Makalah Keperawatan Transkultural
Makalah Keperawatan Transkultural
PENDAHULUAN
1
1. 2 TUJUAN
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki
nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk
menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut Leininger
(1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan
budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and
Davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam
mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan
merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks
budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan
seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari.
Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang
adaptif (Andrewand Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang
mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien.
Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana
klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk
lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah
lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah
katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah
didaerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada
matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan
struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu,
keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di
dalam lingkungan sosial individu haru smengikuti struktur dan
aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan
simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan
individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat
hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan
latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan
memandirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang
digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/
mempertahankan budaya, mengakomodasi/ negoasiasi budaya dan
mengubah/ mengganti budaya klien (Leininger, 1991).
Klien Tn. D berusia 35 tahun, tinggal bersama istri dan kedua orang anaknya di
Tegal Jawa Tengah. Pendidikan terakhir klien adalah SMA. Klien bekerja di pabrik. Istri
klien bernama Ny. E berusia 28 tahun, pendidikan terakhir SMP. Istri klien seorang buruh
cuci. Setiap bulan penghasilan klien sekitar Rp. 800.000 dan penghasilan istrinya Rp. 15.
000 perhari. Klien dan keluarga kecilnya beragama islam. Setiap harinya klien selalu
melaksanakan sholat berjamaah bersama keluarga kecilnya. Sehari-hari klien
menggunakan bahasa Jawa dan Idonesia.
Sehari-hari klien tidak dapat lepas dari kebiasaannya untuk merokok. Baginya
merokok merupakan suatu identitas bahwa dirinya seorang laki-laki sehati. Klien telah
merokok selama 10 tahun. Kebiasaaan tersebut tidak dapat di hentikan oleh klien karena
jika tidak merokok klien merasa mulutnya pahit. Bahkan klien lebih memilih untuk
menahan lapar dari pada harus menahan untuk tidak merokok. Dan karena sibuk bekerja
klien jarang untuk berolahraga.
Dalam seminggu terakhir ini klien mengalami batuk dan sering kambuh ketika
cuaca dingin. Merasakan sakit pada bagian dada, pundak, punggung, dan lengan disertai
dengan penurunan berat badan. Klien dan istrinya menganggap bahwa itu adalah hal yang
biasa dan efek dari kelelahan karena bekerja. Untuk memperbaiki kondisinya, klien
mendapatkan wejangan dari mertuanya untuk banya memberikan buah dan sayur seperti
kembang kol, brokoli, kubis, kentang, jus apel, dan manggis. Karena menurut mereka
kepercayaan buah dan sayur berwarna hijau dapat menambah tenaga dan kesehatan,
sedangkan buah dan sayur berwarna merah dipercaya menambah tenanga dan
kesungguhan (yang di maksud kesungguhan adalah kesungguhan untuk sembuh). Namun
dalam pengelolaan buah dan sayur tersebut istri klien memotongnya terlebih dahulu baru
kemudian di cuci dan saat merebusnya tidak di tutup.
Karena di rasa kondisi klien tidak membaik makan ostrinya, membawa klien ke
RS Cepat Sembuh untuk periksa. Oleh dokter yang memeriksaklien dicurigai mengidap
kanker paru, untuk memastikan hal tersebut klien harus melakukan pemeriksaan MRI.
Setellah hasilnya keluar ternyata dugaan dokter tersebut benar. Klien menderita kanker
paru-paru dan saat ini di diagnose kanker paru stadium IIB. Dimana kanker tersebut telah
menyebar ke kelenjar getah bening, dinding dada, diafragma, lapisan yang mengeliligi
jantung.
Setelah di anamnesa oleh perawat ternyata klien mempunyai kebiasaan merokok
dan jarang berolahraga, akhirnya klien disarankan untuk melakukan kemoterapi. Namun
klien menolak untuk melakukan kemoterapi.
Karena klien dan istrinya merupakan orang Jawa asli sehingga mereka masih
kental menganut tradisi dan budaya Jawa. Klien percaya bahwa dengan melakukan
pernafasan segitiga yang berasal dari nenek moyangnya akan dapat menyembuhkan
segala macam penyakit termasuk kanker paru yang di deritanya. Dan menurut klien
dengan pernafasan segitiga ini klien tidak perlu mengeluarkan banyak biaya.
Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing Pada Gangguan Pernafasan
A. Pengkajian
1. Faktor Teknologi
a. Klien dibawa ke pelayanan kesehatan yaitu ke RS cepat sembuh, klien di
periksa oleh dokter
b. Klien pemeriksaan MRL, dan diketahui bahwa klien menderita kanker paru-
paru stasium II.B
Identitas klien
Nama : Tn. D
Umur : 35tahun
5. Faktor politik
a. Kebijakan dan peraturan pelayanan kesehatan,
yaitu: Alasan datang ke RS Cepet Sembuh
Klien mengalami batuk dan sering kambuh ketika cuaca dingin.
