusaha untuk
mengembangkan pengetahuan yang ilmiah untuk meningkatkan kondisi hidup
manusia.
 Dalam studi tentang pengambilan keputusan, model rasional berakar pada
usaha awal untuk membangun sebuah disilin ilmu tentang perilaku organisasi
dan administrasi public. beberapa hambatanyang tidak memungkinkan
pengambilan keputusan mencapai rasionalitas yang murni dan komprehensif
antara lain :
1. Adanya Batasan-batasan kognitif pada kemampuan pengambil keputusan
untuk mempertimbangkan seluruh opsi yang ada, sehingga mereka terpaksa
bertindak selektif dalam mempertimbangkan alternatif-alternatif tersebut.
Jika demikian, maka nampaknya mereka memilih diantara opsi yng ada
berdasarkan landasan ideologi atau politik, atau malah secara acak tanpa
merujuk dampak dan pilihan mereka terhadap efisiensi
2. Model ini mengasumsukan bahwa adalah mungkin bagi para pengambil
keputusan untuk mengetahui konsekuensi dari setiap keputusan yang
diambil, yang kenyataannya kasus seperti ini sangat jarang terjadi.
3. Setiap opsi kebijakan diikuti oleh berbagai konsekuensi, baik yang bersifat
positif maupun negative, yang menjadikan upaya komparasi berbagai
konsekuensi tersebut menjadi suit ditemukan. Karena opsi yang sama bisa
jadi efisien atau tidak efisien tergantuung dari situasinya, maka tidaklah
mungkin bagi pengambil keputusan untuk sampai pada kesimpulan mutlak
tentang alternatif mana yang lebih baik dari alternatif lain.

b. Model Inkremental
 Berbagai keraguan tentang praktikalitas bahkan kegunaan model rasional
membawa pada usaha untuk mengembangkan sebuah teori pengambilan
keputusan yang lebih dekat dalam memperkirakan perilaku actual dari para
pengambil keputusan. Situasi ini mendorong munculnya model incremental
yang memotret pengambilan keputusan kebijakan public sebagai sebuah
proses yang dikarakterisasi oleh tawar-menawar dan kompromi antara
berbagai pengambil keputusan yang memiliki kepentingannya sendiri-sendiri.
Berikut beberapa hambatan dari model incremental
1. Model ini dikritik karena kurang memperhatika orientasi tujuan,
inkrementalisme akan membuat kita melintasi berbagai persimpangan
berulang-ulang tanpa mengetahui kemana tujuan.
2. Model ini dikritik karena kecenderungan inherenya yang konservatisme,
terlalu pesimis terhadap perubahan berskala besar dan inovasi
3. Dianggap tidak demokratis, karena membatasi pengambilan keputusan
hanya pada tawar menawar sekelompok kecil orang-orang pilihan, para
pembuat kebijakan senior.
4. Tidak memperhatikan analisi dan perencanaan yang sistematik dan,
sedikit banyak, menegasi kebutuhan untuk mencari alternatif-alternatif
baru dan dianggap mendorong munculnya keputusan-keputusan
berdasarkan perhitungan jangka pendek yang dikhawatirkan akan
menimbulkan konsekuensi negative jangka Panjang. Sebagai tambahan,
model ini dikritik karena hanya memiliki kemampuan analitis yang
sempit.

Anda mungkin juga menyukai