Merasakan sakit pada bagian dada, pundak, [unggung, dan lengan
disertai dengan penurunan berat badan.
b. Kebijakan yang di dapat di RS Cepat Sembuh
Klien melakukan pemeriksaan MRI dan disarankan untuk melakukan
kemotrapi
6. Faktor ekonomi
a. Sumber biaya pengobatan
Biaya dari penghasilan klien dan istrinya. Karena klien tidak mengikuti
asuransi kesehatan
b. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien
Biaya hidup sehari-hari dari penghasilan klien (800.000) dan istrinya
(15.000/ hari)
7. Faktor pendidikan
a. Klien merupakan lulusan SMA
B. Diagnosa
1. Data :
a. Klien mendapatkan wejangan dari mertuanya untuk banyak memberkan buah
dan sayur seperti kembang kol, brokoli, kentang, kubis, jus apel dan sirsak
b. Menurut kepercayaan di keluarga klien buah dan sayur yang berwarna hijau
dapat menambah tenaga dan kesehatan, sedangkan buah dan sayur berwarna
merah dipercaya menambah tenaga dan kesungguhan. (yang di maksud
kesungguhan adalah kesungguhan untuk sembuh)
c. Dalam pengolahan buah dan sayur tersebut istri klien memotongnya terlebih
dahulu baru kemudian dicuci dan saat merebusnya tidak di tutup.
2. Data :
a. ya merupakan orang Jawa asli sehingga mereka masih kental menganut
tradisi dan budaya Jawa
b. Klien menolak kemotrapi
c. Klien percaya bahwa dengan melakukan pernafasan segitiga yang berasal
dari nenek moyangnya akan dapat menyembuhkan segala macam penyakit
termasuk kanker paru yang dideritanya
3. Data :
a. Klien tidak dapat lepas dari kebiasaannya untuk merokok. Baginya merokok
merupakan suatu identitas bahwa dirinya seorang laki-laki sejati
b. Klien telah merokok selama 10 tahun
c. Kebiasaan tersebut tidak dapat di hentikan oleh klien karena jika tidak
merokok klien merasa mulutnya pahit
d. Klien lebih memilih untuk menahan lapar dari pada harus menahan untuk
tidak merokok
e. Karena sibuk bekerja klien jarang untuk berolahraga
Masalah :…………………………………………………………
C. Intervensi
Dx 1 : Potensial Peningkatan Pengetahuan
Intervensi :
Intervensi :
Negosiasi budaya
1. Beri penjelasan pada klien bahwa “pernafasan segitiga” saja tidak cukup untuk
menyembuhkan penyakit kanker
2. Berikan dukungan kepada klien dan keluarga untuk tetap melakukan pernafasan
segitiga selama tidak menganggu pelaksanaan kemoterapi
3. Beri fasilitas dan waktu kepada klien untuk melaksanakan budayanya yaitu
“pernafasan segitiga”
Merestruksturisasi budaya
1. Diskusikan kesenjangan budaya yang dianut klien dengan terapi kesehatan yang
harus di jalani klien
2. Jelaskan kepada klien dan keluarganya bahwa penyakit kanker merupakan
penyakit yang ganas dan perkembangannya sangat cepat seingga harus segera
mendapatkan pertolongan dengan segera.
3. Jelaskan kepada klien dan keluarga apabila klien tidak segera mengikuti
kemotrapi akan membahayakan keselamatan klien
4. Jelaskan kepada klien dan keluarga bahwa kemotrapi bertujuan untuk
menghambat dan membunuh sel-sel kanker, sehingga tidak semakin menyebar ke
orang lain
5. Berikan gambaran kepada klien tentang keberhasilan kemoterapi terhadap orang-
orang yang sebelumnya menderita penyakit kanker paru-paru dan melakukan
kemoterapi.
Dx 3 : ………………………………………………………………………………
Intervensi
Negosiasi budaya
1. Berikan motivasi kepada klien untuk berhenti merokok, Karena merokok dapat
memperparah penyakitnya
2. Berikan masukkan kepada klien jika klien merasa mulutnya pahit ketika tidak
merokok maka hal itu dapat digantikan dengan makan permen
Restrukturisasi budaya
3.1.2 Kesimpulan
Dari uraian yang telah dijabarkan pada bab terdahulu tentang penerapan asuhan
keperawatan Transkultural dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan
keperawatan yang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk
mempertahankan,
meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya
2. Pengkajian asuhan keperawatan dalam konteks budaya sangat
diperlukan untuk menjembatani perbedaan pengetahuan yang dimiliki
oleh perawat dengan klien
3. Diagnosa keperawatan transkultural yang ditegakkan dapat
mengidentifikasi tindakan yang dibutuhkan untuk mempertahankan
budaya yang sesuai dengan kesehatan, membentuk budaya baru yang
sesuai dengan kesehatan atau bahkan mengganti budaya yang tidak
sesuai dengan kesehatan dengan budaya baru.
4. Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak
dapat begitu saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami
latar belakang budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat
sesuai dengan budaya klien.
5. Evaluasi asuhan keperawatan transkultural melekat erat dengan
perencanaan dan pelaksanaan proses asuhan keperawatan transkultural.